8393 24673 3 PB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Prima Edukasia

Volume 4 – Nomor 2, Juli 2016, (209 - 221)


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI


DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS IV SD

Titi Suryansyah 1), Suwarjo 2)


1
SD Negeri Jetis. Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
2
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan Colombo No.1
Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia.
Email: 1 titipjj_16@yahoo.co.id, 2 suwarjo@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media video pembelajaran yang layak dan efektif
dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif bagi siswa kelas IV SD Gugus Pacarejo,
Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan langkah pengembangan menurut Borg
& Gall, tetapi desain pengembangan media video pembelajaran ini hanya meliputi 9 langkah, yaitu (1)
studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi
produk awal, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk hasil uji coba lapangan, (8) uji coba lapangan
operasional, dan (9) revisi produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media video pembel-
ajaran layak digunakan menurut ahli materi dan ahli media dengan kategori “baik”. Produk yang
dikembangkan juga terbukti efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa kelas IV
SD Gugus Pacarejo. Rata-rata skor motivasi dan nilai hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Kata Kunci: media video pembelajaran, motivasi belajar, hasil belajar kognitif

DEVELOPING INSTRUCTIONAL VIDEO TO ENHANCE THE MOTIVATION AND


LEARNING OUTCOMES OF 4th GRADE STUDENTS

Abstract
This research aims to produce an instructional video media that is feasible and effective for
increasing the motivation and cognitive learning outcomes of 4th grade students of SD Gugus
Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. This research is a research and development study from
Borg & Gall model, but the design of an instructional video media consists of only nine steps,
including (1) preliminary study, (2) planning, (3) preliminary product development, (4) preliminary
field testing, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8)
operational field testing, (9) final product revision.The results are as follows the developed
instructional video media is fit use according to the media expert and material expert, which is in a
good category. The developed instructional video media is effective for increasing the motivation and
learning outcome of the 4th grade students of SD Gugus Pacarejo. The average score of motivation
and the value of the cognitive learning in the experimental class which is higher than that of the
control class.
Keywords: instructional video media, learning motivation, cognitive learning outcomes

How to Cite: Suryansah, T., & Suwarjo, S. (2016). Pengembangan video pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar kognitif siswa kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasia, 4(2), 209-221.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v4i2.8393

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v4i2.8393

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 210
Titi Suryansyah, Suwarjo

mampu mengantarkan siswa meraih cita-


Pendahuluan
citanya.
Pendidikan memiliki peran penting da- Hasil belajar siswa khususnya dalam
lam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru aspek kognitif meliputi semua mata pelajaran
sebagai pelaku utama proses pendidikan men- yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD). Ilmu
jadi salah satu penentu terciptanya pendidikan Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu
yang berkualitas. Beberapa peran guru yakni mata pelajaran yang dipelajari di SD yang
sebagai pendidik, pengajar, fasilitator, dan memiliki cakupan materi sangat luas. Keluasan
inovator. Dalam menjalankan perannya, guru materi IPS tidak diimbangi oleh jumlah jam
dituntut untuk mampu memilih metode serta belajar pada tiap minggunya yaitu hanya 3 jam
merancang kegiatan pembelajaran yang meng- pelajaran. Hal tersebut menjadi tantangan bagi
aktifkan siswa, menyediakan sumber belajar setiap guru untuk mampu mengefektifkan setiap
yang variatif, dan memilih media pembelajaran pembelajarannya supaya materi dapat tersam-
yang memungkinkan siswa mudah dalam me- paikan dengan baik. Aktivitas ekonomi dan
nyerap informasi serta mampu menumbuhkan potensi alam menjadi bagian materi dalam
motivasi belajar siswa. pembelajaran IPS di SD. Kondisi wilayah di
Motivasi menjadi hal penting dalam me- Indonesia yang sangat luas berpengaruh terha-
lakukan suatu kegiatan, khususnya dalam pem- dap keberagaman potensi alam. Potensi alam
belajaran. Motivasi harus terus ditumbuhkan yang ada di setiap daerah akan berpengaruh
dalam diri siswa sebagai modal dasar untuk terhadap aktivitas ekonomi di masing-masing
mecapai tujuan belajarnya. Seorang guru harus daerah. Aktivitas ekonomi berdasarkan potensi
mau berinovasi dalam setiap pembelajaran guna alam di daerah siswa tentu sudah diketahui sis-
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Motivasi wa, namun untuk mengenalkan aktivitas eko-
akan mampu memberikan kekuatan tersendiri nomi berdasarkan potensi alam di daerah lain
bagi siswa. Motivasi belajar bisa dikatakan diperlukan gambaran yang jelas. Guru bisa
sebagai suatu proses yang memberi semangat, memanfaatkan media pembelajaran yang dapat
arah, dan kegigihan perilaku (Santrock, 2011, p. menampilkan kondisi lingkungan sehingga
510). Berdasarkan pengertian tersebut, siswa mempermudah penyampaian materi pembel-
yang memiliki motivasi berarti tidak akan ajaran. Pernyataan tersebut senada dengan yang
mudah menyerah dan akan terus berusaha disampaikan oleh Muvawala (2012, p. 42)
sampai terwujud apa yang diinginkan. Motivasi “Evidence from the study also indicates that
belajar yang sudah terpatri dalam diri siswa investing in software inputs has a higher
mampu mengarahkan siswa menjadi pribadi positive impact on learning outcomes than do
yang tangguh. Motivasi belajar menjadi salah hardware educational inputs”. Muvawala me-
satu kunci meraih keberhasilan siswa. nyatakan bahwa hasil belajar bisa ditingkatkan
Keberhasilan siswa dalam belajar bisa dengan memanfaatkan perangkat lunak dalam
diwujudkan dalam bentuk prestasi atau hasil pembelajarannya. Perangkat lunak yang dimak-
belajar yang tinggi. Hal tersebut sesuai dalam sud bisa diwujudkan dalam bentuk media
Schunk (2012, p. 80) bahwa tindakan-tindakan pembelajaran berbasis teknologi.
yang dilandasi motivasi meliputi pilihan atas Penggunaan media diharapkan dapat
tugas-tugas, upaya (fisik dan mental), kete- mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Keme-
kunan, dan prestasi. Oleh sebab itu, untuk narikan dari suatu media mampu menjadi daya
mewujudkan siswa yang berprestasi diperlukan tarik dari media itu sendiri. Pemanfaatan media
dukungan dari berbagai pihak, baik itu dalam belajar dapat membantu meningkatkan
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. konsentrasi siswa. Senada dengan hal tersebut,
Sejalan dengan itu, menurut Sonmez & Can Astuti & Mustadi (2014, p. 250) menyatakan
(2012, p. 141) menyampaikan bahwa “student bahwa media pembelajaran berupa film animasi
teaching is an integral part of teacher edu- dapat memberikan pengaruh positif terhadap
cation”. Dari pernyataan tersebut dapat diarti- kemampuan bahasa siswa. Selain itu, media da-
kan bahwa pembelajaran siswa menjadi bagian lam pembelajaran bisa membantu siswa mema-
tak terpisahkan dari pendidikan guru. Guru hami materi lebih cepat dan lebih baik, sehing-
sebagai orang tua dan teman selama di sekolah ga pengetahuan yang diperoleh akan bertahan
perlu menciptakan proses pembelajaran yang lama. Hal tersebut senada dengan pendapat dari
mampu mendukung terwujudnya siswa yang Woo (2014, p. 303) menyatakan bahwa “based
berprestasi. Hasil belajar yang baik diharapkan on the research results, when designing digital

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 211
Titi Suryansyah, Suwarjo

game based learning (a media), designers siswa serta meningkatkan pemahamannya.


should increase motivation and germane cog- Pernyataan tersebut sependapat dengan Yoon &
nitive load to enhance learning effectiveness”. Kim (2011, p. 284) “students are more likely to
Pernyataan tersebut memberikan pesan akan be motivated to learn if they expect that they
pentingnya merancang suatu bentuk media yang are going to be taught something interesting or
dapat meningkatkan motivasi dan aspek kog- important”. Pemanfaatan media pembelajaran
nitif siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang tepat mampu memberikan semangat ter-
selalu mengalami perkembangan dari waktu ke sendiri bagi siswa untuk belajar. Pemanfaatan
waktu. Ini menjadi tantangan bagi guru untuk media pembelajaran yang menarik dapat men-
selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. ciptakan pembelajaran yang menyenangkan
Seorang guru diharapkan mampu merancang sehingga tujuan pembelajaran akan mudah
media pembelajaran yang bisa memberikan dicapai. Hal tersebut senada dengan pernyataan
pengaruh positif kepada siswa. Indaryati & Jailani (2015, p.88) proses pembel-
Kemajuan teknologi dan informasi me- ajaran yang menyenangkan dapat memudahkan
mungkinkan guru memilih berbagai media yang siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya
mendukung penyampaian materi. Hal tersebut dan prestasi belajar khususnya aspek kognitif.
senada dengan yang disampaikan oleh Li & Meskipun demikian, pernyataan tersebut
Shieh (2016, p. 161) “The development of berbeda jauh dengan apa yang terjadi di Gugus
global education in past years presents plural, Pacarejo.
innovative, and open new atmosphere, mainly Berdasarkan hasil wawancara dengan gu-
because of changeable technologies and rapid ru kelas IV di Gugus Pacarejo pada bulan Juni
boom of knowledge”. Sehubungan dengan hal 2015 disimpulkan bahwa guru memerlukan
tersebut, guru dituntut untuk menguasai sebuah media pembelajaran karena media yang
teknologi guna memberikan kemudahan kepada tersedia di sekolah belum lengkap. Guru meng-
siswa dalam belajar. Guru bisa menggunakan ungkapkan bahwa masih mengalami kesulitan
jenis media audio visual yang mampu mem- dalam mengembangkan media pembelajaran
berikan kejelasan terhadap suatu materi yang padahal komputer atau laptop sudah tersedia.
dipelajari. Jenis media audio visual bisa berupa Fasilitas yang tersedia di hampir tiap sekolah,
video pembelajaran. Pengambilan objek dalam belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Lap-
video bisa disesuaikan dengan karakteristik top dan Liquid Crystal Display (LCD) masih
siswa. Banyak kelebihan pemanfaatan video jarang dimanfaatkan saat pembelajaran. Hal
dalam pembelajaran, salah satunya seperti yang tersebut patut disayangkan mengingat pemerin-
disampaikan oleh Bavarharji, Alavi, dan tah telah memberikan banyak fasilitas guna
Letchumanan (2014, p. 1) bahwa “The results meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah
showed that the effects of viewing captioned telah mengeluarkan banyak anggaran di bidang
instructional videos are greater on vocabulary pendidikan guna mewujudkannya. Selain diwu-
acquisition and language proficiency develop- judkan dalam bentuk fasilitas pembelajaran,
ment than on content comprehension”. Dari pemerintah juga memberikan pelatihan kepada
pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa para tenaga pengajar guna meningkatkan ke-
pemanfaatan video dapat meningkatkan ke- mampuan mengajarnya. Pelatihan dalam bidang
mampuan bahasa siswa. Dari penguasaan baha- teknologi juga sering diadakan dengan harapan
sa yang meningkat tentu akan mempermudah mampu memberikan pelayanan yang terbaik
siswa dalam memahami materi yang kepada anak didik.
disampaikan. Hasil analisis produk yang sudah ada
Siswa SD lebih banyak belajar melalui diketahui bahwa video pembelajaran materi
interaksi dengan lingkungan sekitar. Pemilihan aktivitas ekonomi berdasarkan potensi alam
media pembelajaran akan lebih bermakna bagi masih bersifat umum. Video yang ditampilkan
siswa jika dilengkapi dengan materi, ilustrasi, adalah aktivitas ekonomi di berbagai wilayah di
gambaran nyata yang diadopsi dari lingkungan Indonesia, padahal sesuai Standar Kompetensi
siswa. Guru bisa mengembangkan dari ling- IPS di kelas IV disesuaikan dengan wilayah sis-
kungan terdekat siswa sampai dengan lingkung- wa. Karena Gugus Pacarejo berada di wilayah
an yang jauh dari siswa. Guru juga bisa me- Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
madukan antara teknologi dengan lingkungan Yogyakarta, maka diperlukan media video yang
menjadi sebuah media video yang menarik se- menampilkan kondisi wilayah Yogyakarta.
hingga mampu meningkatkan motivasi belajar

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 212
Titi Suryansyah, Suwarjo

Berdasarkan observasi di kelas IV dapat Metode


diketahui beberapa hal sehubungan dengan ke-
Model Pengembangan
giatan pembelajaran siswa. Pada saat melaku-
kan pembelajaran IPS guru hanya mengguna- Model pengembangan diadaptasi dari
kan media pada umumnya, seperti peta, globe, model pengembangan menurut Borg & Gall
dan gambar. Gambar yang digunakan hanya (1983, p.775). Namun penelitian ini hanya
sebatas yang ada di buku teks. Gambar tersebut dilaksanakan sampai pada tahap ke sembilan,
hanya berwarna hitam putih, sehingga terlihat yaitu: (1) penelitian pendahuluan dan pengum-
kurang menarik. Padahal bisa kita ketahui bah- pulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengem-
wa di internet kita bisa dengan mudah menda- bangan draft produk, (4) uji coba awal, (5) me-
patkan gambar-gambar dengan warna yang me- revisi hasil uji coba awal, (6) uji coba lapangan,
narik yang bisa kita cetak sesuai ukuran yang (7) penyempurnaan produk hasil uji coba
kita butuhkan. Meskipun media gambar sendiri lapangan, (8) uji coba operasional, dan (9)
sebenarnya memiliki banyak kekurangan. penyempurnaan produk akhir.
Seperti yang disampaikan oleh Susilana (2008, Desain Uji Coba produk
p. 15) media gambar memiliki kelemahan,
antara lain: ukurannya terbatas sehingga kurang Uji coba produk terdiri atas tiga tahap
efektif untuk pembelajaran kelompok besar dan yaitu uji coba awal, uji coba lapangan dan uji
perbandingan yang kurang tepat dari suatu coba operasional. Sebelum uji coba, produk
objek akan menimbulkan kesalahan persepsi. perangkat pembelajaran ini divalidasi oleh ahli
Kegiatan pembelajaran yang terjadi bisa dikata- materi dan ahli media kemudian direvisi.
kan belum bisa menarik perhatian siswa yang Subyek uji coba dalam penelitian ini yaitu:
dikarenakan pemanfaatan media masih siswa kelas IV Gugus Pacarejo, Kecamatan
monoton. Semanu, Gunungkidul. Kelas IV SD Jasem
Pemilihan jenis media pembelajaran ter- sebagai kelas uji coba awal, dengan subyek se-
nyata berpengaruh terhadap motivasi belajar banyak 3 siswa, dan uji coba lapangan sebanyak
siswa. Motivasi belajar siswa masih rendah 9 siswa. kelas IV Jetis sebagai kelas eksperimen
yang terlihat saat siswa kurang antusias saat dengan jumlah siswa 21 orang dan kelas IV SD
mengikuti pembelajaran di kelas. Ketika guru Jasem sebagai kelas kontrol sebanyak 19 orang.
menjelaskan materi sekaligus menunjukkan Teknik dan Instrumen pengumpulan Data
gambar yang terdapat di buku, siswa terlihat
kurang bersemangat. Bisa dikatakan bahwa Teknik pengumpulan data yang diguna-
pembelajaran yang hanya memanfaatkan media kan dalam penelitian ini adalah observasi tidak
gambar di buku jelas belum bisa memotivasi sistematis, wawancara semi terstruktur, skala
siswa untuk belajar. Motivasi belajar yang ma- dengan jenis numerical rating scale, dan tes
sih rendah ternyata juga berpengaruh terhadap pilihan ganda. Instrumen yang digunakan pada
hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar siswa penelitian dan pengembangan ini adalah pedo-
kelas IV masih perlu ditingkatkan. Rata-rata man wawancara, skala penilaian produk, skala
nilai Ulangan Tengah Semester Genap SD di motivasi belajar, skala respon guru, skala res-
Gugus Pacarejo masih di bawah Kriteria Ketun- pon siswa, dan tes hasil belajar kognitif.
tasan Minimal (KKM) yaitu 65, 67. Kondisi Teknik Analisis Data
yang demikian tentu harus segera diatasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Analisis data terbagi menjadi dua, yaitu
perlu dikembangkan suatu media pembelajaran analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data
yang mampu memberikan gambaran dengan kualitatif diperoleh dari data hasil observasi,
jelas tentang materi yang dipelajari. Selain itu, wawancara, dan komentar serta saran dari ahli
pengembangan media video diharapkan mampu materi, media, dan guru. Data yang diperoleh
mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang dianalisis dan dideskripsikan secara kualitatif
telah tersedia. Media pembelajaran yang dikem- sehubungan dengan pengembangan media
bangkan dengan memasukkan objek nyata yang video pembelajaran.
ada di lingkungan masyarakat dalam bentuk Data kuantitatif dalam penelitian dan
video untuk menciptakan pembelajaran yang pengembangan ini berupa skor penilaian ahli,
bermakna sehingga mampu meningkatkan mo- skor motivasi belajar, dan tes hasil belajar kog-
tivasi dan hasil belajar kognitif belajar siswa. nitif. Data yang dihasilkan dari skala selanjut-

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 213
Titi Suryansyah, Suwarjo

nya dikelompokkan dengan menggunakan Berdasarkan hasil wawancara juga dike-


konversi nilai menurut Eko (2015, p.236): tahui bahwa guru belum pernah memanfaatkan
media video pembelajaran untuk menyampai-
Tabel 1. Kriteria penilaian
kan materi kegiatan ekonomi berdasarkan po-
Interval skor Nilai Kategori tensi alam pada pembelajaran IPS. Guru hanya
X >Xi + 1,8 Sbi A Sangat Baik memanfaatkan media gambar yang ada pada
Xi +0,6 x Sbi < X ≤ Xi + 1,8 B Baik buku. Berikut salah satu pernyataan guru:
Sbi
Xi – 0,6 x Sbi < X ≤ Xi + 0,6 C Cukup Baik Rd: Saya mengajarkan IPS biasanya meman-
x Sbi faatkan gambar-gambar yang ada di buku.
Xi – 1,8 Sbi < X ≤ Xi – 0,6 x D Kurang Untuk tambahan saya terkadang mencari
Sbi Baik gambar-gambar kemudian saya tunjukkan
X ≤ Xi – 1,8 x Sbi E Tidak Baik kepada siswa. Kadang juga siswa saya ajak
Keterangan: keluar kelas. Untuk video saya belum pernah
Xi: Mean/ rerata skor ideal = ½ (skor maksimum + menggunakannya.
skor minimun)
Sbi : Simpangan Baku ideal = 1/6(skor maksimum – Melalui wawancara juga terungkap bah-
skor minimum) wa jenis media di sekolah belum lengkap dan
X : Skor yang diperoleh masih kesulitan untuk mengembangkan. Beri-
Selanjutnya berdasarkan hasil belajar kut pernyataan guru:
kognitif, nilai yang diperoleh siswa dihitung Rd: Saya sebenarnya ingin menggunakan
menggunakan rumus penilaian sebagai berikut: berbagai media pembelajaran saat mengajar,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 namun media pembelajaran yang tersedia
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 = 𝑋 100% masih terbatas. Ada keinginan untuk mem-
Jumlah skor ideal
buat media tertentu, tapi kami masih
kesulitan.
Setelah nilai diperoleh, kemudian diban-
dingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal Setiap sekolah sebenarnya sudah diberi-
(KKM) yaitu 70. Siswa dikatakan tuntas jika kan fasilitas guna meningkatkan kualitas pem-
memperoleh nilai minimal 70. belajaran, namun pemanfaatannya masih belum
maksimal. Seperti yang terjadi di SD Jetis, SD
Hasil dan Pembahasan
Jasem, dan SD Dengok. Berikut pernyataan
Studi Pendahuluan salah satu guru:
Media video pembelajaran dengan materi Rd: Pemanfaatan laptop dan LCD masih jarang
kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam ini digunakan dalam pembelajaran di kelas.
dikembangkan berdasarkan kebutuhan di la- LCD biasanya hanya digunakan untuk ke-
pangan akan suatu media yang mampu mem- giatan rapat dengan wali murid dan komite
berikan daya tarik siswa untuk belajar serta atau kegiatan gugus.
memberikan kemudahan kepada siswa dalam
Hal tersebut tentu sangat disayangkan,
memahami materi. Pengumpulan informasi
mengingat fasilitas yang ada merupakan sarana
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan
bagi guru untuk mampu menciptakan kegiatan
analisis produk yang sudah ada.
yang menarik ternyata belum dimanfaatkan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dengan baik. Terkait dengan siswa di kelas IV
dilaksanakan pada bulan Juni 2015 disampaikan
disampaikan bahwa motivasi belajar masih
bahwa motivasi siswa masih perlu ditingkatkan.
perlu untuk ditingkatkan. Hasil belajar siswa
Hasil belajar kognitif siswa juga masih di
juga masih rendah. Hal tersebut menjadi tan-
bawah KKM. Hal tersebut sesuai dengan
tangan bagi guru untuk mampu menyelesaikan
pernyataan guru berikut:
permasalahan tersebut.
Rd: Motivasi belajar siswa masih rendah. Siswa Selanjutnya, hasil analisis kebutuhan me-
belum memiliki kemauan tinggi untuk bel- lalui observasi. Observasi dilakukan untuk
ajar. Padahal saya sudah berusaha mengajar memperoleh data tentang media pembelajaran
dengan seluruh kemampuan saya, tapi siswa yang digunakan guru saat pembelajaran IPS di
sendiri motivasi belajarnya masih kurang. kelas IV. Berdasarkan hasil observasi diketahui
Hasil belajar siswa juga rendah. Mayoritas bahwa saat kegiatan pembelajaran guru hanya
siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. menggunakan media pada umumnya, yaitu

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 214
Titi Suryansyah, Suwarjo

gambar, peta, dan globe. Media yang digunakan Tabel 2. Hasil Skala Motivasi Belajar
kurang bisa menarik perhatian siswa. Peman- Uji Coba Awal
faatan media yang monoton memberikan
No Siswa Skor Nilai Kriteria
pengaruh pada motivasi siswa. Siswa terlihat 1 NZA 82 B Baik
kurang semangat saat mengikuti pembelajaran. 2 FZP 89 A Sangat Baik
Berdasarkan analisis media sebelumnya, 3 DNN 89 A Sangat Baik
video pembelajaran untuk materi kegiatan Jumlah 260
ekonomi berdasarkan potensi alam untuk kelas Rata-rata 86,67
IV sudah ada. Namun, untuk video pembelajar- Nilai tertinggi 89
an yang menampilkan kondisi di wilayah Nilai terendah 82
Yogyakarta belum ada. Video yang ada banyak Tes Hasil Belajar Kognitif
menampilkan kondisi wilayah secara keselu-
ruhan se-Indonesia, padahal untuk Standar Kegiatan akhir pada pembelajaran adalah
kompetensi dan Kompetensi dasar di kelas IV evaluasi hasil siswa. Evaluasi ini bertujuan un-
masih di lingkup daerahnya yaitu Daerah tuk mengetahui kemampuan siswa berdasarkan
istimewa Yogyakarta. materi yang telah dipelajari. Subjek pada uji
Dari hasil analisis kebutuhan tersebut, coba awal ini adalah 3 siswa. Hasil tes belajar
dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan kognitif pada uji coba awal seperti pada Tabel 3
media pembelajaran yang dapat meningkatkan Tabel 3. Hasil Belajar Kognitif Siswa
motivasi dan hasil belajar kognitif. Data yang Uji Coba Awal
diperoleh dari studi pendahuluan selanjutnya
digunakan untuk merancang suatu media No Siswa Nilai Keterangan
pembelajaran yang menarik bagi siswa. 1 NZA 80 Tuntas
2 FZP 80 Tuntas
Data Hasil Penilaian Produk 3 DNN 77 Tuntas
Jumlah 237
Data hasil penilaian produk dilakukan
Rata-rata 79
oleh ahli media dan ahli materi. Jumlah skor Nilai tertinggi 80
perolehan berdasarkan ahli materi adalah 66 Nilai terendah 77
kategori baik dengan nilai B. Berdasarkan hasil
validasi produk oleh ahli media jumlah skor Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa
perolehan adalah 65 kategori baik dengan nilai dua siswa memperoleh nilai sama, yaitu 80.
B. Berdasarkan penilaian keseluruhan dari ahli Satu siswa memperoleh nilai 77. Ketiga siswa
materi dan media, maka media video pembel- sudah tuntas dalam belajar. Rata-rata ketiga
ajaran dinyatakan layak untuk digunakan. nilai siswa adalah 79.
Hasil Uji Coba Awal Skala Respon Guru
Uji coba awal dilakukan pada 3 orang Skala respon oleh guru pada uji coba
siswa kelas IV SD Jasem. Ketiga siswa dipilih awal digunakan untuk mengetahui masukan dan
secara acak dengan mempertimbangkan siswa saran dari guru tentang media video yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi digunakan. Selain itu skala respon guru juga
berdasarkan masukan dari guru kelas. Berikut digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan
hasil uji coba awal: penggunaan media video pada pembelajaran.
Berikut penilaian respon guru dalam bentuk
Skala Motivasi Belajar Tabel 4.
Berdasarkan hasil uji coba awal diketahui Tabel 4. Penilaian Respon Guru
bahwa satu siswa memiliki motivasi belajar pada Uji Coba Awal
baik dan dua siswa yang lain memiliki motivasi
sangat baik. Rata-rata motivasi belajar pada uji No Aspek Skor Nilai Kategori
coba awal adalah 86,67. Berikut hasil skala 1 Materi 35 A Sangat Baik
2 Media 8 B Baik
motivasi dalam bentuk Tabel 2.
Total Skor 43 A Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4 mengenai respon
guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan media video sudah berjalan de-
ngan sangat baik. Hal tersebut bisa dilihat pada

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 215
Titi Suryansyah, Suwarjo

rincian tiap aspek, yaitu aspek materi mem- kognitif kepada 9 siswa. Berikut hasil dari eva-
peroleh skor 35 dengan nilai A dan aspek media luasi siswa pada uji lapangan:
skor 8 dengan nilai B. Total skor dari kedua
Tabel 6. Hasil Belajar Kognitif Siswa
aspek adalah 43 dengan nilai A. Dari perolehan
Uji Coba Lapangan
skor total dapat jika dilihat pada konversi nilai
maka masuk kategori sangat baik. No Siswa Nilai Keterangan
1 RTP 63 Belum Tuntas
Skala Respon Siswa 2 IWS 73 Tuntas
Setelah mengkonversi menjadi skala 3 OS 70 Tuntas
lima, selanjutnya skor yang diperoleh tiga siswa 4 AM 93 Tuntas
5 APA 97 Tuntas
diolah untuk bisa diketahui nilai dan kriteria
6 IL 93 Tuntas
menggunakan konversi nilai di atas. Berikut 7 FK 73 Tuntas
data skala respon siswa pada uji coba awal: 8 MI 70 Tuntas
Tabel 5. Hasil Penghitungan Skala Respon 9 DML 77 Tuntas
Siswa pada Uji Coba Awal Jumlah 709
Rata-rata 78,78
No Nama Skor Nilai Kriteria Nilai tertinggi 97
1 NZA 40 A Sangat Baik Nilai terendah 63
2 FZP 37 B Baik
3 DNN 38 B Baik Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa
Jumlah 115 rata-rata nilai hasil kognitif siswa adalah 78,78.
Rata-rata 38,33 Perolehan nilai tertinggi hasil belajar kognitif
Nilai tertinggi 40 adalah 97 dan nilai terendah diperoleh dengan
Nilai terendah 37 nilai 63. Kriteria Ketuntasan Minimal yang
diharapkan adalah 70, oleh karena itu ada satu
Berdasarkan hasil respon siswa pada
siswa dengan perolehan nilai 63 yang belum
Tabel 5 bisa dilihat bahwa skor rata-rata respon
tuntas dalam kegiatan uji coba lapangan.
siswa adalah 38,33. Skor tertinggi respon siswa
adalah 40 dengan kriteria sangat baik. Skor Skala Respon Guru
terendah adalah 37 dengan kriteria baik.
Di bawah ini data respon guru saat uji
Hasil Uji Coba Lapangan lapangan yang kemudian dikonversikan ke
skala lima:
Uji coba lapangan dilaksanakan dengan
subyek 9 siswa di SD Jasem. Kesembilan siswa Tabel 7. Penilaian Skala Respon Guru
diambil secara acak dengan mempertimbangkan pada Uji Coba Lapangan
kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Data No Aspek Skor Nilai Kategori
pada uji coba lapangan meliputi skala motivasi 1 Materi 35 A Sangat baik
belajar siswa, tes hasil belajar kognitif, skala 2 Media 10 A Sangat Baik
respon guru, dan skala respon siswa. Berikut Total Skor 45 A Sangat Baik
analisis masing-masing data:
Berdasarkan Tabel 7 mengenai respon
Skala Motivasi Belajar guru terhadap keterlaksanaan pembelajaran
Skala motivasi diberikan sebelum dan menggunakan media video pada uji coba la-
setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran pangan sudah berjalan dengan sangat baik. Hal
pembelajaran. Berdasarkan hasil motivasi bel- tersebut bisa dilihat pada rincian tiap aspek,
ajar siswa pada uji lapangan diperoleh skor yaitu aspek materi memperoleh skor 35 dengan
tertinggi adalah 89 dengan kriteria sangat baik nilai A dan aspek media skor 10 dengan nilai A.
dan skor terendah 73 kriteria baik. Rata-rata Total skor dari kedua aspek adalah 45 dengan
motivasi belajar siswa pada uji coba lapangan nilai A. Dari perolehan skor total dapat jika
adalah 83. dilihat pada konversi nilai maka masuk kategori
sangat baik.
Tes Hasil Belajar Kognitif
Skala Respon Siswa
Bagian akhir dari kegiatan pembelajaran
pada uji lapangan adalah evaluasi. Evaluasi ini Skala respon siswa terdiri atas dua aspek
diberikan dengan memberikan tes hasil belajar seperti respon siswa saat uji coba awal. Skala
respon siswa diberikan kepada 9 siswa yang

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 216
Titi Suryansyah, Suwarjo

menjadi subyek dalam uji coba lapangan. Skala Berikut ini adalah rekapan hasil penilaian skala
ini diberikan untuk mengetahui respon siswa motivasi awal siswa kelas kontrol dan kelas
terhadap penggunaan media video saat kegiatan eksperimen.
pembelajaran. Data hasil respon siswa
kemudian diolah menggunakan dasar konversi Tabel 9. Hasil Penilaian Skala Motivasi Awal
penilaian skala respon siswa. Jumlah Siswa
Berdasarkan tabel tersebut bisa disimpul- Hasil
No Kategori K. K.
kan bahwa terdapat 2 siswa yang memberikan Penilaian
Kontrol Eksperimen
respon dengan nilai baik. Selain itu, ada 7 siswa 1 X > 84 Sangat 0 0
yang memberikan respon sangat baik terhadap Baik
penggunaan media video dalam kegiatan pem- 2 68 < X ≤ Baik 15 15
belajaran. Berdasarkan uji lapangan, dapat dike- 84
tahui adanya respon positif terhadap pemanfaat- 3 52 < X ≤ Cukup 4 6
68 baik
an media video dalam pembelajaran.
4 36 < X ≤ Kurang 0 0
Tabel 8. Penghitungan Skala Respon Siswa 52 Baik
pada Uji Coba Lapangan 5 X ≤ 36 Tidak 0 0
baik
No Nama Skor Nilai Kriteria Jumlah 19 21
1 RTP 40 A Sangat Baik
2 IWS 38 B Baik Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa
3 OS 39 A Sangat Baik pada kelas kontrol dari 19 siswa terdapat 4 sis-
4 AM 38 B Baik wa yang mendapatkan nilai C dengan kategori
5 APA 41 A Sangat Baik cukup baik dan 15 siswa mendapatkan nilai B
6 IL 40 A Sangat Baik dengan kategori baik. Selain itu, pada kelas
7 FK 42 A Sangat Baik eksperimen terdapat 6 siswa yang memperoleh
8 MI 40 A Sangat Baik
nilai C dengan kriteria cukup baik dan 15 siswa
9 DML 41 A Sangat Baik
memperoleh nilai B dengan kriteria baik.
Jumlah 359
Rata-rata 39,87 Secara keseluruhan bisa disimpulkan bawah
Nilai tertinggi 42 perolehan nilai belum sepenuhnya baik.
Nilai terendah 38 Selanjutnya, berikut rekapan hasil moti-
vasi belajar akhir setelah selesai mengikuti
Hasil Uji Coba Operasional pembelajaran di kelas kontrol dan kelas
Setelah produk diujicobakan awal dan eksperimen:
lapangan, sesuai dalam langkah penelitian Tabel 10. Hasil Penilaian Skala Motivasi
pengembangan menurut Borg & Gall adalah
diujicobakan operasional. Uji coba ini akan Hasil Jumlah Siswa
melibatkan dua kelas dalam dua sekolah dimana No Kategori K. K.
Penilaian
satu kelas sebagai eksperimen dan satu kelas Kontrol Eksperimen
sebagai kontrol. Sekolah yang digunakan seba- Sangat
1 X > 84 4 12
gai eksperimen adalah SD Jetis dengan 21 sis- Baik
68 < X ≤
wa. Sekolah yang digunakan sebagai kelas 2
84
Baik 14 9
kontrol adalah SD Dengok dengan 19 siswa. 52 < X ≤ Cukup
Pada tahap uji coba operasional data yang 3 1 0
68 baik
berupa motivasi belajar, hasil belajar kognitif, 36 < X ≤ Kurang
respon guru dan reson siswa akan dikumpulkan. 4 0 0
52 Baik
Berikut ini analisis dari masing-masing data: 5 X ≤ 36
Tidak
0 0
baik
Skala Motivasi Belajar Jumlah 19 21
Motivasi belajar siswa menjadi salah satu Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa
fokus penelitian ini. Penilaian skala motivasi pada kelas kontrol terdapat 4 siswa yang men-
belajar didasarkan pada meningkat atau tidak- dapatkan nilai A dengan kategori sangat baik.
nya motivasi belajar siswa setelah mengikuti Masih di kelas kontrol, terdapat 14 siswa yang
kegiatan pembelajaran menggunakan media mendapatkan nilai B dengan kategori baik dan
video pada kelas eksperimen. 1 siswa masih mendapatkan nilai C dengan
kriteria cukup baik. Pada kelas eksperimen

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 217
Titi Suryansyah, Suwarjo

terlihat bahwa 12 mendapatkan nilai A dengan Pada kelas eksperimen, guru memberikan
kategori sangat baik dan 9 siswa berada pada pembelajaran menggunakan media video yang
kategori baik dengan nilai B. Selain dalam telah dikembangkan. Setelah materi tentang
bentuk Tabel, berikut disajikan data motivasi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam
belajar siswa dalam bentuk diagram: selesai, guru memberikan posttest keada siswa
16 untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
14
12
siswa terhadap materi tersebut. Berikut rekapan
10 hasil posttest di kelas kontrol dan eksperimen:
8
6 Tabel 12. Hasil Rekapan Posttest Hasil belajar
4
2 K. Kontrol Kognitif
0
K. Eksperimen
Baik
Sangat Baik

Kuranga Baik

Tidak Baik
Cukup baik

Kategori Jumlah Siswa


No K. K.
(KKM 70)
Kontrol Eksperimen
1 Tuntas 17 21
A B C D E 2 Tidak Tuntas 2 0
Jumlah 1397 1723
Gambar 1. Hasil Motivasi Belajar pada Uji Rata-rata 73,53 82,05
Nilai Tertinggi 93 97
Coba Operasional
Nilai Terendah 67 70
Tes Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan hasil posttest di kelas kon-
Hasil belajar kognitif menjadi salah satu trol dan eksperimen diketahui mengalami pe-
fokus peningkatan sehubungan dengan pengem- ningkatan dari hasil pretest. Pada kelas kontrol
bangan media video pembelajaran. Berdasarkan nilai tertinggi yang bisa diraih siswa adalah 93.
hasil data selama uji coba operasional didapat- Nilai terendah adalah 67 dan nilai rata-rata ada-
kan data hasil belajar pretest dan posttest. Pada lah 73,53. Berdasarkan hasil yang ada diketahui
kelas kontrol dan kelas eksperimen hasil pretest masih ada 2 siswa yang belum tuntas belajarnya
semua siswa belum mencapai KKM. Hasil karena nilai masih di bawah 70. Selanjutnya,
pretest pada kelas kontrol dan eksperimen bisa untuk kelas eksperimen nilai tertinggi yang
dilihat pada Tabel 11. diperoleh siswa adalah 97 dan nilai terendah
Tabel 11. Hasil Rekapan Pretest adalah 70. Rata-rata nilai posttest adalah 82,05.
Hasil Belajar Kognitif Semua siswa pada kelas eksperimen memper-
oleh nilai di atas 70 yang berarti sudah meme-
Kategori Jumlah Siswa nuhi KKM. Berikut rekapan hasil belajar kog-
No K. K. nitif yang ditunjukkan dalam bentuk diagram:
(KKM 70)
Kontrol Eksperimen
1 Tuntas 0 0 25
2 Tidak Tuntas 19 21 20
Jumlah 887 978 15
Rata-rata 46,68 46,57 10 Tuntas
Nilai Tertinggi 63 63 5 Tidak Tuntas
Nilai Terendah 33 30 0
K. Kontrol K. Eksperimen
Nilai tertinggi siswa hanya 63, sedangkan
Jumlah Siswa
nilai terendah 33. Rata-rata perolehan nilai
hanya 46,68. Hasil yang demikian tentu masih
Gambar 2. Penilaian Hasil belajar Kognitif
jauh dari harapan. Selain itu, dari Tabel 11 pada Uji Coba Operasional
diketahui bahwa semua siswa pada kelas eks-
perimen belum ada yang memperoleh nilai di Dari rata-rata prettest siswa di dua kelas
atas KKM. Nilai tertinggi yang bisa diraih yang hampir sama, sudah bisa menjelaskan
masih sama dengan kelas kontrol, yaitu 63. bahwa kemampuan awal siswa pada dua kelas,
Nilai terendah adalah 30 dan rata-rata dalam yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah
satu kelas adalah 46,57. Rata-rata di kelas eks- hampir sama. Sedangkan, untuk hasil posttest
perimen ini masih di bawah selisih sedikit siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan rata-rata hasil belajar siswa di kelas jauh berbeda. Rata-rata nilai posttest di kelas
kontrol. eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan rata-
rata nilai posttest di kelas kontrol.

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 218
Titi Suryansyah, Suwarjo

Skala Respon Guru Tabel 14. Hasil Penghitungan Skala Respon


Siswa pada Uji Coba Operasional
Pada uji coba operasional ada dua kelas
yang dilibatkan, yaitu kelas kontrol dan kelas No Nama Skor Nilai Kriteria
eksperimen. Meskipun dua kelas yang dilibat- 1 BSN 39 A Sangat Baik
kan, namun hanya kelas eksperimen saja yang 2 RDL 38 B Baik
memanfaatkan media video yang dikembang- 3 M 43 A Sangat Baik
kan dalam kegiatan pembelajarannya. 4 PR 45 A Sangat Baik
5 BS 39 A Sangat Baik
Tabel 13. Penilaian Skala Respon Guru pada 6 ANH 40 A Sangat Baik
Uji Coba Operasional 7 PSW 42 A Sangat Baik
8 BP 40 A Sangat Baik
No Aspek Skor Nilai Kategori 9 AJS 41 A Sangat Baik
1 Materi 35 A Sangat Baik 10 DM 42 A Sangat Baik
2 Media 9 A Sangat Baik 11 IU 42 A Sangat Baik
Total Skor 44 A Sangat Baik 12 SAN 42 A Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 13 tentang respon 13 TNR 42 A Sangat Baik
14 DS 40 A Sangat Baik
guru terhadap penggunaan media video dan 15 LVK 42 A Sangat Baik
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dengan 16 IM 41 A Sangat Baik
media video dapat dibaca bahwa aspek materi 17 LAIP 37 B Baik
mendapatkan skor 35 dengan nilai A kategori 18 DPR 41 A Sangat Baik
sangat baik dan aspek media memperoleh skor 19 AR 41 A Sangat Baik
9 dengan nilai A kategori sangat baik. Total 20 ND 39 A Sangat Baik
skor pada respon guru adalah 44 dengan nilai A 21 EDA 39 A Sangat Baik
kategori sangat baik. Berdasarkan hasil respon Jumlah 376
guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru Rata-rata 41,78
memberikan respon sangat positif terhadap me- Nilai tertinggi 44
Nilai terendah 39
dia sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Berikut hasil respon guru pada uji coba opera- Berdasarkan Tabel 14 tentang respon sis-
sional dalam bentuk diagram: wa terhadap pemanfaatan media video saat
pembelajaran mendapatkan respon yang sangat
Respon Guru pada Uji Coba
baik. Nilai A dengan kriteria sangat baik diberi-
Operasional
kan oleh 19 siswa. Selain itu ada dua siswa
50 yang memberikan nilai B dengan kriteria baik.
Hasil respon siswa terhadap penggunaan media
Skor video dalam bentuk diagram dapat dilihat dalam
0 Gambar 4.
Materi Media Total Skor
Respon Siswa pada Uji Coba
Gambar 3. Hasil Respon Guru Operasional
pada Uji Coba Operasional 50
Skala Respon Siswa 40
30
Selain meminta respon terhadap guru atas
keterlaksanaan pembelajaran, respon siswa juga 20 Skor
dilakukan guna mengetahui sejauh mana tang- 10
gapan siswa terhadap pemanfaatan media video 0
BSN

TNR
M
BS

AJS
IU

LVK
PSW

LAIP

EDA
AR

dalam pembelajaran. Respon siswa terdiri atas


dua aspek, yaitu aspek materi dan media. Kedua
aspek terdiri atas beberapa indikator yang
Gambar 4. Hasil Respon Siswa pada Uji Coba
mencakup kedua aspek tersebut. Berikut hasil
Operasional
rekapan respon siswa terhadap media video
yang telah digunakan saat pembelajaran: Pembahasan
Data hasil uji kelayakan produk media
video pembelajaran diperoleh dari hasil validasi
yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 219
Titi Suryansyah, Suwarjo

Penilaian ahli dikonversikan menjadi skala lima belajar dan hasil belajar kognitif siswa yang
dan hasil skor yang diperoleh bisa ditentukan menggunakan dan tidak menggunakan media
kriteria penilaiannya menggunakan panduan video pembelajaran.
penskoran. Produk media video pembelajaran Berdasarkan hasil uji paired sample t test
dibuat sesuai dengan aspek pengembangan diperoleh bahwa ada perbedaan skor motivasi
media pembelajaran. belajar antara sebelum dan sesudah mengguna-
Terdapat dua aspek pengembangan me- kan media video pembelajaran. Hasil belajar
dia yang digunakan sebagai acuan, yaitu materi kognitif siswa juga menunjukkan hal yang
dan media. Aspek materi terdiri atas 4 indika- sama, yaitu adanya perbedaan hasil antara sebe-
tor, yaitu ketepatan materi, keluasan materi, lum dan sesudah pembelajaran menggunakan
kejelasan materi, dan kemenarikan materi yang media video. Hasil pengujian tersebut senada
disajikan. Keempat indikator pada aspek materi dengan yang disampaikan oleh Arends &
akan digunakan sebagai penyusunan instrumen Kilcher (2010, p. 225) “Instead, we will argue
penilaian ahli materi. Aspek media terdiri atas 2 that the proper use of video, television, and film
indikator, yaitu kualitas isi video dan kualitas can promote visual literacy and become impor-
teknis. Kedua indikator pada aspek media akan tant resources for helping students asquire new
digunakan sebagai penyusunan instrumen information and background knowledge on a
penilaian ahli media. wide variety of topics”. Penjelasan tersebut
Setelah media video dibuat, langkah se- dapat disimpulkan bahwa video menjadi salah
lanjutnya adalah menilaikan produk tersebut satu sumber penting dalam memberikan infor-
kepada ahli. Ahli yang dilibatkan disini meli- masi atau pengetahuan yang belum dipahami
puti ahli media dan ahli materi pembelajaran. oleh siswa. Video mampu memberikan infor-
Data hasil penilaian oleh ahli media dikonversi- masi yang dapat diamati secara langsung oleh
kan menjadi skala lima. Produk media video siswa. Hasil pengamatan siswa akan menambah
dikatakan layak digunakan jika minimal berada pengetahuannya. Informasi yang diperoleh dari
pada kategori baik. hasil pengamatan video juga semakin mem-
Berdasarkan hasil validasi produk oleh perkuat video dapat meningkatkan hasil belajar
ahli materi dapat dijelaskan bahwa pada indi- kognitif siswa.
kator ketepatan materi memperoleh skor 25 de- Video pembelajaran merupakan bentuk
ngan kategori baik, keluasan materi mendapat- media yang mampu menjembatani guru supaya
kan skor 11 kategori baik, kejelasan materi pembelajaran tidak bersifat konvensional. Ke-
memperoleh skor 18 kategori sangat baik, ke- menarikan media yang dikembangkan mem-
menarikan materi memperoleh skor 12 dengan berikan daya tarik pada siswa, karena dalam
kategori baik. Jumlah skor perolehan berdasar- video terdapat alunan musik, suara dan ilustrasi
kan ahli materi adalah 66 kategori baik dengan penjelas, serta gambar yang diambil dari kon-
nilai B. Berdasarkan ahli materi dinyatakan disi nyata yang dikemas menarik. Hal tersebut
bahwa produk yang dikembangkan layak untuk sesuai dengan pendapat Woolfolk (2009, p. 59)
digunakan. yang menyatakan bahwa pembelajaran untuk
Berdasarkan hasil validasi produk oleh anak pada tahap operasional konkret bisa
ahli media dapat dijelaskan bahwa pada indi- dilakukan dengan menggunakan alat bantu
kator kualitas isi video memperoleh skor 29 visual serta melibatkan hal-hal yang bersifat
yang mendapatkan nilai B dengan kategori konkret. Video pembelajaran yang dikembang-
baik. Indikator kualitas teknis mendapatkan kan mampu menampilkan objek-objek nyata
skor 36 dengan nilai B berada pada kategori sehingga sesuai dengan siswa kelas IV SD.
baik. Jumlah skor perolehan berdasarkan ahli Pemilihan musik juga disesuaikan dengan ka-
media adalah 65 kategori baik dengan nilai B. rakteristik siswa SD. Hal tersebut disesuaikan
Berdasarkan penilaian keseluruhan dari ahli dari saran ahli media pada penelitian pengem-
media, maka media video pembelajaran dinya- bangan oleh Fredy & Soenarto (2013, p.169)
takan layak untuk digunakan. bahwa musik pembuka pada media disesuaikan
Data keefektifan dilihat dari hasil moti- dengan karakteristik siswa SD. Berdasar pada
vasi dan hasil belajar kognitif siswa yang dibe- saran tersebut, maka media video ini menggu-
rikan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran nakan musik acara anak sebagai iringan
menggunakan media video yang dikembang- musiknya.
kan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
bahwa ada perbedaan signifikan antara motivasi

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 220
Titi Suryansyah, Suwarjo

Simpulan dan Saran effects on content comprehension


vocabulary acquisition and language
Berdasarkan penelitian yang telah dilak-
proficiency. Canadian Center of Science
sanakan, dapat disimpulkan bahwa: (1) Produk
and Education, 7, 1-16
media video pembelajaran materi kegiatan
ekonomi berdasarkan potensi alam yang dikem- Borg, W. R., & Gall, M.D. (1983). Educational
bangkan untuk meningkatkan motivasi dan research. New York: Longman Inc
hasil belajar kognitif siswa dinyatakan layak
Fredy, F., & Soenarto, S. (2013).
digunakan dalam pembelajaran menurut ahli
Pengembangan multimedia pembelajaran
media dengan nilai baik. (2) Produk media
matematika pada materi bilangan bulat
video pembelajaran materi kegiatan ekonomi
kelas IV SDN Lempuyangan 1
berdasarkan potensi alam yang dikembangkan
Yogyakarta. Jurnal Prima Edukasia,
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
1(2), 162-172. Retrieved from
kognitif siswa dinyatakan layak digunakan
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/arti
dalam pembelajaran menurut ahli materi de-
cle/view/2633/2188
ngan nilai baik. (3) Produk media video pem-
belajaran materi kegiatan ekonomi berdasarkan Indaryati, I., & Jailani, J. (2015).
potensi alam terbukti efektif untuk meningkat- Pengembangan media komik
kan motivasi belajar siswa kelas IV SD. Hal ini pembelajaran matematika meningkatkan
terbukti dari data uji coba operasional di kelas motivasi dan prestasi belajar siswa kelas
kontrol dan eksperimen setelah dilakukan uji t V. Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 84-96.
terbukti ada perbedaan signifikan dalam hal Retrieved from
motivasi belajar siswa antara kelas yang meng- http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/arti
gunakan media video dan yang tidak menggu- cle/view/4067/3521
nakan media video. (4) Produk media video Li. Y. J. & Shieh. J. C. (2015). A study on the
pembelajaran materi kegiatan ekonomi berda- effects of multiple goal orientation on
sarkan potensi alam terbukti efektif untuk learning motivation and learning
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas behaviors. Eurasia Journal of
IV SD. Hal ini terbukti dari data uji coba Mathematics, Science & Technology
operasional di kelas kontrol dan eksperimen Education, 12(1), 161-172
setelah dilakukan uji t terbukti ada perbedaan
signifikan dalam hal hasil belajar kogntifi siswa Muvawala, J. (2012). Determinants of learning
pada kelas yang menggunakan media video outcomes for primary education: A case
dengan yang tidak menggunakan media video. of Uganda. Journal Statistique Africain.
Berdasarkan simpulan mengenai pe- 15. 42-54
ngembangan media video ini, maka disarankan Santrock, J. W. (2011). Psikologi pendidikan.
kepada guru untuk menggunakan produk video Jakarta : Kencana
ini sebagai alternatif media dalam pembelajaran
khususnya untuk meningkatkan motivasi dan Schunk, D. H. (2012). Learning theories.
hasil belajar kognitif siswa. Jakarta: Pustaka Pelajar
Daftar Pustaka Sonmez, D. & Can, M. H. (2012). Videos as an
instructional tool in pre service science
Arends, R. I. & Kilcher, A. (2010). Teaching teacher education. Eurasian Journal of
for student learning. New York and Education Research, 46, 141-158
London: Routledge
Susilana, R. (2008). Media pembelajaran.
Astuti, Y., & Mustadi, A. (2014). Pengaruh Bandung: Universitas Pendidikan
penggunaan media film animasi terhadap Indonesia
keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas V SD.. Jurnal Prima Widoyoko, E. P. (2015). Evaluasi program
Edukasia, 2(2), 250-262. Retrieved from pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/arti Pelajar
cle/view/2723 Woo, C. J. (2014). Digital game based learning
Bavaharji, M., Alavi, Z. K., & Letchumanan, K. support student motivation, cognitive
(2014). Captioned instructional video: success, and performance outcomes.

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927
Jurnal Prima Edukasia, 4 (2), Juli 2016 - 221
Titi Suryansyah, Suwarjo

Educational Technology & Society, 17, Yoon, O. J. & Kim. M. (2011). The effects of
291-307 captions on deaf students content
comprehension, cognitive load, and
Woolfolk, A. (2009). Educational psychology
motivation in online learning. American
active learning edition. Boston: Pearson
Annual of The Deaf, 156(3), 283-289
Education, Inc

Copyright © 2016, Jurnal Prima Edukasia, Print ISSN: 2338-4743, Online ISSN: 2460-9927

Anda mungkin juga menyukai