ABSTRAK
Masa depan bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini.
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik
yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya
merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan
cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa. Bela negara biasanya selalu
dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk
membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Padahal berdasarkan pasal
30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia.
Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap
ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Memudarnya semangat nasionalisme, patriotisme
dan bela negara tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran bela negara,
belum optimalnya kurikulum pendidikan dan pembinaan bela negara dan belum sinergisnya
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pemilihan metode dan materi pembinaan
kesadaran bela negara di era digital. Kenyataan yang terjadi saat ini, kesadaran warga negara
khususnya generasi muda di era digital dalam hal bela negara masih perlu ditingkatkan.Kata
kunci: Bela negara, mahasiswa, peran mahasiswa, bela negara pada mahasiswa, menumbuhkan
kesadaran bela negara pada mahasiswa, era digital.
PENDAHULUAN
Bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara Indoneisa. Hal ini
dinyatakan dalam UUD 1945, pasal 27 ayat 3 tentang Warga Negara dan Penduduk bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ini
menitikberatkan pada keikutsertaan dalam menghadapi ancaman dalam segala aspek kehidupan
atau sering disebut dengan ancaman nonmiliter. Dalam pasal 30 ayat 1 tentang Pertahanan
Keamanan negara, dinyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional, pengertian bela negara adalah tekad, sikap, dan
perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Mencermati pengertian tersebut,
dapat diartikan bahwa Bela Negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap Warga Negara yang
diselenggarakan melalui usaha Pertahanan Negara untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. Bela
Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri
yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.Namun dalam kenyataaannya, keadaan
sekarang menjadi terbalik, sikap patriotisme kurang dimiliki oleh generasi muda era digital saat
ini. Semangat bela negara, sikap patriotisme dan patriotism saat ini sudah mulai memudar. Sekolah
sebagai pusat pembelajaran dan pelatihan tidak lagi menyentuh materi-materi pembelajaran yang
demikian. Masih rendahnya kesadaran bela negara, belum optimalnya kurikulum pendidikan dan
pembinaan bela negara dan belum sinergisnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
dalam pelaksanaan metode dan materi pembinaan kesadaran bela negara di era digital menjadi
pokok persoalan yang harus segera dicari solusi pemecahannya.
RUMUSAN MASALAH
Berlatar belakang dari pernyataan tersebut di atas, artikel ini akan menggali kesadaran bela
negara pada mahasiswa terhadap unsur bela negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara. Permasalahan pada artikel ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan hukum bela negara yang paling mendasar adalah UUD RI 1945 yang menyatakan
bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27)
dan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negar (pasal 30). Bela negara meliputi; menyelenggarakan ketertiban umum,
menyelenggarakan perlindungan masyarakat, menyelenggarakan keamanan masyarakat,
menyelenggarakan perlawanan rakyat semesta. Bela Negara adalah sikap dan tindakan warga
negara yang teratur menyeluruh terpadu dan berlanjut yang dilandasi:
1. Cinta Tanah Air; yaitu mencintai ruang wilayah negara baik secara geografis, maupun
tata nilai dan tata kehidupan masyarakat yang telah memberikan sumber kehidupan
dan penghidupan, sejak manusia lahir sampai pada akhir hayatnya.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; yaitu suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan
hidup bangsanya, tumbuh rasa kesatuan, persatuan Bangsa Indonesia, memiliki jiwa
besar dan patriotisme serta memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai idiologi negara dan pandangan hidup bangsa; yaitu
melaksanakan Pancasila sebagai sumber hukum sekaligus sebagai kerangka acuan
NKRI karena Pancasila telah dapat mempersatukan Rakyat Indonesia yang terdiri dari
beranekaragam agama, suku bangsa, bahasa, asal-usul keturunan.
PEMBAHASAN
Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu
negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Setiap warga negara
memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud
kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal
ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau
agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep
ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun
bangsa tersebut.
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik secara fisik
maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat
senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan
negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan
negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan
kesadaran dalam proses berkehidupan dalam negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan
rasa cinta pada tanah air. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan
keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.
Sama halnya dengan landasan hukum semua akitivitas Bangsa Indonesia, landasan
idiilnya adalah Pancasila. Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai
dengan pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional. Landasan hukum bela negara
terdapat dalam lima sila Pancasila .
a. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini bahwa
kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa adalah hak asasi
manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela negara
wajib hukumnya bagi setiap warga negara terkait dengan kemanusiaan dan keadilan.
c. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil yang sangat
mendasar karena bela negara terkait langsung hubungannya dengan rasa cinta tanah
air dan kewajiban membelanya.
d. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, menunjukkan landasan bela negara yang
menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
e. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan idiil. Di
dalam sila ini terkandung makna kerja keras, giat belajar, ikut serta dalam kegiatan
pembangunan, yang merupakan perwujudan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan Konsitusional
Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD 1945
merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di Indonesia. Dalam
tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan kewajiban bela negara bagi setiap
warga negara Indonesia.
3. Landasan Operasional
c. Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI
dan Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor VII
menjelaskan peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam
undang-undang.
Mahasiswa
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai
insan religius, dinamis, dan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab
keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individal baik sebagai hamba
Tuhan maupun sebagai warga dan bangsa. Kata “Mahasiswa” dibentuk dari dua kata dasar yaitu
“maha” dan “siswa”. Maha berarti besar atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang
belajar. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu, yaitu Lembaga Pendidikan
yang bertujjuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Dengan demikian, mahasiswa
adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan elit intelektual dengan tanggung
jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya.
Peran Mahasiswa
Adapun peranan mahasiswa dalam pembangunan bangsa yaitu:
1. Social Control
Mahasiswa dapat menjadi control bagi berjalannya pemerintahan. Baik dalam
pembuatan kebijakan peraturan yang dilakukakn oleh pemerintah. Mahasiswa juga bisa
sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Aspirasi ini bisa dilakukan oleh
mahasiswa dengan salah satunya lewat demonstrasi yang sesuai dengan peraturan dan
tidak anarkis, serta tidak merusak infrastruktur maupun sarana dan prasarana yang ada.
2. Changes
Sebagai kaum intelektual paranan mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting dalam
perubahan bangsa. Mahasiswa dapat merealisasikan teori yang dipelajarinya di kampus
terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah yang ada di masarakat dan memberikan solusi. Selain itu
mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah generasi penerus bangsa untuk meneruskan
dan menggantikan generasi sebelumnya untuk melakukan perubahan bangsa kea rah yang
lebih baik dan maju.
3. Iron Stock
Iron stock yaitu mahasiswa sebagai penerus atau asset cadangan bangsa untuk
melakukan perubahan. Selain itu mahasiswa adalah harapan bangsa untuk meneruskan
perjuangan di masa depan. Sebagai golongan muda pasti pada waktunya akan
menggantikan golongan tua, baik pada organisasi maupun pada pemerintahan. Oleh
karena iti sebagai mahasiswa sudah seharusnya mempersiapkan diri sebagai garda penerus
perubahan bangsa demi masa depan. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu
lahir dari pola pikir mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih tidak hanya
bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi di luar itu wajib memikirkan dan
mengembangkan tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan
intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia
kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus dan luar kampus
yang harmonis.
4. Agent of Change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Saat
ini bangsa Indonesia sedang mengalami kondisi terpuruk. Kesenjangan terjadi dimana-
mana. Yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus berjuang
keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari segi politik dapat dilihat dengan
sangat jelas banyak pejabat yang melakukan korupsi. Itulah mengapa mahasiswa sebagai
agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa ini.
Kegiatan bela negara bagi mahasiswa diperlukan untuk pembinaan karakter, penguatan
mental, dan mempersiapkan siswa dalam menghadapi ancaman, seperti; penyalahgunaan narkoba,
paham radikalisme, konflik antar siswa dan penyebaran penyakit menular. Selain itu, potensi
ancaman dari dalam negeri, antara lain dalam bentuk disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan
separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah
terhadap kebijakan pemerintah pusat.
Saran
Kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa Indonesia masih tergolong cukup rendah. Oleh
karena itu perlu adanya pendidikan karakter yang menjadi kunci utama untuk melahirkan generasi
muda yang memiliki kesadaran bela negara yang tinggi di era distraksi saat ini. Adapn tujuan
utama dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk dan menyempurnaan individu generasi
muda dengan melatih kemampuan diri sehingga dapat mengerti dan memahami jati diri masing-
masing. Ketika jati diri telah diperoleh maka dengan muda kesadaran bela negara dan rasa
nasionalisme akan tumbuh di dalam jiwa generasi muda.
Referensi
Rahayu, M., Farida, R., & Apriana, A. (2019). KESADARAN BELA NEGARA PADA
MAHASISWA. Jurnal PNJ, 175-180.
GuruPPKN.com. (2017, 9 Oktober). Landasan Hukum Bela Negara. Diakses pada 18 Desember
2020 melalui <https://guruppkn.com/landasan-hukum-bela-
negara#:~:text=Landasan%20konsitusional%20pelaksanaan%20bela%20negara%20adalah%20
UUD%201945%2C,kewajiban%20bela%20negara%20bagi%20setiap%20warga%20negara%20
Indonesia>