Hama adalah binatang yang menggagu tanaman budidaya. Sehingga menyebabkan kerugian dalam segi kualitas serta kuantitas yang akan berdampak pada penurunan produksi,sehingga menyebabkan kerugian ekonomi. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Flint & Van De Bosch,1981. Dalam Purnomo,2010. Certain populations of organisms may increase in numbers and threaten the profitable production of a given crop. Populations of organisms whose densities reach levels that begin to compete with the desired production of food and fiber are referred to as pests. (Roll,2005). Populasi tertentu suatu organisme dapat meningkatkan dalam jumlah dan mengancam produksi menguntungkan dari tanaman yang diberikan. Populasi organisme yang kepadatan mencapai tingkat yang mulai bersaing dengan produksi yang diinginkan makanan dan serat yang disebut sebagai hama.
2.2. ORDO YANG BERPOTENSI SEBAGAI HAMA
Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu : 2.2.1. Ordo Orthoptera Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006). Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit (Hansamunahito, 2006). 2.2.2. Ordo Hemiptera Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008). Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita, 2008). 2.2.3. Ordo Homoptera Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006). Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan untuk terbang,(Hansamunahito, 2006). 2.2.4. Ordo Coleoptera Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa menjadiimago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006). Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr) (Hansamunahito, 2006). 2.2.5. Ordo Lepidoptera Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru- puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal. Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya. Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama 29 hari(Harianto, 2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009). 2.2.6. Ordo Diptera Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia:telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009). Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp) lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca domestica Linn.) (Retno, 2009). 2.3. DEFINISI GEJALA DAN TANDA HAMA 2.3.1. Gejala hama Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas dari patogen atau faktor yang lain. (Sastrohidayat, 2011). Gejala adalah kehilangan yang rasakan oleh tanaman akibat serangan hama antara lain dalam bentuk penurunan kualitas dan kuantitas produksi. 2.3.2. Tanda hama Tanda merupakan jejak yang telah ditinggalkan oleh hama atau binatang penganggu. Tanda tersebut hanya dapat ditemukan pada organ tertentu. Misalnya,jejak lendir siput pada daun,telur binatang penganggu atau hama yang ditaruh dibawah daun, bekas gigitan ulat, dan lain sebagainya. Pengertian diatas sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sastrohidayat, 2011. Yang berpendapat bahwa tanda adalah bekas atau jejak yang menandai suatu kejadian, atau keadaan, yang dapat terjadi di pertanian
2.4. DEFINISI RESISTENSI DAN RESURGENSI
2.4.1. Resitensi Resistensi adalah menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit dan /atau gulma terhadap Pestisida tertentu (Kebal) (Hamdayu,2012). Resistensi Hama merupakan suatu fenomena perubahan populasi hama yang didominasi oleh individu-individu peka menjadi suatu populasi yang didominasi oleh individu-individu resisten terhadap Pestisida tertentu. Perubahan ini menyebabkan Pestisida yang awalnya efektif untuk mengendalikan hama menjadi tidak efektif lagi. 2.4.2. Resurgensi Resurgensi adalah peningkatan populasi organisme sasaran setelah perlakuan dengan Pestisida (Hamdayu,2012). Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks, banyak musuh alami yang mati, terjadinya reseitensi dan resurgensi hama serta munculnya hama sekunderResistensi terjadi kalau digunakan jenis pestisida yang sama (bahan aktif sama atau kelompok senyawa yang sama) terus menerus dalam jangka waktu lama setrta dosis yang digunakan tidak tepat (sub lethal). Munculnya hama sekunder pada ekosistem pertanian karena insektisida yang semula ditujukan untuk mengendalikan hama utama ikut pula membunuh musuh alami hama utama maupun hama sekunder, dalam kondisi demikian komposisi hama pada beberapa generasi berikutnya akan berubah.