Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI HAMA


Hama adalah binatang yang menggagu tanaman budidaya. Sehingga
menyebabkan kerugian dalam segi kualitas serta kuantitas yang akan
berdampak pada penurunan produksi,sehingga menyebabkan kerugian
ekonomi. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Flint
& Van De Bosch,1981. Dalam Purnomo,2010.
Certain populations of organisms may increase in numbers and threaten
the profitable production of a given crop. Populations of organisms whose
densities reach levels that begin to compete with the desired production of
food and fiber are referred to as pests. (Roll,2005). Populasi tertentu suatu
organisme dapat meningkatkan dalam jumlah dan mengancam produksi
menguntungkan dari tanaman yang diberikan. Populasi organisme yang
kepadatan mencapai tingkat yang mulai bersaing dengan produksi yang
diinginkan makanan dan serat yang disebut sebagai hama.

2.2. ORDO YANG BERPOTENSI SEBAGAI HAMA


Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki
enam ordo yaitu :
2.2.1. Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera
mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga
muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam
fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah
fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik,
termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang
sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina.Sayap
belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai penggerak pada
waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih
kuat dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai
belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau
mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek
dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit
(Hansamunahito, 2006).
2.2.2. Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah)
dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera
berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga
dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras
seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap
depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan,
sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun
sedang tidak terbang. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis
sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang
tebal dan sepasang lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai
adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.Tipe mulut menusuk dan
mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini
adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.), Kepik hijau (Nezara
viridula L) (Nonadita, 2008).
2.2.3. Ordo Homoptera
Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera
mengalami tahapan perkembangan yaitu telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu
serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit,
imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua
organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta
sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut
mengisap,mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan belakang
sama, bentuk transparan yang digunakan untuk terbang,(Hansamunahito,
2006).
2.2.4. Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur menjadi
larva menjadi pupa dan pupa menjadiimago.Larva adalah hewan muda
yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa adalah
kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan,
pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago
adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap,
sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan
elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut pengunyah dan
termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan
membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan
ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan, Beberapa contoh
anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L),Kumbang
janur kelapa (Brontispa longissima Gestr) (Hansamunahito, 2006).
2.2.5. Ordo Lepidoptera
Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur
puru buah berukuran 0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan
induknya malam hari pada kuncup bunga dan pada kulit buah muda.
Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda dengan
kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap
tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa
berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit bunga
atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa
kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-
puru di bagian tanaman tempat pupa tinggal.
Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan Jawa.
Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan
meletakkan telur secara berserakan di bagian kulit buah muda pada
malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian dan ulat yang terbentuk
menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya.
Kepompong berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus
hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa berlangsung selama
29 hari(Harianto, 2009).Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva
memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe
mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik,adapun
habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain,
Penggerek  batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah
(Attacus atlas L), Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera
litura) (Harianto, 2009).
2.2.6. Ordo Diptera
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya
melalui stadia:telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah
itu menjadi dewasa. Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah
atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai
hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap
darah, predator dan parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya
antena dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya,
tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk
pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva tidak
berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,bebrapa
contoh serangga diptera yaitu  lalat buah (Dacus sp) lalat predator pada
Aphis (Asarcina aegrota F)   lalat rumah  (Musca domestica Linn.)
(Retno, 2009).
2.3. DEFINISI GEJALA DAN TANDA HAMA
2.3.1. Gejala hama
Gejala adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan
terhadap akitivitas dari patogen atau faktor yang lain. (Sastrohidayat,
2011). Gejala adalah kehilangan yang rasakan oleh tanaman akibat
serangan hama antara lain dalam bentuk penurunan kualitas dan kuantitas
produksi.
2.3.2. Tanda hama
Tanda merupakan jejak yang telah ditinggalkan oleh hama atau
binatang penganggu. Tanda tersebut hanya dapat ditemukan pada organ
tertentu. Misalnya,jejak lendir siput pada daun,telur binatang penganggu
atau hama yang ditaruh dibawah daun, bekas gigitan ulat, dan lain
sebagainya. Pengertian diatas sama dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Sastrohidayat, 2011. Yang berpendapat bahwa tanda adalah bekas
atau jejak yang menandai suatu kejadian, atau keadaan, yang dapat
terjadi di pertanian

2.4. DEFINISI RESISTENSI DAN RESURGENSI


2.4.1. Resitensi
Resistensi adalah menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit
dan /atau gulma terhadap Pestisida tertentu (Kebal) (Hamdayu,2012).
Resistensi Hama merupakan suatu fenomena perubahan populasi hama
yang didominasi oleh individu-individu peka menjadi suatu populasi
yang didominasi oleh individu-individu resisten terhadap Pestisida
tertentu. Perubahan ini menyebabkan Pestisida yang awalnya efektif
untuk mengendalikan hama menjadi tidak efektif lagi.
2.4.2. Resurgensi 
Resurgensi adalah peningkatan populasi organisme sasaran setelah
perlakuan dengan Pestisida (Hamdayu,2012). Penggunaan pestisida yang
tidak bijaksana akan menimbulkan permasalahan yang semakin
kompleks, banyak musuh alami yang mati, terjadinya reseitensi dan
resurgensi hama serta munculnya hama sekunderResistensi terjadi kalau
digunakan jenis pestisida yang sama (bahan aktif sama atau kelompok
senyawa yang sama) terus menerus dalam jangka waktu lama setrta dosis
yang digunakan tidak tepat (sub lethal). Munculnya hama sekunder pada
ekosistem pertanian karena insektisida yang semula ditujukan untuk
mengendalikan hama utama ikut pula membunuh musuh alami hama
utama maupun hama sekunder, dalam kondisi demikian komposisi hama
pada beberapa generasi berikutnya akan berubah.

Anda mungkin juga menyukai