Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMASARAN HASIL TERNAK


(PERILAKU KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA
MEDAN)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata


Kuliah Pemasaran Hasil Ternak pada Jurusan Ilmu
Peternakan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:

FATHUL RAHMAN AZIS


60700115055

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan akan pangan tidak hanya
dalam hal kebutuhan pangan pokok saja seperti beras, jagung, dan umbi-umbian,
tetapi juga memerlukan pemenuhan akan gizi khususnya yang mengandung protein
tinggi baik dari nabati maupun hewani, yang salah satunya berasal dari daging sapi.
Ekspor daging sapi dari Indonesia sangat kecil dan dapat diabaikan, dan
ekspor ternak sapi bahkan tidak ada. Perkembangan volume impor dan ekspor daging
sapi oleh Indonesia selama 2008-2012. Volume impor terus meningkat selama 2008-
2010, yaitu dari 2.744 ton pada tahun 2008 menjadi 4.332 ton pada tahun 2010, tetapi
kemudian turun pada tahun 2011 menajdi 3.598 ton, karena pasokan daging sapi di
dalam negeri sudah berlebihan sebagai akibat impor sapi bakalan yang terlalu banyak.
Pada tahun 2012, volume impor daging sapi melonjak tajam mencapai 39.419 ton
karena terjadi kekurangan pasokan daging sapi di dalam negeri sebagai akibat
penurunan drastis volume impor sapi bakalan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik responden pembeli daging sapi di daerah penelitian ?
dan Bagaimana sikap konsumen terhadap daging sapi di daerah penelitian ?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik responden
pembeli daging sapi di daerah penelitian dan untuk menganalisis sikap konsumen
terhadap daging sapi di daerah penelitian.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) mendefenisikan sikap sebagai kegiatan
konsumen dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Model
pengambilan keputusan konsumen akan diawali dengan munculnya kebutuhan
konsumen terhadap produk yang ingin dibelinya, selanjutnya setelah konsumen
mengenali keinginannya sebagai bagian dari pemecahan masalah konsumen maka
konsumen akan melakukan pencarian informasi atau mengumpulkan sebanyak-
banyaknya informasi sebagai bagian untuk memenuhi pengetahuannya tentang
produk yang diinginkannya (Mowen dan Minor 1998).
Menurut Kotler (2008) Pemasaran (Marketing) adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan singkat
dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.
B. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan
keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (Engel et.al,
1994):
 Faktor perbedaan individu terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
 Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,
keluarga dan situasi.
 Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan
sikap/perilaku.
BAB III
METODE PENELITAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian


Daerah penelitian ditentukan secara purposive dilakukan di Kota Medan, yaitu di
Hypermart Sun Plaza dan Brastagi Supermarket.
Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
yaitu konsumen yang membeli daging sapi di lokasi penelitian.Jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 40 responden.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
Metode Analisis Data
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif
dan Analisis Sikap Multiatribut Fishbein.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Daging Sapi


Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki dan
perempuan. Dengan jumlah responden berturut turut adalah perempuan 38 orang (95
%) dan laki-laki 2 orang (5%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen terbanyak
adalah perempuan yang umumnya pihak yang mengolah pangan untuk keluarga.
5

Laki-Laki
Perempuan

95

Gambar 1. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Usia
Mayoritas responden yang pernah membeli dan mengonsumsi daging sapi berada
pada kelompok usia 47-56 tahun. Pada kelompok usia ini terdapat sebanyak 62,5
responden

12.5 7.5
2.5
15 17 - 26 tahun
27 - 36 tahun
37 - 46 tahun
62.5 47 -56 tahun
> 56 tahun

Gambar 2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia


Pendidikan Terakhir
Mayoritas responden yang telah membeli dan mengonsumsi daging sapi adalah
mereka yang memiliki pendidikan terakhir SMA / sederajat diikuti dengan kelompok
pendidikan sarjana.

5
SMA
32.5 37.5
Sarjana
Diploma
Pascasarjana
25

Gambar 3. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir.


Pekerjaan
Mayoritas responden yang telah membeli dan mengonsumsi daging sapi di pasar
modern adalah kelompok Ibu rumah tangga.
7.5 5
Pelajar / Mahasiswa
20 Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
45 7.5 Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
15
Pensiunan

Gambar 4. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan


Pendapatan Keluarga per Bulan
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang membeli
daging sapi di pasar modern adalah kelompok dengan penghasilan Rp 2.500.001 – Rp
5.000.000.
1.2 2.5

20 < Rp 1.000.000
22.5 Rp 1.000.000 - Rp 2.500.000
Rp 2.500.001 - Rp 5.000.000
Rp 5.000.001 - Rp 7.500.000
> Rp 7.500.000
35

Gambar 5. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga


PerBulan
Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan data tersebut, konsumen yang menngonsumsi daging sapi baik lokal
maupun impor kebanyakan memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang.
2.5
5

35 1-2 orang
3-4 orang
57.5 5-6 orang
7-8 orang

Gambar 6. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga


Frekuensi Membeli Daging Sapi
Responden daging sapi di pasar modern lebih sering membeli daging sapi 2 minggu
sekali dengan jumlah 17 responden (42,5 persen) diikuti dengan frekuensi tidak tentu
yaitu sebanyak 16 responden (40 persen) dan seminggu sekali sebanya 7 responden
(17,5 persen).
17.5
40 Setiap hari
Seminggu sekali
42.5 2 minggu sekali
Tidak tentu

Gambar 7. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Daging sapi


Jenis Daging Sapi
Jenis daging sapi yang lebih banyak disukai responden adalah jenis daging sapi lokal
yaitu 34 responden (85 %).Sementara responden yang menyukai daging sapi impor
sebanyak 6 responden (15 %). Responden beranggapan daging sapi jenis lokal lebih
sesuai dengan selera mereka dibandingkan dengan daging sapi impor.

15

Daging Sapi Impor


Daging Sapi Lokal

85

Gambar 8. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Daging Sapi


B. Komponen Evaluasi (Nilai Penting)
Tabel 1.Nilai penting atribut daging sapi.
Atribut Nilai Penting Kategori Nilai Penting Urutan ei
Harga 4,1 Penting 5
Kesegaran 4,6 Sangat Penting 1
Sertifikasi 3,8 Penting 6
Rasa 4,4 Sangat Penting 3
Lemak 2,9 Biasa 7
Warna 4,6 Sangat Penting 2
Tekstur 4,3 Sangat Penting 4

Berdasarkan hasil; evaluasi (ei) responden dapat dilihat bahwa responden menilai
ketujuh atribut daging tersebut penting karena semuanya bernilai positif. Namun
diantara ketujuh atribut tersebut diperoleh 4 atribut yang dinilai sangat penting oleh
responden karena memiliki nilai lebih besar dari 4,2. Keempat atribut tersebut adalah
kesegaran daging sapi, warna, rasa daging sapi, dan tekstur daging.
Dua atribut yang dinilai penting untuk ada dalam sebuah daging sapi, baik lokal
maupun impor karena memiliki nilai antara 3,5-4,2. Kedua atribut tersebut adalah
harga dan sertifikasi.Atribut – atribut tersebut dinilai penting oleh responden karena
mereka menggunakan atribut ini sebagai indikator dalam memilih daging sapi yang
baik.
C. Nilai Percaya (Tingkat Pelaksanaan)
Hasil nilai kepercayaan atribut daging sapi lokal dan daging sapi impor dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. Nilai Kepercayaan Atribut (bi) dan Tingkat Pelaksanaan Atribut Daging
Sapi.
Atribut Belief Kategori Pelaksanaan
Harga 5 Sangat Baik
Kesegaran 4,1 Baik
Sertifikasi 1,8 Sangat Tidak Baik
Rasa 4,4 Sangat Baik
Lemak 3,4 Biasa
Warna 4,4 Sangat Baik
Tekstur 3,3 Biasa

Dilihat dari hasil penilaian responden terhadap tingkat pelaksanaan atribut (belief)
daging sapi, responden memiliki keyakinan bahwa atibut harga, rasa dan warna
merupakan atribut yang sangat baik diantara atribut – atribut lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai kepercayaan berada di 4,3-5.
Sedangkan untuk atribut yang mendapat nilai kinerja terendah untuk daging sapi
adalah sertifikasi.
D. Sikap Responden terhadap Daging Sapi
Tabel 3. Hasil Analisis Sikap Terhadap Atribut Daging Sapi
Atribut Belief (bi) Evaluation (ei) Sikap (Ao) Kategori
Harga 5 4,1 20,50 Sangat Baik
Kesegaran 4,1 4,6 18,86 Baik
Sertifikasi 1,8 3,8 6,84 Buruk
Rasa 4,4 4,4 19,36 Baik
Lemak 3,4 2,9 9,86 Buruk
Warna 4,4 4,6 20,24 Baik
Tekstur 3,3 4,3 14,19 Biasa
∑ (ei.bi) 109,85

Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa untuk daging sapi yang memiliki
sikap sangat baik adalah harga (20,5). Kemudian atribut yang memiliki nilai baik
adalah warna, rasa, dan kesegaran.Atribut harga memiliki nilai sikap sebesar 20,5,
artinya responden beranggapan bahwa harga daging sapi yang dijual di pasar modern
sesuai dengan kualitas produk daging sapi yang mereka peroleh baik itu daging sapi
impor maupun lokal.
Sementara pada atribut kesegaran memiliki nilai sikap sebesar 18,86. Tingkat
kesegaran daging sapi yang dijual di pasar modern dinilai baik oleh responden.
Atribut sertifikasi dan lemak memiliki nilai sikap secara berurutan adalah 6,84 dan
9,86. Itu artinya bahwa kedua atribut ini dinilai buruk oleh responden. Atribut rasa
dan warna memiliki nilai sikap yang baik. Secara berurutan nilai sikap kedua atribut
tersebut adalah 19,36 dan 20,24. Demikian halnya dengan tekstur daging sapi yang
memiliki nilai sikap sebesar 14,19 yang berarti hal ini dinilai biasa oleh responden.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum karakteristik responden daging sapi di pasar modern adalah
wanita dengan usia 47 – 56 tahun yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan
pendidikan terakhir adalah SMA, pendapatan keluarga per bulan berada pada Rp
1.000.000 – Rp 2.500.000 dengan jumlah anggota keluarga 3-4 orang .
Secara keseluruhan sikap konsumen terhadap atribut daging sapi adalah baik.
Atribut yang disikapi sangat baik oleh responden adalah atribut harga.Hal ini karena
responden beranggapan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan produk daging
sapi yang mereka dapatkan di pasar modern. Sementara atribut sertifikasi disikapi
dengan buruk oleh responden. Hal ini disebabkan responden beranggapan bahwa
produk daging sapi yang dijual di pasar modern adalah produk daging sapi yang aman
tanpa harus menampilkan sertifikat di tempat jualan daging sapi. Atribut lain yang
memiliki sikap baik oleh responden adalah atribut kesegaran, rasa, warna, lemak dan
tekstur.
Daging sapi lokal masih mampu bersaing dengan daging sapi impor meskipun
dari sisi harga daging sapi impor lebih murah daripada daging sapi lokal. Hal ini
didukung oleh data yang menunjukkan dengan minat konsumen yang lebih tinggi
pada daging sapi lokal. Faktor internal dari konsumen itu sendiri seperti
pengetahuan,pendapatan, dan jumlah anggota keluarga mempengaruhi konsumen
dalam menyikapi atribut-atribut daging sapi lokal maupun impor. Faktor eksternal
daging sapi juga menjadi faktor yang penting bagi konsumen dalam memilih daging
sapi yang sesuai dengan selera konsumen itu sendiri.
B. Saran
Dengan berbagai atribut yang ada pada daging sapi, hendaknya konsumen
lebih mengetahui wawasan tentang atribut-atribut tersebut sehingga konsumen bisa
lebih teliti dalam mengambil sikap terhadap atribut daging sapi.
Secara keseluruhan, para pedagang daging sapi disarankan untuk memasang
sertifikat halal daging sapi yang mereka jual di tempat yang strategis (yang mudah
dilihat oleh para pembeli).
Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pasokan daging sapi impor untuk
menghindari daging sapi yang tidak layak konsumsi oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lia.2012.Analisa Perbandingan Kualitas Fisik Daging Sapi Impor dan

Daging Sapi Lokal.Skripsi.Universitas Kristen Petra

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2009. Manajemen Pemasaran. Penerbit

Erlangga.Jakarta

Mandiri, Tim Karya Tani.2010.Pedoman Budidaya Beternak Sapi Potong.Nuansa

Aulia.Bandung

Nitisusastro, Mulyadi. 2012. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan.

Alfabeta. Bandung

Pertanian, Direktorat Pangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan

dan Pertanian 2015-2019.Studi Pendahuluan.

Soeparno.2011. Ilmu Nutrisi & Daging Sapi.Gadjah Mada University

Press.Yogyakarta

Sudrajat, M.1985.Statistik Non Parametrik.Armico.Bandung.

Sugiono.2002. Metode Penelitian Pendidikan.Penerbit Alfabeta.Bandung

Suhardjo.2008. Perencanaan Pangan dan Gizi.Bumi Aksara.Bogor

Suhardjo.1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian.Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta

Supriana, Tavi.2013. Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.Diktat.Medan

Suyanto, Bagong dan Sutinah.2011. Metode Penelitian Sosial. Kencana Prenada

Media Group.Jakarta
Winarno.1993.Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen.PT. Gramedia Pustaka

Utama.Jakarta

Wijaya, Marissa Arum.2008.Analisis Preferensi Konsumen Dalam Membeli Daging

Sapi di Pasar Tradisional Kabupaten Purworejo.Skripsi.Surakarta

Anda mungkin juga menyukai