Anda di halaman 1dari 2

Hadinata

825190063
Tugas 12

Analisis mengapa kerukunan hidup beragama pada zaman Buddha, Raja Asoka, dan Kerajayaan
Sriwijaya-Majapahit sangat kondusif dan tdk pernah terjadi konflik antaragama, sedangkan
pada zaman orde baru dan reformasi syarat dengan konflik karena agama?

Agar kerukunan (kondisi di mana semua golongan agama bisa hidup bersama-sama secara
damai tanpa mengurangi hak dan kebebasan masing-masing untuk menganut dan
melaksanakan kewajiban agamanya) dapat terjadi, maka sifat toleransi diperlukan diantara
warga-warganya. Dalam buddhisme, toleransi sangat jelas diajarkan. Salah satunya adalah
empat sifat luhur, Metta (cinta kasih), Karuna (welas asih), Mudita (simpati) dan Uppekha
(keseimbangan batin), yaitu menjadi dasar toleransi dalam Buddha. Adapula penutup doa
“semoga semua makhluk hidup berbahagia” yang mencerminkan toleransi yang diajarkan.
Sebagai contoh kerukunan yang diterapkan oleh Maha Raja Asoka (Prasasti Asoka), Raja Asoka
dalam menjalankan pemerintahannya benar-benar menjaga toleransi dan kerukunan hidup
beragama, semua agama yang berkembang saat itu diperlakukan adil. Untuk mewujudkan
kerukunan hidup beragama tersebut, Raja Asoka telah mencanangkan kerukunan hidup
beragama yang terkenal dengan “Prasasti Batu Kalinga No. XXII Raja Asoka”. Prasasti Raja Asoka
“Janganlah  kita hanya menghormati agama sendiri dan mencela agama orang lain tanpa suatu
dasar yang kuat. Sebaliknya agama orang lain pun hendaknya dihormati atas dasar-dasar
tertentu”. Maka dari itu Raja Asoka dikenal sebagai raja yang sangat menjunjung tinggi sifat
toleransi dan kerukunan dalam keberagaman agama serta karena itulah pada saat
pemerintahan Raja Asoka konflik sangat jarang terjadi. Untuk itulah kerukunan hidup antar
umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik. Terutama di masyarakat Indonesia
yang multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong-
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia
dan negara Indonesia menjadi negara yang kaya akan perbedaan tetapi tetap menjadi satu
“Bhinneka Tunggal Ika. Kehidupan manusia akan hancur apabila mereka tidak memiliki rasa
toleransi dengan manusia lainnya terutama bagi mereka yang berbeda suku, agama, ras, dan
antar golongan. Terutama hal agama perbedaan agama pada dasarnya tidak menghalangi
hubungan yang akrab antar umat, baik hubungan secara pribadi, hubungan keluarga atau
hubungan kelompok. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya kita harus bersikap lapang dada
dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu kita juga harus saling menghormati
satu sama lain misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan yang
lainnya tidak saling mengganggu.
Sedangkan pada zaman orde baru dan reformasi sering konflik yang membawa agama karena
seiring perkembangan zaman banyak orang yang memandang rendah toleransi dan
menganggap bahwa agamanya lah yang paling hebat dan menganggap agamanya nomor 1
sehingga banyak terbentuk oknum-oknum masyarakat agama yang hanya bertujuan untuk
menganggu agama lain/membuat onar.

Anda mungkin juga menyukai