Anda di halaman 1dari 4

TOLERANSI BERAGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM

1. PENGERTIAN

Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda
baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu, toleransi merupakan
konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama,
termasuk agama Islam.

Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada
paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami”  adalah contoh
populer dari toleransi dalam Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah
toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu
sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir
mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-
pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.

2. URAIAN

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar
membiarkan sesuatu. Toleransi dalam bahasa Belanda adalah “tolerantie”, sedangkan dalam
bahasa Inggris adalah “toleration”.

Toleransi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) bermakna sifat atau sikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan dan kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Secara umum toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan. Adapun toleransi adalah
suatu sikap tenggang rasa kepada sesamanya.

Sementara menurut istilah budaya, sosial dan politik adalah simbol kompromi beberapa kekuatan
yang saling tarik-menarik atau saling berkonfrontasi untuk kemudian bahu-membahu membela
kepentingan bersama, menjaganya dan memperjuangkannya.

Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak
menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang
orang lain lakukan. Sampai batas ini, toleransi masih bisa dibawa kepada pengertian syariah
islamiyah. Tetapi setelah itu berkembanglah pengertian toleransi bergeser semakin menjauh dari
batasan-batasan islam, sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme agama-agama berpijak
dengan prinsip yang berbunyi “semua agama sama baiknya”. Prinsip ini menolak kemutlakan
doktrin agama yang menyatakan bahwa kebenaran hanya ada didalam islam. Kalaupun ada
perbedaan antara kelompok islam dengan kelompok non muslim, maka segera dikatakan bahwa
perkara agama, adalah perkara yang sangat pribadi sehingga dalam rangka kebebasan, setiap
orang merasa berhak berpendapat tentang agama ini, mana yang diyakini sebagai kebenaran.

Lalu bagaimana Islam mendefenisikan Toleransi?

Secara bahasa arab akan kita temukan kata yang mirip dengna arti toleransi yakni ikhtimal dan
tasammuh yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samuha – yasmuhu – samhan,
wasimaahan, wasamaahatan, artinya: murah hati, suka berderma).

Jadi toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan
atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Kesalahan memahami arti toleransi dapat
mengakibatkan talbisul haq bil bathil, mencampuradukan antara hak dan batil, suatu sikap yang
sangat terlarang dilakukan seorang muslim, seperti halnya nikah antar agama yang dijadikan
alasan adalah toleransi padahal itu merupakan sikap sinkretis yang dilarang oleh Islam. Harus
kita bedakan antara sikap toleran dengan sinkretisme. Sinkretisme adalah membenarkan semua
keyakinan/agama. Hal ini dilarang oleh Islam karena termasuk Syirik.

Berikut merupakan contoh toleransi dalam kehidupan masyarakat:

1. Toleransi dalam keyakinan dan menjalankan peribadahan

Dari pengertian diatas konsep terpenting dalam toleransi Islam adalah menolak sinkretisme.
Yakni Kebenaran itu hanya ada pada Islam dan selain Islam adalah bathil. Kemudian Kebenaran
yang telah diturunkan oleh Allah didunia ini adalah pasti dan tidak ada keraguan sedikitpun
kepadanya. Dan kebenaran itu hanya ada di agama Allah SWT. ”Kemudian Kebenaran Islam
telah sempurna sehingga tidak bersandar kepada apapun yang selainnya untuk kepastiaan
kebenarannya.

Kaum mu’minin derajat kemuliaannya dan kehormatannya lebih tinggi daripada orang-orang
kafir (non-muslim) dan lebih tinggi pula daripada orang-orang yang munafik (ahlul bid’ah)
Kaum muslimin dilarang ridho atau bahkan ikut serta dalam segala bentuk peribadatan dan
keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin.

1. Toleransi dalam Beragama/ hidup berdampingan dengan agama lain.

Yakni umat Islam dilarang untuk memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk agama islam
secara paksa. Karena tidak ada paksaan dalam agama. Ibnu Abbas mengatakan “ayat laa ikraha
fid din” diturunkan berkenaan dengan seorang dari suku Bani Salim bin Auf bernama Al-Husaini
bermaksud memaksa kedua anaknya yang masih kristen. Hal ini disampaikan pada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Allah SWT menurunkan ayat tersebut .

Demikian pula Ibnu Abi Hatim meriwayatkan telah berkata bapakku dari Amr bin Auf, dari
Syuraih, dari Abi Hilal, dari Asbaq ia berkata, “Aku dahulu adalah abid (hamba sahaya) Umar
bin Khaththab dan beragama nasrani. Umar menawarkan Islam kepadaku dan aku menolak. Lalu
Umar berkata: laa ikraha fid din, wahai Asbaq jika anda masuk Islam kami dapat minta
bantuanmu dalam urusan-urusan muslimin.
1. Toleransi Antar umat Beragama

Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup sebuah masyarakat yang kompleks akan
nilai karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk menjaga persatuan antar umat
beragama maka diperlukan sikap toleransi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap
memiliki arti perbuatan disebut yang berdasarkan pada pendirian, dan atau keyakinan sedangkan
toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar,
membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda. Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :

 Negatif

Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja
karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa. Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran
komunis di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.

 Positif

Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai. Contoh Anda beragama Islam wajib
hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi
penganutnya atau manusianya Anda hargai.

 Ekumenis

Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh Anda
dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.
Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap
toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling
menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

Mengingat pentingnya toleransi, maka ia harus diajarkan kepada anak-anak baik dilingkungan
formal maupun lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya siswa dapat dibekali
tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama melalui bidang studi
Agama, Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan diri seperti Pramuka, PMR,
OSIS, dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan informal oleh orang tua kepada
anak-anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang diajarkan sedini mungkin di rumah. Ada
beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat tersebut
adalah:

1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram,


2. Persatuan bangsa Indonesia, akan terwujud,
3. Pembangunan Negara akan lebih mudah,
4. Untk memahami ajaran dan keyakinan agama orang lain,
5. Untuk mengemukakan keyakinan sendiri dengan kebijaksanaan mungkin untuk tidak
menyinggung keyakinan agama lain,
6. Untuk saling membantu dalm kegiatan-kegiatan social untuk mengatasi keterbelakangan
bersama,
7. Untuk saling belajar dari keunggulan dan kelebihan pihak lain sehingga terjadi saling
tukar pengalaman untuk mencapai tujuan bersama.

1. KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapatlah kita tarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Dalam Islam toleransi hanya sebatas menghargai dan menghormat pemeluk agama lain,
tidak sampai pada sinkretisme;
2. Islam memiliki prinsip-prinsip dasar dalam toleransi ini, yakni menyatakan bahwa satu-
satunya agama yang benar adalah Islam, Islam adalah agama yang sempurna, dan Islam
dengan tegas menyatakn bahwa selain dari Islam tidak benar, atau salah. Dan sebagainya;
3. Toleransi dalam hal beragama adalah tidak adanya paksaan untuk memeluk suatu agama.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://kallolougi.blogspot.co.id/2011/03/toleransi-beragama-dalam-pandangan.html
2. https://bukunnq.wordpress.com/sikap-toleransi-dalam-kehidupan-beragama/
3. http://alqatiry.blogspot.co.id/2013/09/toleransi-antar-umat-beragama.html
4. http://milakucaya.blogspot.co.id/p/toleransi-umat-beragama-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai