Anda di halaman 1dari 12

PEMETAAN MODEL INTEGRASI SISTEM INFORMASI

PADA SMART MANUFACTURING DI PT. X

Rangga Sidik
Prodi Sistem Informasi
Universitas Komputer Indonesia
Email: rangga.sidik@email.unikom.ac.id

ABSTRAK

Smart manufacturing, sebuah tren sistem yang mencakup penggunaan teknologi,


informasi, manufaktur, robot automation, manajemen, dan pemodelan pada aktifitas
manufaktur. Untuk mencapai tujuan perusahaan, PT. X menerapkan smart
manufacturing dalam setiap aktifitasnya. Dukungan teknologi informasi pada smart
manufacturing membuat PT. X mampu untuk menciptakan kinerja produksi yang
efektif dari hulu sampai dengan hilir. Memetakan model integrasi sistem informasi pada
smart manufacturing di PT. X dilakukan dengan menggunakan alat analisis value chain.
Analisis value chain digunakan untuk menganalisa aktifitas utama dan aktifitas
pendukung dari smart manufacturing yang saat ini berjalan. Hasil dari value chain akan
menentukan kebutuhan sistem informasi yang diterapkan di PT. X. Hasil dari penelitian
ini adalah pemetaan model integrasi sistem informasi dari smart manufacturing yang di
terapkan oleh PT. X. Pembuatan model menggunakan use case model yang mampu
menggambarkan interaksi dari setiap aktor yang terlibat, dan sistem informasi yang
terintegrasi dengan sistem informasi. Model tersebut diciptakan berdasarkan value
chain yang terbentuk dari hasil analisis di phase sebelumnya.
Kata Kunci: Use Case Model, Sistem Informasi, smart Manufacturing

I. Pendahuluan informasi yang mampu menghasilkan


Penerapan teknologi informasi pada transformasi data menjadi informasi.
pada industri manufaktur sudah lama Informasi tersebut mempunyai tingkat
menjadi keunggulan tiap-tiap kepentingan yang tinggi yang dipakai
perusahaan manufaktur di dunia. pada rantai pasok (suplly chain)
Teknologi informasi menjadi bagian industri manufaktur. Dengan kata lain,
yang sangat penting bagi evolusi mulai dari perancang produk,
industri manufaktur. Implementasi pengembangan produk, pembelian
teknologi informasi mengharuskan bahan baku, perakitan, sampai dengan
adanya integrasi perangkat keras mendistribusikan kepada konsumen,
(hardware) dan perangkat lunak informasi akan selalu digunakan[1].
(Software ) ke dalam industri Smart manufacturing (manufaktur
manufaktur. pintar) mengedepankan kepada smart
Visi masa depan dari dunia manufaktur production (produksi pintar) yang
mencakup pada penggunaan teknologi memanfaatkan sistem manufaktur
pintar (smart technology) mulai dari berbasis ICT, sistem jaringan yang
hulu sampai dengan ke hilir. Teknologi mampu menangani informasi proses
pintar pada industri manufaktur ini dan produksi yang kompleks, serta
didalamnya terdapat teknologi kendali otomatis[2]. Menurut John
31
Bernaden (corporate director di mengelola dapat disediakan dengan
Rockwell Automation dan wakil efektif dan efisien.
presiden SMLC) bahwa di masa II. Kajian Pustaka
sekarang, industri manufaktur 2.1 Industri Manufaktur
mempunyai kendali otomatis yang Industri manufaktur merupakan sebauh
dapat diprogram, serta sistem komputer kegiatan memproses atau mengolah
yang dapat digunakan secara umum barang dengan menggunakan tangan
dalam aplikasi untuk proses produksi atau mesin[5]. Manufaktur sendiri
dan bagian perakitan [1]. dalam aktifitasnya merupakan
Beberapa penelitian dilakukan untuk rangkaian kegiatan yang meliputi
mengimplementasi teknologi informasi desain produk, pemilihan bahan,
ke dalam teknologi manufaktur. Salah perencanaan, pembuatan, jaminan
satunya adalah penerapan IoT untuk kualitas manajemen, dan penjualan
perusahaan dengan tujuan untuk yang dilakukan dalam satu perusahaan.
membangun industri manufaktur yang Secara harfiah manufaktur adalah
modern[3]. Merancang dan proses mengubah bahan baku menjadi
mengoperasikan perusahaan barang jadi yang siap dikonsumsi da
manufaktur yang melibatkan berbagai atau mengubah barang setengah jadi
macam tipe pengambilan keputusan di menjadi barang jadi baik itu
berbagai level dan domain. IoT akan menggunakan bantuan teknologi mesin
mengumpulkan data yang di ambil dari atau pun tidak (manual
mesin, proses, dan lingkungan menggunakantangan).
bisnisnya. Selain itu juga muncul pula
penelitian mengenai teknologi 2.2 Teknologi Komputer dalam
komputasi awan (cloud computing) Manufaktur
yang di implementasikan ke pada Industri manufaktur tidak terlepas dari
industri manufaktur. Penelitian tersebut sentuhan teknologi komputer.
dilakukan oleh Xun Xu dari dari Komputer telah digunakan oleh
department of mechanical engineering perusahaan manufaktur unutk
universitas Auckland New Zealand[4]. mengendalikan teknologi mesin dengan
PT. X merupakan perusahaan ketepatan yang tinggi. Mesin CNC
manufaktur yang berlokasi di Yangsan, (Computer Numerical Control) adalah
Korea Selatan. Perusahaan tersebut metode untuk mengotomatisasi
telah mengimplementasi manufaktur pengendalian peralatan atau mesin
pintar (smart manufacturing) dalam melalui penggunaan software yang
memproduksi komponen-komponen disematkan pada komputer yang
bagian dari mobil. Teknologi informasi terpasang pada alat. CNC Biasanya
telah digunakan untuk mendukung dipakai untuk industri manufaktur besi
proses manufaktur mulai dari dan plastik [6]. Selain dari CNC
pembelian kebutuhan bahan baku (Computer Numerical Control),
sampai dengan aktifitas distribusi terdapat juga Computer Aided
bahan jadi. Pemanfaatan teknologi Manufacture (CAM), Computer Aided
informasi dapa industri manufaktur di Design (CAD)[7].
PT. SH berdampak positif terhadap
hasil produksi yang semakin meningkat, 2.3 Smart Manufacturing
serta ketersediaan informasi yang Menurut Jim Davis dan Sujet Chand,
dibutuhkan oleh manajemen dalam manufaktur pitar adalah integrasi data
32
dan informasi berbasis jaringan yang informasi dapat diterapkan secara
menyediakan pemahaman secara nyata, langsung pada manufaktur pintar.
alasan, perencanaan, dan pengelolaan Manufaktur pintar menjadikan
dari seluruh aspek manufaktur dan perusahaan mampu untuk bergerak
rantai pasok perusahaan[8]. dinamis mengikuti pertumbuhan
Menggunakan analisis data berbasis permintaan pasar dengan
jaringan sensor dari setiap aktifitas, memanfaatkan teknologi IT seperti
pemodelan, serta simulasi secara nyata komputasi awan (cloud computing),
menjadikan kebutuhan akan desain, business intelligence, big data analytics,
teknis, perencanaan dan produksi dan mobility based process juga
menjadi terpenuhi dengan baik (lihat didukung dengan kejeniusan manusia
gambar 1). yang berdampak pada peningkatan dari
Dengan adanya perkembangan IT yang aspek bisnis[7].
signifikan pertumbuhannya, teknologi

Gambar 1. Smart Manufacturing [8]

2.4 Sistem Informasi dan informasi yang berbeda,


Mengelola sumber data dan informasi pembagian penerapan sistem informasi
merupakan aktifitas yang sulit, menurut level management terdiri dari
dikarenakan kecepatan 3 level management seperti yang
perubahannya[9]. Setiap level ditunjukan oleh gambar 2 berikut ini.
management mempunyai sumber data

33
Gambar 2 Management Task Hierarchy[9]

Penggunaan sistem informasi harus perusahaan. Menurut Shim dalam


sesuai dengan kebutuhan dari tiap level bukunya yang berjudul “Information
manajemen. Hal tersebut dikarenakan system and technology for the
data untuk tiap level manajemen adalah noninformation system executive”, misi
berbeda dan akan menghasilkan dari sistem informasi pada manufaktur
informasi yang berbeda pula. Setiap adalah untuk mengaplikasikan
level mempunyai karakteristik, teknologi komputer yang akan
operasional, taktik, dan strategi yang diharapkan dapat meningkatkan
berbeda dalam menciptakan dan efisiensi proses dari sistem manufaktur.
menerima informasi[9]. Dengan kata lain sistem manufaktur
Begitu pun di bidang manufaktur, adalah sebuah sistem yang mengatur
sistem informasi untuk bidang bahan baku, peralatan, data,
manufaktur adalah sesuatu yang manajemen, dan teknologi sistem
kompleks dikarenakan karakteristik informasi sebagai masukan dan proses
dari produk, proses, dan operasional informasi untuk menciptakan produk
yan gsama sekali berbeda tiap akhir yang lebih baik[9].

Gambar 3. Model of a manufacturing information system[9]

Gambar 3 memperlihatkan bagaimana menggambarkan aktifitas input, proses,


data dan informasi didalam manufaktur serta output, dan feedback.
dideskripsikan kedalam sebuah model III. Metode penelitian
sistem informasi manufaktur. Model Penelitian ini dilaksanakan dengan
sistem informasi manufaktur tersebut mengambil studi kasus pada sebuah
34
perusahaan manufaktur yang bergerak dan denah pabrik. Analisis rantai nilai
dibidang pembuatan komponen bagian digunakan untuk melihat implementasi
dari mobil. PT. X berlokasi di Yangsan, teknologi informasi di setiap bagian
Korea Selatan. Metode penelitian yang dari PT. X. Untuk membuat model
digunakan adalah metode kualitatif. teknologi informasi dari smart
Penggunaan metode kualittif ini adalah manufaturing di PT. X, perlu dilakukan
karena didalam penelitian kalitatif, analisis kebutuhan teknologi informasi
hasil yang akan didapatkan akan sesuai dengan melihat value chain yang sudah
dengan kondisi yang sekarang serta terbentuk. Dan menciptakan model
bersifat subjektif. Penggunaan teori- sistem informasi.
teori digunakan sebagai panduan
dengan tujuan agar fokus dari IV. Hasil dan Pembahasan
penelitian sesuai dengan apa-apa yang Analisis Sistem Berjalan
ada di lapangan (fakta) serta dapat Aktifitas yang sekarang berjalan di PT.
memberikan gambaran umum terhadap X merupakan aktifitas produksi
tujuan penelitian yang akan komponen-komponen bagian dari
dihasilkan[10]. mobil yang nantinya akan dikirim ke
Langkah sistematis sangat diperlukan pabrik perakitan mobil. Aktifitas
dalam penelitian. Langkah-langkah produksi di PT. X seperti terlihat pada
dalam penelitian yang di mulai dengan gambar 4 merupakan aktifitas yang
studi literatur dan dimulai dari tim material (gudang)
observasi/pengamatan langsung sampai dengan aktifitas shipping dan
terhadap objek penelitian. Langkah pengiriman. Proses bisnis yang utama
selanjutnya adalah melalukan analisis dilakukan oleh tiga bagian utama
smart manufacturing di PT. X dengan produksi yaitu, bagian pembentukan
menggunakan alat analisis value chain (Forming), perakitan (Assembling), dan
(rantai nilai) pada divisi, proses bisnis, pengemasan (shipping).

Unloading Supplies Slitting Line Blanking Line Welding

Shipping and Electrodeposition


Assembly Line Forming Line
Delivery Coating

Gambar 4. Proses Produksi PT. X [7]

Pada aktifitas pembentukan (Forming), oleh tiga divisi yaitu DM, Pukyeong,
dikerjakan oleh tiga bagian unit dan Taekyeong. Setelah perakitan
pressline yaitu, Line A, Line B, dan komponen selesai maka akan
Line C. Hasil dari proses pembentukan dilanjutkan dengan pengemasan untuk
akan dikirim ke proses berikutnya yaitu dikirim ke pabrik perakitan mobil.
perakitan (Assembling) yang dikerjakan

35
Gambar 5. Usecase Model Proses Bisnis PT. X

produksi. Aktifitas selanjutnya adalah


4.2 Analisis value chain PT. X pelaksanaan produksi, dan pengiriman
Aktifitas utama dari PT. X adalah produk jadi ke perusahan perakitan
produksi komponen bagian mobil mobil (konsumen). Seperti terlihat pada
seperti bumper. Diawali dengan gambar 6, value chain terbagi menjadi
aktifitas identifikasi kebutuhan bahan aktifitas utama dan aktifitas pendukung.
baku untuk melakukan perencanaan
Aktivitas Pendukung

Manajemen Data SDM

Manajemen Data Keuangan


Value Added

Manajemen Data Teknis dan Maintenance


Aktivitas Utama

Manajemen Data
Manajemen Data Manajemen Data
Produksi dan
Supplier dan Material Shipping dan Delivery
Manufaktur

Gambar 6. Value Chain

Dari gambar 6 terlihat bahwa setiap aktifitas yang merupakan jantung (core)
aktifitas baik itu aktifitas utam adan bisnis dari PT. X itu sendiri. Sedangkan
aktifitas pendukung akan saling aktifitas pendukung merupakan segala
berkoordinasi untuk menciptakan nilai bentuk aktifitas penunjang yang
tambah (produk, profit, organisasi). diperlukan untuk mengelola sumber
Aktifitas utama merupakan bentuk
36
daya, keuangan serta aspek teknis dan penerapan. Pemilihan teknologi
pemeliharaan teknologi manufaktur. informasi dan sistem yang baik dapat
4.3 Analisis Kebutuhan IT/IS meningkatkan kinerja secara efektif dan
Dari hasil analisis value chain terhadap efisien. Membagi setiap aktifitas
aktifitas utama dan aktifitas pendukung, kemudian teknologi informasi
dikaitkan dengan keberadaan teknologi diterapkan dapat dilihat pada tabel 1
informasi maka perlu dilakukan berikut ini.
Tabel 1. Kebutuhan IT/IS

Aktifitas Implementasi IT/IS Deskripsi


Aktifitas SCM (Supply Chain Digunakan pada proses bisnis untuk
Utama Management) mengolah data material dan pasokan
(Primer) sebagai bagian dari pengelolaan data hulu
dalam manufaktur.
MES (Manufacture MES merupakan sistem teknologi
Execution System) informasi yang digunakan pada proses
manufaktur untuk mengatur, mengelola
kegiatan produksi agar akurat, efektif, dan
menghasilkan kualitas yang baik.
CRM (Customer Memastikan, mengatur, dan mengelola
Relationship data pelanggan sebgai bagian hilir dari
Management) proses manufaktur di perusahaan.
Aktifitas ERP (Enterprise Resource Proses pengelolaan sumber daya
Pendukung Planning) dilakukan untuk mencapai efektifitas
(Sekunder) kinerja manajemen dan tercapainya
efisiensi waktu dan biaya.
AIS (Accounting Sistem informasi akuntansi yang
Information System) berfungsi untuk mengelola data keuangan
untuk menghasilkan informasi keuangan
yang akurat dan tingkat akuntabilitas yang
tinggi, serta menghasilkan laporan
keuangan yang cepat dan tepat untuk
dilaporkan.
MRP (Manufature Sistem informasi perencanaan manufaktur
Resource Planning) atau produksi yang mengatur tentang
sumberdaya-sumberdaya yang tercakup
dalam proses manufaktur tersebut.
Tabel 1 tersebut menunjukan dari segi finansial, kinerja, hasil
implementasi teknologi imformasi yang produksi, serta relasi dengan konsumen
sangat mungkin diterapkan untuk dan pemasok (Supplier).
aktifitas utama dan aktifitas pendukung V. Model Integrasi Sistem
berdasarkan hasil analisis value chain.
Informasi
Impementasi teknologi informasi
tersebut dapat menciptakan nilai Sistem informasi diimplementasikan
tambah yang bisa berdampak positif berdasarkan kebutuhan yang
terhadap perusahaan itu sendiri baik digambarkan oleh value chain (lihat

37
gambar 7) merupakan gambaran umum Untuk aktifitas pendukung, yaitu
dari penerapan sistem informasi di manajemen data sumber daya,
samping penerapan teknologi manajemen data keuangan, dan
manufaktur. Dari gambar tersebut manajemen data teknis dan
(gambar 7) terlihat bahwa tiga aktifitas maintenance apabila diterapkan
utama jika diimplementasikan sistem teknologi informasi maka yang paling
informasi maka dapat berupa, SCM tepat adalah dengan
(Supply Chain Management), MES mengimplementasikan ERP (Enterprise
(Manufacture Execution System), dan Resource Planning), AIS (Accounting
CRM (Customer Relationship Information System), dan MRP
Management). (Manufacture Resource Planning).

ERP (Enterprise Resource Planning)


Aktivitas Pendukung

AIS (Accounting Information System)

Value Added
MRP (Manufacture Resource Planning)
Aktivitas Utama

SCM (Supply Chain MES (Manufacture Execution CRM (Customer Relationship


Management) System) Management)

Gambar 7. Value chain implementasi TI

Smart manufacturing melibatkan chain (Lihat gambar 7) terdefinisi


analisis data dan informasi dari hulu ke sebuah integrasi. Berikut ini merupakan
hilir sehingga sangat jelas keterlibatan gambar use case model dari aktifitas
sistem informasi didalamnya. Setiap utama pada value chain (gambar 8).
aspek yang telah tergambar pada value

38
Gambar 8. Usecase Model Aktifitas Utama

Dari use case tersebut yang merupakan intelligence [11]. Dari gambar 7 kita
aktifitas utama (Manajemen data dapat melihat SCM (Supply Chain
supplier dan material, manajemen data Management) di implementasikan
produksi dan manufaktur, serta untuk manajemen data supplier dan
manajemen data shipping dan delivery) material. Aktifitas berikutnya adalah
di terapkan sistem informasi yang tepat manajemen data manufaktu yang
guna mengelola dan mengolah data menerapkan MES (Manufacture
untuk di analisis menjadikan sebuah Execution System), dan aktifitas
informasi. Hasil dari analisis data terakhir adalah manajemen data
tersebut harus juga mampu untuk shipping & delivery yang dapat
menciptakan pemodelan terhadap diaplikasikan penggunaan teknologi
produk yang dibuat dengan tujuan informasinya menggunakan CRM
untuk mendapatkan manufacure (Customer Relationship management).

Gambar 9. Usecase Model Aktifitas Pendukung


39
Untuk aktifitas pendukung, sebagai [2] B. Bunse, “Industrie 4.0- Smart
bagian dari smart manufacturing, ERP Manufacturing for the Future,”
(Enterprise Resource Planning), AIS GTIA- Germany Trade and
(Accounting Information System), dan Invest. p. 40, 2013.
MRP (Manufacture Resource Planning) [3] Z. Bi, L. Da Xu, and C. Wang,
diimplementasikan sebagai bagian dari “Internet of things for enterprise
proses analisis data dan informasi systems of modern
(Lihat gambar 7). manufacturing,” IEEE Trans.
Ind. Informatics, vol. 10, no. 2,
VI. Kesimpulan pp. 1537–1546, 2014.
Smart manufacturing di PT.X [4] X. Xu, “From cloud computing
merupakan penerapan teknologi to cloud manufacturing,” Robot.
manufaktur dengan memanfaatkan Comput. Integr. Manuf., vol. 28,
teknologi informasi untuk melakukan no. 1, pp. 75–86, 2012.
proses analisis data dan informasi, [5] KBBI, “Kamus Besar Bahasa
melakukan pemodelan, menciptakan Indonesia (KBBI) Online -
manufacture intelligence, perencanaan definisi kata,” Potensi. 2014.
produksi, otomatisasi produksi, dan [6] M. Rouse, “Computer
desain produk. Sistem informasi Numerical Control (CNC),”
menjadi bagian penting dari smart 2016. [Online]. Available:
manufacturing di PT. X karena http://searcherp.techtarget.com/
menjalankan proses pengelolaan dan definition/computer-numerical-
pengolahan data dan informasi yang control-CNC.
merupakan bagian dari analisis data [7] K. P. Harmoko,
sebagai satu aktifitas dari smart “PEMODELAN
manufaturing. Integrasi sistem IMPLEMENTASI
informasi harus sesuai dengan TEKNOLOGI INFORMASI
kebutuhan dari mulai hulu produksi PADA SMART
sampai ke hilir (konsumen). MANUFACTURING SYSTEM,
Sistem informasi pada smart STUDI KASUS : WOOJIN
manufacturing, menjadi salah satu GIOP SUNGWOO HI-TECH
penerapan manufacture intelligence YANGSAN, KOREA
dengan memanfaatan teknologi SELATAN,” Universitas
manufaktur, robot otomatis, sistem Komputer Indonesia, Bandung,
pakar, dan sistem informasi lainnya, 2014.
sehingga dapat menciptakan [8] Sujeet Chand; Jim Davis, “What
keefektifan kinerja, dan peningkatan is SMART Manufacturing?,”
produkivitas. Sistem informasi hanya Time Mag., vol. 22, pp. 101–
menjadi bagian kecil dari smart 107, 2010.
manufacturing system yang digunakan [9] J. k Shim, Information system
untuk analisis data dan informasi. and technology for the
noninformation system
VII. Daftar Pustaka executive. London: St. Lucie
[1] M. Bryner, “Smart Press, 2000.
manufacturing: The next [10] S. R. Pupu, “Penelitian
revolution,” Chem. Eng. Prog., Kualitatif,” Journal Equilibrium,
vol. 108, no. 10, pp. 4–12, 2012. vol. 5. pp. 1–8, 2009.
40
[11] J. Davis, T. Edgar, J. Porter, J. dynamic performance,” Comput.
Bernaden, and M. Sarli, “Smart Chem. Eng., vol. 47, pp. 145–
manufacturing, manufacturing 156, 2012.
intelligence and demand-

41
42

Anda mungkin juga menyukai