Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan keasadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan secara paripurna (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan efektif sesuai dengan standar pelayanan di Rumah sakit.
Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah maupun
kualitas dengan meningkatkan jenis, mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit
berupaya memenuhi standar-standar yang di tetapkan oleh pemerintah, secara
eksternal dievaluasi melalui sistem akreditasi rumah sakit.
Rumah sakit juga menuju pada standar-standar internasional, karena
sudah di buka era pasar bebas bidang jasa kesehatan melalui GATS (General
Agreement Trade on Servise), khusus di ASEAN sudah dimulai MRA (Mutual
Recognition Arrangement) on Nursing servise yang salah satu kesepakatannya
yaitu pelaksanaan best practice pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah
sakit telah disusun berbagai standar yaitu standar pelayanan keperawatan,
Standar Asuhan Keperawatan, standar pelayanan keperawatan anak, ICU,
kamar operasi.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit merupakan suatu
proses penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam pelayanan/asuhan

1
keperawatan yaitu : perencanaan,pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan
dan pengawasan. Jika fungsi-fungsi ini dilaksanakan dengan baik, maka kualitas
pelayanan keperawatan diharapkan akan meningkat, perawat sebagai pemberi
layanan akan terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya serta
danya inovasi perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan di Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut, bagian keperawatan Rumah Sakit Umum
Pekerja menyusun Pedoman Pengorganisasian Keperawatan, dan Pedoman ini
di harapkan menjadi acuan bagi praktisi rumah sakit dan seluruh SDM
khususnya bagi perawat dalam mengelola penyelenggaraan pelayanan
keperawatan dengan harapan tercapainya peningkatan kualitas asuhan.

B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum : Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit melalui
peningkatan asuhan pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan rumah sakit, serta mengacu kepada
Visi Misi rumah sakit umum pekerja
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan perawatan
berdasarkan standar asuhan keperawatan melalui perbaikan yang
berkesinambungan
2. Meningkatkan produktuktifitas dan kwalitas kerja staf keperawatan melalui
pembinaan,pendidikan dan pelatihan
3. Mendapatkan kepuasaan kerja secara profesional
C. SASARAN
Sasaran pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Umum Pekerja adalah:
1. Manager perawatan baik tingkat tinggi, menengah maupun manager tingkat
bawah
2. Semua unsur perawat/bidan di layanan keperawatan
3. Managemen Rumah Sakit Pelni

2
D. RUANG LINGKUP
Pedoman ini di buat sebagai acuan kerja bagi pelaku pelayanan keperawatan
baik tingkat manajerial maupun pelaksana di lapangan dan di dalamnya
menggambarkan serangkaian kegiatan dan bisnis proses pelayanan
keperawatan, mulai sejarah Rumah Sakit Umum Pekerja, struktur organisasi
Rumah Sakit Umum Pekerja, Visi, Misi, struktur organisasi keperawatan, analisa
jabatan sampai dengan bagaimana melakukan perencanaan dalam menghitung
kebutuhan tenaga perawat/ bidan, orientasi perawat /bidan baru, system
penilaian dan pelaporan yang harus di buat di analisa dan di tindak lanjuti.

E. DASAR HUKUM
1. UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit di mana terdapat pasal yang
merupakan payung hukum bagi pelayanan keperawatan rumah sakit (pasal
12 dan 13)
2. UU Keperawatan no 38 tahun 2014 memuat tentang praktek keperawatan
3. Peraturan pemerintah No 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
4. Kepmenkes 148/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat
5. Kepmenkes 1239/Menkes/XI/2001 tentang registrasi dan praktek perawat
6. Adanya standar profesi dan kode etik perawat Indonesia yang di keluarkan
oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 2010 yang mengatur
praktek keperawatan

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

SEJARAH

Rumah sakit umum Umum Pekerja adalah rumah sakit yang di dirikan
berdasarkan instruksi Bapak Presiden RI (Bapak Susilo Bambang Yudoyono) pada
acara peresmian Rumah Susun yang dibangun oleh PT Jamsostek di Batam pada
tanggal 27 April 2012, atas instruksi tersebut, bapak mentri BUMN menindak lanjuti
dengan meminta empat perusahaan BUMN yaitu PT Jamsostek (Persero), PT KBN
(persero), PT Rumah Sakit Pelni (persero) dan PT Askes (persero) bersinergi
melakukan kerjasama pembangunan RS Umum Pekerja dalam hal ini PT KBN
menyiapkan lahan, PT Jamsostek membiayai dan membangun Rumah Sakit Umum
Pekerja, PT Askes menyiapkan peralatan kesehatan dan PT Pelni sebagai pengelola.
Pada perjalanannya, sinergi ini belum berjalan optimal sehingga PT KBN sebagai
penyedia lahan turut mengambil peran dalam seluruh pembiayaan dan pembangunan
Rumah Sakit Umum Pekerja sehingga saat ini Rumah Sakit Umum Pekerja menjadi
salah satu unit usaha PT KBN.

Rumah Sakit Umum Pekerja diresmikan oleh Bapak Presiden RI (Susilo Bambang
Yudoyono) pada tanggal 8 April 2014 di dampingi oleh Bapak Joko widodo yang saat itu
menjabat sebagai Gubernur Prov DKI Jakarta, mentri BUMN, mentri Kesehatan dan
mentri Dalam Negeri. Selanjutnya dua tahun pertama operasional RS Umum Pekerja
( tahun 2013-tahun2015) dijalankan Pertamina Bina Medika( Pertamedika) sesuai
dengan petunjuk Bapak mentri BUMN.

Pada saat pelaksanaan topping off pada tanggal 3 Juni 2013 yang di hadiri pula oleh
Dirut PT Pertamina. Pada bulan Oktober 2015, sejalan dengan berakhirnya kerjasama
antara PT KBN dengan PT Pertamedika tentang pengelolaan Rumah Sakit Umum
Pekerja, maka PT KBN memutuskan untuk mengelola sendiri Rumah Sakit Umum
Pekerja.

4
Setelah 3 (Tiga) tahun di kelola secara mandiri oleh PT KBN, maka pada bulan Agustus
2018 manajemen Rumah Sakit Umum Pekerja kembali diserahkan kepada salah satu
anak perusahaan BUMN yakni PT RS Pelni sesuai dengan perjanjian Kerjasama antara
Kawasan Berikan Nusantara (persero) dengan PT Rumah Sakit Pelni tentang
pengelolaan Rumah Sakit Umum Pekerja Nomor : 004/SPKS/DRT.5.3/08/2018 dan
Nomor 074/Hkm/PT.KBN/VIII/2018 tanggal 15 Agustus 2018.

Pada tahapan selanjutnya, telah dilakukan spin off. Proses yang sudah dilakukan
adalah persetujuan Dewan Pengawas dan Pemegang Saham PT KBN pada saat di
lakukan RUPS RKAP 2019

5
BAB III

VISI DAN MISI RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA

VISI

MENJADIKAN RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA MENJADI TEMPAT TERBAIK DAN


TEMAN TERPERCAYA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

MISI

MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN STANDAR KUALITAS TERBAIK,


TERJANGKAU, DALAM LINGKUNGAN YANG NYAMAN DALAM RANGKA
MEMBANTU PROSES PENYEMBUHAN BAGI PASIEN DAN KELUARGANYA

6
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PEKERJA

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Pekerja pada tahun 2018 berdasarkan SK
Direksi adalah sebagai berikut:

A. SK Direksi tentang Pemberlakuan struktur organisasi Rumah Sakit Umum


Pekerja Nomor 001/SKD/DIR.1.0/10/2018

Struktur Oranisasi Rumah Sakit Umum Pekerja terlampir pada Lampiran 1

7
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN KEPERAWATAN

Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit dapat diselenggarakan dengan baik, perlu di


dukung oleh fungsi-fungsi manajemen. Pada pedoman ini akan diatur tentang
pengorganisasian di Bagian Keperawatan, ketenagaan perawat, pembiayaan
pelayanan keperawatan, alokasi sumber daya, logistik keperawatan, mutu pelayanan
keperawatan, dan pengembangan keperawatan serta aplikasi manajemen dalam
proses keperawatan

Dalam rangka pengorganisasian tugas pokok dan fungsi seluruh perawat di rumah
sakit, maka organisasi keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil
analisa organisasi. Organisasi menggambarkan struktur, posisi jabatan, uraian
pekerjaan, tanggung jawab dan otonomi yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang
berlaku.

A. Bagian Keperawatan
1. Pengertian Bagian keperawatan adalah suatu wadah struktural berfungsi
mengelola kelancaran pelayanan keperawatan di rumah sakit, di pimpin oleh
seorang perawat profesional yang memiliki kemampuan manajerial
keperawatan
2. Struktur dan kedudukan
Struktur bagian keperawatan di pimpin oleh seorang kepala bagian
keperawatan dibawah direktur medik dan keperawatan dengan tugas pokok
melakukan perencanaan, pengembangan keperawatan serta evaluasi
pelayanan keperawatan yang membawahi langsung bagian mutu pelayanan
dan asuhan keperawatan serta bagian mutu dan asuhan kebidanan dan
secara langsung membawahi seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit
Umum Pekerja.

8
Bagan Stuktur Organisasi bagian keperawatan

BAGIAN
KEPERAWATAN

PERENCANAAN MUTU PELAYANAN


PENGEMBANGAN DAN ASUHAN
DAN LOGISTIK KEPERAWATAN

UNIT RAWAT
UNIT RAWAT INAP UNIT IGD UNIT ICU UNIT OK/ANESTESI
JALAN

9
BAB VI

URAIAN JABATAN

A. Jabatan Struktural
1. Nama dan Persyaratan jabatan
a. Nama Jabatan : Kepala Bagian Keperawatan
b. Persyaratan jabatan : Sarjana Keperawatan (Skep, Ners)
c. Pelatihan : Manajemen bidang Keperawatan
d. Ikhtisar jabatan : Menyusun rencana strategi bagian keperawatan,
membagi tugas, memberikan petunjuk terhadap bawahan, menilai
hasil mutu perawatan, menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan,
melakukan penilaian, pengendalian dan monitor tenaga untuk
kelancaran pelayanan, memfasilitasi kebutuhan logistik keperawatan
dan terlibat dalam melakukan proses rekruitmen tenaga perawatan
e. Hasil kerja
1. Pedoman pengorganisasian dan pelayanan perawatan
2. Rencana kerja dan anggaran tahunan bidang perawatan
3. Laporan bulanan dan tahunan
4. Laporan kebutuhan tenaga perawat/ bidan
5. Revisi protap sesuai dengan kebutuhan
6. Laporan KPI di bawah tanggung jawabnya
7. Laporan Program rotasi perawat
8. Laporan Proses rekruitmen tenaga perawat
9. Laporan mutu perawatan
10. Daftar kompetensi perawat dan bidan
f. Bahan Kerja
1. Undang-Undang RI NO 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Keperawatan No 38 tahun 2014

10
4. Buku Pedoman organisasi dan pelayanan perawatan RS Umum
Pekerja
5. Buku Standar Profesi dan Kode Etik PPNI
6. Panduan Nasional tenaga perawat dan bidan
7. Data base tenaga perawat dan bidan
8. Protap Asuhan keperawatan

g. Uraian Tugas
1. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan berdasarkan
realisasi anggaran tahun sebelumnya
2. Membuat KPI dan Bisnis Proses bagian keperawatan
3. Membuat pedoman pelayanan / Pengorganisasian keperawatan
4. Mengusulkan revisi protap/ SPO sesuai dengan kebutuhan
5. Membuat SPO yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
6. Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan,
membuat daftar kompetensi perawat baru
7. Menganalisa dan menilai mutu harian perawatan secara berkala
8. Merencanakan jumlah tenaga perawatan yang dibutuhkan disetiap
unit kerja
9. Merencanakan rotasi dan mutasi perawat
10. Mengusulkan untuk penyesuaian izasah sesuai dengan kebutuhan
11. Mengajukan perubahan format-format yang berhubungan dengan
pelaksanaan pelayanan perawatan
12. Memberi tugas dan petunjuk kepada bawahan agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai program kerja
13. Mengevaluasi tugas bawahan
14. Mengatur pemberian pelayanan kepada pasien sesuai standar
yang telah berlaku
15. Membuat laporan kegiatan bulanan dan tahunan
16. Mengusulkan adanya pelatihan, seminar, symposium sesuai
kebutuhan perawat.

11
17. Mengadakan orientasi bagi perawat baru
18. Mengadakan pembahasan kasus pasien di tiap unit kerja secara
bergantian
19. Mengadakan rapat rutin bulanan dengan seluruh kepala unit
20. Mengikuti rapat rutin dengan Direksi dan kepala bagian lainnya
h. Tanggung Jawab
1. Kejelasan tugas dan petunjuk kerja
2. Pembinaan bawahan
3. Kebenaran rencana kerja anggaran
4. Kenyamanan pasien serta peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
5. Kebenaran laporan internal maupun eksternal
6. Pengelolaan SDM dan Bidan
i. Wewenang
1. Menentukan jenis pelayanan keperawatan
2. Menentukan jumlah tenaga bersama kualifikasinya
3. Memimpin rapat dengan kepala unit sehubungan dengan
pelayanan dan profesi keperawatan
4. Memberikan penilaian kepada bawahan
5. Membuat analisa kebutuhan tenaga perawat dan bidan
6. Mengusulkan rotasi/ mutasi perawat/ bidan
7. Mengusulkan mengganti pejabat kepala unit yang pensiun atau
mengundurkan diri/ mutasi ke unit lain atau meninggal dunia
8. Mengajukan permintaan ATK/ ART sesuai anggaran
j. Nama dan jabatan bawahan langsung
Kepala unit

12
k. Korelasi jabatan

N JABATAN UNIT ORGANISASI DALAM HAL


O
1 Direktur Medik dan Direktorat RS Pelaporan
Keperawatan Pengarahan
2 Bagian SDM dan Direktorat Koordinasi
Umum Administrasi dan ketenagaan,
keuangan pendidikan dan
pelatihan
Pelaporan SDM
3 Ka Komite Direktorat utama Kredensialing
Keperawatan

l. Kondisi lingkungan kerja

N ASPEK FAKTOR
O
1 Tempat kerja Bagian Keperawatan Di ruang tertutup ber
AC
2 Ruang pelayanan keperawatan Ruangan tertutup dan
terbuka

m. Kondisi Fisik
1. Jenis kelamin laki-laki/ perempuan
2. Sehat jasmani rohani
n. Risiko Bahaya

N ASPEK FAKTOR
O
1 Stress operasional Tanggung jawab dan
beban pelaksanaan

13
tugas pelayanan
2 Gangguan Mata Pemakai Komputer

Nama dan Persyaratan Jabatan kepala unit

IKHTISAR JABATAN
Membuat rencana kerja, rencana kegiatan perawatan, mendistribusikan
tugas memberi petunjuk, memonitor, menilai/menyelia, proses dan hasil
kegiatan bawahan, mengoreksi laporan harian, jumlah pasien yang dirawat,
sebagai upaya meningkatkan mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan, serta
memproses/mengajukan ATK, ART, Obat–obatan dan sarana lainnya dan
mengatur jadwal permintaan cuti bawahan, sesuai peraturan yang berlaku.
URAIAN TUGAS
a. Merencanakan langkah kegiatan Perawatan
b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya
c. Memberi petunjuk kepada bawahan agar dapat melaksanakan
tugas dengan baik dan sesuai program atau jadwal
d. Mengecek laporan kunjungan harian pasien yang dibuat bawahan
e. Mengecek catatan perawatan harian
f. Mengetahui keadaan pasien Ruangan dibawah tanggung jawabnya
g. Mengecek kehadiran atau visite Dokter
h. Memproses permintaan kebutuhan ATK, ART, Obat – obatan dan
sarana lainnya untuk diajukan kepada Atasan
i. Mengecek kebenaran pemakaian Alat Kesehatan dan Obat –
obatan di ruangan
j. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan
k. Mengajukan dengan Unit terkait tentang kebutuhan Ruangan, Alat
Tenun, penggantian kerusakan Alat Listrik, AC dan lain – lain
l. Menyelesaikan masalah yang timbul, antara Pasien atau Keluarga
pasien dengan Dokter atau Petugas di Ruangan Perawatan
m. Membantu menjelaskan tentang penyakit kepada Pasien sebatas
wewenangnya
14
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan dalam lingkup
kedinasan
o. Menghubungi Dokter Spesialis terkait yang berhubungan dengan
tindakan (sebagai advokasi)
p. Mengevaluasi tugas bawahan
q. Mengusulkan Revisi Protap bila diperlukan.
r. Mengusahakan dan memelihara kerja sama yang harmonis
s. Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan Alat – alat dan Obat –
obatan yang ada dibawah pengawasannya

t. Memberikan bimbingan, petunjuk dan penilaian kepada Pelaksana,


tentang pelaksanaan pelayanan perawatan sesuai dengan yang
telah digariskan oleh Kepala Bidang Perawatan dan Direktur
Rumah Sakit
u. Merencanakan jumlah dan macam tenaga Perawatan yang
dibutuhkan oleh Unit – unit Perawatan, serta mengkoordinasikan
penempatan tenaga sesuai dengan kebutuhannya.
v. Mengatur dan mengendalikan jalannya organisasi dan administrasi
di ruang rawat inap.
w. Mengadakan rapat berkala atau sewaktu – waktu bila diperlukan
dengan katim/penanggung jawab shif atau unit pelaksana perawatan

TANGGUNG JAWAB
a. Kejelasan pembagian tugas dan petunjuk kerja
b. Pembinaan bawahan
c. Kebenaran laporan perawatan pasien
d. Kebenaran laporan bulanan dan tahunan
e. Kebenaran pelayanan dan mutu pelayanan kepada pasien di
Ruangan Rawat Inap
f. Kebenaran daftar dinas, daftar cuti, surat ijin dan surat ijin sakit

15
bawahan.

WEWENANG
a. Menilai, menegur dan memotivasi bawahan
b. Menanda tangani surat dan bon permintaan.

1. KORELASI JABATAN

No Jabatan Unit Organisasi Dalam hal


a. Ka Unit Rawat Inap Bagian keperawatan Arahan dan
pelaksanaan
tugas
b. Supervisi rawat inap Ruang Ranap Pelaksanaan
tugas
c. Dokter umum/ Bagian Pelayanan Kolaborasi
Medis
Dokter jaga
d. Dokter spesialis/ Kelompok Staf Kolaborasi
Subspesialis Medis Spesialis
dan Subspesialis
e. Unit kerja terkait RS Umum Pekerja Koordinasi

2. KONDISI LINGKUNGAN KERJA


Tempat Kerja : didalam ruangan

3. SYARAT JABATAN
a. Pendidikan minimal : D III keperawatan
b. Pelatihan : BHD, Manajemen kepala bangsal
4. KONDISI LINGKUNGAN KERJA
Tempat Kerja : didalam ruangan

5. UPAYA FISIK

16
a. Duduk : Sering
b. Berdiri : Sering
c. Berjalan : Sering
d. Berbicara : Sering
e. Mengangkat : Sering
f. Mendorong : Sering
g. Mendengar : Sering
h. Menulis : Sering

6. KONDISI FISIK
a. Jenis kelamin laki-laki/ perempuan
b. Sehat jasmani dan rohani.

7. RESIKO BAHAYA
NO ASPEK FAKTOR
a Varises Banyak berdiri
b HNP Mengangkat dan mendorong
c Penyakit Kontak langsung dengan pasien
d Luka Tertusuk

17
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

1. Hubungan kerja dengan Direktur medik


a. Pelaporan hasil kerja
b. Pengajuan rencana strategi keperawatan
c. Meminta rekomendasi dari hasil kerja mutu
keperawatan
d. Pengajuan analisa kebutuhan tenaga
e. Pengajuan kebutuhan logistik (seragam, sepatu, tas
pinggang, loker untuk perawat, bidan
f. Pengajuan jenjang karir perawat
g. Pengajuan SPO dan Format
2. Hubungan dengan di bawah Direktorat Medik yang
membawahi sekelompok tenaga perawat seperti rawat jalan, ICU, IGD, Ok dan
Anestesi yaitu tentang :

18
a. Ketenagaan
b. Penyediaan SDM
c. Kebutuhan tenaga
d. Kompetensi perawat/ bidan
e. Pengajuan promosi Jabatan
f. Proses rotasi dan mutasi
g. Pendidikan dan Pelatihan
h. Jenjang karir perawat/ bidan
i. Penilaian kinerja
j. Kebijakan tentang pelayanan perawatan secara
umum.
3. Hubungan kerja dengan SDM
a. Proses rekruitmen tenaga perawat dan bidan
b. Pengajuan nilai pegawai KKWT
c. Pengajuan pelatihan inhouse training atau pelatihan di luar RS
d. Permintaan seragam perawat
e. Pengajuan tambahan pendidikan untuk penyesuaian ijazah perawat
f. Penilaian hasil kinerja perawat/ bidan
g. Pengaturan Cuti
4. Hubungan dengan Komite Keperawatan
a. Kredensialing Perawat/ bidan
b. Pengembangan kompetensi
c. Etik Profesi
5. Hubungan kerja dengan Unit Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
a. Program keselamatan pasien Rumah Sakit
b. Pelaporan Insiden keselamatan pasien
c. Pelaporan mutu keperawatan
d. Koordinasi audit mutu

19
BAB VIII
Pola Ketenagaan dan kualifikasi Personil di Pelayanan Perawatan dan Kebidanan
A. Pola Tenaga di tatanan perawatan :
1. Pola ketenagaan Rawat Inap (Dewasa,Anak dan Kebidanan)

N NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN


O FORMAL
1 KA. Unit Rawat Inap S.Kep Ners/ D III Bersertifikat BLS/ manajemen
Keperewatan bangsal, Ponek (kebidanan)
2 Perawat ka tim D III Keperawatan BLS, Manajemen supervisi
3 Perawat Pelaksana D III Keperawatan BLS

2. Pola Ketenagaan Rawat Jalan

20
N NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN
O FORMAL
1 KA. Unit Rawat Jalan S.Kep Ners/ D III Bersertifikat BLS/ manajemen
Keperewatan bangsal
2 Perawat pelaksana D III Keperawatan BLS, Manajemen supervisi

3. Pola ketenagaan Bedah dan Anestesi

N NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN


O FORMAL
1 KA. Unit Bedah dan S.Kep Ners/ D III Bersertifikat BLS/ manajemen
Anestesi Keperewatan bangsal
2 Perawat pelaksana D III Keperawatan BLS, Manajemen supervisi

4. Pola Ketenagaan IGD

N NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN


O FORMAL
1 KA. Unit IGD S.Kep Ners/ D III Bersertifikat BLS/ manajemen
Keperewatan bangsal
2 Perawat KA Tim D III Keperawatan BLS, Manajemen supervisi
3 Perawat pelaksana D III Keperawatan BLS

5. Pola Ketenagaan ICU

N NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN


O FORMAL
1 KA. Unit ICU S.Kep Ners/ D III Bersertifikat BLS/ manajemen
Keperewatan bangsal,
2 Perawat KA Tim D III Keperawatan BLS, Manajemen supervisi,
3 Perawat pelaksana D III Keperawatan BLS, pelatihan keperawatan
intensif dasar

21
B. Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan
beberapa faktor yang terkait beban kerja perawat, diantaranya seperti
berikut :
1. Jumlah klien yang di rawat/hari/bulan/tahun/ dalam suatu
unit
2. Kondisi atau ketergantungan klien

Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut diatas adalah
sebagai berikut :

Kategori 1. Self Care/ Perawatan Mandiri (Minimal)

Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.

Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Kebersihan diri, mandi dan ganti pakaian dilakukan sendiri


2. Makan dan Minum di lakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan

Kategori II : Intermediet Care/ Perawatan sedang (partial)

Kegiatan sehari-hari untuk makan di bantu, mengatur posisi waktu makan, memberi
dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga di bantu atau menyiapkan
alat untuk ke kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang.

Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urine reduksi,
fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage atau infus. Pasien memerlukan
bantuan pendidikan kesehatan untuk suport emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/
shift dengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi

22
Asuhan Keperawatan Parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Kebersihan diri di bantu, makan minum di bantu


2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulasi di bantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran
intake output cairan di catat/ dihitung
5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang
memerlukan prosedur

Kategori III : Intensif Care ? Perawatan total

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa di laksanakan sendiri, semua di bantu oleh perawat
penampilan sakit berat, pasien memerlukan observasi terus menerus.

Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Semua keperluan di bantu


2. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan
setiap 2 jam
3. Makan malalui slang (NGT/ pipa lambung), terapi intra vena
4. Dilakukan penghisapan lendir (suction)
5. Gelisah/ disorientasi

Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat di lakukan


dengan mengikuti panduan sebagai berikut :

1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang


sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama beberapa hari
sesuai dengan kebutuhan, dengan menggunakan format klasifikasi pasien
berdasarkan derajat ketergantungan.
2. Setiap pasien di nilai berdasarkan
kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3 kriteria)

23
3. Pasien di kelompokan sesuai dengan
klasifikasi tersebut dengan memberi tanda (I) pada kolom yang tersedia dalam
waktu satu hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien dengan klasifikasi minimal,
parsial dan total
4. Bila pasien hanya mempunyai kriteria
dari klasifikasi tersebut, maka pasien dikelompokan pada klasifikasi di atasnya
5. Perhitungan kebutuhan tenaga di
Rumah Sakit Umum Pekerja menggunakan standar perbandingan sebagai berikut :
a. Pasien di rawat Inap
 Total care = 3-4 :1
 Intermediet care = 6-8 :1
 Self care = 10-12 :1
b. Pasien di ICU
 Dengan Venti : 1 :1
 Tidak dengan venti : 2-3 : 1
c. Pasien di poliklinik 1-3 poli
:1
d. Untuk tindakan di kamar bedah/
anaestesi berdasarkan jumlah, jenis dan risiko tindakan
BAB VIII
ORIENTASI DAN ROTASI
A. Pengertian Orientasi
1. Defenisi Orientasi : Proses penyesuaian bagi pekerja baru
dengan lingkungan pekerjaan sehingga dia dapat berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya yang baru (Gillis, 1996)
2. Maksud Orientasi adalah membuat pegawai baru merasa
diinginkan dan diperlukan oleh rekan sekerja serta atasan, juga untuk
mewujudkan cita-cita organisasi
3. Tujuan orientasi :
a. Membekali pendatang baru dengan informasi yang
dapat membuat kerasan di lembaga yang baru

24
b. Memperoleh informasi yang cukup mengenai kondisi
kerja dan kebijaksanaan personil dari rekan sekerja
c. Memperoleh informasi tentang aturan-aturan,
kebijakan dan prosedur yang berlaku
4. Prinsip Orientasi
a. Program orientasi harus membuat perawat baru
merasa bahwa mereka di butuhkan dan menjadi bagian, serta puas
atas kesempatan profesional yang diberikan oleh tim kerja
b. Orientasi berfokus pada kebutuhan belajar dari orang
yang diorientasikan
c. Orientasi mempunyai tanggung jawab pribadi pada
program orientasi karena mereka membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman yang berbeda
d. Orientasi merupakan tanggung jawab dari preseptor-
preceptor yang di tunjuk
B. Program Orientasi
1. Peserta program adalah perawat baru
lulus atau perawat baru masuk ke Rumah Sakit Umum Pekerja.
2. Pelaksanaan Orientasi perawat baru
bekerja sama dengan bagian SDM di laksanakan orientasi teori di kelas
selama 3 hari ( 1 hari materi umum, 1 hari materi dari perawatan)

Har Materi Metode Pemberi


i Ke Materi
1 Materi Umum : Ceramah Ka Bag
Pengenalan Rumah Sakit Umum Tanya SDM
Pekerja jawab
- Sejarah RS
- Struktur Organisasi dan
manajemen RS
- Visi Misi RS
- Komunikasi Efektif

25
Pengenalan administrasi
kepegawaian :
- Peraturan absensi
- Peraturan Cuti
- Kontrak kerja
- System Penggajian
2 - Pengenalan struktur Bagian Ceramah Ka bag wat
keperawatan Tanya
- Pengenalan keselamatan jawab
pasien (IPSG) Simulasi
- Pengenalan keselamatan Kerja/ hand
K3 hygene
- Mutu pelayanan Rumah Sakit
- Pendokumentasian askep
- Uraian tugas perawat
- Buku kompetensi dasar

3. Orientasi di Lapangan
Orientasi dilakukan di unit pelayanan perawatan yaitu : Ruang rawat inap,
Rawat jalan, unit gawat darurat.
C. Program Rotasi Mutasi
Rotasi adalah proses pemindahan atau pertukaran perawat/ bidan dari satu
unit ke unit lainnya dalam lingkup profesi yang sama
1. Tujuan dari program rotasi adalah :
a. Mengurangi kejenuhan perawat / bidan di suatu tempat tertentu
b. Menambah pengalaman praktek keperawatan/ kebidanan
c. Memberikan kesempatan praktek keperawatan/ kebidanan
d. Memberikan kesempatan kepada perawat/ bidan untuk
mengaplikasikan kemampuannya di tatanan yag lebih luas.

26
e. Mengurangi kesenjangan pada perawat/ bidan untuk mengaplikasikan
kemampuannya di tatanan yang lebih luas
f.Mengurangi kesenjangan dari tingkat kesibukan ruangan satu dengan
yang lainnya
g. Untuk menempati jabatan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan
pengalamannya
2. Adapun sasarannya adalah
a. Kepala unit
b. Ka Tim
c. Pelaksana
3. Waktu
Waktu pelaksanaan rotasi dan mutasi antara lain :
a. Untuk kepala unit rawat inap sekurang-kurangnya 4
tahun dan untuk ka Tim atau pelaksana sekurang-kurangnya 2 tahun
b. Diluar program sesuai dengan kebutuhan seperti
pemerataan tingkat pendidikan saat baru selesai mengikuti pendidikan
dan karena kebutuhan tenaga yangberubah sesuai hasil analisa atau
karena sesuatu hal sehubungan dengan faktor kesehatan
c. Pelaksanaan riotasi mutasi antara kepala unit, ka Tim
maupun pelaksana di lakukan tidak secara bersamaan untuk mencegah
ketidakstabilan pelayanan keperawatan secara keseluruhan
4. Sistem Evaluasi
Evaluasi pada perawat/ bidan yang baru di lakukan rotasi setelah 1 bulan
adapun hal yang perlu di evaluasi oleh kepala unit antara lain :
a. Kemampuan mengenal ruangan baru
b. Kemampuan beradaptasi dengan perawat/ bidan
yang baru
c. Kemampuan beradaptasi terhadap pekerjaan di Unit
yang baru
Bila ditemukan masalah salah satu di atas maka kepala unit melakukan
orientasi pekerjaan yang lebih intensif sampai mampu beradaptasi

27
dengan batas waktu paling lama 3 bulan, bila tidak ada perubahan
maka akan diteruskan dengan pembinaan.
D. System evaluasi Kinerja Perawat/ bidan KKWT
Pengertian Kinerja adalah : Sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/ kegiatan
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang di pengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi yang di pengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu (pabudu, 2006)
Kinerja ( prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawabnya yang di berikan kepadanya (Mangkunegara,
2009).
Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan
sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam
rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan
sasaran unit organisasi. Perawat diukur kinerjanya berdasarkan standar
obyektif yang terbuka dan dapat di komunikasikan. (Faizin dan Winarsih,
2008)
Penilaian kinerja adalah mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan
atau di masa lalu terhadap standar prestasinya (Dessles, 2003).

Setiap unit kerja melakukan evaluasiberupa penilaian dengan menggunakan


daftar penilaian pekerja KKWT/ Kontrak yaitu:
Adapun target hasil kerja perawat baru terdiri atas 2 faktor :
1. Kinerja
a. Melakukan pengkajian secara tepat (Identifikasi pasien dengan benar
yaitu dengan menyebutkan nama dan tanggal lahir, inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi) dengan benar (salah satu implementasi IPSG
International Patient Safety Goal target 100%

28
b. Kecakapan dalam berkomunikasi (perhatian, sikap dan gaya bicara
dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan lain, cara menerima
telepon dan gesture sapa dan terimakasih. Target 100%
c. Melakukan handahygiene dengan benar target 100% (implementasi
IPSG 5)
d. Melakukan dokumentasi keperawatan dengan benar (komunikasi
efektif dengan SOAP/SBAR/ Read back target 90%
2. Budaya Rumah Sakit Umum Pekerja
a. Hapal Visi Misi Rumah Sakit Umum Pekerja target 100%
b. Hapal Misi Rumah Sakit Umum Pekerja target 100%
c. Hapal IPSG ( 6 Sasaran Keselamatan Pasien) target 100%

Cara Perhitungan Penilaian :

Cara perhitungan penilaian :

Nilai = Realisasi nilai masing-masing kriteria/ target sasaran kerja x 100%

Target kelulusan ≥80%

Setelah dilakukan penilaian terhadap target hasil kerja perawat baru maka hasil kerja
perawat baru maka hasil penilaian dimasukan ke dalam formulir penilaian kinerja
pegawai kontrak/ KKWT pada 3 bulan pertama

Sebelum pegawai baru (Perawat/bidan) memasuki masa kerja 3 bulan, bagian SDM
akan memberikan nota dinas serta formulir penilaian pekerja kontrak/ PKWT kepada
Kepala Bagian Keperawatan untuk dilakukan penilaian oleh kepala unit sebagai
pembimbing/ yang melakukan evaluasi secara langsung di unit kerja hasil penilaian,
hasil penilaian di ruangan akan di verifikasi oleh kepala bagian perawatan memberikan
laporan apakah pegawai tersebut dapat di rekomendasikan untuk lanjut/ tidak perlu
pembinaan khusus sesuai dengan kriteria nilai yang didapat oleh pegawai kontrak lalu
dikirim kebagian SDM untuk ditindaklanjuti.

PENILAIAN KINERJA PERAWAT/ BIDAN KKWT

Nama :

29
Kls Jabatan :

Unit Kerja :

Periode Penilaian :

No Uraian Tugas Target Capaian


A Kinerja
(%)
1 Melakukan pengkajian secara tepat (identifikasi pasien 100%
dengan benar yaitu dengan menyebutkan nama dan tanggal
lahir)
2 Kecakapan dalam berkomunikasi (perhatian, sikap dan gaya 100%
bicara dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan lain,
cara menerima telepon dan gesture sapa dan terimakasih
3 Melakukan hand hygiene dengan benar 100%
4 Melakukan dokumentasi keperawatan yang benar 90%
(komunikasi efektif dengan SOAP/ SBAR/ Read Back
B Budaya Rumah Sakit Umum Pekerja
1 Hapal visi Rumah sakit Umum Pekerja 100%
2 Hapal Misi Rumah sakit umum pekerja 100%
3 Hapal IPSG (6 sasaran keselamatan pasien) 100%
Jakarta, / /2019

Penilai
( )

30

Anda mungkin juga menyukai