Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nisa Nurfatimah

NIM : 2008424
Kelas/Prodi : 2A/ Pendidikan Pariwisata
Mata Kuliah : B. Indonesia

Efektifitas Penerapan Protokol Kesehatan Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Masa


Pandemi
PENDAHULUAN
(Fenomena) Pada akhir 2019, dunia digemparkan oleh virus yang berasal dari salah satu kota di
China, Wuhan. Ada dugaan bahwa virus corona awalnya berada di pasar hewan, ditularkan dari
hewan kemanusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus ini juga menular dari manusia
kemanusia. Saat di Wuhan, masyarakat disana awalnya tidak menyadari adanya virus yang
menyerang sistem pernapasan ini, tetapi Ketika masyarakat disana melihat banyak orang yang
tergeletak dan tidak sadarkan diri di mana mana, mereka pun ketakutan. Pemerintahan di Wuhan
pun langsung bertindak dengan menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam
rangka untuk mencegah penyebaran virus corona ini.Virus ini disebut COVID-19. COVID-19
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, Sars-CoV-2. Virus ini menyerang
sistem pernapasan manusia yang dapat menyebabkan kematian. Gejala umum COVID-19 ini
adalah suhu tubuh yang lebi dari 38 derajat celcius, batuk kering, dan sesak napas, kelelahan, dan
tidak mencium aroma apapun. Virus ini menular jika seseorang menghirup droplet yang keluar
dari bersin, batuk, dan napas seseorang yang terjangkit Covid-19 ini. Sampai saat ini, kasus
corona di Indonesia mencapai 1,26 juta (JHU CSSE COVID-19, 2021).
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar keseluruh negara di dunia,
seperti Korea, Jepang, Singapura, Amerika, termasuk Indonesia hanya dalam beberapa bulan.
Negara-negara di dunia hampir semua langsung menghentikan penerbangan antar negara. Tetapi,
mereka menyadari setelah virus tersebut datang dan menyebar di negaranya masing-masing.
Tetapi beberapa negara mampu mengatasi dan mengendalikan perkembangan COVID-19 ini.
Covid-19 ini menyebar sangat cepat akibatnya, pada April 2020 semua kegiatan berbau
keramaian dihentikan sementara, termasuk dunia perekonomian yang mana itu adalah sebuah
penompang negara.Pada pertengahan April, pemerintah di Indonesia menerapkan sistem
lockdown, dimana pada saat itu semua aktivitas diberhentikan sejenak dan masyarakat harus
berdiam diri dirumahnya masing-masing, dikarenakan pada saat itu pemerintah Indonesia yang
sangat takut akan menyebarnya virus ini. Karena adanya virus Covid-19 ini, masyarakat di dunia
terutama di Indonesia diwajibkan untuk selalu mencuci tangan, memakai masker setiap keluar,
dan menjaga jarak dengan orang di sekitarnya.
(Teori Relevan) Pariwisata dengan model alam, memiliki beberapa kelemahan yang mendasar
seperti masalah alam dan lingkungan (Strategi Pengembangan Ekowisata Melalui Konsep
community based tourism (CBT) dan Manfaat Sosial dan Masyarakat Nglanggeran Di Desa
Wisata , Patuk, Gunung Putri Nglanggeran, Jamalina, 2017). Salah satu kelemahannya adalah
Ketika datangnya virus Covid-19 ini, pariwisata di dunia terutama di Indonesia terpuruk.
Pandemi COVID-19 meluluhkan seluruh aktivitas pariwisata hingga mati suri seperti
penerbangan dihentikan, hotel-hotel tidak terisi, hingga berbagai tempat wisata sepi pengunjung.
Sekalipun semua orang ingin traveling, kesehatan diri dan keluarga jadi prioritas tertinggi saat
ini.
Sektor Pariwisata Indonesia sementara digoyakan dengan adanya wabah virus corona
atau covid19, yang mengakibatkan berbagai destinasi wisata harus mengambil langkah untuk
menutup objek wisata untuk sementara dan akan kembali dibuka setelah waah virus ini
benarbenar hilang. Namun dibalik semuanya itu sektor pariwisata Indonesia telah mengambil
strategi utnuk bagaimana cara mereka mengembalikan kondisi pariwisata untuk maju kembali
bersaing, setelah pandemi covid19 ini usai (Analisis Eksistensi Pariwisata Indonesia di Tengah
Situasi Pandemi Corona Virus Diasease (Covid-19), Benony Walakula, 2020) . Pariwisata
merupakan sector perekonomian di Indonesia yang cukup besar menyumbang beberapa
keunggulan. Dalam masa pandemi ini, pariwisata adalah salah satu dari sekian banyak sector
yang merasakan kerugian yang cukup tinggi karena adanya COVID-19 . Pandemi virus corona
berdampak luas dan dalam pada industri pariwisata di seluruh dunia karena anjloknya
permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Drastisnya penurunan permintaan ini
disebabkan oleh pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan oleh banyak negara yang
berusaha membendung penyebaran dan penularan virus yang bisa berakibat fatal itu. Indonesia,
sebagai salah satu negara pilihan tujuan wisata juga tidak luput dari imbas ini. Sama seperti yang
terjadi di seluruh dunia, Indonesia menanggung imbas dari merosotnya industri pariwisata akibat
pandemi virus corona.
(Konfirmasi Fenomena dengan Teori) Kondisi pandemi Covid-19 ini terhadap sector
pariwisata yang melumpuhkan kegiatan-kegiatan pariwisata sejalan dengan teori ini. Kurangnya
minat wisatawan pada masa pandemi ini harus diatasi dengan beberapa hal yang mampu
membuat industri pariwisata berkembang lagi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebarannya adalah dengan menerapkan protocol Kesehatan disetiap tempat wisata. Cara ini
harus dilakukan dan dikembangkan disetiap tempat wisata agar industri pariwisata mampu
berjalan seperti biasanya.
(Penelitian Terdahulu) Pemerintah pusat yang menggaungkan kampanye tagar
#DiIndonesiaAja yang bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia berwisata di dalam
negeri saja. Tujuannya adalah agar cash flow aliran dana konsumsi masyarakat hanya berputar di
dalam negeri. Tentunya hal ini akan berjalan baik, jika diiringi dengan jaminan rasa aman bagi
masyarakat yang ingin berwisata di tengah pandemi. Lebih lanjut, di bagian pembahasan penulis
akan menjelaskan terkait pariwisata normal baru secara komprehensif beserta rekomendasi
kebijakan yang dapat diterapkan dalam mendukung pariwisata normal baru sebagai percepatan
normalisasi ekonomi Indonesia.(New Normal Touris Sebagai Pendukung Ketahanan Ekonomi
Nasional Pada Masa Pandemi, Maharani, Mahalika, 2020). Penelitian ini pengembangan industri
pariwisata dimasa pandemi dengan berwisata hanya di negara kita saja. Bukan hanya
menerapkan protokol Kesehatan di tempat wisata saja, tetapi kita juga bisa mencegah
penyebaran Covid-19 ini dengan berwisata di negara sendiri dengan tujuan agar menghentikan
penyebaran virus ini dari luar negeri sekaligus kita dapat membantu meningkatkan
perekonomian di Indonesia.
Perbedaan penelitian yang saya paparkan ini dengan penelitian di atas adalah dari segi
cara. Penelitian diatas menyarankan kepada masyarakat indonesia untuk berwisata di dalam
negeri saja guna untuk menyeimbangkan kembali perekonomian di indonesia dari sumber
industri pariwisata. Sedangkan penelitian saya menyarankan kepada orang-orang yang terkait
pada industri pariwisata untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di dalam tempat wisata dan
masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di tempat wisata.
(Rumusan Masalah) Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
mengefektifitaskan penerapan protokol kesehatan dalam mengembangkan pariwisata di masa
pandemi. Cara ini sangat efektif karena cara ini bukan hanya untuk meningkatkan sector
perekonomian dengan mengembangkan industri pariwisata saja,tetapi kita juga dapat menjaga
Kesehatan diri kita sendiri dan juga mampu menghentikan penyebaran virus Covid-19 ini. Selain
itu juga harus diperhatikan mengenai luas tempat kegiatan, jumlah tamu, kelompok rentan, lama
kegiatan, lokasi kegiatan apakah indoor atau outdoor, karakteristik kegiatan seperti berupa
hiburan, menyanyi, dan aktivitas fisik lainnya harus di dipilah-pilah. Perlu diperhatikan juga
terkait aspek akomodasi hotel, transportasi restoran, tempat belanja, oleh-oleh dan di lokasi
destinasi wisata itu sendiri yang tentunya berkaitan erat dengan tempat wisata. Protokol
kesehatan yang harus diterapkan oleh pengelola lokasi wisata adalah melakukan pembersihan
dengan desinfeksi secara berkala, terutama pada area sarana dan peralatan yang digunakan secara
bersama-sama, dan juga fasilitas umum lainnya.
(Urgensi) Pariwisata adalah sektor yang berinteraksi langsung antar manusia. Untuk itu, kita
sebagai masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19
agar tidak menimbulkan sumber penularan baru, terutama pada tempat-tempat umum dimana
terjadi banyak interaksi antar manusia dan kita juga mampu mengembangkan kembali sektor
pariwisata dimasa pandemi ini. Masyarakat harus dapat beradaptasi di tengah pandemi Covid-19
ini dengan kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh
seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada.
Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan
menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

(Kajian Teori) Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious.
Karena itu, banyak pemimpin yang menghimbau warganya untuk melakukan social distancing
dan isolasi untuk mencegah penularan virus penyakit (Konsep Isoalasi Dalam Jaringan Social
Untuk Meminimalisir Contagius (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia, Mona, 2020).
Dengan adanya virus Covid-19 ini, kita harus mebiasakan diri dengan menambahkan beberapa
kebiasaan-kebiasaan membersihkan diri. Caranya dengan menjaga kebersihan tangan, perlu
diketahui bahwa virus corona sangat mudah menyebar melalui kontak fisik, terutama tangan.
Maka dari itu, kebersihan tangan harus benar-benar dijaga. Selain menghindari bersalaman
dengan orang lain, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir juga sangat wajib
dilakukan. Bisa juga menggunakan hand sanitizer untuk memastikan bahwa kondisi tangan
benar-benar bersih. Menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah juga mampu mengatasi
masalah ini, sejak era new normal, pemerintah menetapkan aturan bahwa semua masyarakat
yang beraktivitas di luar rumah harus menggunakan masker. Pasalnya, penggunaan masker
dipercaya cukup efektif untuk menghindari paparan virus Covid-19 yang berbahaya. Oleh karena
itu, patuhi aturan untuk menggunakan masker agar bisa terlindung dari penularan virus corona.
jaga jarak dengan orang lain di era new normal, physical distancing tetap menjadi aturan yang
wajib dipatuhi oleh semua orang. Dan jangan lupa juga untuk menjaga jarak dengan orang lain
saat bersosialisasi memang sangat penting untuk mencegah penyebaran virus corona. Pasalnya,
orang-orang di sekeliling kita bisa saja menjadi carrier atau pembawa virus tanpa sepengetahuan
kita. Maka dari itu, pastikan untuk selalu mematuhi aturan physical distancing saat berada di
tempat umum.
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang tumbuh dengan cepat. Sektor
pariwisata sendiri merupakan salah satu penyumbang devisa bagi negara Indonesia. Pariwisata
Indonesia sangatlah maju dan unggul, karena Indonesia sendiri memiliki banyak tempat serta
adat dan budaya juga tradisi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Seiring hadirnya
Corona Virus Disease (Covid19), hampir semua sendisendi kehidupan di belahan dunia
mengalami kelumpuhan, tak terkecuali Indonesia (Analisis Eksistensi Pariwisata Indonesia di
Tengah Situasi Pandemi Corona Virus Diasease (Covid-19), Benony Walakula, 2020). Untuk itu,
para pengelola pariwisata, jangan lupa untuk selalu menerapkan protocol Kesehatan di dalam
ataupun di luar pariwisata. Caranya dengan memasang spanduk di area-area tertentu yang dapat
terlihat orang banyak orang seperti di gerbang masuk, juga selalu mengecek setiap orang yang
masuk ke tempat wisata dengan menggunakan thermometer atau alat pengukur suhu, membatasi
pengunjung yang datang ke tempat tersebut guna untuk para pengunjung agar bisa menjaga jarak
dengan wisatawan lainnya, dan setiap orang yang masuk kedalam lingkungan pariwisata harus
memeperlihatkan surat keterangan rapid test atau swab test.

Anda mungkin juga menyukai