Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Demam


2.1.1 Definisi demam
Beberapa kondisi yang menyebabkan demam adalah terjadinya infeksi dan peradangan
dengan kata lain demam dapat dikatakan sebagai gejala dari sebuah penyakit ataupun sebagai
respon terjadinya peradangan. Demam dapat menyerang semua usia dengan keparahan yang
berbeda-beda. Dibandingkan dengan orang dewasa, demam anak usia 5 tahun memiliki
resiko terjadinya kejadian yang lebih berbahaya seperti kejang. Kejang muncul sebagi akibat
dari demam yang tidak terkontrol dengan baik. Dalam praktek sehari-hari orangtua sering
cemas bila anaknya mengalami kejang, karena setiap kejang kemungkinan pada
menimbulkan epilepsi dan trauma pada otak sehingga diperlukan tindakan yang cepat dan
tepat untuk megatasi kondisi demam agar tidak menimbulkan kondisi yang lebih parah.
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat
hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan,
bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya
nilainilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai
saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dan
lingkungannya (Novriadi, 2013).
Menurut Depkes (2010) mendifinisikan keluarga sebagai suatu
sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan
karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan adopsi dan
tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu (Widyanto,
2014)
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut Achjar (2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,
pisah, atau ditinggalkan
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
4) Bujang remaja yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam
daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya)
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3) Keluarga gay atau lesbian adalah pasangan yang berjenis
kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman
yang sama.
2.1.3 Tugas Keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Setiawan (2012) dalam Friedman (2002) membagi 5
peran kesehatan dalam keluarga yaitu :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan
lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
2.3 konsep DHF
2.3.1 pengertian dhf
DHF dapat menyerang semua kelompok umur, namun DBD
masih merupakan penyebab utama kematian pada anak –anak.DBD
sering terkadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dengan
tingkat seranagan tirtinggi dalam umur 5-9 tahun(fauziah H,2017)
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arthropod-borne virus,
genus falavivirus, dan family falviviridae.DBD ditularkan melalui
gigitan nyamuk dari genus aedes, terutama aedes aegypti atau aedes
albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepangjang tahun dan dapat
menyebabkan seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (profil
kesehatan kota samarinda tahun 2016).

Kasifikasi derajat DBD menurut WHO:


Table 2.1 derajat DBD
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu –satunya
manifestasi perdarahan uji toumiguet positif
Derajat 2 Derajat 1 disertai perdarahan sepontan diikuti dan /atau
perdarahan lain.
Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nandi cepat
dan lembut,tekanan nadi menurun(<20 mmhg)atau
hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien
menjadi gelisah.
Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba, dan tekanan darah tidak
dapat diukur.
Sumber:nanda,2015

1.1.1 etiologi DHF


penyakit demam berdarahdengue disebabkan oleh virus dengue dari
genus fiavivirus, family flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi virus dengue. Virus
dengue penyebab demam dengue (DD), demam berdarah dengue
(DBD) dan dengue shock syndrome (DSS) termasuk dalam
kelompok B Arhropoda virus Arbovirosis yang sekarang dikenal
sebagai genus falvivirus, famili flaviviride, dan mempunyai 4 jenis
serotype, yaitu: DEN-1,DEN -2,DEN -3,DEN -4(Depkes
RI,2016).di Indonesia pengamatan virus dengue yang di lakukan
sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukan ke empat
serotype yangdominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan
manifestasi klinik yang berat(depkes RI,2016)
1.1.2 tanda dan gejala
manifestasi klinis pada DHF yaitu: ( nurul & kusuma, 2015)
a. demam tinggi, timbul mendadak, kontinua, kadang bifaksi.
b. Berlangsung antara 2-7 hari.
c. Nyeri kepala
d. Nyeri retro-orbital.
e. Muka kemerahan (facial flushing), anoreksia, mialgia dan
artalgia.
f. Ruam kulit.
g. Manifestasi perdarahan (petekie atau uji beding positif)
h. Pemeriksaan serologi dengue positif
Menurut WHO (2012) demam dengue memiliki tiga fase
diantaranya fase demam, fase kritis dan fase penyembuh.
Pada fase demam, penderita akan mengalami demam tinggi
secara mendadak selama 2-7 hari yang sering dijumpai
dengan wajah kemerahan,eritema kulit, myalgia, arthralgia,
nyeri retroorbital, rasa sakit di seluruh tubuh, fotofobia dan
sakit kepalaserta gejalaumum seperti anoreksia, mual
dannyeri perut, muntah berkepanjangan ,letargi,pembesaran
hepar>2 cm, perdarahan mukosa, trombositopeni dan
penumpukan cairan di rongga tubuh karna terjadi
peningkatan permeabilitas pembulu darah kapiler.
Pada waktu trasnsisi yaitu dari fase demam menjadi tidak
demam,pasien yang tidak diikuti dengan peningkatan
pemeabilitas kapiler tidak akan berlanjut menjadi fase kritis.
Ketika terjadi penurunan demam tinggi ,pasien dengan
peningkatan permeabilitas mungkin menunjukan tanda
bahaya yaitu yang terbanyak adalah kebocoran plasma. Pada
fase kritis terjadi penurunan suhu menjadi 37,5-38 oC atau
kurang pada hari ke 3-8 dari penyakit. Progresivitas
leucopenia yang diikuti oleh penurunan jumlah platelet
mendahului kebocoran plasma. Peningkatan hematocrit
Merupakan tanda awal terjadinya perubahan pada tekanan
darah dan denyut nadi. Terapi cairan digunakan untuk
mengatasi kebocoran plasma.
Fase terakhir adalah fase penyembuh.setelah pasien
bertahan selam 24-48 jam fase kritis, trombosi kompartemen
ekstravaskuler bertahap terjadi selam 48-72 jam.fase ini
ditandai dengan keadaan umum memperbaiki, nafsu makan
kembali normal,gejal gastrointestinal membaik dan status
hemodinamik stabil (WHO,2012).
1.1.3 klarisifikasi
WHO dalam buku nurarif (2013) mengenai DBD/DHF menjadi 4
derajat, yaitu sebagai berikut:
1. derajat l
demam disertai gejala tidak khas,hanya terdapat manifestasi
perdarahan(ujitourniket positif).

2. derajat ll
seperti derajat l disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
3. derajat lll
ditemukan demam disertai gejala tidak khas,hanya terdapat
manifestasi perdarahan(ujitourniket positif).
4. derajat lv

Anda mungkin juga menyukai