Anda di halaman 1dari 4

Semua tahap ini berhubungan dengan fungsi intelektual problem sorving dan mendefinisikan

suatu tindakan keperawatan.


1.      Pengkajian
Merupakan awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, spiritual.
Pengkajian dimaksudkan untuk mendapatkan informasi atau data-data tentang pasien.
Dimana data tersebut bisa berasal dari pasien sendiri yang disebut data primer maupun
informasi yang berasal dari keluarga pasien dan catatan-catatan yang ada kaitannya dengan
kondisi pasien serta  informasi dari tim kesehatan yang merawat pasien disebut data
sekunder.

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan dasar utama dari
proses keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian keperawatan dibagi menjadi 4 tahap yaitu
: pengumpulan data, validasi data, pengorganisasian data dan identifikasi masalah atau
analisa masalah. (La Ode Jumadi Gaffar, S.Kp, 1999).

Untuk klien dengan Gastritis pada pengkajian didapat data-data sebagai berikut:
a.       Aktivitas/istirahat :
Gejala            : kelemahan, kelelahan
Tanda            : tacikardia, hiperventilasi 9respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala            : hipotensi (termasuk postural)
Tacikardia, disritmia (hipovolemia/hipoksemia)
Kelemahan nadi perifer
Pengisian kapiler lambat/perlahan
Kelembaban kulit/membrane mokosa : berkeringat
Psikologik
b.      Integritas ego
Gejala      : faktor stress akut atau kronis
Tanda       : tanda ansietas (gelisah)
c.       Eliminasi
 Gejala      : riwayat perawatan di rumah sebelumnya pernah mendapat masalah
d.      Abdomen
Tanda    : nyeri tekan abdomen, distensi.
e.       Makanan/cairan
Gejala  : anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati. Tidak toleran    terhadap makanan; pedas, asam atau
terlalu manis.
Tanda   : membran mukosa agak kering  (terutama bibir), jumlah makanan kurang dari kebutuhan tubuh.
Cairan peroral kurang dari 2000 cc/hari.          
f.        Neurosensori
Gejala       : rasa pusing, kelemahan fisik.

g.       Nyeri/kenyamanan
Gejala      : nyeri digambarkan sebagai nyeri yang tajam, dangkal ataupun perih rasa
ketidaknyamanan/distress samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan.
nyeri epigastrium pada kuadran 1 dan 2. Nyeri berkurang setelah  diberikan antansida.  
Factor pencetus : makanan yang merangsang, perokok, alkoholisme,
                                  Penggunaan obat-obat tertentu, stressor psikologik.
Tanda           : wajah berkerut, agak pucat.
h.       Psikososial dan penyakit keluarga
Kemungkinan dalam keluarga ada yang menderita penyakit gastrointestinal. Bagaimana
persepsi klien terhadap penyakitnya dan bagaimana pemecahan yang diambilnya untuk
mengatasinya.
i.         Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala          : adanya kebiasaan untuk makan makanan yang pedas.

2.      Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau rperubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjadi
status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito, 200).

Doenges (2000) mengatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah : masalah kesehatan actual,
dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai
kewenangan memberikan tindakan keperawatan.
Adapun diagnosa keperawatan pada klien dengan gastritis, yaitu :
a.       Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual dan anorexia.
c.       Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyerigaigastrium
d.      Defisit knowledge berhubungan dengan kurang informasi.

3.      Perencanaan
Tahapan dalam perencanaan ini meliputi menentukan prioritas, menentukan kriteria hasil,
menentukan rencana tindakan dan pendukomentasian (Nursalam, 2001), terdapat tiga rencana
tindakan dalam tahap rencana tindakan yaitu : rencana tindakan perawat, rencana tindakan
pelimpahan (medis dan tim kesehatan lain) dan program atau perintah medis untuk klien yang
dalam pelaksanaannya dibantu perawat (Carpenito, 2001).

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang timbul pada klien dengan gastritis, maka rencana
keperawatan yang dapat dirumuskan antara lain :
a.       Nyeri yang berhubungan dengan iritasi lambung.
Tujuan  : nyeri berkurang sampai dengan hilang.
Kriteria hasil   : - klien mengatakan nyeri berkurang
                                      - klien tampak rileks
  - tanda-tanda ulta  : TD, nadi dalam batas normal
Rencana tindakan :
1.      Kaji penyebab timbulnya nyeri atau terjadinya nyeri.
                  Rasional   : digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya
2.      Catat karateristik nyeri meliputi durasi, lokasi dan intensitasnya (skala 0 – 10)
Rasional   : mengetahui seberapa jauh nyeri dan menentukan etiologinya serta mengantisipasi
terjadinya komplikasi.
3.      Observasi tanda-tanda vital
                  Rasional   : mengetahui keadaan umum klien
4.      Ciptakan suasana perawatan yang tenang.
                   Rasional   : mengurangi stimulus yang tidak diinginkan
5.      Ajarkan tehnik rileksasi dan nafas dalam
Rasional   : dapat mengurangi ketegangan syaraf sehingga klien lebih rilex dan  nyeri
berkurang
6.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
                  Rasional   : medikamentosa dapat mengurangi nyeri.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan   anoreksia.
            Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
             Kriteria hasil  : klien tidak mual lagi
              klien menghabiskan porsi makanan
peningkatan HB, peningkatan BB mencapai berat badan ideal, conjungtiva tidak eremis.
                Rencana tindakan :
1.      Kaji status nutrisi dan factor-faktor penyebab kurangnya intake nutrisi.
Rasional  : untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari keadaan pasien. Dan
perubahan yang terjadi.
2.      Anjurkan klien makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional  : mencegah perangsangan yang mendadak pada lambung
3.      Hindari makanan yang keras dan merangsang peningkatan asam lambung seperti pedas,
asam, kopi, alcohol dan lain-lain.
Rasional  : untuk menghindari kerja lambung yang berat dan meminimalkan Iritasi pada
lambung.                 
4.      Timbang berat badan setiap hari
Rasional  : untuk mengetahui perkembangan berat badan.
5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiematik
Rasional  : untuk mencegah mual, nyeri dan rasa tidak nyaman.
c.       Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri epigastrium
Tujuan   : setelah dilakukan intervensi diharapkan istirahat dantidur terpenuhi.

Kriteria hasil  :
-   Klien dapat tidur sesuai kebutuhannya.
-   Klien tidak terlihat lesu dan lemah
-   Tidak terlihat lingkaran hitam pada palpebra inferior dan superior.
Rencana tindakan :
1.      Kaji tingkat kebutuhan istirahat tidur
Rasional  : untuk mengetahui tingkat gangguan kebutuhan istirahat Tidur
2.      Atur posisi yang nyaman bagi klien.
Rasional   : dengan posisi yang mendukung dapat memberikan rasa nyaman
3.      Diskusikan dengan pasien tentang pola dan kebiasaan pada saat akan tidur.
Rasional   : dengan menggunakan kebiasaan yang sama walaupun dengan 
lingkungan yang berbeda diharapkan klien dapat tidur seperti biasa.     
4.      Ganti laken dan pakaian klien setiap hari.
Rasional   : agar klien merasa nyaman dan tidak gerah pada saat tidur.
5.      Ciptakan lingkungan yang terang dan nyaman.
Rasional   : dengan lingkungan terang diharapkan klien tidur dengan nyenyak.
6.      Berikan obat sesuai dengan indikasi.
Rasional   : mengurangi nyeri yang klien rasakan.
d.      Defisit knowledge berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengertian     gastritis,
etiologi, tanda dan gejala serta pencegahan.
Tujuan   : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurangnya informasi dapat.
Kriteria hasil  :
         -  Klien dan keluarga tidak bertanya lagi
         - Klien dan keluarga mengerti tentang pengertian gastritis etiologi, tanda dan gejala
pencegahan.
Rencana tindakan :
1.      Kaji tingkat pengetahuan klien
Rasional   : untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien.
2.      Beri penjelasan tentang penyakit gastritis, etiologi, tanda dan gejala serta pencegahan dan
anjurkan pasien untuk kooperatif.
Resional   : Dengan penjelasan dapat meningkatkan pengetahuan klien serta keluarga  dan
diharapkan dapat mencegah dari kekambuhan.
3.      Berimotivasi klien untuk sembuh
Rasional   : agar klien bermotivasi untuk sembuh.

4.      Pelaksanaan
Iyer, et al, (1996), mengatakan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Tahap ini merupakan tahap keempat dari proses keperawatan, oleh karena itu pelaksanaannya
sangat urgen, urgen, dan tidak urgen (non urgen). (Griffin, et al, 1968)

5.      Evaluasi
Menurut Griffin dan Christensen (1986), evaluasi adalah salah satu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematis pada status kesehatan klien, sedangkan Ignatavius dan Bayne
(1994), mengatakan evaluasi adalah tindakan yang intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang memandang seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif yang disebut juga
evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah evaluasi yang dilaksanakan secara terus
menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut
juga evaluasi akhir adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan
tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP” (Nursalam,
2001).

Dalam evaluasi diharapkan adanya pencapaian tujuan dan criteria hasil. Adapun evaluasi
yang mungkin dapat dicapai dari respon klien   adalah :
a.       Rasa nyeri yang klien rasakan berkurang.
b.      Perubahan dari penemuan nutrisi kembali normal dengan ditandai dengan habisnya porsi
makanan yang dihidangkan.
c.       Kebutuhan dari istirahat dan tidur klien dapat terpenuhi.
d.      Defisit knowledge akibat dari ketidaktahuan klien tentang penyakitnya dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai