Anda di halaman 1dari 81

EKLESIOLOGI DAN ESKATOLOGI

BAHAN AJAR

Oleh:
Dr. Joseph Christ Santo, M.Th.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BERITA HIDUP


2019
KONTRAK PEMBELAJARAN
(SILABUS)

NAMA MATA KULIAH : EKLESIOLOGI DAN ESKATOLOGI

BOBOT : 2 sks

SEMESTER : 5 (lima)

DOSEN : Dr. Joseph Christ Santo, M.Th.

PRASYARAT : Lulus Pembimbing Teologi Sistematika

BANYAKNYA : 16 X (2 X 50 menit)
PERTEMUAN/ WAKTU
TIAP PERTEMUAN

STANDAR KOMPETENSI :

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ajaran Alkitab tentang


gereja.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ajaran Alkitab tentang
akhir zaman.

KOMPETENSI DASAR

1. Mampu memahami ajaran Alkitab tentang gereja dan akhir zaman.


2. Mampu untuk terampil dalam memberikan penjelasan Alkitabiah tentang
gereja dan tentang akhir zaman di tengah keberagaman ajaran.
3. Mampu memiliki sikap yang benar sebagai bagian dari jemaat Allah dan
dalam menantikan kedatangan Tuhan.

URUTAN DAN RINCIAN MATERI

1. Mendeskripsikan Tentang Gereja dan Akhir Zaman


2. Menjelaskan isi, garis besar pokok bahasan tentang Gereja dan Akhir
Zaman
3. Menganalisis pokok bahasan tentang Gereja dan Akhir Zaman
4. Menerapkan kebenaran tentang Gereja dan Akhir Zaman dalam pelayanan
dan kehidupan sehari-hari.

2
INDIKATOR HASIL BELAJAR

1. Mampu memahami ajaran Alkitab tentang gereja dan akhir zaman.


2. Mampu untuk terampil dalam memberikan penjelasan Alkitabiah tentang
gereja dan tentang akhir zaman di tengah keberagaman ajaran.
3. Mampu memiliki sikap yang benar sebagai bagian dari jemaat Allah dan
dalam menantikan kedatangan Tuhan.

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

PENDEKATAN : Pendekatan Struktural dan Problem Solving

PENGALAMAN : 1. Mahasiswa mendengarkan kuliah yang


BELAJAR disampaikan dosen
2. Mahasiswa mendiskusikan
3. Mahasiswa menjelaskan ulang

METODE : Ceramah, work shop, Interaktif

TUGAS : Membuat makalah

STANDAR PENILAIAN : 1. Penilaian Proses

Keterlibatan mahasiswa 15%


Proses Diskusi 15%

2. Penilaian Hasil

Laporan Tugas 30%


Tes Tengah Semester 20%
Tes Akhir Semester 20%

TEKNIK : TERTULIS

BENTUK SOAL : Tes Tertulis, Tes Sikap, Porto Folio, proyek,


unjuk kerja

MEDIA : Laptop, LCD Proyektor, VCD,

SUMBER BELAJAR

1. Keluarga
2. Media elektronik (internet)
3. Narasumber,
4. Lingkungan alam,
5. Lingkungan sosial,
6. Teman di kampus
7. Teman di masyarakat setempat
3
8. Komunitas gereja
9. Literatur:
________, Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2000.

Berkhof, Louis, Teologi Sistematika. Surabaya: Penerbit Momentum, 2008.

Ryrie, Charles C., Teologi Dasar jilid 1, 2 Yogyakarta: Yayasan Andi, 1997.

Willmington, H.L., Eskatologi, Malang: Gandum Mas, 2003.

4
DAFTAR ISI

Bab 1 Pemahaman Mengenai Gereja ............................................................................................ 6


Bab 2 Gambaran Gereja .................................................................................................................. 16
Bab 3 Tugas Gereja ........................................................................................................................... 21
Bab 4 Hidup Berjemaat ................................................................................................................... 25
Bab 5 Kepemimpinan dalam Gereja........................................................................................... 31
Bab 6 Sakramen Gereja ................................................................................................................... 36
Bab 7 Studi Akhir Zaman ................................................................................................................ 43
Bab 8 Waktu Kedatangan Kristus Kedua ................................................................................. 51
Bab 9 Peristiwa Akhir Zaman ....................................................................................................... 57
Bab 10 Kehidupan Setelah Kematian ........................................................................................ 73
Bab 11 Neraka dan Surga ............................................................................................................... 78

5
BAB 1
PEMAHAMAN MENGENAI GEREJA

Gereja adalah suatu organisasi yang unik di dunia ini. Tidak ada satu
organisasi pun di dunia ini yang dapat dipersamakan dengan gereja. Allah
mengasihi gereja-Nya, dan bagi gereja-Nya Dia melakukan banyak perkara sebagai
bukti kasih dan perhatian-Nya. Keunikan gereja tersebut disebabkan karena
bentuk, sifat dan tujuan gereja yang sangat berbeda dari organisasi lain yang pernah
ada. Pada saat ini Allah berkenan kepada gereja sebagai organisasi yang dijaga,
dihidupkan dan diberkati oleh Tuhan. Dalam istilah teologi pengajaran ini disebut
Eklesiologi.

A. ARTI GEREJA
Kata ‘gereja’ berhubungan dengan sebuah kelompok perhimpunan. Kata ini
merupakan suatu istilah teknis yang berhubungan dengan kata Yunani ‘ekklesia’ dan
kata Ibrani ‘qahal’. Baik ‘qahal’ maupun ‘ekklesia’ kedua-duanya berarti suatu per-
kumpulan atau perhimpunan. Akan tetapi kedua kata tersebut tidak secara
langsung mengacu kepada gereja yang rohani, karena istilah perkumpulan itu dapat
juga berupa perkumpulan politik, atau perkumpulan lain yang bukan keagamaan.
Dalam PL, kata qahal menunjuk kepada:
1. Perkumpulan, sejumlah orang yang berhimpun (Ul. 9:10, 10:4, 18:16).
2. Jemaah Israel (Kel. 12:3).
3. Jemaah (Mzm. 22:23).
4. Umat Israel (Yer. 16:14-16).
Dalam PB, ekklesia dimengerti sebagai berikut:
1. Sidang jemaah orang-orang Israel (Kis. 7:38; Ibr. 2:12).
2. Kumpulan orang-orang kafir (Kis. 19:32, 39, 41).
3. Sidang jemaat lokal (1Kor. 1:2).
4. Tubuh Kristus (1Kor. 12:28; Kol. 1:10, 24).
Penggunaan kata Yunani ‘ekklesia’ dalam Perjanjian Baru, lebih kaya makna
bila dibandingkan dengan makna dasarnya yang sekular. Akan tetapi kata yang
digunakan dalam Perjanjian Baru itu masih berkaitan erat dengan arti perhimpunan
dan bukan dengan arti teologis seperti yang diperkirakan (yang berdasarkan
pemecahan kata tersebut menjadi dua bagian, yaitu ‘ek’: keluar dan ‘kaleo’:
memanggil) sebagai orang-orang ‘yang dipanggil keluar’.
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari
kehidupan yang gelap dan masuk ke dalam “terang-Nya yang ajaib” (1Ptr. 2:9).
Gereja mula-mula tidaklah menunjuk kepada gedung tempat ibadah, suatu

6
organisasi, atau suatu aliran gereja, melainkan kepada persekutuan orang yang
percaya Yesus adalah Tuhan.
Selain berhubungan dengan kata ekklesia, istilah gereja (Inggris: church;
Jerman: kirche; Belanda: kerk; Portugis: igreya) berasal dari bahasa Yunani: kuriakos
yang berarti “milik Tuhan”. Kata tersebut hanya digunakan dua kali dalam
Perjanjian Baru, yaitu pada 1 Korintus 11:20 dan Wahyu 1:10. Istilah ini dipakai
oleh orang-orang Kristen Yunani untuk menunjuk pada tempat ibadah, atau tempat
yang dikhususkan bagi Tuhan. Kata itu kemudian mulai biasa digunakan untuk
menunjukkan hal-hal lainnya seperti tempat atau orang-orang atau denominasi atau
tanah air yang bertalian dengan kelompok orang yang menjadi milik Tuhan.
Pada masa sekarang, istilah gereja umumnya mengacu pada:
1. Gereja lokal, yaitu perhimpunan orang percaya di suatu tempat;
2. Gereja universal;
3. Tempat ibadah orang Kristen atau “rumah Tuhan”;
4. Suatu badan, denominasi, atau organisasi Kristen yang mempunyai doktrin,
organisasi dan sejarah yang sama.
Secara teknis gereja didefinisikan sebagai perhimpunan orang-orang yang
dipanggil oleh Allah keluar dari dosa dan masuk ke dalam wilayah anugerah.

B. DASAR GEREJA
Gereja tidak sama dengan Israel. Gereja belum dimulai pada masa Per-
janjian Lama, Gereja baru dimulai pada masa Perjanjian Baru. Gereja dimulai dan
ditetapkan pada Hari Pentakosta, hal ini dapat dibuktikan:
1. Tuhan Yesus berkata: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Mat. 16:18). Kata ‘Aku
akan’ berarti sesuatu yang belum ada dan akan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dia
akan mendirikan Jemaat-Nya pada saat tertentu. Tuhan tidak mengatakan
bahwa Ia akan terus menambahkan pada sesuatu yang sudah ada, namun
bahwa Ia akan melakukan sesuatu yang belum pernah dimulai.
2. Gereja haruslah memiliki kepala. Kepala Gereja adalah Kristus. Gereja baru
dapat memiliki Kepala yang berfungsi setelah kebangkitan Kristus. Karena itu
gereja tidak mungkin ada sebelum Ia bangkit dari antara orang mati.
3. Gereja baru dapat sungguh-sungguh beroperasi dengan berfungsinya karunia-
karunia rohani setelah kenaikan Kristus ke surga. Karunia diberikan kepada
orang percaya mulai Hari Pentakosta, yaitu pada saat pencurahan Roh Kudus
kepada semua orang percaya (Ef. 4:7-12).
4. Sifat rahasia dari satu tubuh belum dikenal dalam masa Perjanjian Lama (Ef.
3:5-6; Kol. 1:26). Dalam bahasa Yunani digunakan kata ‘mysterion’, yang berarti
sesuatu yang tersembunyi atau rahasia. Rahasianya adalah orang-orang bukan

7
Yahudi akan menjadi teman pewaris kasih karunia, sesama anggota dari satu
tubuh, sesama penerima janji di dalam Kristus yang diberitakan oleh Injil.
Gereja Kristen mulai terbentuk pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus
turun ke atas 120 orang percaya di kamar loteng Yerusalem (Kis. 2:1-4). Pada
peristiwa itu setelah Petrus berkhotbah, “Orang-orang yang menerima perkataan itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu
jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalampersekutuan. Dan
mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa… dan tiap-tiap hari Tuhan
menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kis. 2:41-42, 47).
Pada mulanya jemaat terdiri dari orang-orang Yahudi yang mengaku Yesus
Kristus sebagai Mesias. Tetapi kemudian terbentuk jemaat yang anggotanya
merupakan campuran antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (Kis. 13:11). Di
kota Anthiokia-lah orang-orang percaya tersebut untuk pertama lalinya disebut
Kristen atau “orang-orang Kristus” (Kis. 11:26).
Yesus Kristus adalah pendiri, batu penjuru dan dasar gereja (Mat. 16:16;
1Kor. 3:10-11; Ef. 2:20). Gereja dibangun bukan atas dasar ajaran manusia, tetapi
Kristus (1Ptr. 2:6). Tanpa Kristus sunguh-sungguh dimuliakan sebagai Anak Allah,
maka gereja berubah menjadi hanya perkumpulan manusia.
Dalam Mat. 16:18, Yesus berkata, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.” Apa yang dimaksud dengan batu karang yang menjadi dasar gereja?
Ada tiga pendapat:
1. Petrus (Diyakini oleh Gereja Katolik Roma)
Namun Yesus menggunakan kata Yunani petra dalam bentuk feminin, yang
artinya batu karang yang amat besar dan teguh; bukan kata petros (Petrus
artinya: batu) dalam bentuk maskulin.
2. Kristus
3. Pengakuan tentang Kristus sebagai Anak Allah (Mat. 16:16).
Sebaiknya kita memandang bahwa Kristus adalah dasar/ fondasi gereja,
namun Ia telah memilih para rasul (termasuk Petrus) dan nabi untuk memberikan
pengajaran dasar tentang berbagai hubungan dalam gereja. Dibangun atas dasar
Kristus yaitu apabila gereja sepenuhnya berdiri atas dasar firman Tuhan, yaitu 66
kitab dalam PL dan PB (Gal. 1:8-9, 12; 2Tim. 3:15-16; Why. 22:6, 18-19).

C. WUJUD GEREJA
Gereja dapat dipahami dengan dua macam arti: arti universal dan arti lokal.
Pemahaman ini juga berkaitan dengan dua wujud gereja.

8
1. Gereja Universal
Dalam arti universal gereja terdiri atas semua orang, yang pada zaman ini,
telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah dan oleh Roh yang sama itu telah
dibaptiskan menjadi anggota tubuh Kristus (1Kor. 12:13; 1Ptr. 1:3, 22-25). Jemaat
ini bersifat universal dalam arti bahwa anggotanya adalah semua orang percaya,
yang benar di segala tempat, baik mereka yang sudah meninggal maupun mereka
yang masih hidup (Mat. 16:18; Ef. 5:24-25; Ibr. 12:23). Ini adalah jemaat yang
universal yang tidak kelihatan (invisible church), disebut gereja yang tidak kelihatan
karena tidak nampak jelas berkelompok di suatu tempat tertentu pada waktu yang
tertentu pula.
Dalam Matius 16:18 jelas terlihat bahwa istilah gereja dipakai dalam arti
universal karena Kristus berbicara mengenai membangun jemaat (gereja)-Nya dan
bukan membangun jemaat-jemaat atau gereja-gereja. Pemahaman tentang gereja
yang bersifat universal ini dapat dilihat dari gambaran-gambaran yang dipakai
untuk menerangkan gereja tesebut. Gereja disebut sebagai bangunan Allah (1Kor.
3:9), Kristus merupakan batu penjuru bangunan itu (1Kor. 3:11) dan oleh RohNya
Kristus tinggal di dalamnya (1Kor. 3:16; 6:19). Menurut gambaran ini gereja
dianggap sebagai suatu organisme, yang memiliki hubungan yang sangat penting
dengan Kristus; gereja berada di bawah penguasaan Kristus, serta merupakan suatu
kesatuan, sekalipun terdiri atas orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi
dan memiliki aneka ragam karunia diantara anggota-anggotanya dan dalam teori
bekerja sama dalam melaksanakan suatu tugas bersama.
Adalah sangat penting bagi kita untuk megetahui adanya suatu gereja
sedunia (universal) yang tidak kelihatan, yakni:
a. Supaya kita mengetahui adanya hubungan kita dengan orang-orang percaya dari
segala zaman “yang telah berlari sebelum kita, yang menunggu kita
menyelesaikan perlombaan” (Ibr. 12:1-21; 11:39-40). Mereka adalah “gereja
yang menang”, sedangkan kita yang masih ada di sini adalah “gereja yang
berjuang/ militan”.
b. Supaya kita mengetahui bahwa semua orang percaya adalah benar-benar satu
dalam Kristus; jikalau satu menderita semua menderita, tetapi jika satu
bersukacita semua bersukacita (Kis. 11:27-30; 1Kor. 12:26).
c. Supaya kita mengetahui bahwa Allah mengerjakan pekerjaan yang besar bukan
hanya pada satu gereja lokal, denominasi, sekte, tetapi meliputi setiap bangsa,
suku, kaum, bahasa dan generasi (2Ptr. 3:9; Why. 5:9-10; 14:6-7).

2. Gereja Lokal
Dalam arti yang lokal istilah gereja dipakai untuk menunjuk kepada
sekelompok orang-orang percaya yang terkumpul di suatu tempat. Dengan
demikian kita membaca dalam Alkitab tentang adanya gereja di Yerusalem (Kis. 8:1;
9
11:22), di Efesus (Kis. 20:17), di Kengkrea (Rm. 16:1), di Korintus (1Kor. 1:2) dan
lain-lain.
Gereja lokal adalah gereja yang kelihatan (visible church), yaitu kelompok
yang terdiri atas orang-orang percaya di satu lokasi atau tempat yang sama. Gereja
lokal (setempat) dapat didefinisikan sebagai kelompok yang lebih kecil yang terdiri
atas orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, yang berkumpul bersama-sama
sesuai dengan hukum Kristus. Gereja lokal adalah satu unit tersendiri yang komplit,
tetapi mempunyai persekutuan dengan gereja lokal lainnya (Kis. 13:1-5; 1Kor. 1:2).
Gereja lokal itu merupakan replika dari gereja universal.
Ciri Gereja lokal antara lain: memiliki pengakuan iman yang sama, tunduk
pada otoritas Tubuh Kristus, melakukan sakramen Baptisan Air dan Perjamuan
Kudus, mempunyai karunia-karunia pelayanan dari Yesus Kristus, memiliki
kehidupan rohani yang disiplin dan tertib.
Adalah sangat penting bagi kita untuk mengetahui tentang adanya gereja
lokal yang nyata karena:
a. Di dalam gereja lokal kita dapat mempraktikkan ikatan perjanjian kita, dengan
cara menjadi anggota jemaat yang bertanggung jawab (Mat. 18:15-20).
b. Di dalam gereja lokal fungsi pelayanan kita ketahui dan dipraktikkan (Rm. 12:3-
8; 1Kor. 12:18-28).
c. Di dalam gereja lokal kita mendapat perlindungan rohani dari ajaran-ajaran yang
meyesatkan (Kis. 20:28-30; Ef. 4:14).

D. BEDA GEREJA DENGAN KERAJAAN ALLAH


Gereja adalah kelompok yang memiliki keunikan tertentu yang
membedakannya dengan yang lain. Pertama, walaupun memiliki hubungan erat
dengan kerajaan Allah, gereja memiliki otoritas mutlak di muka bumi kini. Kerajaan
adalah suatu komunitas yang terorganisasi secara politis. Dalam kerajaan pasti ada
penguasa, yang diperintah, dan wilayah kerajaan.
Gagasan tentang kerajaan Allah sebetulnya sudah ada sejak Perjanjian Lama.
Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu (Kel. 15:8; Mzm. 93). Tetapi
pemerintahan Allah ditolak dan tidak diindahkan oleh dunia. Bahkan bangsa Israel
pun menolak, meskipun Allah telah memilih mereka sebagai “wilayah kekuasaan-
Nya” (Mzm. 114:2), kehendak-Nya ditentang. Tetapi orang-orang yang menerima
dan mengikuti Kristus, mereka masuk Kerajaan Allah (Luk. 17:20-21; 18:28-30),
namun klimaks penggenapan Kerajaan Allah ialah pada akhir sejarah (Luk. 21;
22:29-30). Jadi Kerajaan Allah sudah tiba, namun masih akan datang. Meskipun
salah menyamakan gereja dengan Kerajaan Allah, namun gereja menjadi alat
pemerintahan Allah kalau benar-benar menyerahkan diri kepada Kristus dengan
mematuhi firman-Nya.
10
Ada beberapa macam konsep tentang kerajaan dalam Alkitab:

1. Kerajaan Universal (Kerajaan dari kekal sampai kekal)


Allah adalah penguasa atas seluruh dunia (1Taw. 29:11; Mzm. 145:13), Ia
berkuasa atas segala sesuatu (termasuk atas malaikat-malaikat); dan kekuasaan
Allah ada dalam segala waktu dan kekekalan. Gereja termasuk dalam kerajaan ini.

2. Kerajaan Mesianik (Kerajaan Daud)


Menurut penganut paham premilenium, kerajaan ini akan berlangsung
selama 1000 tahun, ketika Kristus (Mesias) datang kembali untuk menjadi raja atas
seluruh bumi sesuai dengan perjanjian Allah kepada Daud (2Sam. 7:12-16). Gereja
akan diangkat terlebih dahulu sebelum nantinya akan memerintah bersama Kristus
dalam Kerajaan 1000 tahun.

3. Kerajaan Misteri
Inilah yang dimaksud Yesus sebagai rahasia Kerajaan Allah, menunjuk
kepada zaman ini (Mat. 13:11, 39-40). Penguasanya ialah Allah. Yang diperintah
ialah seluruh manusia di bumi baik yang percaya Yesus maupun tidak. Waktunya
adalah masa di antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua kalinya.
Gereja termasuk dalam kerajaan ini. Waktunya dimulai ketika Yesus Kristus ditolak.

4. Kerajaan Rohani
Penguasanya ialah Kristus. Yang diperintah adalah orang percaya yang
telah lahir baru. Kerajaan rohani sama dengan gereja atau tubuh Kristus (Kol. 1:13).
Waktunya dimulai sejak Pentakosta sampai pengangkatan gereja.

E. BEDA GEREJA DENGAN ISRAEL


Kita haruslah membedakan antara Israel dan Gereja, walaupun kedua-
duanya adalah umat Allah akan tetapi secara prinsip keduanya menunjukkan
perbedaan. Dalam Perjanjian Baru, dengan jelas dibedakan antara gereja dan Israel
(1Kor. 10:32), juga bangsa Israel dan bukan Israel dibedakan setelah gereja
ditetapkan (Kis. 3:12; 4:8, 10). Gereja bukanlah kelanjutan ataupun pembangunan
kembali Israel.
Memang Kitab Perjanjian Lama sudah menyatakan bahwa orang-orang
bukan Israel akan ikut menerima bagian dalam rencana karya penebusan Allah (Kej.
12:3; Yes. 42:6-7), tetapi Perjanjian Baru menyatakan bahwa akan ada suatu
penggabungan di dalam satu tubuh, di mana orang-orang Yahudi dan orang-orang
bukan Yahudi akan bersama-sama menjadi teman pewaris kasih karunia, sesama
anggota dari satu tubuh. Sesama penerima janji di dalam Kristus yang diberitakan
oleh Injil (Ef. 2:15-16).

11
Umat pilihan Allah, yakni bangsa Israel gagal dalam ujian ‘siapa Aku’ (Mat.
12:22-37), malah mereka menentang Yesus dengan mengatakan bahwa Ia
menyembuhkan orang dengan kuasa Belzebul (penghulu setan). Kemudian Yesus
Kristus berbicara mengenai perumpamaan-perumpamaan, tentang rahasia-rahasia
Kerajaan Allah (Mat. 13 dst). Gereja lulus dalam ujian tentang ‘siapa Aku’; Gereja
(dalam hal ini diwakili oleh Petrus) mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup (Mat. 16:13-20).
Gereja bukan merupakan kelanjutan dari Israel, sekalipun ada hubungan di
antara orang-orang yang diselamatkan sepanjang zaman (Yoh. 10:16; Rm. 11:16, 24;
1Ptr. 2:3), dan ada sekelompok orang di dalam sejarah sepanjang zaman yang
merupakan umat Allah. Kekristenan bukanlah merupakan anggur baru yang
dituangkan ke dalam kantong-kantong anggur yang sudah tua (Mat. 9:17). Gereja
bukanlah kelanjutan dari sistem kuno Israel. Hal ini dapat dibuktikan: Israel dan
Gereja dalam Alkitab tidak merupakan istilah yang searti. Paulus membedakan
antara orang Yahudi, orang Yunani dan jemaat atau gereja (1Kor. 10:32).
Selanjutnya, Paulus berbicara tentang gereja sebagai manusia baru (Ef. 2:15), yang
terdiri atas orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi yang percaya. Pada
akhirnya Allah masih menyediakan masa depan bagi Israel. Paulus dalam Roma 11
membentangkan urutan tindakan Allah bagi Israel di masa depan.

F. CIRI GEREJA YANG SEJATI


Diakui bahwa tidak ada organisasi gereja yang sempurna di dunia ini, akan
tetapi sifat-sifat gereja sejati di bawah ini merupakan ciri mendasar bagi suatu
gereja yang sejati.

1. Esa (Unity)
Keesaan gereja tercipta karena didasarkan pada satu Allah atau keesaan
Allah (Ef. 4:1-6). Semua orang yang benar-benar termasuk dalam gereja merupakan
satu umat dan karena itu gereja yang benar nyata dari kesatuannya. Namun keesaan
ini tidak perlu berarti keseragaman total. Terdapat keseragaman di dalam hal
keyakinan-keyakinan teologi yang mendasar (1Kor. 15:11; Yud. 1:3), namun
keyakinan itu memberi penekanan berbeda-beda menurut masalah yang dihadapi
para Rasul (Rm. 3:20; Yak. 2:24; Flp. 2:5-7).
Ada pula perbedaan pandangan mengenai hal-hal yang kurang prinsip (Rm.
14:1-15:13), karena keesaan tidak perlu berarti keragaman secara total. Dalam
gereja Perjanjian Baru terdapat berbagai macam pelayanan (1Kor. 12:4-6). Ada juga
keanekaragaman dalam bentuk ibadah. Bentuk ibadah di Korintus (1Kor. 14:26)
mungkin sekali tidak biasa di gereja-gereja Palestina yang mempunyai bentuk
ibadah yang berkembang menurut pola dari sinagoge. Ada juga variasi dalam
bentuk kepengurusan gereja.

12
Kesatuan sejati dalam Roh Kudus dari semua orang yang lahir kembali
adalah kenyataan, sekalipun ada perbedaan denominasi yang lahiriah. Perjanjian
Baru menunjukkan ajaran mengenai kesatuan kepada kelompok-kelompok Kristen
tertentu dengan dampak langsung terhadap hubungan nyata mereka (Ef. 2:15; 4:4;
Kol. 3:15). Yesus berdoa untuk kesatuan orang Kristen yang akan membawa dunia
kepada iman (Yoh. 17:23).

2. Kudus (Holiness)
Umat Allah adalah “bangsa yang kudus” (1Ptr. 2:9). Artinya gereja adalah
kudus, begitu juga setiap orang Kristen adalah kudus, berdasarkan persekutuannya
dengan Kristus. Kita dipisahkan untuk menjadi milik-Nya dan diberikan-Nya
kebenaran yang sempurna. Gereja berdiri di hadapan Allah ‘di dalam Kristus’ tak
bernoda dan tak bercacat secara moral. Perbedaan antara gereja nyata dan tidak
nyata berlaku di sini, karena kekudusan ini hanya menjadi milik anggota jemaat
yang menaruh kepercayaan kepada Kristus sebagai Juruselamat.
Persatuan dengan Kristus juga menyangkut kehidupan kudus secara nyata.
Hubungan gereja dengan Kristus sebagai kepalanya akan nyata dari sifat moralnya
dan kualitas kehidupannya sehari-hari. Gereja yang tidak mengenal kekudusan,
tidak mengenal Kristus. Ketika Kristus berbicara kepada ketujuh jemaat di Asia
kecil, Ia dengan jelas mengharapkan perbedaan dalam sikap moral itu dan apabila
hal ini tidak didapatinya Ia sangat keras dalam penghakiman-Nya (Why. 2-3).
Kekudusan posisional ini juga harus diwujudkan dalam pengalaman
kehidupan secara nyata. Tentu saja belum ada gereja yang sempurna di dunia ini.
Kehidupan di gereja-gereja Perjanjian Baru ditandai kekhilafan, perpecahan,
kegagalan moral dan ketidakstabilan, dan masalah-masalah seperti itu tetap ada
sampai sekarang. Namun mau tidak mau gereja Tuhan yang sejati pastilah
menunjukkan tanda kekudusan dan kemajuan menuju kekudusan yang lebih
sempurna.

3. Am (General)
Kata “am” (atau “katolik”) berarti: menyangkut keseluruhan, universal.
Istilah ini mula-mula menunjuk pada gereja universal untuk membedakannya dari
gereja lokal. Kemudian artinya berubah menunjuk pada gereja yang mengaku iman
ortodoks untuk membedakannya dari bidat-bidat. Dalam perkembangannya gereja
Roma mengambil alih istilah ini untuk mengacu pada organisasi gerejanya yang
sudah berkembang secara historis dan menyebar luas secara geografis dan berpusat
pada Paus. Para reformis abad ke-16 berusaha mengembalikan arti ini kepada arti
kata semula yakni pengakuan iman ortodoks, dan mereka menganggap diri sebagai
gereja katolik yang sebenarnya dan bukan gereja Roma.
Segi utama dari sifat Am dalam gereja mula-mula adalah keterbukaannya
terhadap semua orang. Berbeda dengan agama Yahudi dengan eksklusivisme
13
rasialnya dan aliran Gnostik dengan eksklusivisme intelektualnya, maka gereja
membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua yang ingin masuk, dari tiap ras, warna
kulit, status sosial, kecakapan intelektual atau sejarah moralnya. Gereja masuk ke
dalam dunia dan membawa iman bagi semua (Mat. 28:19; Why. 7:9). Syarat satu-
satunya untuk masuk ialah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan, dan baptisan yang mengungkapkan Injil anugerah itu sebagai upacara masuk
(Mat. 28:19; Kis. 2:38,41). Pada tingkat dasar inilah tanda ‘am’ harus diterapkan.
Gereja-gereja yang menetapkan ujian-ujian lain harus diwaspadai. Gereja sejati
tidak memberi tempat pada diskriminasi ras, warna kulit, status sosial, kecakapan
intelektual atau moral, asal saja ada bukti pertobatan.

4. Rasuli (Apostolic)
Seorang rasul adalah saksi tentang pelayanan dan kebangkitan Yesus dan
karena itu adalah pembawa Injil yang berwenang (Luk. 6:12-13; Kis. 1:21-22; 1Kor.
15:8-10). Dalam Perjanjian Baru yang disebut ‘rasul’ ialah kedua belas murid Yesus,
Paulus dan beberapa orang lain. Para rasul menempati posisi antara Yesus dan
semua generasi penganut iman Kristen berikutnya. Kita mengenal Kristus hanya
melalui kesaksian para Rasul tentang Dia, yang telah dicatat dalam Perjanjian Baru.
Dalam pengertian mendasar ini ‘gereja dibangun di atas dasar para rasul’ (Ef. 2:20;
Mat. 16:18; Why. 24:14). Sebab itu sifat rasuli dari gereja tergantung pada
penyesuaiannya dengan iman rasuli yang telah disampaikan pada kita (Kis. 2:42;
Yud. 1:3). Boleh dikatakan para rasul masih tetap memimpin dan mengatur gereja
sejauh gereja membiarkan kehidupan, pengertian dan pemberian firmannya
senantiasa disesuaikan dengan ajaran Alkitab.
Istilah ‘Rasul’ (apostolos) secara harfiah berarti ‘utusan’ dan Perjanjian Baru
kadang-kadang mengacu pada rasul-rasul dengan arti yang lebih luas (Rm. 16:7).
Dalam pengertian umum ini, semua orang yang diutus oleh Tuhan sebagai penginjil,
pengkhotbah, pendiri gereja dan sebagainya dapat disebut ‘utusan’ dan berfungsi
sebagai rasul. Namun ini tidak berarti bahwa mereka mempunyai status atau
wewenang khusus yang dapat menandingi kelompok rasul asli, yang pimpinannya
terus melalui tulisan-tulisan rasuli.
Garis pengganti para rasul, tepatnya penurunan atau pewaris Injil, berarti
kebenaran rasuli harus diteruskan dari satu generasi kepada generasi yang lain:
“orang-orang dapat dipercayai…mengajar orang lain” (2Tim. 2:2). Singkatnya, suatu
gereja bersifat rasuli kalau dalam praktik ia mengakui wewenang tertinggi dari
tulisan-tulisan rasuli (Kis. 2:42), yakni Alkitab, dan meneruskan berita Injil dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

5. Misi (Mission)
Dalam perintah Yesus mengenai kehidupan gereja (Yoh. 13-16; Luk. 10:1-
20; Kis. 1:1-8) ada unsur penting yang merupakan tanda dari gereja sejati, yakni
14
misi: “tanggung jawab untuk membawa kabar baik tentang Yesus sampai ke ujung
bumi.” Tuhan Yesus secara tegas memerintahkan para murid-Nya untuk
menyampaikan kabar baik kepada semua orang. Ini akan menjadi tugas utama
mereka. Setiap murid Yesus memiliki tugas yang penting ini.
Dalam Kisah Para Rasul, tema pokok adalah penyebaran pekabaran Injil
secara berturut-turut dari Yerusalem ke Yudea, Samaria, dan kemudian ke dunia
orang bukan Yahudi (1:8; 6:8-9; 7; 8; 10:34-48; 11:19-26; 13:1). Pekabaran Injil
merupakan tugas utama gereja menurut Alkitab. Jadi gereja yang tidak
memberitakan Injil, juga tidak mempedulikan kesejahteraan moral dan spiritual
masyarakat di sekelilingnya, serta tidak mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap
orang miskin di mana saja mereka ditemukan, telah kehilangan sifatnya sebagai
gereja sejati dan menyangkal Tuhannya.

15
BAB 2
GAMBARAN GEREJA

Gereja itu sungguh unik, sebab itu dalam Alkitab menggunakan bermacam-
macam gambaran atau ilustrasi agar umat Kristus dapat memahami dengan jelas
hakekat dan fungsi gereja itu. Beberapa gambaran tentang gereja, di antaranya
adalah sebagai berikut:

A. GEREJA SEBAGAI TUBUH KRISTUS


Gereja digambarkan sebagai Tubuh Kristus (1Kor. 12:12-13; Ef. 1:22-23; Kol.
1:18, 24), khususnya dalam surat Efesus dan Kolose dengan maksud untuk
menekankan hubungan antara gereja dengan Kristus, seperti tubuh dan kepala.
Paling sedikit ada 3 makna yang terkandung dalam gambaran tersebut, yakni:
1. Kristus sudah begitu menyatu dengan gereja-Nya, tidak mungkin memisahkan
Kristus dan Gereja-Nya. Menganiaya gereja berarti menganiaya Kristus sendiri;
menyambut gereja berarti menyambut Kristus (Mat. 10:40; Kis. 9:4).
2. Gereja merupakan penjelmaan yang nampak dari Yesus Kristus di atas bumi.
Gereja adalah tubuh duniawi dari Tuhan yang surgawi itu. Karena Kristus kini
tidak lagi berada di dunia dalam suatu bentuk yang kelihatan, maka tubuh-Nya
seharusnya dapat menyatakan siapakah Kristus itu (Kol. 1:27).
3. Karena gereja adalah tubuh, ia tidak dapat hidup tanpa Kepala yang adalah
Kristus sendiri. Tubuh bergantung sepenuhnya kepada kepala tersebut. Ini
berarti gereja takluk dan diperintah oleh Kristus, Sang Kepala itu. Gereja tidak
boleh bertindak seolah-olah berdiri sendiri dan tidak boleh memerintah diri
sendiri. Gereja harus diperintah oleh Kristus.
Tetapi waktu Rasul Paulus menyebut gereja sebagai Tubuh Kristus dalam
1 Korintus dan Roma, Paulus menekankan aspek lain dari Tubuh Kristus itu, yaitu
persekutuan dengan sesama umat yang ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Setiap
bagian atau anggota tubuh Kristus mempunyai suatu fungsi dan kesanggupan yang
spesifik. Setiap anggota adalah penting tidak peduli bagaimanapun kelihatannya
dia. Setiap orang yang telah menjadi bagian Tubuh Kristus pastilah berguna. Ia
harus mengerti apa panggilannya dan apa tujuan hidupnya. Tubuh adalah suatu
kesatuan dimana masing-masing bagian saling bergantung dan tidak dapat hidup
sendiri. Sama seperti mata tidak dapat berfungsi dengan tepat kalau terpisah
dengan tangan atau dengan bagian tubuh lainnya. Tidak ada satu anggota pun dapat
berfungsi dengan bebas tanpa memerlukan anggota lain.
Seorang Kristen memerlukan saudara seiman untuk dapat bertumbuh
dewasa dalam Kristus. Ini berarti:

16
1. Semua bagian Tubuh Kristus hendaknya berfungsi pada posisinya masing-
masing.
2. Adanya keanekaragaman dalam Tubuh Kristus, bukan untuk dipertentangkan
satu dengan yang lain, tetapi justru untuk saling melengkapi. Karena itu semua
bagian dari Tubuh Kristus hendaknya merasa saling membutuhkan dan saling
menolong untuk pembangunan Tubuh Kristus yang satu ini.
3. Semua bagian dari Tubuh Kristus perlu diorganisir secara rapi dan tertib dalam
segala kegiatannya sehingga tidak terjadi kekacauan.
Allah bermaksud untuk memakai seluruh Tubuh Kristus untuk melayani.
Sekian tahun lamanya pelayanan itu hanya dilakukan oleh pendeta itu sendiri,
sedangkan jemaat hanya duduk menonton. Padahal menurut Alkitab semua
anggota jemaat harus melayani bersama. Kini sebagian umat Allah mulai menyadari
kekeliruan ini. Sayang mereka kemudian menempuh jalan lain yang akhirnya
bahkan menimbulkan lebih banyak kerugian bagi keutuhan gereja, karena mereka
kurang mengerti apa yang sebenarnya hendak dilakukan Allah melalui gereja lokal.
Lahirlah persekutuan-persekutuan doa yang sama sekali tidak terikat kepada gereja
mana pun, dan tidak mau tunduk lagi kepada tata tertib dan pemerintahan gereja
yang digariskan dalam Alkitab. Persekutuan-persekutuan itu melayani satu sama
lain tetapi mereka tidak mempunyai tujuan dan visi yang jelas. Tidak ada pelayanan
ke luar dan tidak ada pengawasan. Cenderung banyak mengabaikan prinsip-prinsip
Alkitab mengenai kepemimpinan (leadership) dan ketundukan terhadap Tubuh
Kristus setempat. Cara-cara seperti ini juga tidak menghasilkan apa yang
dikehendaki Allah untuk Tubuh-Nya. Sering kelompok-kelompok demikian bubar
sendiri. Jawaban Allah untuk semua permasalahan ini adalah gereja lokal.
Di dalam jemaat lokal, Allah telah menyediakan jalan supaya pelayanan
sebagai suatu tubuh Kristus yang utuh dapat terlaksana. Karena pada waktu kita
tunduk kepada garis komando yang ditetapkan Allah, tiap anggota tubuh Kristus
akan berfungsi dan melayani sedemikian rupa sehingga rencana Allah tercapai (Ef.
4:11-12).

B. GEREJA SEBAGAI KELUARGA ALLAH


Gereja digambarkan sebagai keluarga Allah (Ef. 2:19), dengan maksud agar
dalam kehidupan jemaat hendaknya dapat dirasakan cinta kasih dan kehangatan
persaudaraan Kristen. Banyak orang Kristen yang kurang menyadari bahwa
hubungan antara sesama anggota tubuh bukanlah hubungan yang formal, tetapi
hubungan keluarga, bukan orang asing. Kita telah dipersatukan oleh satu darah
yaitu Darah Kristus. Dari situlah kita kenal istilah “sedarah” atau “saudara”. Setiap
warga jemaat menjadi saudara, bukan karena ras atau keturunan, tetapi karena
iman kepada Kristus.

17
Jadi semua orang-orang percaya telah menjadi satu keluarga di dalam
hubungan dengan Allah karena:
1. Allah adalah Bapa kita (Mat. 6:9; 7:11; Gal. 4:6; 8:15)
2. Kita adalah anak-anak-Nya (Yoh. 1:12-13; Rm. 8:14, 16; Gal. 4:7)
3. Kita adalah keluarga Allah (Ef. 2:19)
Ada beberapa ciri dan gambaran gereja sebagai keluarga Allah:
• Hubungan dalam keluarga Allah adalah hubungan yang bersifat khusus, tidak
hanya secara umum.
• Hubungan yang terjadi menyangkut batin, tidak hanya bersifat lahiriah.
• Hubungan dengan sesama bersifat pribadi.
• Hubungan bukan karena hukum tetapi karena hidup / hubungan darah.
Setiap orang Kristen sejati haruslah bersedia menolong saudara seimannya,
apapun yang terjadi (Gal. 6:2, 10). Kita menolong bukan hanya sekadar karena kita
“mau menolong”, tetapi karena kita terikat sebagai sesama anggota keluarga.
Seorang kakak wajib menolong adiknya, seorang ayah mengasihi anaknya, bahkan
memberikan nyawanya sekalipun untuk anak tersebut! Mengapa? Sebab mereka
terikat sebagai sesama anggota keluarga! Demikian juga kita haruslah saling
mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita semua dengan kasih sempurna yaitu
kasih dari surga. Kristus mengatakan bahwa dunia akan dapat mempercayai Injil
jika kita semua saling mengasihi. Kita juga harus belajar menyediakan kebutuhan-
kebutuhan orang lain, menjangkau orang miskin, janda dan yatim piatu (Yak. 1:27).
Teladan hidup inilah yang diberikan oleh jemaat mula-mula (Kis. 4:23-37).

C. GEREJA SEBAGAI KAWANAN DOMBA ALLAH


Dalam 1 Petrus 5:2, Rasul Petrus melukiskan keterikatan antara orang
Kristen dan Kristus, seperti sekawanan domba dan gembala. Domba adalah
binatang yang lemah dan bodoh. Domba tidak memiliki taring, tanduk, cakar
maupun senjata-senjata lainnya untuk mempertahankan diri dari musuh-
musuhnya. Domba juga tidak dapat mengenal jalan bila tidak ada yang
memimpinnya. Jadi, domba membutuhkan gembala. Tanpa gembala, domba akan
binasa. Seperti itulah gambaran diri kita. Kita adalah domba-domba yang lemah
dan bodoh. Kita tidak dapat hidup tanpa dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang
Tuhan sendiri tetapkan.
Untuk menjadi domba yang baik kita harus mematuhi 5 hal ini:
1. Domba harus diberi tujuan (visi).
Dalam Yesaya 53:6a, manusia digambarkan seperti domba yang sesat
karena mengambil jalan sendiri-sendiri. Jadi kita perlu digembalakan seperti
18
domba (Bil. 27:15-17), agar tidak tersesat dan binasa (Yer. 50:6-7) namun dapat
diarahkan kepada Tuhan (ay 5).
2. Domba ditempatkan di sebuah kandang dan tetap dalam kawanannya (Yoh.
10:1).
Kandang berbicara tentang perlindungan yang dibuat agar domba tidak
mengalami serangan dari musuh-musuhnya. Musuh domba dapat berupa pencuri,
perampok, serigala, orang asing maupun gembala upahan. Jadi jemaat harus
tergabung dalam sebuah gereja lokal agar mendapat perlindungan rohani dari
ajaran-ajaran yang menyesatkan (Kis. 20:28-30; Ef. 4:14). Adalah sangat berbahaya
bagi orang Kristen untuk meninggalkan perhimpunan orang-orang kudus.
3. Domba harus dipimpin gembala.
Yesus Kristus adalah Gembala Agung kita (Yoh. 10:11; 1Ptr. 5:4). Setelah
Yesus naik ke surga tugas penggembalaan diserahkan kepada para hamba-Nya (Kis.
20:28), yakni para penatua sidang jemaat. Gembala selalu berjalan di depan untuk
ditaati dan diteladani oleh domba-dombanya (Ibr. 13:7).
4. Domba harus patuh kepada gembala (Ibr. 13:7).
Kita harus taat dan tunduk kepada pimpinan gembala, karena ia
bertanggung jawab atas keselamatan jiwa dombanya. Bila domba taat, maka
gembala akan melakukan tugasnya dengan gembira. Bila gembala tidak gembira
maka domba jugalah yang mengalami kerugian.
5. Domba harus memberi bulunya (Ul. 18:4).
Guntingan bulu domba yang pertama harus dipersembahkan kepada Tuhan
melalui imam-imam Lewi. Sebagai domba Tuhan kita harus berjanji untuk
memberikan talenta, uang, waktu bahkan hidup kita kepada Tuhan.

D. GEREJA SEBAGAI RUMAH ALLAH


Gereja digambarkan sebagai rumah Allah (1Kor. 3:9; Ef. 2:19-22; Ptr. 2:5).
Rumah itu dibangun dengan batu-batu, yang dulu terlepas dan tersebar di ladang
tapi yang dicari dan dikumpulkan lalu disusun dengan baik, batu di atas batu secara
rapi tersusun, saling melekat dengan semen, sampai rumah itu berdiri dengan kuat.
Batu-batu yang sekadar ditumpuk menjadi sebuah timbunan batu tidak dapat
disebut sebuah rumah. Rumah merupakan suatu himpunan dari batu-batu yang
disusun dan terikat menjadi satu. Ini berarti: Jemaat harus menjadi seperti rumah
yang kuat, yang anggotanya saling terikat secara rapi, tersusun dengan kasih
persaudaraan.
Ciri yang bukan rumah Tuhan antara lain: Lepas (bebas), orang asing,
dibiarkan, berantakan (kacau), hanya kebaktian. Sedangkan ciri jemaat sebagai

19
rumah Tuhan antara lain: Tertanam, keluarga, dibangun atas dasar pengajaran rasul
dan nabi, berfungsi (rapi tersusun), terlibat dalam kelompok kecil.

E. GEREJA SEBAGAI MEMPELAI WANITA KRISTUS


Alkitab melukiskan bahwa Tuhan Yesus adalah mempelai laki-laki (Mat.
19:5; Yoh. 3:29) dan gereja-Nya adalah mempelai wanita (Ef. 5:31-33). Allah
berjanji bahwa akan ada ‘perkawinan’ antara Tuhan Yesus dan gereja-Nya (Rm. 7:4;
2Kor. 11:2). Gambaran ini melukiskan beberapa aspek mengenai gereja:
1. Gereja adalah umat yang dikasihi Kristus. Untuk jemaat-Nya itulah Kristus rela
mengorbankan diri-Nya.
2. Jemaat adalah umat yang memperoleh anugerah, karena dipilih oleh Kristus
sekalipun mempunyai banyak kekurangan dan cacat cela. Kristus telah
melayakkan mereka menjadi pengantin-Nya.
3. Gereja Tuhan dituntut agar mengasihi Kristus dan mempunyai hubungan yang
akrab dengan Kristus (Mat. 22:37). Jemaat diwajibkan memelihara kesetiaannya
kepada Kristus.
4. Jemaat tidak diperkenankan untuk membagi kasihnya selain kepada Kristus.
5. Jemaat akan dijemput Kristus dengan sukacita dan akan disambut dalam
kerajaan Surga (Why. 19:7-8).

F. GEREJA SEBAGAI PRAJURIT KRISTUS


Setiap orang percaya adalah prajurit Kristus yang harus mengenakan
seluruh perlengkapan senjata Allah untuk bergumul melawan si jahat (Ef. 6:10-18).
Musuh kita adalah hawa nafsu daging, perkara dunia, dan iblis (Ef. 2:1-3). Kita harus
menjadi prajurit Kristus yang baik (2Tim. 2:3-4). Prajurit yang baik adalah prajurit
yang militan, maksudnya memiliki komitmen untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus.
Menjadikan Kristus sebagai Tuhan, Raja, Penguasa atas seluruh segi kehidupan
seseorang, sehingga dapat dipakai sebagai senjata kebenaran (Rm. 6:13). Kristus
adalah panglima yang telah menang, karena itu walaupun peperangan rohani sangat
berat, kalau kita taat, Tuhan memberi kemenangan (Rm. 8:37).

20
BAB 3
TUGAS GEREJA

Yesus Kristus membangun sidang-Nya sebagai alat untuk melaksanakan


pekerjaan-Nya di dunia. Secara garis besar gereja dipanggil untuk melaksanakan
tiga tugas utamanya yakni: tugas kepada Allah, tugas kepada dunia, dan tugas
kepada anggota jemaat sendiri.

A. TUGAS KEPADA ALLAH

1. Liturgia (Penyembahan, Ibadah)


Tugas jemaat kepada Allah ialah memelihara hubungan erat dengan Allah,
memuliakan Dia di tengah dunia, dengan menyembah-Nya. Allah mencari
penyembah sejati yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Faktor terpenting dalam ibadah bukanlah soal tempat, melainkan soal sikap hati
seseorang. Penyembahan yang benar ialah memusatkan hati kepada Allah dan
menyatakan kasih kita kepada Allah. Ini berati tidak memikirkan kebutuhan sendiri
maupun berkat-berkat yang Tuhan berikan, tetapi memikirkan pribadi Allah
sendiri. Penyembahan dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “proskuneo” arti
harfiahnya adalah mencium tangan. Ini berbicara tentang penghormatan serta
kemesraan yang dalam kepada Allah.
Ibadah adalah cara yang paling jelas bagi gereja untuk memenuhi tujuannya
yakni menghormati Allah. Fungsi ini merupakan teladan dari Alkitab sendiri.
Ungkapan tentang ibadah yang terindah adalah di dalam kitab Mazmur, yang
merupakan kumpulan nyanyian rohani Perjanjian Lama. Gereja berfungsi seperti
kelompok imam yang mempersembahkan kurban syukur kepada Allah (Ibr. 13:15;
1Ptr. 2:5).
Ibadah meliputi seluruh segi hidup kita, tidak terikat oleh tempat dan
situasi dan kondisi. Penyembahan sejati mencakup: mempersembahkan diri dan
tubuh kepada Tuhan (Rm. 12:1). Kita harus mempersembahkan diri atau
menyembah kepada Tuhan dulu (2Kor. 8:5), baru kemudian mempersembahkan
harta kepada Tuhan (1Kor. 16:2). Ingatlah Tuhan adalah pemilik mutlak atas hidup
kita (2Kor. 9:7).
Unsur-unsur dalam ibadah meliputi: (1) Puji-pujian, yaitu pegagungan
kepada Allah; (2) Firman Allah merupakan unsur yang paling utama dalam ibadah
yakni memprioritaskan pembacaan dan penjelasan Firman Tuhan (Kol. 4:16; 1Tes.
5:27; Kis. 2:42-43; 6:2); (3) Persembahan, unsur ini merupakan warisan dari
Perjanjian Lama dimana setiap ibadah diharuskan membawa persembahan kepada
Tuhan (Kel. 14:20; Im. 27:30; 1Taw. 29:6-7) yang diterapkan juga dalam Perjanjian
Baru (1Kor. 16:1-4); (4) Upacara Gereja yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.
21
Ada tiga ciri utama yang mencirikan ibadah Kristen. Pertama, Kristus yang
hidup hadir di tengah-tengah jemaat-Nya. Ini tidak ada padanannya dalam agama
lain. Orang berkumpul bukan hanya untuk mengingat saja, tetapi untuk merayakan
kehadiran Tuhan, untuk bersukacita sebab Tuhan sudah menang dan untuk
berjumpa dengan dia dalam Roh melalui Firman (Mat. 18:20; 28:20). Kedua, Roh
Kudus memberi kuasa untuk beribadah (Yoh. 4:24; Flp. 3:3). Ia menciptakan
realitas (1Kor. 12:3), membatasi dan mengatur (1Kor. 14:32-33, 40), mengilhamkan
doa (Rm. 8:26), menggerakkan puji-pujian dan syukur (Ef. 5:18-19), mengantar
kepada kebenaran (1Kor. 2:10-13), memberikan karunia-karunia-Nya (Rm. 12:4-8)
dan menginsyafkan orang tak percaya (Yoh. 16:8; 1Kor. 14:24-25). Ketiga, suasana
kasih dalam persekutuan meliputi jemaat. Ibadah Kristen mula-mula ditandai oleh
perhatian mendalam terhadap sesama dan partisipasi sungguh-sungguh dalam
pertemuan jemaat (Kis. 2:42-47). Hal ini khusus dinyatakan dalam bentuk
perhatian untuk saling memberi semangat dan bertumbuh dalam Kristus (Ef. 4:12-
16).

B. TUGAS TERHADAP DUNIA


2. Marturia (Penginjilan atau Kesaksian)
Ada banyak tugas panggilan gereja, namun yang terutama sekali adalah
memproklamasikan Injil ke seluruh dunia sesuai dengan Amanat Agung Kristus:
“Pergilah… jadikanlah…” (Mat 28:19). Kristus telah memberikan teladan yang harus
diikuti (Luk 19:10) kesaksian adalah tugas seluruh jemaat Kristus. Jemaat yang
melalaikan tugasnya untuk menginjil akan segera kering, tandus dan mati.
Sebaliknya yang menginjil dan bersaksi akan sehat dan hidup.
Penginjilan ini adalah tugas seluruh anggota jemaat, bukan tugas khusus
bagi gembala atau penginjil saja (Kis 8:1, 4). Menginjil adalah bercerita kepada
orang lain tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan. Bersaksi adalah menceritakan
apa yang telah dialami oleh pribadi orang Kristen dalam hubungannya dengan
kehidupan yang telah diubahkan oleh Kristus. Hal ini merupakan iklan atau promosi
penginjilan, tanpa kata kepada dunia yang terhilang ini. Jika orang Kristen ingin
agar orang berdosa datang kepada Kristus, maka orang Kristen harus datang kepada
orang berdosa dan bercerita tentang Kristus. Jadilah gereja yang misioner, yang
tidak dibatasi oleh tembok gereja. Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada
Kristus, tetapi kita harus membawa Kristus kepada Dunia! Ini tidak mudah, tetapi
bagaimanapun juga, ini tugas jemaat Kristus kepada dunia.

C. TUGAS KE DALAM GEREJA ITU SENDIRI

3. Koinonia (Persekutuan, Kis. 2:42; 4:23; Ibr. 10:24-25)


Persekutuan berhubungan erat dengan gereja yang memuliakan Allah:
“terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk
22
kemuliaan Allah” (Rm. 15:7). Kalau orang Kristen hidup bersama dalam
persekutuan sejati, Allah dimegahkan. Koinonia pada dasarnya berarti bersama-
sama menerima bagian dalam sesuatu: penekanannya agak berbeda dengan
pengertian persekutuan akhir-akhir ini, yakni saling bersahabat. Namun kedua hal
ini pada akhirnya tidak terpisah artinya, karena saling berpartisipasi yang meliputi
saling bersahabat.
Persekutuan umat Allah dialaskan pada partisipasi bersama dalam
kehidupan Allah (1Yoh. 1:3,7). Ini adalah ciri khas gereja sejak semula (2Tes. 1:3).
Namun persekutuan Perjanjian Baru tidaklah tanpa diskriminasi; persekutuan
dapat ditarik kembali dalam kelakuan yang sangat tidak pantas (1Kor. 5:4-5; 2Tes.
3:14) dan tidak meliputi mereka yang menyangkal ajaran para Rasul (Kis. 2:42; Gal.
1:8-9). Ungkapan mendasarnya adalah agape, kasih yang memberikan diri untuk
sesamanya (1Kor. 13; 1Yoh. 3:16), yang oleh Yesus disebut sebagai ciri yang
membedakan persekutuan baru (Yoh. 13:34-35) dan akan membawa dunia kepada
iman oleh beritanya (Yoh. 17:23).
Gereja harus memelihara persekutuan yang sudah dikaruniakan oleh
Tuhan. Persekutuan mencakup kebaktian di gereja maupun di rumah tangga, dalam
kunjungan, doa, saling menasihati dan melayani. Persekutuan diperlukan untuk
dapat menjadi satu dalam pengakuan iman, menjadi satu gerak dalam pelayanan.
Untuk pemeliharaan hidup persekutuan iman, gereja melaksanakan pelayanan
sakramen yakni Baptisan Air dan Perjamuan Kudus.

4. Didaskalia (Pengajaran Firman, Kis. 2:42; Ef. 4:12-16)


Para anggota jemaat harus bertumbuh mengenai firman Allah secara
mendalam. Gereja setempat harus berfungsi sebagai sekolah Alkitab praktis, yang
membawa orang percaya kepada kedewasaan rohani. Pengajaran firman ini
bertujuan agar orang Kristen bertingkah laku seperti orang layaknya orang Kristen,
yang melakukan kehendak Allah (Mat. 28:19-20).

5. Diakonia (Pelayanan kasih, Yoh. 21:17)


Orang-orang Kristen adalah orang-orang yang telah menerima berkat dan
belas kasihan Tuhan. Oleh karena itu gereja wajib mendidik warganya untuk tahu
berterima kasih. Rasa terima kasih ini diwujudkan dengan melakukan perbuatan
baik (Ef. 2:10; Gal. 6:2, 10). “. . . mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka” (Yak. 1:27). Jemaat harus memperhatikan kebutuhan orang
yang berkekurangan (Mat. 25:31-46; Kis. 6:1-6; 2Kor. 8:1-15; 1Tim. 5:3-6).
Pelayanan kasih atau diakonia dilaksanakan untuk mewujudkan kasih Allah secara
nyata bagi dunia atau jemaat yang miskin. Inilah tugas dan panggilan gereja untuk
dilaksanakan. Kasih yang bertindak (love in action) didasari oleh iman Kristen yang
dihayati, akan merupakan bukti ketaatan Kristen terhadap Tuhan yang telah
mengutus-Nya.
23
Pelayanan kasih adalah cara untuk memuliakan Allah (1Ptr. 2:12).
Melayani sendiri adalah bentuk teladan dari Tuhan Yesus dimana Dia datang bukan
sebagai pemerintah tetapi sebagai pelayan: “Anak manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani” (Mrk. 10:45). Pelayanan gereja pertama-tama
ditujukan kepada mereka yang tercakup dalam persaudaraan seiman (Gal. 6:10).
Namun pelayanan Yesus yang paling utama adalah melayani musuh-musuh-Nya
(Rm. 5:6-8). Karena itu gereja harus memuliakan Tuhan dengan bertindak sebagai
garam dan terang dalam masyarakat (Mat. 5:16), dengan cara menunjukkan
kepedulian dan pelayanan kasih kepada mereka.

Gereja tidak bisa bertumbuh hanya karena satu faktor. Misalnya doa,
meskipun ini sangat penting, namun bukanlah satu-satunya kunci untuk pelayanan
yang berhasil. Demikian juga halnya dengan kelompok sel, pujian dsb. Gereja akan
berkembang kalau kita melakukan semua aspek dari tugas gereja secara seimbang.
Bila kita perhatikan, ada gereja yang menekankan pentingnya doa, pujian dan
penyembahan (aspek liturgia). Itu baik, tapi belum lengkap. Ada juga yang hanya
menekankan pelayanan sosial, “social gospel” (aspek diakonia), yang lain
menekankan penginjilan dan memenangkan jiwa (aspek marturia). Yang lain lagi
menekankan pentingnya kelompok sel dan persekutuan dengan saudara seiman
(aspek koinonia), ada pula yang sangat menekankan pengajaran (pemuridan): ada
berbagai program PA, SOM yang diadakan di jemaat itu (aspek didaskalia). Namun
gereja yang sehat adalah gereja yang menekanakan kelima hal itu secara seimbang.
Kelima tugas gereja ini selaras dengan perkataan Yesus sendiri yang dikenal
sebagai Hukum Agung dan Amanat Agung. Hukum Agung (Mat. 22:37-39)
berbunyi: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu (liturgia), . . . Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (diakonia). Amanat Agung (Mat. 28:19-
20) berbunyi: Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku (marturia), dan
baptislah mereka (koinonia), . . . dan ajarlah mereka (didaskalia). Dengan demikian
Komitmen Agung terhadap Hukum Agung dan Amanat Agung akan menghasilkan
Gereja yang Agung”.

24
BAB 4
HIDUP BERJEMAAT

A. KOMITMEN KEPADA SEBUAH GEREJA LOKAL


Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Kristus, yakni umat
yang telah dipanggil keluar dari gelap menuju terang (1Ptr. 2:9). Orang yang telah
menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, memiliki pola hidup yang
berbeda dengan pola lama (Ef. 4:17:32). Kekristenan bukanlah agama individual
karena lingkup karya Allah tidak hanya bisa dialami secara perseorangan (misalnya
pengampunan dosa), tetapi juga secara kelompok (misalnya kerukunan,
pemulihan). Jadi Allah telah menempatkan gereja di dalam dunia sebagai arena
pertumbuhan masyarakat Kristen.
Untuk maksud pertumbuhan rohani inilah maka sangat penting bagi kita
untuk membuat komitmen (ikatan perjanjian) di dalam satu gereja lokal dimana kita
menjadi jemaat yang setia dan bertanggung jawab serta tidak berpindah-pindah
tempat. Komitmen kepada sebuah gereja lokal penting agar kita dapat
digembalakan dan dilindungi, agar kita tetap berjalan di jalan yang benar, karena
gereja lokal adalah alat dari Allah untuk memperlengkapi dan menguatkan umat-
Nya. Bila kita menolak gereja lokal berarti kita menolak rencana Allah. Kita perlu
Tuhan, tetapi kita perlu satu sama lain jikalau kita mau menjadi apa yang Allah
inginkan untuk kita.
Dalam area apa saja Allah menghajar kita untuk mengikat diri pada suatu
ikatan perjanjian (commitment)?
1. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen yang sangat erat dengan Allah
sendiri (1Kor. 6:17).
2. Allah mau supaya kita mempunyai komitmen dengan firman Allah sebagai
sumber kehidupan kita (Mzm. 119:1-2, 105, 160).
3. Allah mau suami dan istri mempunyai suatu komitmen yang kuat (Kej. 2:24; Ef.
5:31).
4. Allah mau setiap orang percaya mempunyai komitmen satu sama lain di dalam
Tubuh Kristus atau Gereja Tuhan (Ef. 2:19).
Tidak ada perkawinan ataupun gereja yang kuat tanpa komitmen dan
covenant (ikatan janji). Orang yang “kumpul kebo” (hidup serumah tanpa ada ikatan
apa-apa) tidak akan pernah mempunyai rumah tangga yang kuat. Demikian juga
tidak adanya komitmen dan ikat janji yang jelas dalam gereja membuat gereja
menjadi tempat “kumpul kebo rohani”. Ke gereja hanya dibuat cocok-cocokan, kalau
bosan, tidak diperhatikan, tersinggung, ditegur atau tidak dapat jabatan/ posisi
maka pindah ke gereja lain.

25
B. WUJUD KOMITMEN KEPADA GEREJA LOKAL
Allah menginginkan bukan saja kita mempunyai hubungan dengan gereja
Tuhan sedunia, tetapi Allah mau supaya kita mendemonstrasikan ikatan perjanjian
dengan gereja Tuhan lokal atau setempat. Kalau seseorang mempunyai ikatan
perjanjian pada satu gereja lokal atau keluarga Allah setempat itu berarti:
1. Ia mengikat perjanjian secara khusus pada satu gereja lokal (Ef. 2:19). Ada status
keanggotaan yang jelas.
2. Ia menjadi jemaat yang aktif dan bertanggung jawab, serta tidak berpindah-
pindah gereja.
3. Ia mau menyokong dengan sepenuh hati dan tenaga untuk visi dan tujuan gereja
lokal tersebut.
4. Ia berbicara yang baik tentang gereja lokal. Tidak membiarkan roh kritik
berkembang walaupun ada kekurangan dalam gereja, karena gereja adalah
“keluarga” yang harus didukung bersama oleh anggota keluarga.
5. Ia hadir dengan setia dalam acara bersama seperti: Ibadah Minggu, kelompok sel,
doa, pemuridan, dll (Ibr. 10:25).
6. Ia mau tunduk di bawah otoritas dari gereja lokal atau keluarga Allah itu (Ibr.
13:17).
7. Ia mau memberi waktu dan tenaga untuk gereja lokal itu.
8. Ia mau menyokong dengan keuangan pada gereja lokal itu.
9. Ia mau menanggung beban dengan sesama anggota gereja lokal itu.

C. MENGAPA ADA YANG TIDAK MAU MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL?


Ada beberapa alasan mengapa beberapa orang menolak untuk menjadi
anggota gereja lokal, antara lain:
1. Karena takut untuk dilukai karena mungkin telah dilukai sebelumnya atau
banyak penyalahgunaan sebelumnya dan sekarang sangat hati-hati untuk mau
membuat ikatan perjanjian lagi.
2. Karena memang tidak mau terikat dengan orang lain, ingin bergerak dengan
kemauannya tanpa adanya pertanggungjawaban.
3. Karena tidak mau tunduk pada otoritas dan harus menurut kemauannya sendiri.
4. Karena tidak percaya bahwa keanggotaan gereja lokal terdapat dalam firman
Tuhan, berpendapat bahwa keanggotaan gereja tidak diperintahkan langsung
oleh Tuhan dan merasa Tuhan tidak berkenan dengan keanggotaan secara resmi.

26
D. KEUNTUNGAN MENJADI ANGGOTA GEREJA LOKAL SECARA RESMI
1. Persekutuan (fellowship): menghasilkan hubungan yang sangat dalam di antara
anggota dalam kekeluargaan dan persekutuan (Kol. 2:2-3).
2. Pemenuhan (fulfilment): merasa dihargai dan diikutsertakan di antara sesama
anggota (1Kor. 12:12, 27).
3. Berbuah (fruitfullness): sebagai anggota satu gereja lokal berarti kita mempunyai
pengaruh dan daya produksi pada kehidupan anggota yang lain (Ef. 4:16).
4. Tanggung jawab (accountabillity): ada rasa tanggung jawab yang besar terhadap
sesama anggota (Gal. 6:1-2).
5. Pertumbuhan (growth): mempunyai kesempatan yang besar untuk bertumbuh
karena menerima penggembalaan dan perlindungan (1Tes. 5:12; Ef. 4:13, 16).
6. Kuasa (power): ada suatu kelepasan kuasa yang besar jikalau orang-orang
percaya bersatu untuk satu sasaran yang sama (Ul. 32:30).
7. Hadirat Allah (presence of God): Allah berjani untuk hadir pada perkumpulan
orang-orang percaya yang berkumpul dalam nama-Nya (Mat. 18:19-20).

E. MEMPRAKTIKKAN IKATAN PERJANJIAN DALAM GEREJA


Ada banyak hal yang harus dilakukan orang Kristen terhadap orang percaya
yang lain oleh karena telah mempunyai ikatan perjanjian, antara lain:
1. Saling mengasihi Yoh. 13:35; 1Ptr. 1:22
2. Saling menghibur 1Tes. 4:18
3. Saling membangun Ibr. 10:25
4. Saling melayani 1Ptr. 4:10
5. Saling mengampuni Ef. 4:32, Kol. 3:13
6. Saling merendahkan diri Ef. 5:21
7. Saling mendoakan Yoh. 5:16
8. Saling menanggung beban Gal. 6:12
9. Saling menerima Rm. 15:7
10. Saling sabar Kol. 3:13
11. Sabar menanggung penderitaan 1Ptr. 5:9
12. Saling menghormati 1Ptr. 5:15
13. Saling bersekutu 1Yoh. 1:7
14. Saling mengajar Kol. 3:16
15. Saling menegur Kol. 3:16
16. Saling . . . dan lain-lain Alkitab
Ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang percaya yang
telah mempunyai ikatan perjanjian:
1. Jangan saling menghakimi Rm. 14:13
27
2. Jangan saling berperkara 1Kor. 6:7
3. Jangan saling memfitnah Yak. 4:11
4. Jangan saling menantang Gal. 5:26
5. Jangan saling mendengki Gal. 5:26
6. Jangan saling membinasakan Gal. 5:15
7. Jangan saling . . . dll. Alkitab
Keterikatan satu sama lain dalam bentuk saling . . . ini dapat lebih terwujud
melalui persekutuan kelompok kecil dalam gereja lokal.

F. SALING MELAYANI DALAM KELOMPOK KECIL


Setiap anggota gereja harus menjalankan fungsinya sebagai anggota Tubuh
Kristus yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Tidak seorang Kristen
pun yang dapat berfungsi secara efektif seorang diri. Keterikatan satu dengan yang
lain itu diwujudkan dengan saling . . . , yakni saling mengasihi (Yoh. 13:34-35), saling
menasihati (Ibr. 10:25), saling menanggung beban (Gal. 6:1-2), saling mengampuni
(Ef. 4:32), dll. Ini dapat diwujudkan secara nyata dalam gereja lokal, yakni kelompok
orang percaya dalam jemaat setempat yang saling mengenal dengan baik dan
dengan demikian dapat saling melayani.
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang
memerlukan “social support” dan “social identity”. Nampaknya keperluan tersebut
terpenuhi dalam gereja mula-mula. Dalam Kisah Para Rasul 3:46 disebutkan bahwa
mereka bersekutu dalam Bait Allah (skala besar) dan di rumah masing-masing
(skala kecil). Gereja yang berkembang menjadi besar sering kali menghadapi
beberapa masalah seperti: kurangnya keintiman dalam hubungan antar anggota,
kurangnya perhatian terhadap kebutuhan jemaat secara pribadi. Akibatnya jemaat
menjadi pasif dan kurang terlibat dalam hal-hal rohani. Selain itu pembinaan bagi
pertumbuhan rohani tidaklah memadai bila hanya dilakukan secara umum
seminggu sekali di gereja.
Dalam Keluaran 18:13-27 Yitro menasihati Musa untuk mengangkat
pimpinan 1000 orang, 100 orang, 50 orang dan 10 orang. Pembagian umat Israel
ini merupakan pendelegasian tugas kepemimpinan agar setiap orang dapat
menerima perhatian lebih baik dalam menghadapi masalahnya dan agar Musa dapat
mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting.
C. Peter Wagner, seorang pakar pertumbuhan gereja dari USA, menyatakan
bahwa gereja yang ingin bertumbuh harus mengikuti pola: C = C + C + C (Church =
Celebration + Congregation + Cell). Menurut Wagner, dalam sebuah gereja perlu
ada kebaktian bersama untuk seluruh jemaat (= Celebration), pembinaan dalam
kelas Sekolah Minggu untuk tingkatan usia: anak-anak hingga dewasa (=
Congregation), dan pembinaan jemaat dalam kelompok kecil di mana setiap orang
dapat saling mengenal secara mendalam (= Cell). Jadi dalam kelompok inilah
28
interaksi saling . . . yang merupakan perwujudan dari ikatan perjanjian kepada
gereja lokal dapat dinyatakan.
Prinsip kelompok kecil inilah yang diterapkan oleh Yoido Full Gospel
Church yang digembalakan Pdt. Yonggi Cho yang beranggotakan sekitar 750.000
orang. Jemaat dibagi dalam kelompok persekutuan rumah tangga menurut
wilayahnya masing-masing, dengan sasaran untuk pekabaran Injil dengan cara
“memasang telinga” bila ada tetangga yang sakit, susah dan perlu ditolong. Lalu
mereka menceritakan tentang Yesus dan mengundangnya mengikuti persekutuan
wilayah itu baru kemudian mengajaknya ke gereja. Ini bukan hanya merupakan
salah satu dari banyak program gereja yang telah ada tetapi merupakan kunci
penginjilan dan pertumbuhan gereja tanpa banyak “gembar-gembor”. Kelompok
harus dibentuk dengan sasaran penginjilan dan bukan hanya untuk persekutuan
secara eksklusif, bila tidak maka kelompok itu bukan hanya tidak berkembang tetapi
juga “berbahaya” secara rohani, karena hanya hidup bagi dirinya sendiri. Dengan
cara ini maka gereja tidak akan musnah, karena bila tiba masa aniaya, jemaat telah
terbiasa bersekutu dalam kelompok kecil dan bisa berkembang “di bawah tanah”
seperti di negara terali besi.
Adapun faedah yang dapat dirasakan dengan adanya persekutuan
kelompok kecil di rumah-rumah, antara lain:
1. Tercipta persekutuan yang erat, bukan saja waktu jam kebaktian tetapi setiap
saat ada suasana saling memperhatikan, saling menasehati, mendoakan,
menolong orang yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan/sekolah/ keuangan,
saling mengunjungi yang sakit/lemah, menolong keluarga yang mengalami
kematian, dll.
2. Penelaahan Alkitab yang sistematis di rumah. Tetapi orang dapat makin
mengenal Firman Allah, mendiskusikannya, saling berbagi berkat dan
pengalaman. Pembahasan selalu terarah karena semua bahan untuk tidap
kelompok sama.
3. Kesempatan untuk melibatkan diri dalam penginjilan secara langsung. Jemaat
dapat saling mengundang tetangganya yang belum menerima Kristus untuk
mengikut persekutuan ini sehingga kelompok kecil merupakan kunci penginjilan
yang efektif.
4. Doa khusus untuk keperluan anggota dan mengijinkan karunia Roh bekerja.
Sering kali orang merasa malu atau ragu-ragu untuk mengungkapkan isi hatinya
dalam pertemuan umum. Tapi di antara teman-teman dalam suasana
kekeluargaan yang akrab, akan lebih mudah untuk berdoa dan berserah kepada
Roh Kudus.
5. Jemaat diberi kesempatan untuk mengembangkan talenta dan karunia rohani
dalam pelayanan sehingga terciptalah pertumbuhan dan kedewasaan rohani.

29
30
BAB 5
KEPEMIMPINAN DALAM GEREJA

A. PRINSIP ALKITAB TENTANG KEPEMIMPINAN


Kita sudah mempelajari bahwa jemaat Tuhan merupakan suatu keluarga.
Artinya hubungan antara anggota dalam jemaat seperti hubungan dalam suatu
keluarga. Di dalam keluarga terdapat dua unsur utama yang mempersatukan dan
membuat keluarga itu bertumbuh dengan sehat, yaitu: kasih dan ketertiban. Tanpa
adanya keseimbangan dalam dua hal ini, akan terjadi ketimpangan dalam keluarga.
Ketertiban bukan suatu kata yang mengerikan, sebab di dalam ketertiban itu sendiri
terkandung unsur kasih. Ketertiban tanpa kasih di dalamnya adalah legalisme,
sebaliknya kasih tanpa ketertiban adalah liar. Itulah sebabnya Tuhan menempatkan
kepemimpinan di antara jemaat untuk menjaga ketertiban di dalamnya. Jadi Tuhan
menetapkan kita di bawah kepemimpinan demi kebaikan kita sendiri. Sebab kalau
kita berada di bawah kepemimpinan kita akan ada di bawah kepemimpinan ilahi.
Sebaliknya bila tidak ada pemerintahan, order dan struktur atau susunan, maka
pasti akan terjadi kekacauan, pemberontakan, dll. (Hak. 17:6. 21:25; 1Kor. 14:33,
40; 2Tes. 2:4; 2Ptr. 2:10). Setiap pemberontakan akan merugikan diri sendiri.
Paling tidak ada 4 (empat) area pemerintahan di dalam kehidupan setiap
orang percaya, yakni:
1. Pemerintahan di dalam setiap negara (Rm. 13:1-7; 1Ptr. 2:13-17). Rakyat tunduk
di bawah kepemimpinan pemerintahan yang ada.
2. Pemerintahan di dalam rumah tangga / keluarga (1Kor. 11:1-3, Ef. 5:22, 6:1-3).
Anak berada dalam kepemimpinan orang tua, istri di bawah kepemimpinan
suami dan suami di bawah Kristus.
3. Pemerintahan di dalam pekerjaan (Ef. 6:5-8). Para pegawai di bawah
kepemimpinan majikan.
4. Pemerintahan di dalam gereja Tuhan (Rm. 12:8; Ibr. 13:7, 17). Jemaat tunduk di
bawah kepemimpinan para penatua jemaat.

B. KEPEMIMPINAN DI DALAM JEMAAT


Banyak orang Kristen yang kurang mengerti akan prinsip penting ini.
Mereka mengerti ketaatan dalam pejabat-pejabat pemerintah. Mereka mengakui
perlunya ketaatan di dalam rumah tangga. Tetapi di dalam gereja, mereka segan
untuk mengakui wewenang orang yang memimpinnya. Padahal semua ini telah
diatur Allah untuk kebaikan kita. Allah adalah kepala dari semua, yang telah
memberi kepada anak-Nya Kristus, kedudukan sebagai pemimpin (headship) atas
gereja (Ef. 1:20-23).

31
Dewasa ini Kristus bekerja di dalam tubuh-Nya melalui Roh Kudus (Yoh.
14:18-26). Allah telah menetapkan lima jawatan dalam tubuh Kristus, yakni rasul,
nabi, gembala, penginjil dan guru, untuk memperlengkapi jemaat melayani Tuhan
sampai jemaat mencapai kedewasaan rohani (Ef. 4:11-15). Dalam jemaat lokal,
Allah telah memberikan wewenang (otoritas) kepada para penatua setempat untuk
menjalankan kepemimpinan (Kis. 14:21-23; 1Tim. 5:17). Penatua (Inggris: Elder,
Yunani: Presbuteros – Presbiter) adalah orang yang matang rohaninya yang
memliliki kedudukan atau jabatan sebagai pengawas jemaat (overseer, uskup/
bishop – Kis. 1:20). Sedangkan tugas sehari-hari yang dilakukannya sebagai pastor
atau menggembalakan dan memberi makan domba-domba Allah, yakni jemaat (Kis.
2:17, 28; Tit. 1:5-7; 1Ptr. 5:1-2)
Para penatua yang memipin jemaat biasanya lebih dari satu orang (jamak/
plural) – Kis. 20:17, 14:23; Yak. 5:14. Salah satu dari para penatua itu diangkat
sebagai pimpinannya (“senior-pastor”). Lihat: Kis. 12:17; 21:18 – “Yakobus dan
para penatua”. Para penatua (jamak / plural) tidak pernah ditunjuk oleh jemaat
setempat melalui sistem pemilihan; yang menunjuk mereka adalah para pengawas
gereja. Di dalam gereja Perjanjian Baru para penatua selalu diangkat dan
ditahbiskan oleh kelompok pelayanan inti dan para penatua lain (Kis. 14:23; 20:28;
Tit. 1:5). Setiap penatua harus memenuhi syarat dalam Alkitab yang terdapat pada
1Tim. 3:1-9 dan Tit. 1:5-9.
Adapun tanggung jawab para penatua terhadap orang-orang percaya
adalah:
1. Memimpin secara umum pertumbuhan dan jalannya gereja. memimpin artinya
memperhatikan, mengarahkan, mengawasi seperti orang tua dalam satu
keluarga terhadap anak-anaknya (1Tes. 5:12-14; Ibr. 13:17; 1Ptr. 5:2-3).
2. Menggembalakan, yang berarti memberi makan domba dengan rumput yang
hijau (firman Tuhan), menjaga dari serigala (pengajar sesat), menolong yang
lemah, melayani yang sakit dan menjadi teladan bagi domba-domba (Kis. 20:28-
35).
3. Mengajar supaya semua anggota tubuh menjadi dewasa dan berfungsi juga
supaya pelayanan dan karunia-karunia berkembang (1Tim. 3:2; Tit. 1:9).
Sedangkan tanggung jawab orang-orang percaya terhadap penatua-
penatua:
1. Menghormati (1Tes. 5:12-13).
2. Tunduk/ taat (Ibr. 13:17)
3. Menyokong dengan keuangan (1Kor. 9:11-14; 1Tim. 5:17-18)
4. Jangan sembarangan menuduh (1Tim. 5:1, 18-19)
5. Mendoakan (1Tes. 5:25).
32
Penatua adalah penilik jemaat yang mengawasi pekerjaan gereja dalam
segala aspeknya. Namun dalam pelaksanaannya penatua dibantu oleh para diaken
(Yunani: diakonos = pelayan). Jadi para diaken adalah orang-orang yang dipilih
untuk melaksanakan apa saja yang didelegasikan kepada mereka oleh para penatua.
Memang dalam Kis 6:1-7 tampaknya para diaken hanya terlibat dalam pelayanan
membagikan derma (diakonia), tapi kemudian mereka juga terlibat dalam
pelayanan lain seperti yang dilakukan Stefanus (Kis. 6:8-10). Fakta bahwa para
diaken tidak boleh bercabang lidah dan isteri mereka hendaknya tidak menjadi
pemfitnah (1Tim. 3:8, 11) bisa menunjukkan bahwa mereka melakukan semacam
pelayanan konseling pribadi dengan anggota jemaat sehingga mereka harus
menjaga kepercayaan atau rahasia yang diberikan kepada mereka dalam pelayanan
tersebut. Wanita pun dapat menjadi diaken, contoh Febe dan Priska (Rm. 16:1-5).
Seorang diaken harus memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Kis. 6:3 dan
1Tim. 3:8-10.

C. KETERTIBAN DALAM JEMAAT


Allah menetapkan kepemimpinan dalam gereja-Nya untuk menertibkan
kehidupan jemaat, agar jemaat hidup kudus dan tidak membiarkan dosa di dalam
gereja-Nya yang akan mencemarkan banyak orang.
Tujuan penertiban (disiplin gereja) ini adalah untuk membawa kembali
orang tersebut ke jalan benar (Gal. 6:1) sehingga kita tidak dihukum bersama-sama
dengan dunia (1Kor. 11:32).
Dalam Matius 18:15-17, Yesus mengajarkan tentang prosedur dalam
melakukan penertiban bagi orang yang suka memberontak dan tidak mau diatur
dalam jemaat, yakni:
1. Ditegur secara pribadi (empat mata).
2. Ditegur di hadapan dua atau tiga saksi.
3. Menyampaikan hal ini kepada jemaat.
4. Anggapan sebagai orang kafir.
Karena jemaat adalah Tubuh Kristus, sedangkan ada salah satu anggota
tubuh yang karena tidak mau bertobat dapat menyeret seluruh tubuh dalam
kebinasaan, maka yang harus kita lakukan adalah menanggalkan bagian tubuh itu
(Mat. 5:29-30). Dosa dalam jemaat adalah ibarat sedikit ragi yang mengkhamiri
seluruh adonan. Ragi (= kejahatan) itu harus dibuang! (1Kor. 5:6-8). Inilah yang
harus dilakukan terhadap “saudara seiman” yang menolak untuk bertobat dari
kejahatannya (1Kor. 5:13, 11). Penatua jemaat memiliki wewenang ilahi untuk
menertibkan tiap anggota dalam jemaat, sedangkan orang di luar jemaat akan
dihakimi Allah (1Kor. 10:12-13).

33
Adapun dosa dalam jemaat yang perlu ditertibkan antara lain:
1. Dosa moral (1Kor. 5:1-5).
2. Pengajaran sesat (Tit. 1:13-14; 3:10-11).
3. Pemecah belah jemaat (Rm. 16:17-18; 3Yoh. 1: 9-10).
Namun perlu diingat bahwa tujuan dari penertiban bukanlah semata-mata
sebagai suatu hukuman atau pembalasan, namun untuk mendidik, mengoreksi dan
pada akhirnya menolong orang tersebut keluar dari ikatan dosanya. Pada saat yang
sama juga untuk melindungi seluruh tubuh (jemaat) dari penularan/ pencemaran.
Bila kita didisiplin / ditertibkan hal ini menunjukkan bahwa kita adalah anak Allah
yang dikasihi-Nya (Ibr. 12:5-8). Memang pada waktu kita ditertibkan kita merasa
berduka, namun yang dihasilkan adalah kebenaran, damai dan kekudusan (Ibr.
12:10-11).

D. BENTUK ORGANISASI (PEMERINTAHAN) GEREJA

1. Episkopal
Kata “Episkopal” berarti dipimpin oleh uskup (episkopos = penilik). Pola
ini diikuti oleh gereja Anglikan. Rohaniwan terdiri dari uskup (yang berhak
menahbiskan dan menempatkan pendeta-pendeta di wilayahnya), pendeta (yang
boleh melakukan pelayanan rohani kepada jemaat), diaken (calon pendeta).

2. Presbiterial
Dipimpin para penatua. Ini merupakan ciri gereja Calvinis. Di Indonesia
misalnya: GKI, GPIB, dll. Walaupun para penatua dianggap sederajat, biasanya
dibedakan antar “penatua yang mengajar”, yang berfungsi memberi makanan
rohani dan melakukan sakramen, dan “penatua yang memimpin” yang mengatur
masalah organisasi, administrasi, keuangan, dll.

3. Kongregasional / Independen
Cirinya: Otonomi (artinya setiap jemaat setempat independen dan
mempunyai pemerintahan sendiri) dan demokrasi (artinya setiap anggota jemaat
mempunyai hak/ suara yang sama dengan yang lain dalam urusan gereja). Konsep
ini menunjuk pada doktrin keimaman setiap orang percaya. Pelayanannya biasanya
terdiri dari pendeta dan diaken. Dalam praktiknya pola ini mengakui manfaat
persekutuan dan kerjasama antar gereja, asalkan tidak membatasi kebebasan dan
tanggung jawab jemaat setempat untuk mencari dan melakukan kehendak Tuhan
dalam urusan jemaat itu. Pola ini diikuti oleh gereja Baptis, sebagian besar gereja
Pentakosta, dan beberapa gereja independen lain.

34
4. Monarkial
Kuasa atau wibawa tertinggi dalam gereja ini hanya ada pada satu orang
saja. Sistem ini dapat terlihat dalam bidat-bidat yang biasanya dikuasai oleh satu
orang pemimpin saja.

5. Minimal/ Bebas
Kelompok ini menekankan pekerjaan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya
dalam setiap anggota jemaat dalam membimbing dan menolongnya tanpa melalui
organisasi atau kepemimpinan yang resmi. Gereja yang memakai sistem ini adalah
Quakers (Friends) dan Plymouth Brethren.
Dalam uraian di atas, kita melihat tidak ada pola tunggal yang dapat
dikatakan didukung Alkitab secara gamblang. Pada umumnya banyak gereja yang
menggabungkan pola-pola di atas. Namun kita harus sedapat mungkin berusaha
mengikuti pola-pola yang paling cocok dengan Alkitab.

35
BAB 6
SAKRAMEN GEREJA

Sakramen (Latin: Sacramentum) adalah “ungkapan lahir dan nyata dari


anugerah batin dan tidak nyata” (Katekimus gereja Anglikan). Sacramentum
merupakan kata yang dipilih untuk menerjemahkan kata Yunani ‘mysterion’ yang
bisa diartikan seseuatu yang misteri atau magis. Kebanyakan gereja Protestan
mengakui dua sakramen: Baptisan dan Perjamuan Kudus. Kristen Mennonit
mengenal satu sakramen tambahan yaitu “pembasuhan kaki”. Gereja Roma Katolik
(melalui Konsili Trent) mendefinisikan sakramen sebagai “sesuatu yang dilakukan
dengan keyakinan, yang memiliki kuasa, melalui lembaga (institusi ilahi) bukan
hanya sebagai tanda atau lambang, tapi juga merupakan pemberian anugerah yang
berdaya guna”. mengakui tujuh sakramen yaitu: hukuman penebusan dosa,
pentahbisan iman, pernikahan, peneguhan sebagai anggota jemaat, pemberian
minyak kepada orang pada saat meninggal, baptisan dan ekaristi (perjamuan
kudus).
Banyak gereja menggunakan istilah sakramen untuk upacara gereja yang
diyakini menyalurkan anugerah Allah yang nyata. Namun ada pula gereja yang lebih
menyukai istilah ordonansi, yang tidak mengandung tentang pemberian anugerah
tetapi hanya merupakan suatu lambang. Gereja yang menggunakan istilah
ordonansi bermaksud agar terhindar dari mistisisme dan sakramentarianisme yang
ditunjukkan oleh istilah ‘sakramen’.

A. BAPTISAN

1. Makna Baptisan
Baptisan melambangkan penyatuan orang percaya dengan Kristus dalam
kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya (Rm. 6:3-4; Kol. 2:12; 1Ptr. 3:21).
Dalam baptisan orang percaya itu mengakui bahwa ia berada di dalam Kristus ketika
Kristus dihukum mati karena dosa umat manusia, bahwa ia dikuburkan bersama-
sama Kristus dan bahwa ia ikut bangkit menuju hidup baru di dalam Kristus.
Baptisan melambangkan bahwa orang percaya disamakan dengan Kristus, karena
orang percaya dibaptiskan dalam (atau ke dalam) nama Tuhan Yesus (Kis. 2:38;
8:16). Hal ini dilakukan pada saat seseorang bertobat berseru kepada nama Tuhan
(Kis. 22:16). Baptisan merupakan pengakuan yang terang-terangan di depan umum
bahwa Kristus adalah Tuhan (Rm. 10:9-10). Akan tetapi sebelum mendapatkan
baptisan seseorang harus bertobat (Kis. 2:38), dan memiliki iman (Kis. 2:41; 8:12,
37; 18:8; Gal. 3:26-27; Rm. 6:3-4, 1Ptr. 3:21), karena baptisan air tidak
mengakibatkan penyatuan orang percaya itu dengan Kristus, tetapi mensyaratkan
atau melambangkan.

36
2. Pentingnya Baptisan
a. Kristus dibaptis (Mat. 3:16)
b. Tuhan menyetujui murid-murid-Nya untuk membaptiskan (Yoh. 4:1-2)
c. Kristus memerintahkan supaya orang percaya dibaptiskan (Mat. 28:19)
d. Gereja mula-mula sangat mementingkan baptisan (Kis. 2:38, 41)
e. PB menggunakan baptisan untuk melambangkan kebenaran teologis.

3. Cara Pembaptisan
Dewasa ini terdapat tiga cara untuk membaptis orang: dipercik, dituangkan,
dan diselamkan. Di dalam ketiga bentuk baptisan ini masih terdapat berbagai
variasi, misalnya cara percik/tuang/selam sebanyak satu atau tiga kali, dan cara
baptis selam ke belakang atau tegak ke bawah.
a. Dipercik
Kelompok yang menyetujui dilakukannya baptisan percik mengemukakan
argumen-argumen berikut:
1) Upacara pengudusan dalam PL biasanya dilakukan dengan cara pemercikan
(Kel. 24:6, 7; Im. 14:7; Bil. 19:4, 8).
2) Pemercikan melambangkan penyucian (Yeh. 36:25).
3) Cara selam tidak mungkin dapat dilakukan dalam keadaan tertentu (Kis.
2:41), terlalu banyak orang (Kis. 8:38), terlalu sedikit air di padang gurun
(Kis. 16:33), terlalu sedikit air di rumah.
4) Mayoritas gereja di dunia mempraktikkan baptisan percik.
b. Dituangkan/ dicurahkan
Kelompok yang menyetujui dilakukannya baptisan tuang mengemukakan
argumen-argumen berikut:
1) Penuangan menggambarkan dengan baik sekali tentang pelayanan Roh
Kudus yang masuk ke dalam hidup orang percaya (Yl. 2:28; Kis. 27:17-18).
2) Ungkapan “ke dalam air”. Jadi orang yang dibaptis bisa saja masuk ke air,
tapi tidak di bawah permukaan air seluruhnya.
3) Lukisan di Katakombe menunjukkan baptisan dengan cara penuangan air ke
atas kepala orang dari sebuah bejana dipegang.
c. Selam
Kelompok yang berpegang pada baptisan selam mengemukakan argumen-
argumen berikut:
1) Penyelaman memang merupakan arti utama dari baptizo.
37
2) Penyelaman menggambarkan dengan tepat sekali arti baptisan dalam Roma
6:1-4, yaitu mati terhadap hidup lama, dan bangkit dalam kehidupan baru.
3) Penyelaman mungkin dilakukan dalam segala keadaan. Banyak kolam di
Yerusalem sehingga mungkin saja 3000 orang dibaptis pada hari Pentakosta.
Jalan ke Gaza itu sepi dan gersang, namun bukan berarti tidak ada air. Rumah
sering memiliki kolam di luar rumah, dimana misalnya keluarga kepala
penjara Filipi sangat mungkin telah dibaptis selam.
4) Baptisan proselit dilakukan dengan cara menyelamkan diri sendiri ke dalam
air. Cara baptisan seperti ini yang mungkin dilakukan oleh gereja Kristen.
5) Penuangan air, bukan pemercikan, merupakan pengecualian terhadap
penyelaman dan diizinkan dalam kasus penderita sakit. Hal ini disebut
“baptisan klinis”.
6) Bahkan banyak teolog yang sekalipun tidak menganut baptisan dengan cara
selam, menyatakan bahwa penyelaman merupakan praktik universal dalam
gereja pada zaman rasul.
Istilah ‘dibaptis’ berarti ‘dicelupkan’ yang merupakan arti utama dari kata
Yunani ‘baptizo’. Sehingga baptisan dengan cara diselamkan paling cocok dengan
makna istilah itu. Arti baptisan sebagai lambang penyatuan dengan kematian,
penguburan dan kebangkitan Kristus paling baik digambarkan dengan cara selam.
Dengan diselamkan orang yang dibaptis akan merasakan ditenggelamkan yang
berarti mati bersama Kristus, kemudian diangkat dari air yang berarti mengalami
kehidupan baru dalam Kristus.

4. Baptisan Bayi
Dewasa ini ada yang menentang dan yang menyetujui baptisan bayi dan
anak-anak. Pendapat dari kelompok yang menyetujui baptisan bayi dan anak-anak
meliputi:
a. Sunat (Kol. 2:11-12): Dalam PL setiap bayi Israel disunat, maka dalam PB bayi
orang percaya harus dibaptis. Upacara ini menunjukkan keanggotaan dalam
perjanjian keselamatan dari Allah, jadi tidak perlu iman pribadi.
b. Pendapat histori: Gereja mula-mula mempraktikkannya. Namun fakta bahwa
gereja mula-mula melakukan sesuatu tidak dengan sendirinya membenarkan
hal itu.
c. Pendapat seisi rumah dibaptis (Kis 11:14; 16:15, 31), tentu termasuk anak-anak.
Kata ‘seisi rumah’ belum tentu berarti bahwa bayi dibaptiskan, karena mereka
yang dibaptis adalah mereka yang telah mendengar pemberitaan Firman Allah
(Kis. 10:44) dan percaya (Kis. 16:31,34).
d. Baptisan bayi penting untuk menyucikan dosa asal. Ini terutama dipegang oleh
Gereja Katolik Roma.
38
Sedangkan pendapat dari kelompok yang menentang baptisan bayi dan
anak-anak adalah:
a. Baptisan bayi dan anak-anak tidak ada dasarnya secara Alkitabiah. Alkitab
hanya mencatat bahwa Yesus memberkati anak-anak tapi tidak membaptisnya
(Mrk. 10:13-16).
b. Alkitab mengajarkan orang harus bertobat dan percaya Yesus dulu, baru
dibaptiskan (Mat. 3:2-6; 28:19).
c. Simbolisme dalam Roma 6:3-6 tidak bisa dilakukan dengan bayi dan anak-anak.
d. Baptisan merupakan upacara yang harus dijalani orang yang hendak masuk ke
dalam suatu kelompok orang percaya, gereja.
e. Usia anak tidak pernah disebutkan di bagian manapun yang menyebutkan
tentang baptisan seisi rumah. Tapi dikatakan bahwa semua yang dibaptis di
dalam rumah itu menjadi percaya.
f. Penyerahan anak kepada Tuhan oleh orang tua mereka merupakan cara yang
lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada baptisan bayi.

5. Baptisan Ulang
Hanya ada satu contoh dalam Kisah 19:1-5, orang yang sudah dibaptis oleh
Yohanes Pembaptis, dibaptis oleh Paulus. Ini menunjukkan perlunya konseling bagi
mereka yang telah dibaptis. Hal ini merupakan pendapat yang menentang baptisan
bayi, karena mengapa membaptis bayi jika kemudian, setelah ia secara pribadi
menerima Kristus, ia harus dibaptis kembali?

B. PERJAMUAN KUDUS

1. Penetapannya
Sakramen Kristen kedua ini diberi berbagai nama, antara lain: perjamuan
Tuhan (1Kor. 11:20), pemecahan roti (Kis. 2:42) yang merupakan suatu istilah
untuk suatu jamuan makan bersama, Perjamuan Kudus yang juga disebut ‘komuni’,
artinya persekutuan (1Kor. 10:16), dan juga sering disebut ‘ekaristi’ yang
merupakan istilah Yunani untuk pengucapan syukur sebelum memakan roti dan
minum anggur.
Baptisan hanya dilakukan satu kali saja, sedangkan Perjamuan Kudus
dilakukan terus menerus. Perjamuan Kudus ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri
(Mat 26:26-28), kemudian dipraktikkan oleh rasul-rasul dalam jemaat mula-mula
(Kis. 2:42, 20: 7). Mengenai frekuensi (berapa sering) perjamuan kudus ini harus
diadakan, Alkitab tidak memberi peraturan yang tegas. Namun sebaliknya selang
waktu antara tiap perjamuan tidak terlalu dekat, agar jemaat bisa menghayati
maknanya.
39
2. Maknanya
a. Perjamuan Kudus merupakan peringatan akan Kristus.
Yesus mengatakan “… Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1Kor.
11:24). Maksud peringatan dalam ayat ini bukan sekadar peringatan akan kematian
seorang syahid, tetapi peringatan akan Kristus sebagai pribadi yang hidup.
Pentinglah bahwa orang-orang percaya abad pertama berkumpul pada hari
pertama setiap minggu, yaitu hari kebangkitan, untuk memecahkan roti bersama
(Kis. 20:7). Yesus harus diperingati sebagai pribadi yang hidup dan senantiasa hadir
di antara umat-Nya (Mat. 28:20).
b. Perjamuan Kudus adalah tanda Perjanjian Baru.
Tanda Perjanjian Baru tersebut adalah cawan. Cawan melambangkan
darah yang dicurahkan oleh Tuhan kita untuk mengesahkan Perjanjian Baru itu.
Yesus mengatakan, “Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh darah-Ku yang
ditumpahkan bagi kamu” (Luk. 22:20). Dengan makan dan minum unsur-unsur
Perjamuan Kudus kita diingatkan kembali akan pengampunan sempurna yang
disediakan bagi kita.
c. Perjamuan Kudus mengumumkan kematian Kristus.
Paulus menulis: “Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini,
kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor. 11:26). Pada saat
orang-orang percaya berkumpul sebagai peringatan akan Kristus, mereka secara
aktif mengumumkan kematian Kristus kepada dunia.
d. Perjamuan Kudus adalah nubuat mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali.
Upacara ini harus dilaksanakan sampai Kristus datang kembali (1Kor.
11:26). Upacara ini bukan saja melihat ke belakang tetapi juga ke depan kepada
kedatangan-Nya kembali untuk menjemput umat-Nya (Mat. 26:29).
e. Perjamuan Kudus adalah persekutuan dengan Kristus dan dengan umat-Nya.
Ini merupakan saat-saat pribadi ketika orang-orang yang telah ditebus
berkumpul sekeliling Yesus Kristus untuk bersekutu. Meja perjamuan ini
mengingatkan orang-orang yang berbakti. Kita duduk pada perjamuan Tuhan
bukan pada perjamuan roh-roh jahat (1Kor. 10:21). Kristus adalah penjamu yang
tidak kelihatan dalam perjamuan itu. Kristus hadir dalam perjamuan itu.

3. Pandangan Mengenai “Roti” dan “Anggur”


a. Pandangan Gereja Katolik Roma
Menurut Ajaran Gereja Roma Katolik dalam misa unsur-unsur roti dan
anggur dikuduskan oleh imam, yang menurut peraturan sudah ditahbiskan dalam
garis keturunan dari para rasul. Dengan demikian, menurut pandangan Katolik, roti
dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Memang rasa dan bentuknya
40
tetap sama, tetapi substansinya atau sarinya tidak lain dari tubuh dan darah Kristus
sebenarnya. Secara teknis ini dikenal dengan nama ‘transubstansiasi’. Sebagai
pengakuan akan hal ini, imam mengangkat hosti (Latin. ‘hostia’ artinya kurban
persembahan) untuk disembah oleh jemaat. Mereka yang mengambil bagian dalam
sakramen dikatakan telah dijamu dari tubuh dan darah Kristus sendiri.
Dasar pandangan ini berasal dari filsuf Yunani, Aristoteles, dan menuruti
kerangka acuan yang gagasannya asing sekali bagi seorang Yahudi seperti Yesus.
Lagi pula pandangan ini mengaburkan, bahkan menentang, penegasan yang sangat
menentukan bahwa satu-satunya kurban pendamaian yang berlaku sudah
dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya di Golgota (Ibr. 7:27; 9:12; 10:10).
Selanjutnya perkataan bahwa imam mempersembahkan Kristus di mezbah
kedengaran seperti menghina bagi orang yang akrab dengan Alkitab.
b. Pandangan Gereja Lutheran
Pandangan ini lebih dikenal dengan istilah ‘konsubstansiasi’, yang
merupakan penolakan Luther terhadap ajaran Katolik. Orang yang mengambil
bagian dalam perjamuan Kudus akan makan dan minum tubuh dan darah Kristus
yang sesungguhnya di dalam, bersama-sama dan di bawah unsur roti dan anggur
itu. Unsur-unsur itu sendiri tetap tidak berubah, tetapi hal memakan dan
meminumnya setelah doa pengucapan syukur itu menyampaikan Kristus kepada
orang yang makan, bersama-sama dengan unsur-unsur itu. Hal ini dianggap sebagai
benar-benar makan dan minum dari Kristus. Dengan demikian Kristus benar-benar
hadir dalam perjamuan, dilokalisasi dalam unsur-unsur roti dan anggur yang tidak
berubah sifatnya.
c. Pandangan Zwingli
Menurut pandangan ini perjamuan hanya bersifat simbolis, perjamuan
kudus hanya merupakan suatu tanda peringatan saja. Sakramen ini mengingatkan
jemaat akan apa yang dilakukan Kristus baginya di kayu salib dan dia diajak untuk
kembali menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam terang salib. Kristus hadir
hanya dengan pengertian bahwa Ia selalu hadir dengan orang percaya melalui Roh
Kudus yang mendiami manusia. Pandangan ini menolak kehadiran jasmani Kristus
di dalam unsur-unsur itu.
d. Pandangan Calvin
Pandangan aliran Calvin adalah di antara konsubstansiasi dan peringatan.
Calvin mengemukakan bahwa Kristus benar-benar menjadi jamuan, kalau peserta
perjamuan datang dengan iman yang tulus. Kristus seutuhnya daging maupun roh,
yang dijamukan. Namun penekanan jatuh pada segi spiritual dan mistik dari
persekutuan dengan Kristus melalui Roh Kudus. Oleh Roh Kudus, gereja mengalami
persekutuan dalam perjamuan dengan kepala gereja yang dimuliakan, Tuhannya,
dan makan dari-Nya untuk memupuk imannya.

41
Gereja reformasi menerima pandangan Calvin yang mengajarkan bahwa
walaupun roti dan anggur hanya merupakan lambang, namun secara rohaniah
Kritsus hadir dalam perjamuan kudus. Dalam Perjamuan Kudus, yang kita makan
adalah roti dan anggur biasa, namun melalui sakramen ini kita menghayati
kehadiran Kristus di tengah umat-Nya yang mengakibatkan terjadinya persekutuan
dengan Dia.

4. Persyaratannya
a. Lahir baru
Orang yang belum bertobat, belum lahir baru, tidak boleh mengambil
bagian dalam Perjamuan Kudus. Hanya orang yang bertobat dan percaya yang
boleh menerima Perjamuan Kudus (Kis. 2:37-41; Mat. 26:26-28; 1Kor. 11:29).
b. Pengudusan sebelum mengambil bagian
Kita harus menguji diri sebelum mengikuti Perjamuan Kudus (1Kor. 11:27-
32). Jika ada dosa, maka kita perlu segera mengakui dosa dan minta pengampunan
dari Tuhan, dan memperbaharui komitmen kita di dalam Tuhan.
c. Keanggotaan dalam jemaat
Perjamuan Tuhan merupakan upacara dilakukan oleh jemaat-jemaat
Kristus. Jadi keanggotaan dalam jemaat mendahului pengikutsertaan dalam
Perjamuan Kudus. Orang percaya yang belum bertobat sehingga masih terkena
tindakan disiplin tindakan disiplin tertentu dilarang mengikuti Perjamuan Kudus.
Orang percaya yang belum bertobat sehingga masih terkena tindakan disiplin
tertentu dilarang mengikuti perjamuan (1Kor. 5:11-13; 2Tes. 3:6, 22:15).

42
BAB 7
STUDI AKHIR ZAMAN

A. PENDAHULUAN
Berbicara tentang “Kedatangan Kristus Kedua Kali” sering dikaitkan dengan
“akhir zaman” dalam istilah teologi disebut “Eskatologi”. Seperti tentang segala
kebenaran, yang dinyatakan oleh Alkitab, demikian juga tentang eskatologi ada
beberapa macam pandangan. “Kita hidup dengan iman, bukannya dengan
penglihatan” hal ini terang sekali, kalau kita memikirkan eskatologi.
Eskatologi adalah bagian doktrin yang membicarakan pernyataan Alkitab
tentang hal-hal yang terjadi sesudah orang meninggal dan hal-hal yang akan terjadi
pada zaman yang terakhir. Siapakah yang dapat menceritakan hal-hal ini? Tak
pernah ada seorangpun yang kembali dari alam maut. Bukan manusia yang dapat
menceritakan hal-hal itu dengan benar, hanya Allahlah yang dapat memberikan
pernyataan tentang hal-hal ini. Alkitab memberikan penjelasan yang lengkap
tentang peristiwa itu. Karena itu hal yang terpenting dalam mempelajari akhir
zaman, hati dan pikiran kita harus diarahkan dan dipusatkan kepada Allah dan
firman-Nya yaitu Alkitab sebagai pedoman dan praktik kehidupan iman kita.
Pengajaran ini perlu diberikan karena dalam pelajaran ini ada implikasi
yang diharapkan dari kehidupan orang percaya pada saat ini. Oleh karena itu
mempelajari akhir zaman sangat penting. Melaluinya orang percaya dapat:
• Tetap bersukacita di tengah penderitaan (2Kor. 4:17).
• Menjaga kekudusan hidup selama di dunia ini (1Yoh. 3:3).
• Menyiapkan kita akan perkara yang akan datang.
• Selalu ingin mendekatkan diri kepada Tuhan.
• Memusatkan perhatian kita kepada hal-hal yang berkaitan dengan keabadian.
• Meyakinkan kebenaran Alkitab.
• Membuktikan kesetiaan Allah (Tit. 2:11-15)
Kehidupan orang kristen tidak diakhiri pada saat kematian. Kematian
hanyalah salah satu tahapan dalam kehidupan ini. Ada tahapan lain yang telah
disediakan oleh Tuhan. Seandainya maut merupakan akhir dari segala sesuatu,
maka sebaiknya “marilah kita makan minum, kawin mawin dan bersukaria, karena
besok kita akan mati” (1Kor. 15:32). Iman kristen tidak percaya bahwa kematian
merupakan kata akhir. Kristus telah menang atas maut dengan segala sengatnya
dan memberikan harapan jaminan kehidupan yang kekal. Kita sedang menantikan
kedatangan Kristus yang kedua kali.

43
B. TANDA KEDATANGAN KRISTUS KEDUA
Kita sedang hidup di akhir zaman dan Kristus akan segera datang kembali
ke dunia untuk kedua kalinya. Itu pasti (Yoh. 14:1-3). Tapi tentang saat kedatangan-
Nya tak seorang pun yang tahu, kecuali Bapa di Surga. Itu sebabnya kita tidak usah
meramalkan kapan Yesus datang karena itu adalah hal yang sia-sia.
Sepanjang sejarah memang banyak orang yang berusaha meramalkan
kedatangan Kristus, seperti yang dilakukan Johan Heinrich Alsted (teolog Jerman)
yang meramalkan Kristus datang kembali tahun 1694, namun meleset. William
Miller (Pendiri Sevent Day Adventist) meramal tanggal 10-10-1843 Yesus akan
datang, tapi salah. Charles Taze Russel (Pendiri Saksi Yehovah) meramal Yesus
datang tahun 1914, tapi keliru dan banyak pengikutnya meninggalkan dia. Pdt. Eko
Pujiono (Indonesia) meramalkan Yesus datang tahun 1988, tapi tidak terjadi.
Ramalan yang menyebutkan Yesus akan datang 28-10-1992 pun tidak terjadi. John
Lightfoot (teolog Inggris abad 17) meramalkan tahun 1996, dengan dasar
penciptaan Adam tanggal 23-20-4004 SM + 6000 tahun = 1996.
Alkitab berkata bahwa malaikat, bahkan Anak pun tidak tahu tentang hari
kedatangan-Nya, tapi banyak orang yang sok tahu. Ini sikap yang keliru. Walaupun
demikian kita harus mengetahui tanda-tanda zaman yang mendahului kedatangan
Kristus kedua agar kita siap setiap saat. Yesus marah kepada orang yang tidak bisa
membaca zaman (Mat. 16:1-3).
Ada beberapa tanda zaman yang harus diperhatikan yang merupakan
indikasi bahwa Yesus segera datang kembali, yakni:

1. Pengetahuan Bertambah (Dan. 12:4)


Penemuan alat-alat canggih pada abad ke-20 merupakan salah satu tanda
akhir zaman. Dalam abad ini terjadi lonjakan dalam dunia ilmu pengetahuan. Kini
setiap ± 30 menit ada 1 penemuan baru. Dalam abad ini ditemukan telepon, lampu
listrik, gramafon, radio, televisi, mobil, pesawat udara, komputer, dll. Bulan Juni
1976 Viking I pergi ke Mars. Waktu tangan elektronis untuk mengeruk tanah Mars
rusak, ahli NASA memperbaikinya dengan gelombang radio dari jarak 300 juta
kilometer lebih. Waktu Apolo 12 rusak di angkasa luar, ahli NASA memperbaikinya
dalam waktu 84 menit. Seorang ahli berkata, “Tanpa komputer kita butuh waktu 1
juta tahun!”

2. Kemajuan Transportasi (Dan 12:4 – KJV)


“Even to the time of the end: many shall run to fro”. Daniel menubuatkan
adanya kemajuan sangat pesat dalam lalu lintas di bumi pada akhir zaman. Nahum
2:4 menubuatkan kereta yang berpacu seperti kilat karena begitu cepatnya. Tahun
1780 Sir Isaac Newton meramalkan bahwa pada suatu saat manusia bergerak lebih

44
cepat dari 80 km/jam. Hal ini disanggah Voltaire, tapi kini manusia memiliki alat
transportasi yang dapat bergerak jauh lebih cepat dari 80 km/jam.
Sepanjang peradaban manusia hingga abad ke-19, alat transportasi
menggunakan hewan, misalnya kuda dan kereta. Tapi tanggal 3-12-1903 Wright
bersaudara melakukan penerbangan perdana di Kitty Hawk, Carolina Utara, Usa.
Sejak itu tercatat kemajuan luar biasa dalam dunia penerbangan hingga ada yang
melebihi kecepatan suara (mis. Concord). Akibatnya banyak orang yang pergi kian
kemari karena alat transportasi makin cepat itu. Bahkan tahun 1969, Apollo 11
merupakan pesawat ruang angkasa pertama yang mendarat di bulan. Impian
manusia telah menjadi kenyataan!

3. Kemajuan Telekomunikasi
Dulu manusia mengimpikan dikirimnya musik dengan menggunakan
gelombang magnet listrik melalui luar angkasa dengan kecepatan cahaya. Itu
terlaksana dengan ditemukannya radio bagaikan kilat sambung menyambung
sambil meneruskan kata-kata (Ayub 38:35). Lebih dari itu Alkitab telah
menubuatkan penemuan alat yang bisa meneruskan suara dan gambar ke seluruh
dunia. Dalam Wahyu 11:9 dikatakan bahwa orang dari berbagai bangsa yang dapat
melihat mayat 2 saksi Allah di Yerusalem. Ini adalah hal yang mustahil bagi orang
yang hidup pada abad-abad lampau, tapi dengan ditemukan televisi, hal itu sangat
mungkin.
Pada abad ke-21 telekomunikasi berkembang begitu rupa, dengan alat
komunikasi seluler hampir setiap orang bisa mengirimkan siaran langsung
(streaming) kepada orang lain yang berada di tempat yang jauh.

4. Munculnya Pengejek-Pengejek (2Ptr. 3:3-4)


Alkitab menubuatkan akan datangnya pengolok-olok yang hidup menurut
hawa nafsunya dan tidak percaya akan kedatangan Kristus yang kedua. Opera
“Jesus Christ Superstar” melukiskan Yesus seperti orang tolol, badut yang jelek.
Dilukiskan pula percintaan Yesus dengan eks pelacur, Maria Magdalena, dalam
penghinaan yang luar biasa. Film “The Love Affair of Jesus” melukiskan Yesus
sebagai perampok Bank yang terlibat dalam skandal percintaan. Rock opera “Hair”
mementaskan kemaksiatan dosa Sodom dan Gomora (Homoseks) dan diakhiri
dengan adegan penyaliban Yesus dengan wanita-wanita telanjang menari
mengelilingi salib.
“The Last Temptation of Christ” (1998) yang disutradai Martin Scorsese
menggambarkan Yesus turun dari salib dan menikahi Maria Magdalena lalu
membangun keluarga dan menikmati hari tua. Lalu pada masa tua setelah sadar dia
ditipu Lucifer, Yesus merangkak menuju salib untuk menebus dosa. Sungguh fakta
yang diputarbalikkan. Namun Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan,
sebab orang yang menghujatnya akan menemui kebinasaan (Gal. 6:7-8).
45
5. Timbulnya Ajaran-Ajaran Sesat (Mat. 24:4-5, 24; 1Tim. 4:1)
Semakin banyak ajaran yang sesat yang berkembang pada akhir aman.
Beberapa contoh aliran sesat yang berkembang dewasa ini, antara lain:
a. Saksi Yehova
Sekte ini didirikan Charles Taze Rusel, yang pernah disidangkan karena
skandal seks, memanipulasi uang dan penterjemah Alkitab New World padahal dia
tidak bisa bahasa asli Alkitab. Sekte ini mengajarkan bahwa Yesus bukan Allah, tapi
makhluk yang diciptakan (Mikhael), neraka tidak ada, surga sudah penuh untuk
144.000 orang, lembaga gereja berasal dari setan.
b. Mormon atau “Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir”.
Sekte ini didirikan Joseph Smith yang mengklaim telah didatangi malaikat
Moroni yang menyuruhnya ke sebuah bukit tempat ditemukannya lempengan emas
dengan tulisan kuno berisi firman Allah yang pada tahun 1830 diterjemahkan dalam
bahasa Inggris menjadi “The Book of Mormon”. Padahal lempengan emas itu tidak
pernah ditemukan, dan Joseph Smith tidak bisa bahasa kuno. Sekte ini mengajarkan
perkawinan poligami, seperti nyata dari kehidupan Brigham Young, penerusnya,
yang memiliki 53 orang istri.
c. Unification church
Sekte ini didirikan Sun Myung Moon, si Mesias baru”. Tahun 1982 dia
meresmikan perkawinan massal 2075 pasang pengantin di Madison Square Gaeden,
lalu 6000 pasangan di Seoul, Korea Selatan.
d. People’s Temple di Guyana
Sekte ini dipimpin Pdt. Jim Jones, yang melakukan bunuh diri massal bulan
November 1978 yang melibatkan 913 orang.
e. Children of God
Sekte ini dipimpin oleh David Brant Berg yang mengajarkan free sex. Dia
menyebut dirinya nabi Allah untuk zaman ini. Menurut dia Allah adalah kasih, dan
kasih itu adalah seks. Buah kasih adalah anak. Allah disebutnya Sexy God. Dia
mengajarkan segala sesuatu adalah milik bersama sesuai Kis. 2:44, termasuk istri
dll. Jelas ini menyimpang dari firman.
f. Metropolitan Church
Sekte ini didirikan oleh Troy Perry, khusus untuk kaum gay (homoseks).
Dia menikahkan pria dengan pria.
g. Gereja Setan
Gereja Setan didirikan oleh Anton Szandor Lavey, yang ditujukan untuk
menyembah setan, berpusat di California. Mereka memakai istilah gereja, tetapi
seluruh ritual dan aktivitas yang dilakukan adalah untuk memuja setan.
46
Paulus mengingatkan, jika orang yang mengajarkan ajaran yang berbeda
dengan Injil sejati, terkutuklah dia (Gal. 1:8). Jangan kita terseret oleh hal itu (2Yoh.
1:10-11).

6. Munculnya Musik Penyembahan Setan


Dalam Daniel 3:1-7 disebutkan sejenis musik yang dimainkan saat orang
menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Pada akhir zaman, Antikristus
beserta nabi palsu dan pemain musik yang ditujukan untuk menyembah setan akan
dibinasakan (Why. 18:21-22). Ini menunjukkan bahwa pada akhir zaman muncul
sejenis musik yang akan diterima oleh dunia untuk melicinkan jalan bagi
penyembahan kepada setan.
Kelompok ACDC (Anti Christ Devil Children) menyanyikan Hell’s Bell,
lonceng neraka telah berbunyi untuk membawa persembahan bagi Lucifer. Lagu
mereka lainnya adalah: Highway to Hell. Iron Maiden menyanyikan lagu “Number
of the Beast” yakni 666, Beast on the road. Penyanyi lain berkata, “Heaven is so
boring”, Alice Cooper dalam lagu “Muscle of Love” memuji kenikmatan sex lewat
masturbasi, sedangkan lagunya “I Love the dead” dan “Welcome to Nightmare”
berbicara tentang necrophilia, yakni stimulasi seks dengan mayat. Paiti smith
menyakinkan tentang lesbianisme dalam lagunya “Redondo Beach”. Blue Oyster
Cult dalam lagunya “Don’t be afraid to suicide” mengajarkan bunuh diri. Group KISS
(Kids in Satan Service) dari arti nama, lambang dan kostum yang dipakai, serta
sound dan liriknya jelas-jelas memuja setan. Jangan sampai kita terkecoh oleh tipu
daya si iblis.

7. Perang (Mat 24:8, 7a).


Yesus menyebutkan peperangan sebagai salah satu tanda kedatangan-Nya
yang kedua. Walaupun peperangan telah terjadi di sepanjang sejarah umat
manusia, namun memasuki abad ke-20 peperangan itu tidak hanya bersifat lokal
tetapi global. Dalam abad ke-20 sudah dua kali perang dunia meletus yakni Perang
Dunia I tahun 1914-1918 yang menyebabkan lebih dari 10 juta orang mati, dan
Perang Dunia II tahun 1939-1945 mengakibatkan lebih dari 54 juta orang mati.
Sebuah lembaga ilmu pengetahuan Norwegia mengatakan bahwa
sepanjang sejarah umat manusia ada 14.531 peperangan besar dan kecil yang
menewaskan 3 milyar 640 juta orang, dan biaya yang dihabiskan bisa membuat
sabuk emas keliling bumi yang lebarnya 144 km, dan tebalnya 15 cm! Menurut
suatu sumber lain, 50% para saintis di dunia bekerja di pabrik senjata untuk
membuat peralatan yang memusnahkan manusia. Persenjataan manusia sekarang
ini sudah “over kill” dan dapat menghancurkan bumi sebanyak 20 kali. Bila
persenjataan dunia dibagi rata, maka tiap orang kebagian 4 ton TNT. Semua ini
merupakan pertanda bahwa kedatangan Kristus sudah di ambang pintu.

47
8. Bom Atom
Sejak tahun 1905 para ahli mengerjakan rumus-rumus ilmu pasti tentang
kekuatan atom yang luar biasa (E=mc2). Ketika Amerika Serikat membom Hirosima
dan Nagasaki pada perang dunia ke-2, dunia menyadari betapa dahsyat kehancuran
yang diakibatkan olehnya. Petrus menubuatkan tentang hari kiamat dengan
mangatakan bahwa unsur-unsur dunia akan lenyap dalam nyala api (2Ptr. 3:10).
Tenaga atom ditemukan pada abad ke-20. Dalam perkembangannya ditemukan lagi
bom yang lebih berbahaya. Mungkin pula nubuatan dalam Zakaria 14:12 menunjuk
kepada radiasi akibat ledakan bom penghancur ini merupakan salah satu tanda dari
waktu yang sudah singkat.
9. Gempa Bumi (Mat. 24:7, Luk. 21:11)
Menjelang kedatangan Kristus, frekuensi gempa bumi semakin meningkat.
Sebelum abad ke-19 hanya terjadi maksimal 3 gempa besar yang dialami setiap
abad. Tetapi pada abad ke-20 telah tercatat lebih dari 30 kali gempa besar. Gempa
18 April 1906 menghancurkan kota San Fransisco. Tahun 1908, 75.000 orang mati
akibat gempa di Messina, Italia. Tanggal 13 Januari 1920 lebih dari 180.000 orang
tewas di Kansu, Tiongkok. Tahun 1923 sekitar 143.000 orang tewas di Tokyo,
bahkan kota itu mengalami kerusakan yang maha hebat. Juli 1976 di RRC gempa
dengan 8,2 skala Richter menewaskan 800.000 orang. Tanggal 26 Desember 2004
gempa disertai tsunami melanda Aceh, Indonesia, yang menyebabkan 120.000
orang tewas.
Zakharia 14:4 menubuatkan akan terjadi gempa besar yang akan membelah
bukit Zaitun bila Kristus datang kedua kalinya di bumi.

10. Kelaparan
Kekurangan pangan adalah masalah utama di banyak negara, misalnya di
Bangladesh, Pakistan, Nigeria, Ethiopia, India, Rusia, dll. Dunia akan semakin kacau
karena laju pertambahan penduduk tidak mungkin diimbangi dengan persediaan
bahan pangan. Sumber-sumber alam makin menipis dan habis sedangkan manusia
bertambah banyak. Kesulitan ini semakin hari semakin memuncak menjelang
datangnya Kristus kedua kali.

11. Penyakit Sampar (Luk. 21:11)


Wabah ‘maut hitam’ ini pernah terjadi pada tahun 1347. Bala sampar ini
berasal dari noda-noda hitam yang muncul disebabkan oleh pendarahan di bawah
kulit. Orang yang pagi hari terjangkit penyakit itu, menjelang siang sudah
meninggal. Penyakit inipun menular dengan cepat sekali.
Menjelang berakhirnya Perang Dunia I, semacam virus influenza ganas
telah menyerang dunia dan menewaskan sekitar 12 juta orang. Pada akhir zaman
akan timbul macam-macam penyakit yang aneh dan berbahaya seperti HIV, Ebola,
48
Anthrax, SARS, flu burung, dll. Ini juga akan terjadi menjelang kedatangan Kristus
yang kedua kali (Why. 6:5-6).

12. Deru dan Gelora Laut


Ini menunjukkan bahwa pada akhir zaman, air laut akan melintasi batasnya.
Permukaan air laut meningkat setiap tahun. Hampir di sepanjang pantai utara Jawa,
khususnya Jakarta, Semarang, Surabaya dan wilayah pesisirnya sudah sering
digenangi air laut ini. Menderunya air laut menunjukkan bahwa masa kedatangan
Kristus sudah hampir tiba.

13. Kemerosotan Moral


Kedatangan Kristus didahului oleh kemerosotan moral di seluruh dunia
seperti yang telah terjadi di zaman Nuh dan Lot (Luk. 17:26-30). Zaman itu ditandai
dengan kejahatan di dalam hati manusia (Kej. 6:5) dan dosa seksual seperti
homoseks dll (Kej. 19:4-5). Hal semacam itulah yang terjadi sekarang. Kemesuman
terjadi di mana-mana, di Swedia, Belanda, Thailand, Australia dll. Iklan baris, brosur
pariwisata menawarkan seks secara terang-terangan. Bahkan banyak terjadi hal
yang menajiskan, seks bebas merajalela dan aborsi meningkat. Cara aborsi
bermacam-macam misalnya: rahim dimasuki penyedot dan janin yang telah
terpotong-potong dimasukkan ke tong sampah, menggunakan zat peracun sehingga
janin gosong dan keluar sendiri. Orang Hongkong bisa ke Shen Zen RRC untuk
aborsi selama 15 menit.
Kini demi uang orang bisa menyewakan rahim atau menerima titipan
sperma dengan cara inseminasi. Seorang ibu di Afrika Selatan telah menyediakan
rahim bagi cucunya. Kemerosotan moral merupakan tanda akhir zaman. Yang jahat
bertambah jahat, tetapi yang kudus akan semakin kudus (Why. 11:11).

14. Gereja yang Suam


Yohanes yang menerima wahyu Tuhan di pulau Patmos menerima
penyataan gereja duniawi yang kaya secara jasmani namun ternyata telah
kehilangan kekayaan rohani yang sejati, visi dari Tuhan dan kekudusan-Nya. Gereja
ini adalah gereja yang suam (Why. 3:15-17). Kemuliaan Tuhan telah hilang dari
Gereja-Nya, itulah keadaan Gereja menjelang kedatangan Yesus yang kedua. Tetapi
dalam kitab Wahyu, Tuhan pun menyatakan ada jemaat yang setia menantikan
kedatangan-Nya, itulah Gereja Filadelfia yang akan dipelihara Tuhan pada masa-
masa kesusahan (Why. 3:10-11). Karena itu baiklah kita bangkit bagi Tuhan di akhir
zaman ini, tidak suam tetapi menyala-nyala untuk melayani Dia dalam kasih
persaudaraan, sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang kedua.

49
15. Kegerakan yang Besar
Alkitab juga menubuatkan akan terjadi kegerakan rohani yang besar
sebelum Kristus datang kembali. Gereja-Nya akan dipulihkan dan Roh Kudus akan
berkarya secara luar biasa (Yl. 2:28-29; Kis. 2:17-19). Orang-orang rindu akan
Firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus, sehingga Injil akan diberitakan ke seluruh
dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa (Mat 24:14). Kita sedang hidup dalam
waktu yang paling tepat untuk menantikan penyelesaian rencana Tuhan di bumi ini.

50
BAB 8
WAKTU KEDATANGAN KRISTUS KEDUA

A. PANDANGAN TENTANG MILENIUM


Kedatangan Kristus kedua kalinya sangat penting karena penolakan pada
kedatangan-Nya yang pertama. Masalah tentang kedatangan Kristus kedua kalinya
adalah dengan hubungannya dengan Kerajaan Milenium (1000 tahun).
Istilah ini berasal dari Wahyu 20:2, 7 yang menyatakan bahwa Kristus akan
memerintah untuk seribu tahun dengan “mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus” (ayat 4).
Selama masa itu Iblis diikat (ayat 2). Sesudah masa itu berlalu, Iblis
dilepaskan sebagai pendahuluan konflik terakhir dan dia serta sekutu-sekutunya
ditumbangkan (20:7-10). Kepercayaan akan pemerintahan yang benar-benar
berlangsung selama seribu tahun dikenal sebagai “mileniumisme”. Ada tiga
kelompok utama dalam milenium.

1. Postmilenium
Pandangan ini melihat milenium sebagai pemerintahan di dunia selama
seribu tahun dan kedatangan Yesus sesudah (post) kerajaan seribu tahun itu.
Kerajaan seribu tahun sudah ada di dunia saat ini melalui pekerjaan pemberitaan
Injil dan karya penyelamatan Roh Kudus, dimana dunia pada akhirnya dapat
dikristenkan dan akan mengalami masa keemasan, kebenaran, keadilan dan damai
yang menyeluruh. Kemudian Kristus datang dengan segala kemuliaan untuk
memberlakukan tatanan kekal. Kedatangan Kristus akan diikuti oleh kabangkitan
semua orang mati, penghakiman dan kenyataan surga dan neraka secara
penuh/sempurna. Biasanya “rapture” (pengangkatan Gereja) dan kedatangan
Yesus yang kedua kali dinyatakan sama. Kerajaan seribu tahun akan berupa waktu
atau masa yang sedemikian panjang, tidak harus secara tepat seribu tahun. Bisa jadi
lebih dari seribu tahun. Kemungkinan juga bersifat simbolis atau kiasan saja.
Ciri-ciri Postmilenialisme antara lain:
• Mengakui kuasa Allah dalam menggenapi amanat agung untuk menyelamatkan
dunia.
• Gereja adalah alat Allah untuk membawa dan menghadirkan Kerajaan Seribu
Tahun di bumi.
• Kedatangan Yesus terjadi setelah (pada akhir) masa seribu tahun.
• Kerajaan seribu tahun permulaannya berangsur-angsur atau mungkin tiba-tiba.
Lamanya tidak harus tepat Seribu Tahun (bisa lebih). Saat itu merupakan saat
damai dan makmur (jasmani dan rohani), semua prinsip hidup berdasarkan
51
Kekristenan. Tetapi ada masa kemurtadan dalam waktu singkat yang diizinkan
Allah sebelum kedatangan Yesus kedua.
• Setan diikat selama masa Kerajaan Seribu Tahun.

2. Amilenium
Pandangan ini menegaskan bahwa milenium hanya bersifat simbolis dan
tidak ada kerajaan seribu tahun dalam arti harfiah. Ciri umum pandangan ini adalah
penolakan terhadap pemerintahan Kristus di dunia ini secara literal.
Menurut paham ini, seribu tahun adalah merupakan suatu ungkapan
figuratif yang melukiskan kehadiran periode ini yang sudah dan sedang berjalan
dari masa kebangkitan Kristus sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali. Pada
masa sekarang Kristus sedang memerintah di atas takhta-Nya secara rohani
bersama-sama roh-roh orang percaya. Kelompok ini juga tidak mempercayai
pengangkatan gereja.
Ciri-ciri Amilenialisme antara lain:
• Kerajaan Seribu Tahun itu tidak ada di bumi, yang ada dalam nas-nas milenium
ialah tentang Gereja. Ada juga yang berpendapat bahwa penggenapannya pada
orang-orang suci di Surga.
• Perjanjian-perjanjian Tuhan tentang Kerajaan Seribu Tahun telah digenapi pada
Gereja, sedangkan yang belum digenapi tidak dapat digenapi karena
persyaratannya tidak terpenuhi oleh umat Tuhan.
• Gereja adalah penggenapan janji-janji Allah, harus bersifat surgawi dan rohani.

3. Premilenium
Golongan ini percaya bahwa kembalinya Kristus akan terjadi sebelum
pemerintahan seribu tahun (secara literal seperti dalam Wahyu 20) di dunia ini.
Kerajaan yang penuh kemuliaan, damai dan kebenaran, dimana Kristus akan
memerintah bersama orang-orang percaya. Setelah kerajaan seribu tahun berakhir
barulah tiba masa kekekalan. Pandangan Premilenium ada tiga kelompok mengenai
saat pengangkatan Gereja.
a. Post-tribulasi
Kelompok ini percaya bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali dan
pengangkatan geraja merupakan peristiwa yang simultan. Karena itu gereja akan
mengalami kesengsaraan/kesusahan besar (tribulasi).
b. Mid-tribulasi
Kelompok ini meyakini bahwa pengangkatan Gereja akan terjadi di tengah-
tengah kesengsaraan besar.

52
c. Pre-tribulasi
Pengangkatan Gereja terjadi sebelum masa kesengsaraan besar. Dalam hal
ini kelompok pre-tribulasi membagi peristiwa kedatangan Yesus dalam dua fase.
Fase pertama Kristus datang untuk orang suci-Nya (pengangkatan Gereja: 1Tes.
4:13-18). Sesudah itu dalam fase kedua Ia akan datang dengan orang suci-Nya untuk
memerintah dalam kerjaaan 1000 tahun.
Ciri-ciri premilenialisme antara lain:
• Kerajaan Seribu Tahun terjadi setelah kedatangan Yesus kedua kali. Kerajaan
Teokrasi ini diperintah langsung oleh Yesus sebagai Raja.
• Penggenapan janji Allah kepada Abraham (tentang Tanah Perjanjian) digenapi
pada masa ini, juga perjanjian Tuhan kepada Daud.
• Gereja bukan Israel rohani, jadi perlu kerajaan 1000 tahun untuk menggenapi
janji Tuhan kepada bangsa Israel.

B. KEDATANGAN KRISTUS KEMBALI KE BUMI


Kedatangan Kristus kembali ke bumi adalah saat yang sangat dinanti-
nantikan oleh semua orang saleh, yaitu kenyataan kebenaran Allah bahwa semua
ketidakbenaran akan dilenyapkan sehingga pemerintahan Allah dapat diwujudkan.
Itu terjadi saat Kristus datang kedua kalinya menjejakkan kaki di bumi. Kini mari
kita lihat perbandingan antara kedatangan-Nya yang pertama dan kedua:
KEDATANGAN KRISTUS KE-1 KEDATANGAN KRISTUS KE-2
1 LANGIT TERBUKA (Mat. 3:16, 1 LANGIT TERBUKA (Why.
Why. 4:1). Roh Allah turun 19:12). Roh Allah turun
sebagai burung merpati. Jalan sebagai api yang membakar,
perdamaian dengan Allah terbuka tak ada yang luput dari
bagi manusia melalui Yesus, yang pandangannya. Kristus datang
datang untuk menyelamatkan untuk menghukum orang yang
manusia (Yoh. 3:17) tidak percaya kepada-Nya. Dia
datang sebagai hakim yang
adil (Yes. 11:4).
2 DATANG MENUNGGANGI 2 DATANG MENUNGGANGI
SEEKOR KELEDAI (Za. 9:9). SEEKOR KUDA PUTIH (Why.
Untuk menolong manusia 19:11). Untuk memerangi
tertindas yang berseru mereka yang menolak
kepadaNya. kebenaran/ kesucian.

53
KEDATANGAN KRISTUS KE-1 KEDATANGAN KRISTUS KE-2
3 DIBERI MAHKOTA DURI (Mat. 3 DENGAN BANYAK MAHKOTA
27:29). Duri merupakan kutuk DIKEPALANYA (Why. 19:12).
dosa (Kej. 3:18). Yesus tanggung Mahkota adalah tanda
kutuk dosa manusia yang percaya kemenangan-Nya atas dosa.
kepada-Nya. Untuk melawan orang yang
tetap hidup dalam dosa.
4 DENGAN TUBUH YANG 4 DENGAN PAKAIAN YANG
BERLUMURAN DARAH (Yoh. BERLUMURAN DARAH (Why.
19:34). Yesus menebus manusia 19:13). Darah di sini adalah
dengan darah-Nya. darah Antikristus dan
pengikutnya yang melawan
Kristus.

Kedatangan-Nya yang kedua kali di atas bumi ini diikuti oleh tentara Surga
yang juga menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yakni kebenaran dan
kesucian (Why. 19:8). Mereka berperang melawan Antikristus dan pengikutnya
(Yud 1:14-15). Kini kita akan membandingkan perbedaan kedudukan Tuhan Yesus
pada masa kedatangan-Nya kesatu dan kedua.
KEDATANGAN KRISTUS KE-1 KEDATANGAN KRISTUS KE-2
1 Sebagai HAMBA: Dia ditolak 1 Sebagai HAKIM: Dia diberi
sebagai nabi = hamba Allah yang wewenang untuk menghukum
memberitakan kebenaran (Yoh. sebab Dialah yang mau
8:40, 45; 7:52). Yesus adalah menerima-Nya dan menolak-
hamba yang taat sampai mati di Nya (Why. 19:11). Hamba itu
kayu salib. akan menjadi hakim yang adil.
2 Sebagai ANAK MANUSIA: Dia 2 Sebagai ANAK MANUSIA: Dia
dianiaya bahkan mati karena menunjukkan diri sebagai
pengakuanNya sebagai Allah yang pemenang atas maut dan
menjadi manusia (Luk. 9:22) karena itu Dia datang dengan
memakai banyak mahkota
(Why. 19:12)
3 Sebagai ANAK ALLAH (=ALLAH): 3 Sebagai FIRMAN ALLAH
Dia disalibkan sehingga (=ALLAH). Dia datang untuk
mengeluarkan darah karena membinasakan mereka yang
pernyataan-Nya sebagai Allah melawan firman hingga darah
(Mat. 26:63-66) mengalir (Why. 19:13)

54
KEDATANGAN KRISTUS KE-1 KEDATANGAN KRISTUS KE-2
4 Sebagai RAJA: Ia dipermainkan 4 Sebagai RAJA: Ia akan datang
oleh para tentara Roma dan para dengan kemurkaan yang besar
penghulu Yahudi (Matius 27:27- atas mereka yang
31) mempermainkan-Nya (Why.
19:15-16)

Kedatangan Kristus ke dua kalinya juga menunjukkan kemenangan mutlak Kristus


atas Iblis. Hal yang terjadi ialah:
1. Antikristus dan nabi palsu dicampakkan dalam lautan api (Why 19:20).
Merekalah penghuni pertama neraka.
2. Setan dirantai dalam jurang maut 1000 tahun lamanya (Wahyu 20:1-2). Pada
akhir kerajaan 1000 tahun iblis dilemparkan dalam lautan api (Why 20:10).
3. Semua para pengikut Antikristus mati dan rohnya masuk ke dalam maut/ hades,
menunggu dibangkitkan menghadap pengadilan tahta putih yang besar untuk
kemudian dicampakkan dalam neraka, lautan api (gehena) (Wahyu 19:21).
4. Yesus menjadi Raja dalam kerajaan 1000 tahun di bumi (Wahyu 20:4-6).

55
Tuhan Yesus bersama umat-Nya
yang kudus turun ke bumi,
Tuhan Yesus
mengalahkan Aktikristus dalam
datang di Perang Harmagedon, lalu
awan-awan - Takhta Pengadilan Kristus menegakkan Kerajaan 1000 tahun
- Perjamuan Kawin Anak

Rapture: Langit Baru

Pengadilan Takhta Putih Besar


Bumi Baru
Yang mati (surga
dibangkitkan, kekal)
yang hidup
diubahkan,
Naik
menyongsong
Tuhan di
awan-awan

Tujuh tahun masa Antikristus Kerajaan 1000 Tahun


Perang Perang
Pada pertengahan masa, Harmagedon Tuhan Yesus bersama umat-Nya yang
Gog
Antikristus menajiskan Bait Suci kudus memerintah di bumi dalam Magog
dan menobatkan diri sebagai raja keadilan yang mutlak
Sementara itu iblis dibelenggu
Firdaus / selama 1000 tahun
Pangkuan
Abraham Lautan Api
(neraka
Hades, Alam Maut Hades, Alam Maut kekal)

56
BAB 9
PERISTIWA AKHIR ZAMAN

A. DUA TAHAP KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI


Menurut kesaksian Alkitab, kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali
terbagi dalam dua tahap. Bila kita tidak membedakan kedua hal ini kita akan
menjadi bingung sebab dalam Alkitab ada beberapa hal yang nampaknya
bertentangan, misalnya: Dalam Yohanes 14:3 dikatakan bahwa Yesus akan datang
untuk umat-Nya, namun dalam Yudas 14 dikatakan bahwa Ia akan datang dengan
orang-orang kudus-Nya. Selain itu dalam Matius 24:42-44 dikatakan bahwa Ia akan
datang seperti pencuri pada malam hari, sedangkan dalam Wahyu 1:7 dikatakan
bahwa Ia akan datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.
Adapun sifat kedatangan Yesus tahap pertama adalah:
1. Tersembunyi (Mat. 24:23, 26). Tidak dilihat oleh semua orang, kecuali oleh
orang percaya yang akan mengalami pengangkatan.
2. Seperti pencuri (1Tes. 5:2). Tidak seorang pun yang mengetahui waktunya
dengan tepat. Pencuri datang pada saat yang tidak kita duga-duga. Hal ini
berbicara tentang kedatangan Yesus yang tiba-tiba dan tidak seorang pun
menyangka hal itu akan terjadi.
3. Suasana saat kedatangan Tuhan tahap ini adalah suasana damai, aman dan
tenteram (1Tes. 5:3).
4. Tuhan datang di awan-awan (1Tes. 4:16-17). Yesus tidak menjejakkan kaki di
bumi tapi di awan-awan dan setiap orang yang percaya akan diangkat.
5. Untuk sebagian orang, yaitu bagi yang percaya (Mat. 24:38-41).
6. Untuk mengangkat orang kudus-Nya (Luk. 17:34-35).
7. Terjadi sebelum masa kesusahan besar di bawah Antikristus (Mat. 24:14-28;
2Tes. 2:7-8). Antikristus itu baru bisa menyatakan dirinya setelah Gereja Tuhan
diangkat.
8. Ditandai dengan adanya pengharapan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh
percaya (Tit. 2:13; 1Yoh. 3:2).
Sedangkan sifat kedatangan Tuhan tahap kedua adalah:
1. Nyata (Mat. 24:30-31). Semua mata akan melihat Tuhan datang dalam
kemuliaan-Nya (Why. 1:7).
2. Sebagai Raja penuh dengan kemuliaan dan kuasa (Luk. 21:27).
3. Mendarat di bumi, di bukit Zaitun (Zak. 14:4).
4. Dia datang bersama orang kudus-Nya (Yud. 1: 14-15).
57
5. Terjadi sesudah masa kesusahan besar yaitu pada masa perang Harmagedon
(Mat. 24:29-30; Why. 19:19-21).
6. Disertai dengan penghukuman bagi orang-orang yang tidak percaya pada Yesus
(Luk. 23;30).
7. Kedatangan-Nya ini adalah untuk mengakhiri masa antikristus di dunia. Ia akan
memerintah dalam kerajaan 1000 tahun yang penuh damai bersama-sama
dengan orang kudusNya (Why. 2:1-6).
Antara kedatangan Kristus tahap I (Pengangkatan) dan tahap II (kedatangan
ke bumi) ada selang waktu selama 7 tahun (Dan. 9:24-27). Alkitab menubuatkan,
harus ada 70x7 masa = 490 tahun yang harus terjadi dan digenapi dulu, baru
kemudian bangsa Israel, kota Yerusalem dan dosa mereka akan dikuduskan dan
keadilan kekal itu akan ada. Ini berbicara tentang kerajaan 1000 tahun. Di luar
kerajaan 1000 tahun tidak pernah ada keadilan yang kekal. Sejarah Israel mulai
dihitung dari perintah raja Arthasasta untuk membangun kembali tembok
Yerusalem (Neh. 2:1-8).
- Masa 1 7x7 = 49 tahun (445-396 SM).
Membangun kembali kota Yerusalem.
- Masa 2 63x7 = 434 tahun (396 SM-32 M).
Berakhir waktu Yesus disalibkan.
- Masa 3 ½ x 7 =3½ tahun
- Masa 4 Antikris membatalkan perjanjian, menghentikan santapan
korban sembelihan dan masa aniaya akan muncul pada saat itu.
Kristus datang pada masa itu.
3½ 3½ 1000 th kekal
|---------------|---------------|---------------|-------------------|-----------
sekarang

B. PENGANGKATAN
1. Peristiwa Pengangkatan
Pengangkatan (1 Kor. 15:51-53; 1Tes. 4:15-19) adalah hal yang akan
dialami oleh orang yang percaya pada waktu Kristus datang yang kedua. Peristiwa
yang terjadi pada saat pengangkatan adalah sebagai berikut:
• Penghulu malaikat berseru.
• Sangkakala Allah berbunyi.
• Yesus turun dari surga.

58
• Orang yang mati dalam Kristus bangkit. Ini disebut kebangkitan pertama (Luk.
14:13-14; Why. 20:6).
• Orang yang percaya yang masih hidup, tidak akan mati melainkan diubahkan
dalam sekejap mata mengenakan tubuh kemuliaan. Mereka yang telah
dibangkitkan dan diubahkan diangkat dalam awan menyongsong Tuhan di
angkasa.
Jemaat akan diangkat ‘ke atas’, ke ‘awan-awan’, maksudnya naik ke tempat
Kristus berada (Kol. 3:1), masuk ke dalam hadirat Allah atau awan kemuliaan Allah.
Dalam Alkitab ada banyak ayat yang menyebutkan tentang adanya pengangkatan
orang-orang percaya, misalnya:
• 1Tes. 4:15-17 . . . kita hidup . . . akan diangkat
• 1Kor. 15:51-53 . . . kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan
diubah . . .
• Yoh. 14:1-3 . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatku.
Jemaat-Nya, yaitu orang percaya yang sudah meninggal, dan orang percaya
yang masih hidup sampai pada saat itu akan diangkat. Tuhan Yesus sebagai
mempelai pria surgawi akan datang untuk menjemput jemaat/ gereja/ orang
percaya sebagai mempelai wanita-Nya. Ini terjadi sebelum murka Allah
dicurahkan, sebelum masa Antikristus. Ini dapat dilihat dari bagian Alkitab sebagai
berikut:
• 1Tes. 1:10 . . . Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
• Rm. 5:9 . . . Kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
• Kehidupan Henokh, Nuh dan Lot sebagai contoh.
• Jemaat-Nya tidak disebutkan dalam Wahyu 6-19 (Masa sengsara besar).
Pengangkatan ini berbeda dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada
waktu pengangkatan, kita bertemu Yesus di angkasa (1Tes. 4:17). Tetapi pada
waktu Yesus datang kembali, Ia akan datang dengan jemaat-Nya (yang telah
diangkat) dan menjejakkan kaki-Nya di bukit Zaitun (Za. 14:4, 8-9; Yud. 1:14-15;
Why. 19:11-16).
Peristiwa yang terjadi pada saat pengangkatan adalah:
1. Orang mati dalam Kristus dibangkitkan. Ini yang disebut kebangkitan orang
kudus/ benar, yakni kebangkitan pertama (Luk. 14:13-14; Flp. 3:10-11; Why.
20:6).
2. Orang percaya yang masih hidup tidak akan mati melainkan diubah dalam
sekejap mata menjadi tubuh kemuliaan. Sifat tubuh kemuliaan ini sempurna,
antara lain:

59
a. Tidak terikat pada hukum alam, tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu,
dapat pindah cepat, tembus tembok, dsb.
b. Dapat langsung masuk dalam alam roh yang tak kelihatan sehingga tiba-tiba
lenyap, tak dapat dilihat orang lain yang masih hidup dalam tubuh jasmani.
c. Pada waktu tubuh jasmani berubah menjadi tubuh kemuliaan, segala
perlengkapan tubuh lama ditinggalkan misalnya: baju, sepatu, gigi palsu, dll.
Bandingkan dengan kebangkitan Yesus (Yoh. 20:6-7).
3. Mereka yang telah dibangkitkan dan diubahkan diangkat dalam awan
menyongsong Tuhan di angkasa. Alkitab telah memberikan contoh orang yang
telah mengalami pengangkatan, yakni Henokh (Kej. 5:24, Ibr. 11:5), Elia (2Raj.
2:11), juga Yesus Kristus (Kis. 1:9). Ini juga akan dialami oleh 2 saksi Allah
dalam Wahyu 11:11-12.
Ciri-ciri khas pada masa pengangkatan, antara lain: kuburan orang percaya
di seluruh dunia akan terbelah, terdapat laporan dari seluruh dunia bahwa semua
barang fana yang dipakainya tertinggal (misalnya: baju, perhiasan, kacamata, gigi
palsu, dll.), orang percaya yang mengendarai mobil, pesawat udara, dsb., tiba-tiba
terangkat lenyap. Karena itu mari kita sungguh-sungguh menjadikan Kristus
sebagai Tuhan, agar kita mengalami pengangkatan dan terluput dari masa aniaya
besar. Sebab Antikristus baru saja menyatakan diri bila gereja telah diangkat (2Tes.
2:6-7). Selanjutnya orang yang telah diangkat akan menghadap takhta pengadilan
Kristus dan masuk dalam pesta kawin Anak Domba.

2. Tujuan Pengangkatan
Adapun tujuan pengangkatan adalah:
a. Allah menerima orang pilihan seperti yang Dia janjikan (Yoh. 14:1-3).
b. Umat pilihan dibawa kepadaNya tak bercacat, sempurna roh, jiwa dan tubuhnya
(1Tes. 5:23; Yud 1:24).
c. Mengadili orang percaya dan memberinya upah/ pahala (2Kor. 5:10).
d. Masuk dalam pesta kawin Anak Domba yang penuh bahagia (Why. 19:6-9).
e. Meluputkan orang percaya dari masa aniaya besar/ Antikristus (2Tes. 2:6, 7).
Bila gereja/ jemaat telah diangkat, Antikristus baru bisa menyatakan dirinya.

3. Persiapan Pengangkatan
Persiapan yang baru diperlukan agar kita diangkat adalah:
a. Lahir baru, yakni menerima Kristus sebagai Juruselamat sehingga menjadi anak-
anak Allah (Yoh. 1:12; 3:3, 5; 2Kor. 5:17).
b. Penuh dengan Roh Kudus dan menaati pimpinan Roh (Gal. 5:16-25; Ef. 5:18).

60
c. Hidup kudus, hidup dalam terang, tak bercacat cela dihadapan Allah (Ef. 5:27;
1Tes. 5:23; 1Yoh. 3:2-3).
d. Berjaga-jaga dan berdoa senantiasa dalam menantikan kedatangan-Nya (Mat.
24:44; 25:1-13; Luk. 21:36).

4. Waktu Pengangkatan
Pengangkatan adalah suatu keadaan dibawa pergi. Kata pengangkatan
(Inggris: rapture) dalam 1 Tesalonika 4:17 berasal dari kata latin rapturo. Kata
Yunaninya harpazo yang berarti “mengambil”. Istilah ini yang dipakai untuk
menggambarkan bagaimana Roh Tuhan melarikan Filipus di dekat Gaza dan
membawanya ke Kaisarea (Kis. 8:39) dan untuk menggambarkan pengalaman
Paulus yang diangkat ke surga (2Kor. 12:2-4). Dengan demikian kata itu digunakan
dalam 1 Tesalonika 4:17 untuk menunjukkan pengangkatan orang yang nyata dari
bumi ke surga.
Mengenai waktunya ada empat pandangan yaitu: pengangkatan parsial,
pretribulasi, midtribulasi dan postribulasi. Pengangkatan parsial memerhatikan
jangkauan pengangkatan (sebagian atau seluruh orang percaya), sedangkan ketiga
pandangan lainnya memusatkan perhatiannya pada waktu pengangkatan.
a. Pengangkatan Parsial
Pengangkatan ini mengajarkan bahwa orang percaya yang sedang
“menunggu kembalinya Tuhan yang akan didapati layak terlepas dari masa
kesusahan besar (tribulasi) dengan diambil pada masa pengangkatan tersebut.
Menurut mereka ada beberapa kali waktu pengangkatan.
1) Sebelum masa kesusahan. Ini akan dialami orang Kristen yang dewasa
rohaninya, yaitu mereka yang hidup dalam kepenuhan roh Kudus.
2) Selama masa kesusahan. Orang percaya yang tidak siap untuk pengangkatan
pertama akan diangkat pada periode berikutnya. Hal ini terlihat dalam Wahyu
7:9, 14; 12:5 (anak manusia disini termasuk orang-orang percaya yang berjaga-
jaga dari perang Harmagedon); dan suatu pengangkatan yang terakhir pada
akhirnya.
3) Sesudah masa kesusahan. Pada akhir masa seribu tahun akan ada kebangkitan
orang-orang percaya yang tidak mengalami kebangkitan yang pertama, bersama
dengan kebangkitan orang-orang yang tidak percaya. Orang-orang percaya akan
memasuki kerajaan yang kekal, meskipun mungkin mereka tidak mengalami
kerajaan seribu tahun. Pendukung pandangan ini berpegang bahwa
keselamatan berdasarkan anugerah dan bersifat kekal bagi orang percaya,
namun yang tidak taat tidak akan mewarisi kerajaan seribu tahun. Mereka juga
menekankan kesucian dan kesalehan hidup, dan berpandangan bahwa yang
diangkat adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus.

61
Dukungan Alkitabiah yang diyakini oleh pandangan ini antara lain:
• Orang percaya harus bertahan dalam penderitaan, baik masa kini maupun pada
masa tribulasi (Luk. 22:18-30; 2Tes. 1:4-5). Ada yang menganggap api dalam
1 Korintus 3:12-15 sebagai Masa Kesusahan.
• Kebangkitan pertama adalah hadiah bagi orang yang menang saja, jadi tidak
semua orang percaya bisa memperolehnya (Mat. 19:28-29; Why. 21:11; 3:5).
• Orang percaya bisa kehilangan hak dan kesempatannya untuk diangkat sebelum
Masa Kerusuhan (1Kor. 6:9-10; Gal. 5:19-21; Ibr. 12:14).
• Baptisan Roh Kudus dipandang sebagai pemberi kuasa untuk bersaksi, maka
tidak semua orangpercaya dalam tubuh Kristus, jadi tak harus diangkat.
• Pengangkatan adalah pahala yang tidak akan diperoleh semua orang percaya
(Mat. 24:40-41; 25:1-13; 1Kor. 9:27; Ibr. 9:24-28).
Beberapa masalah dalam pandangan ini:
• Alkitab menyatakan semua orang percaya akan diubahkan, bukan beberapa
(1Kor. 15:51-52).
• Baptisan Roh Kudus menempatkan semua orang percaya dalam tubuh Kristus
(1Kor. 12:13), jadi semuanya akan diangkat.
• Masa kesusahan bukanlah masa penghukuman bagi gereja tapi bagi “Yakub”
yakni bangsa Israel (Yer. 30:7).
• Pengangkatan bukan pahala kehidupan saleh, tapi kehidupan saleh akan diberi
pahala mahkota, bukan pengangkatan (2Tim. 4:8).
b. Pengangkatan sebelum masa kesusahan (Pretribulasi).
Pandangan pretibulasi mengajarkan bahwa pengangkatan gereja akan
terjadi sebelum tujuh tahun masa Kesusahan, yaitu sebelum permulaan minggu
ketujuh puluh dari Daniel 9:24-27.
Alasannya:
• Wahyu 3:10 – Orang Percaya dilindungi dari hari kesusahan.
• 1Tes. 5:1-11. Masa damai (ay. 2-3) terjadi pada awal Masa Kesusahan.
• Tidak adanya gereja dalam Wahyu 4-19 dimana Masa Kesusahan dijelaskan
secara amat rinci.
c. Pengangkatan di tengah masa kesusahan (Midtribulasi).
Pandangan midtribulasi bahwa pengangkatan gereja akan terjadi pada saat
pertengahan tujuh tahun Masa Kesusahan, yaitu setelah tiga setegah tahun berlalu.
Alasannya:

62
• Adanya penekanan nubuat mengenai 3½ tahun sebagai masa penghakiman yang
hebat (Dan. 7:25; 9:27; 12:7, 11; Why. 11:2; 12:6, 14).
• Masa pengangkatan dalam pelajaran tentang pohon ara (Mat. 24) harus diawali
dengan tanda-tanda seperti penyebaran Injil (Mat. 24:14), munculnya
Pembinasa keji (ay 15), dan penyiksaan umum (ay. 10-27) yang terjadi selama
3,5 tahun pertama dari tribusi.
• Sangkakala ketujuh (Why. 10:7) yang dikutip pada pertengahan Masa
Kesusahan, sama dengan sangkakala terakhir dalam 1Kor. 15:52 yang dikutip
pada saat pengangkatan.
d. Pengangkatan di akhir masa kesusahan (Postribulasi).
Pandangan postribulasi mengajarkan bahwa pengangkatan gereja dan
kedatangan Kristus kedua merupakan suatu kejadian yang bersamaan, yang akan
terjadi pada akhir Masa Kesusahan ketika Kristus kembali. Gereja akan ada di atas
bumi selama Masa Kesusahan.
Alasannya:
• Kata parousia (artinya: datang, tiba, ada), apokalupsis (artinya: penyataan) dan
epiphaneia (artinya: manifestasi) digunakan baik untuk menunjuk saat
pengangkatan dan juga saat kedatangan Kristus yang kedua kali. Jadi kedua
peristiwa itu akan terjadi bersamaan.
• Gereja tidak disebutkan berada di Surga selama Masa Kesusahan menurut
Wahyu 4-18, berarti berada di dunia. Lagi pula kata “orang-orang kudus” dalam
Wahyu 13:7, 10; 16:6; 18:24 menunjukkan bahwa gereja secara nyata ada di
bumi selama Masa Kesusahan.
• Nas 2 Tesalonika 1:5-10 ditafsirkan terbaik sebagai pengajaran post-
tribulasionisme.

C. TAKHTA PENGADILAN KRISTUS


Setelah jemaat diangkat, maka jemaat akan masuk dalam tahta pengadilan
Kristus atau dalam bahasa Yunani disebut bema (2Kor. 5:10; Rm. 14:10). Bema
adalah tempat duduk hakim dalam pertandingan olahraga, dimana setelah
pertandingan selesai para atlet akan menghadap hakim di bema ini untuk menerima
upah, pialah atau mahkota sebagai juara.
Takhta pengadilan Kristus adalah penghakiman bagi orang percaya setelah
pengangkatan, dimana motivasi dan perbuatan mereka akan diuji oleh Allah untuk
menentukan pahala (bukan keselamatan) yang akan mereka terima sesuai
perbuatannya (Mat. 16:27; Rm. 2:6).

63
1. Maksud Takhta Pengadilan Kristus
Maksud takhta pengadilan Kristus adalah:
a. Bukan menentukan apakah seseorang masuk surga atau tidak, karena hal itu
sudah ditentukan pada saat kita meninggal atau diangkat (berdasarkan iman
kita apakah kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita atau tidak).
b. Bukan untuk mengadili orang-orang percaya karena dosanya, karena dosa orang
percaya telah ditanggung oleh Kristus, jika tidak ada penghukuman lagi (Yoh.
5:24; Rm. 8:1).
c. Untuk menguji pekerjaan/ pelayanan/ kesetiaan orang percaya (1Kor. 3:10-15).
Pada tahta pengadilan Kristus ini orang yang telah selamat akan dinilai
perbuatannya oleh Allah untuk menerima pahala sesuai perbuatannya (Mat.
16:27; Rm. 2:6; Why. 22:12). Keselamatan adalah anugerah Tuhan, bukan hasil
perbuatan kita (Ef. 2:8), tapi pahala ditentukan dari perbuatan kita setelah kita
diselamatkan.
Karena itu marilah kita giat melayani Dia. Menurut 1 Korintus 3:12-15,
semua pekerjaan kita diuji. Adapun ukuran yang dipakai untuk menilai ialah apakah
seseorang melayani dengan motivasi tulus dan setia (Mat. 25:21; 1Kor. 4:1; 1Tim.
1:12). Pelayanan yang tidak tahan uji adalah yang didasari oleh motivasi rendah
seperti mengharapkan uang, pujian manusia, karena iri, dll. Walaupun tetap
menerima keselamatan namun pelayanan yang tidak tahan uji akan menyebabkan
kehilangan upah (2Yoh 1:8), sehingga kita akan menjadi malu (1Yoh. 2:29). Namun
bila kita mengerkajakan hal-hal baik, maka kita akan menerima pahala atau
mahkota dan akan memerintah bersama Yesus dalam kerajaan seribu tahun (Luk.
19:12-27).

2. Upah yang Diterima


Sebagian orang akan menerima upahnya sesuai perbuatan di dunia setelah
diselamatkan (Why. 22:12), yakni:
a. MAHKOTA KEHIDUPAN, bagi orang yang tahan uji dan setia mengikut Yesus
sampai akhir hidupnya (Why. 2:10).
b. MAHKOTA KEBENARAN, bagi mereka yang mencintai dan menantikan
kedatangan Kristus (2Tim. 4:8).
c. MAHKOTA ABADI, bagi orang yang dapat menguasai diri dalam hidup sehari-
hari (1Kor. 9:25).
d. MAHKOTA SUKACITA, bagi mereka yang bersaksi dan memenangkan banyak
jiwa (1Tes. 2:19; Flp. 4:1).
e. MAHKOTA KEMULIAAN/MAHKOTA KEMEGAHAN, bagi mereka yang sudah
setia memelihara domba-domba Allah/ jemaat (1Ptr. 5:4).

64
Selain itu kita juga akan diberi tanggung jawab istimewa untuk memerintah
bersama Yesus dalam kerajaan seribu tahun (Luk. 19:12-27; Mat. 25:14-30).

D. PESTA KAWIN ANAK DOMBA (Why. 19:6-9)


Selama berada di dunia, jemaat lelah dan berjuang (1Tim. 4:10). Jemaat
sering dinista dan dianiaya karena nama Kristus (1Ptr. 4:14-16). Itu sebabnya Yesus
akan menyambut jemaat yang menuang dengan pujian dan sukacita (1Kor. 4:5),
“Baik sekali perbuatanmu, hai hambaKu yang baik!” (Mat. 25:21). Ia akan
menjemput murid-murid-Nya yang berjerih lelah ke meja perjamuan. Ia sendiri
akan menjamu jemaat-jemaat-Nya. Sungguh jerih payah kita tidak sia-sia (1Kor.
15:58). Jemaat akan menikmati janji Kristus untuk makan dan minum semeja
dengan-Nya (Luk. 22:29-30).
Karena kegirangan yang meluap-luap, maka pertemuan Kristus dengan
jemaat-Nya disebut sebagai hari Pesta Kawin Anak Domba dengan pengantin-Nya.
Kini, Yesus, Anak Domba Allah yang telah dikorbankan untuk menebus dosa
manusia, menjadi Raja, dan jemaat yakni umat yang telah ditebus-Nya sendiri
menjadi pengantin-Nya yang telah siap sedia.

1. Fase-fase Pernikahan
Menurut adat pernikahan Yahudi, ada tiga fase pernikahan yaitu:
a. PERJANJIAN PERNIKAHAN. Ini dilakukan oleh kedua orang tua masing-masing,
tatkala para pengantin masih terlalu muda untuk dapat bertanggung jawab.
Biasanya diberikan hadiah nikah (mas kawin) sebagai ikatan pernikahan itu
menjadi sah.
b. UPACARA PERNIKAHAN. Bila pasangan pengantin telah cukup dewasa maka
dilangsungkan upacara pernikahan. Pengantin pria beserta rekan-rekannya
menjemput mempelai perempuan untuk berpesta. Ini juga digambarkan dalam
perumpamaan 10 anak dara dalam Matius 25:1-12.
c. PESTA PERJAMUAN PERNIKAHAN. Ini dilaksanakan bila mempelai wanita
sudah ada di rumah mempelai pria dan saat inilah para tamu hadir. Contohnya
bisa kita lihat dalam Yohanes 2:1-11.
Hubungan jemaat dan Kristus dapat dikiaskan sebagai hubungan suami
isteri (Ef. 5:31-32). Hubungan suami-isteri adalah hubungan yang erat yang dikenal
di dunia dalam bahasa manusia. Dengan demikian pernikahan Kristus dan jemaat-
Nya jangan diartikan secara jasmani tapi secara rohani, yang menujukkan
persekutuan yang erat dan akrab antara Kristus dan jemaat-Nya yang tidak mungkin
dipisahkan lagi.
PERJANJIAN PERNIKAHAN diberikan Allah kepada umat-Nya pada saat
mereka ditebus dari dosa, sehingga menjadi umat kepunyaan Allah sendiri (1Ptr.

65
2:9). Allah meneguhkan perjanjian itu dengan memberikan karunia-karunia rohani
bagi jemaat-Nya. Kemudian pada saat Yesus datang di udara untuk menjemput
jemaat-Nya yang terangkat, maka fase kedua terjadi, yaitu UPACARA PERNIKAHAN.
Hal ini dilanjutkan dengan fase terakhir PESTA PERJAMUAN PERNIKAHAN, sang
mempelai wanita sudah menjadi “istri” Anak Domba, sebab pengantin pria sudah
menjemput pengantin wanita.

2. Persiapan Pernikahan
Orang yang ikut perjamuan itu harus mengenakan pakaian pesta. Dalam
Wahyu 19:8 disebutkan bahwa mempelai wanita yang masuk dalam persekutuan
kekal dengan Yesus adalah mereka yang dikarunia pakaian mempelai. Jelas ini
adalah pemberian Allah. Pakaian mempelai itu adalah lenan halus yang putih bersih
yang berbicara tentang kebenaran dan kekudusan (2Tes. 2:13-14).
Jadi persiapan-persiapan yang dilakukan pengantin Kristus agar dapat
masuk dalam pesta kawin Anak Domba adalah:
a. Pengantin itu telah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya dan telah diberi
atau dikenakan jubah kebenaran-Nya (Yes. 61:10; 2Kor. 5:21; Flp. 3:9; Why. 3:4-
5): DIBENARKAN/ JUSTIFIED.
b. Pengantin itu telah bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menjadi
serupa dengan Dia (2Kor. 3:18; 2Ptr. 3:18): DISUCIKAN/ SANCTIFIED.
c. Pengantin itu telah diubahkan-Nya dalam tubuh kemuliaan pada saat Yesus
datang untuk jemaat-Nya di awan-awan (1Yoh. 3:2): DIMULIAKAN/ GLORIFIED.
Pesta kawin Anak Domba adalah saat berkumpulnya orang-orang suci
dalam tubuh kemuliaan, bukan tubuh jasmani yang dapat binasa. Pesta ini bukan
pesta nasi goreng atau ayam goreng, tapi suatu pesta rohani yang sangat meriah
yang sulit diungkapkan dalam bahasa manusia yang terbatas. Mereka akan
menikmati makanan rohani, yakni segala perkara tentang rahasia Allah yang heran,
sehingga jemaat disiapkan untuk ikut turun dengan Kristus ke bumi dan
memerintah dalam kerajaan 1000 tahun. Pesta tersebut penuh sukacita surgawi,
pujian dan penyembahan bagi Kristus, Anak Domba Allah yang telah menjadi Raja
untu selama-lamanya. Berbahagialah orang yang diundang dalam perjamuan kawin
anak Domba karena mereka akan hidup selama-lamanya dengan Yesus Kristus, sang
kekasih hati.

E. MUNCULNYA ANTIKRISTUS DAN NABI PALSU


Setelah gereja diangkat, tampilah Antikristus yang akan menjadi penguasa
dunia. Nas 1Yoh. 2:18 mengatakan bahwa menjelang akhir zaman ini akan banyak
muncul Antikristus (orang yang memusuhi Kristus, menentang kekristenan,
berusaha menghancurkan kitab Suci, dan berusaha membunuh orang percaya).
Tetapi sebagai klimaks dari semuanya akan muncul seorang Antikristus yang terjadi
66
setelah gereja Tuhan diangkat (2Tes. 2:7-8). Secara rahasia Antikristus itu sudah
mulai bekerja. Di mana-mana ada banyak Antikris yang sudah muncul tetapi
klimaksnya belum terjadi karena ada yang menahan yaitu orang percaya, dimana
Roh Kudus yang tinggal di dalam kita belum diangkat. Kita adalah garam dan terang
dunia yang mencegah pembusukan dan yang menerangi dunia sehingga kegelapan
tidak bisa mencapai klimaks. Tetapi kalau Tuhan sudah datang pada tahap I kita
diangkat dalam awan kemuliaan maka Antikrist itu tidak punya lagi penghalang
untuk melaksanakan kejahatannya.

5. Dua Oknum dalam Wahyu 13


a. Binatang yang Muncul dari dalam Laut (ay. 1-10).
Maksudnya akan muncul seorang manusia sama seperti kita tetapi memiliki
hati yang kejam seperti seekor binatang. Dia adalah si pembinasa yang keji
(Antikristus = manusia berhati binatang bahkan berhati iblis karena dikuasai oleh
iblis). Dia akan muncul di dalam lautan. Lautan yang bergelora bicara tentang
kekacauan umat manusia, dari situ akan muncul seorang yang akan memberikan
kedamaian sementara (semu). Ia digelari Alkitab binatang yang muncul dari dalam
laut. Dialah diktaktor dunia yang akan menguasai politik ekonomi dan agama.
b. Binatang yang Keluar dari dalam Bumi (ay 11-18).
Ini berbicara tentang nabi palsu yang mendukung Antikristus dalam segi
agama dan membawa orang-orang pada kesesatan untuk menyembah Antikristus.
Nabi palsu ini bisa melakukan mujizat dan mengadakan tanda-tanda ajaib. Luarnya
seperti domba yang tak bercacat cela tetapi nyatanya dia adalah seekor naga yang
menyamar sebagai anak domba.

6. Dua Tahap Pemerintahan Antikristus


Ada dua tahap pada masa pemerintahan Antikristus (Dan. 9:27):
3½ 3½ 1000 th kekal
|---------------|---------------|---------------|-------------------|-----------
sekarang

a. Tahap Pertama (3½ Tahun Pertama)


• Antikristus akan muncul.
• Antikristus mengadakan perjanjian 7 th dengan Israel (Dan. 9:27).
• Diperkirakan Antikristus berasal dari perhimpunan (konfederasi) 10 negara
(Dan. 2:31-35; Why. 13:1): 10 jari patung, 10 tanduk melambangkan 10
negara yang berhimpun bersama.
• Bait Suci akan dibangun kembali.
67
• Akan muncul sistem agama palsu (Why. 17). Ini adalah gereja yang
kompromi dengan dosa, yang berpusat di sebuah kota besar yang dikelilingi
7 gunung (ay. 9, 18 – Roma).

b. Tahap Kedua (3½ Tahun Kedua)


• Pemutusan perjanjian dengan Israel (Dan. 9:27).
• Kehancuran sistem agama palsu.
• Antikristus akan minta disembah (Why. 13:5).
• Antikristus akan memberikan cap yaitu tanda “666” pada tangan atau dahi
manusia untuk bisa berbelanja (Why. 13:16-18).
• Dua pertiga orang Yahudi Palestina akan mati karena mengalami aniaya (Za.
13:8-9).
• Orang yang percaya kepada Yesus akan dibunuh, mereka akan mati syahid
kalau tetap percaya Yesus (Why. 14:13-14).
F. PERANG HARMAGEDON
Pada akhir masa Antikristus akan terjadi perang besar yang disebut Perang
Harmagedon (Why. 16:16). Pada saat perang Harmagedon itulah Yesus sendiri
datang menjejakkan kaki di bukit Zaitun. Dia akan menangkap Antikristus dan Nabi
Palsu untuk dihukum dalam lautan api (neraka). Orang-orang yang memerangi kota
Yerusalem akan ditangkap, dibunuh dan akan ada pengadilan bangsa-bangsa (Yl.
3:2; 12, Mat. 25:31-46). Kalau ada bangsa-bangsa yang tidak mau menyembah
Antikristus dan tetap mendukung umat Allah, mereka akan ikut dalam kerajaan
1000 tahun. Yang menyembah Antikristus dibinasakan (Why. 19:21). Iblis
dipenjarakan dalam lubang tanpa atas (jurang maut) 1000 tahun lamanya (Why.
20:1-3).

G. KERAJAAN SERIBU TAHUN


Setelah kedatangan Kristus yang kedua kali di bumi, mulailah masa
kerajaan 1000 tahun (Why. 20:1-6). Iblis akan dirantai dalam jurang maut. Masa
ini merupakan zaman keemasan atau masa yang terbaik di atas muka bumi. Kristus
akan memerintah bersama orang kudus-Nya 1000 tahun di muka bumi dengan
ibukota Yerusalem. Yesus memerintah seluruh bumi dengan tongkat besi (Why.
19:15). Ini berarti Dia akan segera menghancurkan kejahatan. Orang yang berdosa
langsung dihukum. Kerajaan ini penuh kebenaran dan damai. Bumi akan
dipulihkan.
Keadaan dalam Kerajaan Seribu Tahun antara lain:
• Alam roh bersih. Penguasa kerajaan angkasa yakni iblis dan setan-setan (Ef.
6:12) sudah tidak ada. Seluruh bumi merasakan hadirat Tuhan, iblis tidak ada,
68
yang ada hanya damai sejahtera dan ketentraman. Tidak ada rasa takut, gelisah
atau kuatir.
• Dosa dapat dikatakan secara praktis tidak ada. Suasana kebenaran, keadilan dan
hadirat Tuhan saja yang terasa. Berkat yang dulu hilang waktu dosa masuk ke
bumi (Kej 3:17) sekarang dipulihkan kembali oleh Tuhan Yesus. Bumi dan isinya
dibebaskan dari akibat-akibat dosa oleh pemerintahan Yesus Kristus.
• Binatang dan tumbuhan seperti di Eden (Yes. 11:6, 9; 19:17-20; 65:25). Domba
bermain dengan serigala. Tidak ada lagi sifat ganas, tidak ada lagi gigitan
binatang apa lgi yang berbisa. Binatang hanya makan buah-buahan, tumbuh-
tumbuhan dan rumput (Yes. 39:17-20). Begitu pula tumbuh-tumbuhan kembali
seperti semula, tidak ada yang rusak, berpenyakit atau bantut (Yes. 19:17-20).
• Tidak ada bencana alam, semuanya subur makmur. Alam dikuasai menurut
komando pemerintahan Kristus.
• Tidak ada penyakit (Yes. 33:24; 35:5-7), kecuali mereka yang berdosa dihukum
oleh Tuhan dan orang suci-Nya. (Za. 14:17).
• Pada masa Kerajaan Seribu Tahun ada dua macam manusia:
a. Yang memerintah, yang mengenakan tubuh kemuliaan yang tidak sama
dengan tubuh jasmani sekarang ini (tidak bisa berbuat dosa). Dengan tubuh
kemuliaan orang bisa makan tapi tidak tergantung dari makanan, udara,
minuman, kelamin, menguasai hukum-hukum alam (tembus tembok,
bergerak cepat hampir-hampir tanpa waktu) dan memiliki sifat lain yang
penuh kemuliaan dan kuasa.
b. Yang diperintah adalah manusia dengan tubuh biasa (bisa berdosa). Mereka
adalah sisa orang Israel (Rm. 11:4-5), sisa orang Kristen dan sisa bangsa lain
yang tidak mau menyembah Antikristus (Za. 14:16; Yes. 2:2-4; Mat. 25:31-
32). Orang-orang ini tetap hidup dalam tubuh jasmani yang bisa berdosa
karena kerajaan diperintah oleh Kristus dengan gada besi (Why. 19:15) yang
keras. Keadaan orang yang diperintah, tetap ada:
- Perkawinan dan kelahiran (Yes. 11:6-8).
- Tetapi usianya menjadi panjang (Yes. 65:20).
- Bisa berdosa dan mereka perlu bertobat dan percaya Yesus.
- Kematian (Yes. 65:20).
• Berbicara dalam satu bahasa saja di seluruh dunia (Zef. 3:9).
• Akan ada damai sejahtera, tidak ada peperangan (Yes. 41:8-14; Yer. 32:27).

H. PEMBERONTAKAN TERAKHIR (GOG MAGOG)


Pada akhir kerajaan 1000 tahun, Allah akan memberikan ujian terakhir
kepada manusia. Agar motivasi setiap orang menjadi jelas maka iblis harus
69
dilepaskan lagi untuk menguji bangsa-bangsa yang pernah menikmati kerajaan
Mesias (Why. 20:7-10). Tidak boleh ada yang mengikut Yesus secara terpaksa, atau
melayani-Nya di dalam kekekalan dengan setengah hati. Maka manusia yang baru
diberi kesempatan untuk memilih: Kristus atau Iblis. Apa yang terjadi? Suatu
pemberontakan bangsa-bangsa secara luas (betapa degilnya hati manusia berdosa).
Berduyun-duyun mereka datang mengepung Yerusalem di bawah pimpinan Gog
dan Magog (Why. 20:8-9). Jumlah mereka seperti pasir di laut.
Hal ini menunjukkan bahwa selama seribu tahun itu hati mereka belum
diubahkan. Mereka tunduk kepada Kristus secara lahiriah, tetapi akhirnya mereka
mendurhaka kepada-Nya. Hal ini menunjukkan betapa perlunya manusia
dilahirkan baru. Jumlah mereka yang memberontak kepada Allah ini sangat banyak
seperti pasir di tepi laut.
Inilah pemberontakan terakhir. Perang yang disebut perang Gog dan Magog
ini akan diakhiri dengan kemenangan di pihak Allah. Jawaban Allah kontan: Api
turun dari langit dan menghanguskan mereka. Iblis yang menyesatkan mereka
dilemparkan ke dalam lautan api tempat Antikristus dan nabi palsu sudah berada
untuk disiksa siang dan malam sampai selama-lamanya (Why. 19:20; 20:9b-10).

I. PENGHAKIMAN TAKHTA PUTIH (HUKUMAN TERAKHIR) – Daniel 7:9-10;


Wahyu 20:11-15
Sesudah iblis dicampakkan dalam lautan api, dimulailah penghakiman
besar yang terakhir. Langit dan bumi yang sekarag ini akan lenyap (inilah yang
disebut kiamat – 2Ptr. 3:10). Lalu orang-orang mati yang tidak percaya Kristus akan
bangkit dan dihakimi. Inilah peristiwa kebangkitan orang-orang yang tidak
beriman, yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Mereka bangkit
menghadap pengadilan tahta putih yang besar untuk menerima hukuman dan
kebinasaan kekal di neraka (Why. 20:11-15).
Pengakiman Takhta Putih adalah satu dari beberapa pengadilan yang akan
terjadi. Ada beberapa pengadilan yang akan terjadi pada masa yang akan datang,
dalam waktu yang berbeda, meliputi:
1. Pengadilan Kristus bagi orang-orang percaya (1Kor. 3:10-15; 2Kor. 5:10).
Pengadilan ini akan terjadi segera setelah pegangkatan gereja. Tempat
penghakimannya adalah bema (takhta Kristus). Yang diadili adalah perbuatan
orang percaya, dan sebagai hasilnya adalah menerima pahala atau kehilangan
pahala. Pahala dapat hilang karena ketidaksetiaan selama hidup (2Yoh 1:8).
Hal kehilangan pahala ini juga dikuatirkan Paulus (1Kor. 9:24-27).
2. Pengadilan orang-orang Kudus Perjanjian Lama (Dan. 12:1-3). Waktunya
adalah akhir dari Masa Kesusahan, sebelum kerajaan seribu tahun. Yang
menjadi dasar adalah iman kepada Allah dan membawa akibat pahala.

70
3. Pengadilan orang-orang kudus yang mati dalam masa kesusahan (Why. 20:4-6).
Waktunya adalah pada akhir dari Masa Kesusahan, sebelum kerajaan Seribu
Tahun. Yang menjadi dasar ialah iman dan kesetiaan kepada Yesus. Hasilnya:
Memerintah bersama Kristus dalam kerajaan Seribu Tahun.
4. Pengadilan Israel (Yeh. 20:34-38; Mat. 25:1-30). Yang dimaksudkan di sini
adalah orang-orang Yahudi yang masih hidup setelah masa kesusahan.
Waktunya akhir dari masa Kesusahan. Tempatnya di padang gurun. Dasarnya
adalah iman kepada Kristus. Akibatnya orang percaya memasuki Kerajaan
Seribu tahun, sedangkan orang durhaka dibinasakan. Kelompok ini tidak akan
diberi tubuh kebangkitan pada saat ini, akan tetapi akan masuk ke dalam
kerajaan seribu tahun dengan tubuh tanahnya dan akan menjadi orang tua bayi-
bayi dalam kerajaan seribu tahun.
5. Pengadilan Bangsa-bangsa (Yl. 3:1-2; Mat. 25:31-46). Yang dimaksud di sini
adalah orang-orang non Yahudi yang masih hidup setelah masa Kesusahan.
Waktu pengadilannya pada akhir dari Masa Kesusahan. Tempatnya di lembah
Yosafat. Dasarnya ialah iman kepada Kristus yang dibuktikan dengan
perbuatan baik yang dinyatakan kepada bangsa Israel. Akibatnya orang
percaya memasuki kerajaan seribu tahun dan yang lainnya masuk lautan api.
6. Pengadilan Setan dan malaikat-malaikatnya yang berdosa (Mat. 25:41; 2Ptr.
2:4; Yud. 1:6; Why. 20:10). Waktunya pada akhir kerajaan seribu tahun dan
akibatnya adalah dicampakkan ke dalam lautan api.
7. Pengadilan untuk orang mati yang tidak diselamatkan (Why. 20:11-15).
Tempatnya di hadapan Takhta Putih yang Besar. Waktunya pada akhir dari
masa seribu tahun. Karena menolak Kristus, mereka semua dicampakkan ke
lautan api.

J. LANGIT DAN BUMI BARU


Setelah langit dan bumi lama lenyap, muncul langit dan bumi baru yang
diciptakan Tuhan (Mrk. 13:31, 2Ptr. 3:10-13, Why. 21; 22:1-5). Di dalamnya tidak
ada yang najis, semua suci. Allah sendiri akan diam di Yerusalem Baru bersama
dengan manusia yang telah ditebus-Nya. Dosa, penyakit dan air mata tidak ada lagi.
Penduduk negeri itu akan melayani Tuhan sepanjang masa yang kekal (Why. 22:3-
5). Tuhan telah menyediakan suatu pekerjaan bagi kita masing-masing, dan
pekerjaan itu akan dilakukan dengan sempurna tanpa diganggu oleh si iblis seperti
yang terjadi di atas bumi yang lama. Langit dan bumi baru inilah yang merupakan
pengharapan semua orang yang percaya.

71
BAB 10
KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN

A. DUA KEBANGKITAN
Alkitab menjelaskan ada dua macam kebangkitan. Kebangkitan pertama
yaitu kebangkitan orang beriman sebelum berdirinya Kerajaan 1000 tahun untuk
memperoleh hidup; dan kebangkitan kedua yaitukebangkitan orang tidak beriman
sesudah berdirinya Kerajaan 1000 tahun untuk memperoleh hukuman (Dan. 12:2;
Yoh. 5:28-29; Why. 20:4-6, 11-15). Jadi jarak 1000 tahun antara kedua kebangkitan
itu.

1. Kebangkitan Pertama
Ini adalah kebangkitan dari semua orang benar (Luk. 14:14) yaitu mereka
yang sudah dibenarkan oleh Allah sebab iman (Rm. 3:28). Mereka adalah
orangbenar yang dibangkitkan dari antara orang mati (Flp. 3:11) dari sejak Adam
dan juga mereka yang diubahkan pada saat kedatangan-Nya (1Kor. 15:51-52)
sehingga mereka memiliki tubuh kebangkitan yang tidak dapat mati (1Kor. 15:53-
54). Kelompok orang yang mengalami kebangkitan pertama yaitu:
a. Kristus, yang Sulung yang bangkit dari orang mati (Rm. 6, 9; Kol. 1:18).
b. Orang percaya yang mati pada zaman gereja. ini mendahului pengangkatan
(1Kor. 15:51-54; 1Tes. 4:13-17).
c. Orang-orang yang kudus pada zaman PL.
d. Orang-orang yang mati syahid pada Masa Kesusahan, termasuk 144.000 orang
Yahudi, dan kedua saksi Allah (Why. 6:9-11; 7:9-17; 11:7-12; 20:4).

2. Kebangkitan kedua
Ini adalah kebangkitan dari semua orang jahat/ tidak beriman dari Adam
sampai pada akhir masa Millenium. Waktunya adalah sesudah Milenium (Why 20:4-
6, 11-15), setelah perang Gog dan Magog. Mereka akan dibangkitkan untuk dihakimi
di pengadilan takhta putih yang besar kemudian dicampakkan ke dalam lautan api,
neraka yang kekal (Why. 20:13-14). Inilah yang disebut kematian kedua.

B. KEBANGKITAN TUBUH
Orang percaya akan mengalami kebangkitan tubuh. Mengapa kita percaya
akan kebangkitan tubuh? Ada tiga sebab:
1. Tubuh manusia diciptakan Tuhan, merupakan karya tangan-Nya sendiri, yang
sudah “membentuknya” (Kej. 2:27). Tubuh manusia bukan penjara bagi jiwa
yang dihalangi olehnya – sebagaimana diajarkan oleh Plato, melainkan tubuh

72
adalah “pondok kediaman: bagi manusia batiniah (Yes. 38:12; 2Kor. 5:1). Tubuh
adalah alat ekspresi bagi roh dan jiwa manusia. Roh-roh jahat tidak memiliki
tempat kediaman dan perhatian, oleh karena itu mereka mencarinya (Mat.
12:43-45). Tubuh itu amat berharga. Tanpa tubuh maka manusia kedapatan
telanjang dan tidak terlindung (2Kor. 5:1-3).
2. Tubuh manusia yang diselamatkan sekarang ini sudah dilayakkan untuk
menjadi “rumah Roh Allah” (Yoh. 14:23; 1Kor. 3:16). Sekarang ini tubuh
manusia adalah “anggota Kristus (1Kor. 6:14) dan patut menjadi “hamba
kebenaran” (Rm. 6:19). Tak mungkin Allah melepaskan karya pembaharuan-
Nya di dalam diri manusia yang diselamatkan (Mzm. 138:8).
3. Pemisahan roh/ jiwa dari tubuh pada saat kematian (Pkh. 12:7) adalah akibat
dosa (Kej. 2:17; 13:19). Tanpa kebangkitan tubuh tertinggalah suatu sisa akibat
dosa di dalam orang tebusan Allah. Manusia diciptakan sebagai tubuh, jiwa dan
roh (1Tes. 5:23). Dalam kebulatan itulah manusia ditebus (1Kor. 6:19-20) dan
diselamatkan. Maka gereja (seperti dicatat dalam Pengakuan Iman Rasuli)
percaya akan kebangkitan tubuh. Gereja tidak menantikan penebusan dari
dalam tubuh (seperti Plato), tetapi penebusan dan pemuliaan tubuh seperti
disaksikan oleh Paulus (Rm. 8:23).

C. KEADAAN TUBUH KEBANGKTAN


Bagaimana keadaan tubuh kita kelak? Tubuh kebangkitan orang percaya
akan serupa dengan tubuh kebangkitan Kristus (Flp. 3:21). Dengan demikian tubuh
kebangkitan itu dapat dilihat, diraba, bertulang dan berdaging (Luk. 24:39-40; Yoh.
20:27-29), berbeda dengan hantu yang tak bertubuh.
Ada lima segi dari tubuh kebangkitan/ kemuliaan, yaitu:
1. Berkesinambungan
Dalam tubuh kebangkitan-Nya Yesus dikenal oleh murid-murid-Nya. Ia
memperlihatkan bekas penderitaan-Nya pada kaki, tangan dan lambung (Luk.
24:40; Yoh. 20:20). Sampai ke dalam kekekalan Yesus tinggal sebagai “Anak Domba
Allah yang tersembelih’ (Why. 5:6, 9, 12-13). Maka tubuh alamiah dan tubuh
rohaniah berkesinambungan. Rupa dan bentuk (sebagai tubuh) dipertahankan.
Sedangkan bahannya akan berubah. Kesinambungan ini tidak hanya berlaku untuk
kemuliaan, tetapi juga bagi tubuh mereka yang bangkit “untuk mengalami kehinaan
dan kengerian kekal” (Dan. 12:2), yaitu bagi mereka “yang telah berbuat jahat” dan
yang “bangkit untuk dihukum” (Yoh. 5;29).
2. Berzat rohaniah
Alam mengajarkan kita, bahwa hidup baru jadi karena kematian (Yoh.
24:12; 1Kor. 15:36) dan bahwa tanaman yang tumbuh berbeda dengan bijinya.
Kepada tiap biji yang ditaburkan “Allah memberi suatu tubuh” (1Kor. 15:37-38).
73
Demikian juga dengan manusia. “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, dan yang
dibangkitkan adalah tubuh rohaniah” (1Kor. 15:44). Sebagai keturunan Kristus,
yang adalah “manusia kedua” dan “Adam yang akhir” yang berasal dari Surga”
(1Kor. 15:45-48). “Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah,
demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi” (1Kor. 15:49). Lebih jauh
dari itu zat tubuh rohani sukar dibayangkan. Yang jelas ialah bahwa tubuh itu bezat
rohaniah, berasal dari sorga dan sepenuhnya dikuasai oleh roh.
3. Berdaulat
Tubuh jasmani terikat oleh materi, ruang dan waktu, sedang tubuh rohani
berdaulat atasnya. Dengan tubuh kebangkitannya jemaat memperoleh suatu
kebebasan yang luar biasa dari materi, ruang dan waktu, sekaligus wewenang
atasnya. Tubuh yang mulia tidak lagi harus makan dan tidur dan tidak dapat
dihalangi oleh pintu yang terkunci atau tembok. Ia tiba-tiba dapat hadir di tempat
dimanapun, sepert Yesus berdiri di tenah-tengah murid-murid-Nya (Yoh. 20:9). Di
dalam tubuh itu jemaat akan melayani Allah “siang malam” tanpa kenal lelah (Why.
7:15) dan dengannya jemaat dapat “makan dan minum semeja” dengan Kristus
dalam KerajaanNya (Mat. 26:29; Luk. 22:30), sama seperti Yesus pernah “memakan
sepotong ikan goreng di depan mata murid-murid-Nya” sebagai bukti bagi tubuh
kemuliaan-Nya (Luk. 24:42-43). Tubuh kebangkitan berdaulat atas materi. Tubuh
itu juga berkuasa atas ruang. Tanpa berjalan jauh Yesus dapat memperlihatkan diri
serentak di berbagai tempat (Luk. 24:33-34). Tubuh kebangkitan kita dilunturkan
oleh waktu. Ia “tidak dapat mati lagi” (Luk. 20:36). Ia akan “dibangkitkan dalam
keadaan yang tidak dapat binasa” (1Kor. 15:52, 42). Ia kekal abadi, berdaulat atas
waktu sepenuhnya.
4. Tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin
Berbeda dengan faham agama lain Yesus Kristus menegaskan bahwa “pada
waktu kebangkitan, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan” (Mat. 22:30). Di
“dunia yang lain itu” masalah kawin tidak relevan, sebab mereka hidup seperti
malaikat-malaikat (Luk. 20:35-36). Tubuh rohani tidak ditentukan mutlak oleh
perbedaan kelamin sebagaimana di dalam jemaat sebagai tubuh Kristus perbedaan
antara laki-laki dan perempuan tidak berlaku secara mutlak pula (Gal. 3:28).
5. Bercahaya
Sama seperti wajah Yesus “bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya
menjadi putih bersinar seperti terang di atas gunung kemuliaan (Mat. 17:2),
demikianlah “orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari di kerajaan Bapa
mereka” (Mat. 13:34). Tubuh kebangkitan melebihi segala idaman manusia. Ia itu
awet muda dan fit selalu, tak terganggu oleh apa pun dan tak tertandingi oleh obat
mujarab manapun dari dunia ini. Tubuh itu adalah kasih karunia dari bapa di sorga
kepada anak-anak-Nya dan berasal dari surga, berdasarkan perencanaan illahi di
bentuk dari zat rohaniah dan “serupa dengan tubuh Kristus yang mulia” (Flp. 3:21).
74
D. KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
Kematian bukanlah akhir dari segala sesuatu. Bila seseorang mati, ia tidak
habis, tidak hilang atau lenyap tanpa bekas. Alkitab menjelaskan bahwa kematian
itu sama dengan:
a. Tidur (Yoh. 11:11), berarti satu kali akan dibangun kembali (1Tes. 4;14, 16).
Namun ini tidak berarti jiwa itu tidur di alam maut dan tidak merasa apa-apa.
Sebab menurut Alkitab orang berdosa merasakan sengsara yang hebat
sedangkan orang beriman mendapatkan kebahagiaan di Firdaus atau pangkuan
Abraham.
b. Pindah, dari tempat yang fana ke tempat yang baka (Mzm. 103:15-16; 2Kor. 5:1;
Flp. 1;22-23).
c. Pergi ke negeri kekal, tidak kembali lagi ke dunia ini (Ayb. 7:9-10; 16:22).
Alkitab menolak pandangan reinkarnasi yang menyatakan bahwa sesudah
mati, manusia menjelma menjadi orang atau makhluk lain. Orang kafir mengira ada
reinkarnasi (Mat. 14:1-2). Dalam Matius 17:10-13 Yesus mengatakan bahwa
Yohanes Pembaptis adalah Elia yang akan datang, maksudnya: Yohanes Pembaptis
mempunyai kuasa seperti yang dimiliki Elia, tetapi bukan inkarnasi Elia. Contoh
lain: 2Raj. 2:9, Elisa mempunyai dua bagian roh Elia, tidak berarti Roh Elia
berkembang biak menjadi dua, lalu inkarnasi dalam Elisa, tetapi Elisa menerima
pengurapan dan kuasa Roh Kudus seperti yang dimiliki Elia dua kali lipat. Bergitu
pula pada akhir zaman akan ada 2 saksi Allah yang akan datang dengan kuasa Musa
dan kuasa Elia (Why. 11:5-6).
Ada beberapa alasan mengapa Alkitab menolak faham reinkarnasi:
1. Maut adalah musuh terakhir (1Kor. 15:26).
Ini adalah “ujian terakhir”. Allah memberikan kesempatan kepada kita
untuk meraih kesempatan selagi di dunia ini. Kalau kesempatan dalam hidup di
dunia ini diabaikan, di sana sudah terlambat. Kematian adalah akhir kesempatan
semua itu. Tidak ada harapan lagi bagi orang yang sudah mati (Yes. 38:18; Luk.
16:24-26). Kalau ada reinkarnasi berarti maut bukan ujian terakhir. Dalam 1 Petrus
3:19-20 dikatakan, Yesus dalam Roh memberitakan Injil kepada roh orang mati
pada zaman Nuh. Sebetulnya Yesus bukan memberitakan Injil keselamatan, tetapi
memproklamirkan kebenaran Allah sehingga mencelikkan mata orang yang
dihukum tentang keadilan mengapa mereka dihukum, oleh karena menolak kabar
baik yang disampaikan oleh Nuh, saksi kebenaran itu.
2. Ada kebangkitan bagi semua orang (Yoh. 5:28-29).
Tubuh fana yang lama itulah yang dibangkitkan (Yoh. 20;2-7) masing-
masing dikenali dengan satu kepribadian saja, misalnya Lazarus (Luk. 16:23). Kalau
ada reinkarnasi, maka satu orang akan dikenali di alam baka dalam banyak pribadi-

75
pribadi. Jelas ini bertentangan dengan pernyataan Allah. Jika Alkitab menyatakan
tidak ada reinkarnasi. Nasib kekal ditentukan oleh hidup yang hanya sekali
sekarang ini. Tidak ada penentuan dalam kehidupan lain.
Alkitab mengajarkan bahwa pada waktu seseorang mati, tubuhnya menjadi
tanah dan rohnya kembali kepada Allah (Pkh. 12:7). Menurut Perjanjian Lama
dikatakan roh orang yang mati pergi ke alam berzakh atau dunia orang mati (Ibrani:
Sheol), tempat roh orang jahat dan benar (Bil. 16:33; 24:19; Mzm. 16:10; 20:4;
139:8). Perjanjian baru memberikan keterangan lebih jelas bahwa sheol itu dibagi
menjadi Hades (alam maut – Mat. 11:23; 16:18) dan Firdaus (Luk. 23:43) atau
“pangkuan Abraham” (Luk. 12:22-23). Hades adalah “neraka yang sekarang”
sampai pengadilan tahta putih yang besar dalam Why. 20:11. Sesudah itu ada
Gehena, inilah lautan api, yakni “neraka yang kekal”, dimana Antikristus dan nabi
palsu masuk 1000 tahun lebih dahulu (Why. 19:20). Orang-orang yang berada di
alam maut sadar, dapat merasakan dan mengingat apa yang terjadi disekitarnya,
apakah itu sukacita dalam Firdaus ataukah penderitaan dalam Hades (Luk. 16:22-
23).

76
BAB 11
NERAKA DAN SURGA
A. NERAKA
Alkitab mengajarkan tentang sengsara yang lain selain dari alam maut
(Hades) bagi orang berdosa yakni gehena (lautan api) yakni neraka yang kekal (Mrk.
9:43-48; Why. 20:11-15). Neraka adalah suatu tempat siksaan bagi orang berdosa,
tempat yang dikuasai iblis, tempat bagi iblis dan malaikat-malaikatnya yang jahat.
Keadaan neraka dijelaskan lebih jauh lagi sebagai berikut: api yang kekal (Mat.
25:41), lobang jurang maut yang tak terduga dalamnya (Why. 9:2, 11), kegelapan
yang paling gelap (Mat. 8:12), tempat siksaan kekal (Mat. 25:46), murka dan
hukuman Allah (Rm. 2:5), kematian yang kedua (Why. 21:8), hukuman kebinasaan
selama-lamanya, dijatuhkan dari hadirat Tuhan (2Tes. 1:9), dosa yang kekal (Mrk.
3:29), lautan api yang menyala-nyala oleh belerang (Why. 19:20; 20:10, 14-15).
Semua orang yang namanya tertulis dalam Kitab kehidupan akan dilemparkan ke
situ (Why. 20:15).

1. Keberadaan Neraka
Dapatkah Allah yang pengasih itu membiarkan manusia masuk neraka?
• Allah itu kasih (1Yoh. 4:8) tetapi juga adalah Allah yang kudus (1Ptr. 1:16) yang
harus menghukumkan dosa.
• Allah tidak menghendaki manusia binasa. Allah telah menyediakan keselamatan
manusia melalui korban Yesus Kristus di kayu salib Golgota (Rm. 5:6, 8). Jikalau
manusia menolak Juruselamat itu, mereka pergi ke neraka dengan kemauannya
sendiri.
• Manusia tidak ragu-ragu membawa orang sakit ke rumah sakit, orang jahat ke
penjara atau mayat ke kuburan.

2. Sanggahan terhadap Api Penyucian


Perlu dicatat bahwa Alkitab tidak mengajarkan api penyucian yang dapat
mengubah nasib sesudah kematian. Yang dimaksud api penyucian ialah
penderitaan dalam api sesudah kematian (seperti neraka) yang lamanya sesuai
dengan jumlah dosanya, lalu setelah dosanya habis tertebus, ia boleh masuk surga.
Pengajaran ini memberikan pengajaran palsu, masih ada harapan di seberang
kubur. Ini tidak benar! Memang ada beberapa ayat mengenai api untuk orang
beriman (Za. 13:9; Mrk. 9:49; Luk. 12:49-50; 1Ptr. 4:12). Ini berbicara tentang “api
penyucian” sekarang di atas muka bumi, yakni penderitaan yang harus dialami
orang Kristen bukan karena kesalahan sendiri melainkan menderita karena
kebenaran Kristus, itu seperti api memurnikan iman kita (1Ptr. 1:7).

77
Dalam cerita tentang Lazarus dan orang kaya di dalam Lukas 16:9-31,
terdapat hal yang pasti yaitu:
• Tidak ada pengampunan sesudah kematian.
• Orang kaya itu berdoa supaya siksaannya dikurangi, tetapi tidak dapat.
• Orang kaya itu berdosa meminta supaya seseorang diutus kembali ke dunia
untuk memberitahukan bahwa neraka sungguh-sungguh ada dan jangan orang-
orang datang ke sana, tetapi tidak diijinkan.
Oleh karena itu selama masih ada kesempatan di dunia, bertobatlah dari
segala dosa dan terimalah Yesus Kristus sebaga Juruselamat dan Tuhan agar kita
tidak mengalami siksaan selamanya dalam api neraka.
Lokasi dunia orang mati (Hades) itu berada di suatu tempat di rahim bumi
(Bil. 16:32-33), sedangkan Gehena (lautan api) tampaknya terletak jauh dari dunia
ini, suatu tempat dalam kegelapan yang paling gelap (Mat. 8:12; 22:13, 25:30; 2Ptr.
2:17).

3. Sifat dan Ciri-ciri Neraka


• Neraka adalah tempat api yang tak terpadamkan (Markus 9:43).
• Neraka adalah tempat munculnya kenangan dan penyesalah, seperti juga di
Hades (Lukas 16:19-31).
• Neraka adalah tempat munculnya rasa haus (Lukas 16:19-31).
• Neraka adalah tempat kesengsaraan dan penderitaan (Wahyu 14:10-11).
• Neraka adalah tempat frustrasi dan kemarahan (Matius 13:42; 24:51).
• Neraka adalah tempat pemisahan/ kematian kedua (Wahyu 2:11; 20:6, 14).
• Neraka adalah tempat murka ilahi yang mutlak (Wahyu 14:10).
• Neraka adalah tempat yang semula dipersiapkan bagi iblis beserta bala
tentaranya (Matius 25:41).
• Neraka adalah tempat yang diciptakan untuk ada selamanya/ kekal (Daniel
12:2).

4. Penghuni Neraka
• Iblis (Why. 20:10).
• Antikristus (2Tes. 2:8).
• Nabi palsu (Why. 19:20).
• Malaikat-malaikat yang jatuh (Mat. 25:41).

78
• Semua orang yang belum diselamatkan (Why. 21:8), meliputi orang penakut,
tidak percaya, keji, pembunuh, sundal, tukang sihir, penyembah berhala,
pendusta.

5. Arti Kata Neraka


Kata neraka dalam Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan dari beberapa
kata Yunani yang sebenarnya berbeda:
a. Tartarus
Kata ini hanya disebutkan sekali dalam PB, yaitu dalam 2 Petrus 2:4. Yang
dimaksudkan neraka di sini merupakan suatu tempat penjara bagi malaikat yang
jatuh. Mereka inilah yang dimaksudkan dalam surat Yudas 1:6. Harus dibedakan
antara roh jahat yang dibiarkan bebas dan bekerja di dunia saat ini dengan roh jahat
yang diikat/ dipenjara di Tartarus.
b. Hades
Kata ini ditemukan 10 kali dalam PB, yaitu Matius 11:23; 16:18; Lukas
10:15; 16:23; Kisah 2:27, 31 dan Wahyu 1:18; 6:8; 20:13, 14. Keterangan lengkap
tentang keadaan Hades ini kita peroleh dalam Lukas 16:19-31 yang menerangkan
tentang Lazaruz, si miskin dan orang kaya. Dengan jelas pula kita mengetahui
bahwa orang itu sengsara di alam maut (hades). Namun demikian sengsara di alam
maut itu (Luk. 16:23) baru merupakan suatu tempat transisi untuk masuk ke dalam
sengsara yang kekal di lautan api (Why. 20:14).
c. Gehena
Kata ini ditemukan 12 kali dalam PB, yaitu dalam Matius 5:22, 29, 30; 10:28;
18:19; 23:15, 33; Markus 9:43, 45, 47; Lukas 12:5 dan Yakobus 3;6. Enam kali kata
ini dihubungkan dengan api, yang memang merupakan ciri neraka.
Kata ini diambil dari kata Ibrani; “ge-hinom” yang berarti lembah Hinnom.
Pada masa PL, orang Israel pernah menggunakan lembah ini untuk
mempersembahkan anak-anak mereka kepada berhala Molokh (2Taw. 33:1-6; Yer.
7:31). Belakangan cara orang kafir itu dihentikan dan orang Yahudi memakai
tempat itu untuk membuangsampah, bangkai binatang dan juga para penjahat yang
tidak dikubur. Untuk membakar hal itu mereka menyalakan api untuk
memusnahkannya. Di dalam Wahyu 20:15, gehena itu dinyatakan sebagai lautan
api di mana orang-orang berdosa akan mengalami siksaan yang kekal selama-
lamanya, bersama-sama dengan Antikristus, nabi palsu (Why. 19:20) dan para
malaikat pengikut iblis (Mat. 25:41). Menurut Wahyu 20:14 Hades atau alam maut
itu akan dilemparkan ke dalam Gehena (laut api atau neraka yang kekal). Sesudah
penghakiman dan penghukuman yang dahsyat ini, terbukalah jalan bagi suatu
penciptaan baru yang sempurna yakni langit dan bumi baru.

79
B. SURGA
Alkitab mengajarkan dengan jelas bahwa ada satu tempat kebahagiaan
yang pasti bagi setiap orang percaya kepada Kristus, yakni Surga, “tempat kediaman
Allah”. Setelah Yesus selesai melakukan karya-Nya di bumi, ia terangkat naik ke
Surga (Kis. 1:9-11). Yesus menyebut tempat itu sebagai “rumah Bapa” (Yoh. 14:2).
Surga adalah tanah yang lebih baik, yaitu suatu tempat yang pasti (Ibr. 11:10, 16).
Di tempat itu kelak kita akan melihat wajah Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 22;4).
Dalam Wahyu 21:10-27 Yohanes menulis tentang kemuliaan Surga. Tidak ada
kesakitan, sengsara dan air mata ataupun kematian di tempat itu (Why. 7:16; 21:4).
Tetapi yang paling indah dari semuanya itu, yaitu bahwa Yesus Kristus berada di
sana dan Dialah yang menjadi kesukaan yang paling besar bagi tiap orang beriman.
Surga adalah tempat yang sama sekali tidak terdapat di dalamnya sesuatu
yang najis atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Tempat itu semata-mata
suci (Why. 21:27). Segala yang najis tinggal di luar (Why. 22:15). Iblis tidak lagi di
situ, oleh sebab itu semua orang di surga tidak dapat dicobai. Tidak ada lagi
kerinduan untuk berbuat dosa. Ibarat kita akan sempurna, mulia dan penuh sukacita
di Surga (Why. 4:8-12; 6:9-13).
Di surga semua orang saleh akan saling mengenal. Jadi kita akan mengenal
Abraham, Ishak dan Yakub (Mat. 8:11). Kita akan mengenakan tubuh kebangkitan
yang berbeda dengan tubuh kita sekarang (1Kor. 15:41-42). Di surga kita akan
melayani Allah dan Tuhan Yesus sampai selama-lamanya (Why. 22:3; 7:15).
Alangkah dahsyatnya kemuliaan yang Allah sediakan bagi orang yang percaya
kepada Yesus Kristus.
Ibukota Surga adalah Yerusalem Baru, ini berbeda dengan kota Yerusalem
di Israel. Ciri-ciri Yerusalem Baru antara lain:
1. Bentuk kota ini
Kota itu berbentuk empat persegi,panjangnya sama dengan lebarnya . . . .
panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama (Why. 21:16).
2. Ukuran kota ini
. . . Maka malaikat itu mengukur kota itu dengan tongkat pengukurnya; ternyata
panjangnya 2400 kilometer (Why. 21:16).
3. Penduduk kota ini
a. Malaikat-malaikat yang kudus dan terpilih.
b. Dua puluh empat tua-tua (Why. 4:4).
c. Jemaat.
d. Israel yang diselamatkan.
e. Allah Tritunggal.

80
4. Fondasi kota ini terdiri dari duabelas lapisan batu fondasi dengan setiap
lapisannya diberi bertatah yang mahal (Why. 21:14).
5. Tembok-tembok kota ini sekitar 72 meter dan terbuat dari permata yaspis (Why.
21:17-18).
6. Pintu gerbang kota ini ada 12, yaitu tiga pintu di setiap sisi. Setiap gerbang
terbuat dari mutiara putih yang kokoh dan indah (Why. 21:12:13).
7. Jalan utama kota ini terbuat dari emas transparan yang murni (Why. 21:21).
8. Tahta yang di dalam kota ini (Why. 22:2).
9. Sungai kehidupan dalam kota ini (Mzm. 46:5; Why. 22:1).
10. Pohon kehidupan dalam kota ini (Why. 22:2).
11. Kegiatan orang-orang yang sudah diselamatkan di kota ini.
a. Surga merupakan tempat sorak-sorai dan nyanyian (Why. 5:9; 14:3; 15:3).
b. Surga akan merupakan tempat persekutuan.
c. Surga akan merupakan tempat untuk saling memberikan kesaksian.
d. Surga akan merupakan tempat untuk beribadah dan melayani (Why. 22:3).
e. Surga akan merupakan tempat untuk belajar (1Kor. 13:9:10).
Unsur-unsur yang tidak ada di Surga:
1. Tidak ada lagi laut (Why. 21:1).
2. Tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi maut, tidak ada lagi dukacita (Why. 21:4).
3. Tidak ada lagi matahari atau bulan (Why. 21:23).
4. Tidak ada lagi keadaan tidak aman, tidak ada lagi malam (Why. 21:25).
5. Tidak ada lagi dosa (Why. 21:27).
6. Tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi kutukan (Why. 22:2).
7. Tidak ada lagi rasa haus, atau rasa lapar, atau rasa kepanasan (Why. 7:16).
Unsur-unsur yang terdapat di Surga:
1. Kemuliaan (Yoh. 17:24; Rm. 8:18; Why. 21:23).
2. Kekudusan (Why. 21:27).
3. Keindahan (Mzm. 50:2).
4. Terang Ilahi (Yes. 60:1-3, 19-20).
5. Persatuan (Ef. 1:16).
6. Kesempurnaan (1Kor. 13:10).
7. Sukacita (Mzm. 16:11).
8. Kekekalan (Yoh. 3:15).

81

Anda mungkin juga menyukai