Bab 3 Etika Bisnis Dan Profesi - Kelompok 5
Bab 3 Etika Bisnis Dan Profesi - Kelompok 5
OLEH:
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PENDAHULUAN
Ada beberapa teori etika yang akan dibahas dan dipelopori oleh beberapa ahli
kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh author lainnya, yakni diantaranya ada
egoisme yang dibagi menjadi dua ada egoisme psikologis dan etis, kemudian ada teori
utilitarianisme, deontologi, teori hak, teori keutamaan, dan teori etika teonom. Serta
akan dibahas mengenai beberapa jenis etika mengenai perbedaan dan
persamaannya, yakni ada etika absolut dan etika relatif. Akibat dilanjutkan dan
dikembangkannnya teori-teori ini menjadikan teori semakin sederhana dan mengerucut
sehingga memiliki berbagai pendapat atau beda pemahaman.
Dalam penulisan karya tulis ini akan dibahas lebih lanjut mengenai beberapa
teori etika. Yang paling menarik untuk dibahas adalah mengenai sejarah etika serta
dimana dari beberapa teori yang akan dijelaskan memiliki perspektif yang berbeda
namun tetap memiliki kesamaan dalam aspek moral. Nah dari sini kita dapat
mengetahui pemahaman atau teori mana yang selama ini kita gunakan atau justru kita
telah salah mengartikan. Dari sini diharapkan pembaca dapat memahami dan
mengembangkan ilmu pengetahuannya mengenai teori etika tanpa menimbulkan
penyimpangan terhadap pemahamannya.
PEMBAHASAN
Sampai saat ini masih terjadi perdebatan pandangan di antara para etikawan
tentang apakah etika bersifat absolut atau relatif.para penganut paham etika absolut
dengan berbagai argumentasi yang masuk akal menyakini bahwa ada prinspip-prinsip
etika yang bersifat mutlak, berlaku universal, kapan pun dan di mana pun. Sementara
itu para penganut etika relatif dengan berbagai argumentasi yang juga tampak masuk
akal membantah hal ini. Mereka justru mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai
moral yang berlaku umum. Pprinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat
berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula.
Untuk memulai diskusi tentang hal ini, Rachels (2004) memberikan contoh
menarik mengenai keyakinan dua suku yang sangat berbeda, yaitu suku cellatia di
india dan orang-orang yunani tentang perlakuan terhadap orang tua mereka saat
meninggal dunia, suku cellatia akan memakan jenazah orang tua mereka, sedangkan
orang-orang yunani akan membakar jenazah orang tua mereka. Ini sekedar ilustrasi
untuk mendukung argumentasi para penganut etika relatif dimana kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan kode moral yang berbeda pula. Di antara tokoh-tokoh
yang mendukung etika relatif, Joseph Hetcher (dalam Suseno, 2006) yang terkenal
dengan teori etika situasional-nya, menolak adanya norma-norma moral umum karena
kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret, dan situasi konkret ini dalam
kesehariannya tidak pernah sama.
Tokoh berpengaruh pendukung paham etika absolut antara lain Immanuel Kant
dan James Rachels. Rachel mengatakan bahwa ada pokok teoritis yang umum di
mana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama-sama oleh semua
masyarakat karena aturan-aturan iru penting untuk kelestarian masyarakat. Misalnya,
aturan melawan pembohongan dan pembubuhan hanyalah dua contoh yang masih
berlaku dalam semua nkebudayaan yang tetap hidup, walaupun juga diakui bahwa
dalam setiap aturtan umum tentu saja ada pengecualiannya.
Perkembangan Perilaku Moral
Teori perkembangan moral banyak dibahas dalam ilmu psikologi. Salah satu
teori yang sangat berpengaruh dikemukakan oleh Kohlberg (dalam Atkinson et.,al.,
1996) dengan mengemukakan tiga tahap perkembangan moral dihubungkan dengan
pertumbuhan (usia) anak. Masing-masing tahap dibagi lagi ke dalam dua subtahap
sehingga secara keseluruhan ada enam tahap perkembangan. Sebelum membahas
tahapan tersebut, ada beberapa konsep yang erat kaitannya dengan pemahaman teori
perkembangan moral, antara lain: perilaku moral, perilaku tidak bermoral, perilaku di
luar kesadaran moral, dan perkembangan moral. Perilaku moral adalah perilaku yang
mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Moral dalam hal ini berarti adat
kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi
harapan kelompok sosial tersebut. Ketidakpatuhan ini bukan karena ketidakmampuan
memahami harapan jelompok tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh ketidaksetujuan
terhadap harapan kelompok sosial tersebut, atau karena kurang merasa wajib untuk
mematuhinya. Perilaku diluar kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari
harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang
bersangkutabn dalam mematuhi harapan kelompok sosial. Kebanyakan perilaku anak
balita dapat digolongkan ke dalam perilakudi luar kesadaran moral. Perkembangan
moral bergantung kepada perkembangan intelektual seseorang.
Sebelum mempelajari tentang terori etika, kita harus mengetahui dulu makna
teori dan keterkaitan antara teori dan ilmu. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
bersifat menjelaskan berbagai gejala dan sosial yang memungkinkan manusia
melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan
penjelasan yang ada. Sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup
penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Fungsi teori
dan ilmu pengetahuan adalah untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol.
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang
adat kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik
atau tidak baik. Etika masih dijumpai banyak teori yang menjelaskan tindakan, sifat,
atau objek perilaku yang dari perspektif sama atau berbeda. Teori dalam ilmu etika
juga masih dalam tahap menjelaskan, belum pada tahap meramalkan, apalagi
mengontrol suatu tindakan.
Banyaknya teori etika yang berkembang membuat bingung. Sifat teori yang
semakin sederhana dan mengerucut menuju suatu teori tunggal yang mampu
menjelaskan suatu gejala secara komprehensif, justru makin menunjukkan kemapanan
disiplin ilmu yang bersangkutan. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, akan
diuraikan secara garis besar beberapa teori yang berpengaruh, diantaranya :
a. Egoisme
Menurut Rachels (2004) ada 2 konsep, yaitu egoisme psikologis dan egoisme
etis. Egoisme psikologis adalah teori yang menjelaskan bahwa tindakan
manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). Sedangkan egosime
etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self interest).
b. Utilitarianisme
Merupakan teori etika yang dipelopori oleh David Hume (1711-1776) dan
dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-
1873). Utilitarianisme dapat diartikan sebagai berikut :
Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya
(akibat, tujuan, atau hasilnya).
Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter
yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
c. Deontologi
Berasal dari kata Yunani yang berarti kewajiban. Teori ini dipelopori oleh
Immanuel Kant (1724-1804) dan mendapat dukungan dari filsuf abad ke 20
Anscombe dan suaminya Peter Geach. Teori ini mengatakan bahwa etis
tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,
konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.
d. Teori Hak (Right Theory)
Immanuel Kant juga mengajukan dua pemikiran pokok. Di samping teori
deontologi dengan imperactive categoriesnya, ia juga mengemukakan apa
yang kemudian dikenal dengan teori hak (right theory). Menurut teori hak, suatu
tindakan dianggap baik bila sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Teori hak
merupakan aspek dari teori deontologi (kewajiban) karena hak tidak dapat
dipisahkan dengan kewajiban.
e. Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori ini tidak mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter seseorang agar disebut manusia
utama. Dengan demikian dapat diartikan disposisi sifat/watak yang telah
melekat/dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah
laku baik secara moral.
f. Teori Etika Teonom
Sampai disini telah dibahas teori etika yang berpengaruh, mulai dari teori etika
egoisme dan utilitarianisme (keduanya sering disebut dengan teori teleologi,
konsekuensi, atau tujuan), teori deontologi (kewajiban), teori hak, dan teori
keutamaan (virtue theory). Teori ini sejatinya memiliki kesamaan yang terletak
pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas hanya dikaji berdasarkan proses
penalaran (akal) manusia tanpa ada yang mengakui atau mengaitkannya
dengan kekuatan Tuhan. Dalam teori etika yang dikemukakan oleh Kant, ia
mengatakan bahwa manusia harus mengikuti kewajiban moral yang bersifat
mutlak, namun ia mengatakan bahwa manusia harus mengikuti kewajiban
moral tersebut demi kewajiban itu sendiri bukan karena adanya tujuan, apalagi
dikaitkan dengan hal yang bersifat ilahi.
1. Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham/ teori etika, di mana
masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup
berpengaruh. Teori satu dipertentangkan dengan teori lainnya.
2. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, poa
piker, atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.
3. Teori etika didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang hakikat manusia,
artinya setiap teori hanya ditinjau dari proses penalaran berdasarkan potongan-
potongan terpisah dan terbatas dalam melihat makna atau tujuan hidup
manusia.
4. Dilihat dari suatu proses evaluasi kesadaran diri, semua teori yang ada
menjelaskan tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat
kesadaran diri seseorang.
5. Teori yang terpisah ini dapat dipadukan menjadi suatu teori tunggal
berdasarkan paradigma hakikat manusia secara utuh.
6. Inti dari etika manusia yaitu keseimbangan pada kepentingan (pribadi,
masyarakat dan Tuhan), modal (materi, social dan moral spiritual),
kebahagiaan (lahir, kesejahteraan masyarakat, dan batin) serta keseimbangan
antara hak indvidu dengan kewajiban terhadap masyarakat dan Tuhan.
Etika sebagai disiplin imlu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang
adat kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggapbaik atau
tidak baik. Banyaknya teori etika yang berkembang membuat bingung. Sifat teori yang
semakin sederhana dan mengerucut menuju suatu teori tunggal yang mampu
menjelaskan suatu gejala secara komprehensif, justru makin menunjukkan kemapanan
disiplin ilmu yang bersangkutan. Di dalam etika ada beberapa teori yang
mempengaruhinya seperti Teori egoisme, utilitarianisme, deontologi, teori hak, teori
keutamaan teori etika otonom.
Sukrisno Agoes dan I.C. Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Bab I. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.