LAPORAN PENDAHULUAN Dengue Hemoragic Fever
LAPORAN PENDAHULUAN Dengue Hemoragic Fever
DISUSUN OLEH
A31400762
GOMBONG
2014/2015
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Adalah suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam
tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian.
(Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI, 1997).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan kelainan
hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan kuagulopati (Arief
Mansjoer & Suprohaita, 2000).
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan usus
2. Shock/rejatan
3. Effusi pleura
4. Penurunan kesadaran
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
a. Trombosit menurun
b. HB meningkat lebih 20 %
c. HT meningkat lebih 20 %
d. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
e. Protein darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test)
a. Rontgen thorax : Efusi pleura
b. Uji test torniquet (+)
H. PATHWAY
Arbovirus (melalui Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue
nyamuk aedes aegypty) (viremia)
Kebocoran plasma
Risiko perdarahan Perdarahan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak,
remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,
sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan,
karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk
aides aigepty.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas,
ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
7. Pengkajian Per Sistem
a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade
IV dapat trjadi DSS
c. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni,
pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan
tekanan darah tak dapat diukur.
d. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan,
mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan
nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada
uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan
pada kulit.
B. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang
paling sering digunakan.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien
memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda
vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperwatan Noc Nic
Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Jakarta : Salemba
Medika.
Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta : Monica Ester.
Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada
Anak. Jakarta : Sagung Seto .