Anda di halaman 1dari 9

Naskah masuk : 7 November 2019

Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580


Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

¹Fatma Khaulani, ²Neviyarni S, 3Irda Murni


¹neviyarni.suhaili@gmail.com, ²neviyarni.suhaili@gmail.com, ³)irdamurni241161@gmail.com

Prodi Pendidikan Dasar, Program PascaSarjana Universitas Negeri Padang

ABSTRAK
Tulisan ini membahas serta menganalisis fase dan tugas-tugas perkembangan pada anak
SD. Seperti yang kita ketahui, fase serta tugas perkembangan yang dimiliki oleh anak berbeda
sesuai dengan kondisi perkembangan anak tersebut. Berdasarkan penelitan melalui kajian pustaka
yang dilakukan, diperoleh hasil siswa sekolah dasar berada fase kanak-kanak akhir yang memiliki
perkembangan dari segi fisik-motorik, kognisi, sosio-emosional, bahasa, dan moral keagamaan.
Inilah yang menjadi sebuah alasan mengapa seorang pendidik atau calon pendidik perlu
memikirkan fase pengembangan dan siswa sekolah dasar. Manfaat dari penelian ini adalah melalui
pemahaman guru tentang tugas dan fase perkembangan siswa, dapat diantisipasi tentang berbagai
upaya pengembangan, baik di sekolah rumah dan masyarakat, selain itu dengan mengetahui fase
perkembangan siswa dapat menyesuaikan tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai siswa
dengan fase perkembangannya.

Kata kunci: fase, tugas perkembangan, anak SD

PHASE AND STAGES OF DEVELOPMENT FOR PRIMARY STUDENTS

¹Fatma Khaulani, ²Neviyarni S, 3Irda Murni


¹neviyarni.suhaili@gmail.com, ²neviyarni.suhaili@gmail.com, ³)irdamurni241161@gmail.com

Prodi Pendidikan Dasar, Program PascaSarjana Universitas Negeri Padang

ABSTRACT
This paper discusses and analyzes the phases and tasks of development in elementary
school children. As we know, the development phases and tasks of the child are different
according to the child's developmental conditions. Based on research through literature studies
conducted, it was found that elementary school students were in the final childhood phase which
had developments in terms of physical-motoric, cognition, socio-emotional, language, and
religious morals. This is a reason why an educator or prospective educator needs to think about
the development phase and elementary school students. The benefits of this study are through the
teacher's understanding of the assignments and phases of student development, it can be
anticipated about various development efforts, both at home schools and the community, in
addition to knowing the phases of development students can adjust the development tasks that
students must master with their developmental phases.

Kata kunci: phase, stages of development, primary student

51 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

PENDAHULUAN melakukan tugas perkembangan yang


sesuai dengan fase perkembangannya
Usia tertentu setiap individu
agar mereka mendapatkan kebahagiaan
akan lebih cepat dan mudah memperoleh
bagi kehidupan bermasyarakatnya.
kecekatan dalam menguasai
Setiap tahap atau fase pertumbuhan dan
ketrampilan-ketrampilan tertentu, Di
perkembangan memiliki tugas
samping itu juga mempelajari pola
perkembangannya sendiri. Tugas ini
tingkah laku tertentu sesuai dengan fase
akan tampak pada suatu masa tertentu
perkembangan yang dilewatinya. Untuk
dalam kehidupan individu. Keberhasilan
mencapai fase tertentu tersebut,
dalam mencapai tugas tersebut akan
pertumbuhan biologis merupakan dasar
membawa suatu rasa kebahagiaan dan
utama dalam pembentukan fase
keberhasilam dalam melakukan tugas
perkembangan seorang individu.
pada fase berikutnya, sedangkan bila
Tingkat kematangan fisik dan mental
gagal dalam mencapai tugas itu akan
pada setiap individu terjadi pada waktu
membawa rasa kecewa dan ketidak
dan tempo yang berbeda-beda. Ada yang
bahagiaan dalam kehidupan
cepat dan ada yang lambat. Setiap
bermasyarakat serta akan menemui
individu akan mengalami fase-fase
kesulitan dalam tugas berikutnya.
perkembangan dalam hidupnya, yaitu:
Tugas-tugas pertumbuhan dan
bayi, kanak-kanak, anak, remaja,
perkembangan akan muncul sesuai
dewasa, dan masa tua. Dari penjelasan
dengan fase perkembangan setiap
yang telah dijabarkan, dapat ditarik
indivu. Tugas ini merupakan kewajiban
kesimpulan bahwa fase perkembangan
yang harus dilalui oleh setiap individu.
diartikan sebagai tahapan atau
Perkembangan yang muncul pada setiap
pembentukan tentang kehidupan
waktu tertentu merupakan keharusan
individu yang di memiliki ciri khusus
yang akan berlaku secara otomatis
atau pola tingkah laku tertentu.
seperti kegiatan belajar keterampilan
Kekuatan biologis individu dan
dalam menjalankan tugas-tugas
kekuatan psikologis serta sosiologis
perkembangannya.
menggiring individu menuju tugas
Fase perkembangan anak akan
perkembangan yang harus dikerjakannya
sesuai dengan tugas perkembangan
dalam upaya usaha menuju individu
anak. Oleh karena itu, guru sebagai
yang berhasil. Dalam menjalani
salah satu penggerak pendidikan harus
hidupnya, individu akan berusaha untuk
bida menjadi fasilitator agar tugas

52 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

perkembangan anak SD ini bisa moral keagamaan yang akan Fase


sepenuhnya terpenuhi selain itu, guru perkembangan anak dijelaskan sebagai
harus mengadakan inovasi dalam berikut:
pembelajaran agar tidak tertinggal 1. Fisik-motorik
dengan perkembangan anak SD. Pertumbuhan fisik anak pada usia SD
ditandai dengan anak menjadi lebih
METODE PENELITIAN tinggi, berat, dan kuat dibandingkan
Pada tulisan ini metode yang pada saat anak berada di PAUD/TK,
digunakan dalam penelitian ini adalah hal ini tampak pada perubahan sistem
metode studi kepustakaan (library tulang, otot dan keterampilan gerak.
research). Studi pustaka atau Anak lebih aktif dan kuat untuk
kepustakaan merupakan kegiatan melakukan kegiatan fisik seperti
pengumpulan data dari berbagai sumber berlari, memanjat,melompat, berenan
bacaan. (Harahap, 2014). dan kegiatan luar rumah lainnya.
Data yang digunakan dalam Kegiatan fisik ini dilakukan oleh
menyelesaikan penelitian ini berasal dari anak dalam upaya melatih
sumber berupa buku, jurnal serta artikel koordinasi, motorik, kestabilan tubuh
yang sesuai dengan penilitian ini. maupun penyaluran energi yang
tertumpuk. (Izzaty, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan fisik anak SD laki-
Hasil Penelitian laki dan perempuan berbeda. Anak
Fase Perkembangan anak SD perempuan biasanya lebih ringan dan
Perkembangan berkaitan dengan lebih pendek daripada anak laki-laki.
kepribadian yang terintegrasi. Anak (Slavin, 2011). Aspek perkembangan
sekolah dasar yang berusia diantara 6-11 fisik-motorik ini berpengaruh
tahun berada pada fase kanak-kanak terhadap aspek perkembangan
tengah (Sumantri, 2014: 99).Fase kanak- lainnya, sebagai contoh, keadaan
kanak tengah, anak memiliki fisik anak yang kurang normal
kemampuan dasar berhitung, menulis, misalnya anak terlalu tinggi atau
serta membaca. Fase perkembangan terlalu pendek, anak terlalu kurus
anak SD dapat dilihat dari beberapa atau gemuk akan mempengaruhi rasa
aspek utama kepribadian individu anak, kepercayaan diri anak. Rasa
yaitu aspek 1) fisik-motorik, 2) kognisi, kepercayaan ini akan berkaitan
3) sosio-emosional, 4) bahasa, dan 5)

53 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

dengan emosi, kepribadian, dan perkembangan kognitif yang pesat.


sosial anak (Latifa, 2017) Anak akan mulai belajar membentuk
2. Kognisi sebuah konsep, melihat hubungan,
Aspek perkembangan kognisi dan memecahkan masalah terhadap
merupakan perkembangan yang situasi yang bersifat konkret. (Slavin,
berhubungan dengan kemampuan 2011). Untuk itu, Guru hendaknya
kognitif yang dimiliki oleh anak, dapat membangun suasana belajar
yakni kemampuan untuk berpikir dan yang konkret bagi anak sebagai guna
memecahkan masalah. Anak usia memudahkan anak dalam berpikir
sekolah dasar memiliki karakteristik logis serta dapat memecahkan
berpikir yang khas. Cara berpikir masalah. (Trianingsih, 2016).
mereka berbeda dengan anak pra 3. Perkembangan sosio-emosional.
sekolah dan orang dewasa. Cara Ciri khas dari fase ini ialah
mengamati lingkungan sekitar dan meningkatnya intensitas hubungan
mengorganisasi dunia pengetahuan anak dengan teman-teman sebayanya
yang mereka dapatpun berbeda serta ketergantungan anak terhadap
dengan anak prasekolah dan orang keluarga menjadi berkurang. Pada
dewasa. Teori perkembangan Piaget fase ini hubungan atau kontak sosial
merupakan salah satu teori lebih baik dari sebelumnya sehingga
perkembangan kognitif yang anak lebih senang bermain dan
terkenal. Dalam teorinya, Piaget berbicara dalam lingkungan
menjelaskan anak usia SD yang pada sosialnya. Dari penjelasan tersebut
umumnya berusia 7 sampai 11 tahun, dapat disimpulkan bahwa teman
berada pada tahap ketiga dalam sebaya memiliki peranan yang
tahapan perkembangan kognitif yang penting dalam perkembangan sosial
dicetuskannya yaitu tahap anak, karena melalui teman sebaya
operasional konkret. Pada tahap ini, anak bisa belajar dan mendapat
anak dinilai telah mampu melakukan informasi mengenai dunia anak di
penalaran logis terhadap segala luar keluarga (Murni, 2017). Hal
sesuatu yang bersifat konkret, tetapi lainnya yang tampak pada fase ini
anak belum mampu melakukan ialah anak sudah mulai membentuk
penalaran untuk hal-hal yang bersifat konsep diri sebagai anggota
abstrak (Trianingsih, 2016).Anak kelompok sosial di luar keluarga.
usia SD akan mengalami Hubungan sosial anak dengan orang

54 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

dewasa di luar keluarga memberikan mengungkapkan perasaan dan


pengaruh penting dalam pikirannya dalam bentuk puisi. Anak
pengembangan kepercayaan diri memiliki kemampuan untuk
anak. Ketidakpercayaan diri pada memahami lebih dari satu arti, dan
anak akan timbul jika anak tidak memperkaya kata menjadi sebuah
mampu mengerjakan tugas seperti humor. (Surna. 2014). Salah satu
temannya. Dalam kegiatan faktor yang mempengaruhi
pembelajaran peran guru sangat perkembangan bahasa anak SD ialah
penting dalam menumbuhkan faktor lingkungan. Anak SD telah
kepercayaan diri anak serta semangat banyak belajar dari orang disekitar
berkarya sesuai dengan kemampuan lingkungannya khususnya
masing-masing anak. lingkungan keluarga yang merupakan
4. Perkembangan Bahasa lingkungan terdekat anak. Oleh
Bahasa merupakan suatu alat untuk karena itu, hendaknya orang tua dan
berkomunikasi dalam suatu interaksi masyarakat menggunakan istilah-
sosial. Perkembangan bahasa anak istilah bahasa yang lebih selektif dan
akan berkembang dari awal masa lebih baik jika berada disekitar anak,
sekolah dasar dan mencapai karena pada dasarnya bahasa anak
kesempurnaan pada akhir masa akan dipengaruhi oleh lingkungan
remaja. Pada usia late primary (7-8 tempat tinggalnya. (Adriana, 2008)
tahun), bahasa anak mengalami 5. Perkembangan Moral keagamaan
perkembangan yang sangat pesat. Lingkungan keluarga dan lingkungan
Anak telah memahami tata bahasa, sosial yang lebih luas di luar keluarga
sekalipun terkadang menemui menjadi pusat dari pelajaran
kesulitan dan menunjukkan perkembangan moral bagi anak.
kesalahan tetapi anak dapat Konsep perkembangan moral
memperbaikinya. Anak telah mampu menjelaskan bahwa norma dan nilai
menjadi pendengar yang baik. Anak yang ada dilingkungan sosial siswa
mampu menyimak cerita yang akan mempengaruhi diri siswa untuk
didengarnya, dan selanjutnya mampu memiliki moral yang baik atau buruk
mengungkapkan kempali dengan (Trianingsih , 2016). Pada masa
urutan dan susunan yang logis. Anak perkembangan kanak-kanak awal,
telah menunjukkan niatanya terhadap moral anak belum berkembang pesat
puisi, dan juga mampu karena disebabkan oleh

55 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

perkembangan kognitif anak yang perkembangan moral otonom justru


belum mencapai pemahaman berpandang sebaliknya, bahwa
menganai prinsip benar salah memecahkan 12 buah gelas secara
menganai suatu hal, pada masa ini tidak sengaja lebih baik daripada
anak belum mampu membedakan memecahkan sebuah gelas karena
hal-hal yang benar untuk dilakukan ingin mencuri kue. Bagi anak itu
dan hal-hal yang tidak boleh kesalahan tingkah laku dilihat dari
dilakukan. (Murni, 2017). maksud orang bertingkah laku, bukan
Berdasarkan periodesasi dari akibat yang ditimbulkan dari
perkembangan Piaget, anak sekolah oleh tingkah laku itu. Sehubungan
dasar kelas I, II, III, dan IV berada dengan aspek perkembangan moral
dalam periode transisi, yaitu anak, guru hendaknya dapat
meninggalkan periode moral realisme menanamankan moral pada anak
memasauki periode moral otonom. yang dilakukan. tanpa disadari anak
Akibat periode transisi itu tingkah sehingga mendorong kesadaran
laku moral anak kadang-kadang dalam diri anak untuk berbuat sesuai
seperti tingkah laku moral anak dengan moral yang baik. (Trianingsih
periode heterenom dan kadang- , 2016).
kadang seperti tingkah laku anak
yang otonom. Bagi anak kelas II, III, Tugas Perkembangan Anak SD
dan IV yang masih berada dalam Havigurst mengatakan bahwa
perkembangan moral heterenom, tugas perkembangan individu adalah
yaitu anak mulai melihat tingkah laku tugas yang tampak pada suatu periode
baik atau buruk yang dipanang dari tertentu dalam kehidupan individu.
akibat yang ditimbulkan oleh tingkah Keberhasilan akan dapat memberikan
laku itu, dan bukan dari niat atau kebahagiaan serta memberi kemudahan
maksud si pelaku. Misalnya, ketika dalam menjalani tugas-tugas berikutnya,
12 buah gelas secara tidak sengaja dan apabila gagal akan menimbulkan
dipecahkan oleh anak, hal ini akan kekecewaan bagi individu tersebut, dan
dipandang anak sebagai tingkah laku mengalami kesulitan untuk tugas
yang lebih buruk dibandingkan perkembangan berikutnya. (Syaodih).
dengan memecahkan sebuah gelas Anak yang berada dalam rentang 6-12
yang maksudnya untuk mencuri kue. tahun pada hakikatnya menjalani tugas
Bagi anak yang dalam periode perkembangan berupa kemampuan-

56 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

kemampuan yang harus dikuasai anak membahayakan diri dan


sekolah dasar. lingkungannya.
Havigusrt menjabarkan delapan 3. Berkawan dengan teman sebaya.
tugas perkembangan anak pada periode Dengan masuknya anak kesekolah,
usia 6-12 tahun. Delapan tugas akan menuntut anak untuk
perkembangan tersebut adalah sebagi melakukan interaksi sosial dengan
beriku. teman sebaya. Anak usia SD
1. Belajar keterampilan fisik yang hendaknya sudah mampu berteman
dibutuhkan dalam permainan dengan orang lain di luar lingkungan
Selama waktu ini anak belajar keluarganya, khususnya teman
menggunakan otot-ototnya untuk sebaya sebagai bentuk interaksi
mempelajari brbagai keterampilan. sosial.
Oleh karena itu , pertumbuhan otot 4. Belajar melakukan peranan sosial
dan tulang anak berlangsung dengan sebagai laki-laki dan wanita. Pada
cepat. Mereka memiliki kebutuhan usia 9-10 tahun anak mulai
yang sangat tinggi untuk beraktivitas menyadari peran sesuai dengan jenis
dan bermain. Mereka dapat kelaminnya. Anak perempuan
melakukan permainan dengan aturan menunjukkan tingkah laku sebagai
tertentu. Makin tinggi tingkat kelas perempuan, demikian pula dengan
anak di sekolah, makin jelas ciri khas anak laki-laki. Pada masa ini anak
aturan permainan yang harus mereka sudah menunjukkan ketertarikan
patuhi. terhadap sesuatu sesuai dengan jenis
2. Pengembangan sikap terhadap diri kelamin mereka. Misalnya, anak
sendiri sebagai individu yang perempuan senang bermain boneka
sedang berkembang. Tugas dengan anak perempuan lainnya, dan
perkembangan ini anak sudah paham anak laki-laki senang bermain bola
dan mampu mengembangkan dengan teman laki-lakinya.
kebiasaan hidup sehat dengan 5. Belajar menguasai keterampilan
membiasakan diri memelihara dasar membaca, menulis, dan
kebersihan, kesehatan, dan berhitung. Masa ini anak SD sudah
keselamatan diri serta mampu untuk membaca dasar,
lingkungannya atau mengetahui menulis, dan berhitung. Karena
akibat yang akan didapatnya, jika perkembangan kognitif dan biologis
mereka bertingkah laku yang dapat anak sudah matang untuk bersekolah,

57 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

maka anak telah mampu belajar di berbeda-beda dalam cara dan waktu
sekolah dan anak sudah mampu pencapaiannya.
mengenali simbol-simbol sederhana. Setiap anak memiliki
6. Pengembangan konsep yang kemampuan yang berbeda, sehingga
dibutuhkan dalam kehidupan anak. seorang anak tidak boleh dipaksakan
Pada masa ini anak hendaknya untuk memiliki aspek perkembangan
mempunyai berbagai konsep yang yang sama dengan anak lain. Oleh
diperlukan dalam kehidupan sehari- karena itu guru dan orang tua hendaknya
hari. Seperti konseo warnam konsep memiliki pengetahuan dalam usaha
jumlah konsep perbandingan dan memaksimalkan aspek perkembangan
lainnya anak karena, jika setiap aspek bisa
7. Pengembangan moral, nilai dan kata berkembang dengan baik, maka anak
hati. Pada usia SD anak hendaknya mampu menjalankan tugas-tugas
diajar mengontrol tingkah laku sesuai perkembangannya dengan baik pula.
nilai dan moral yang berlaku. Anak
hendaknya dapat mentaati perauran, DAFTAR PUSTAKA
menerima tanggung jawab dan Adriana, I. 2008. Memahami Pola
mengakui adanya perbedaan antara Perkembangan Bahasa Anak
Dalam Konteks Pendidikan.
dirinya dan orang lain. Jurnal Pendidikan Islam. Vol 3
8. Mengembang sikap terhadap No 1.
kelompok dan lembaga-lembaga Havighurst, R.J. 1984. Perkembangan
sosial. Anak telah mampu belajar Manusia dan Pendidikan.
Bandung: Jemmers
untuk menyadari keanggotaannya
dalam keluarga dan masyarakat Harahap, N. 2014. Penelitian
Kepustakaan. Jurnal Iqra’. Vol
sekolah. Anak harus belajar mentaati 8. No.1
peraturan-peraturan yang ada dalam
Izzaty, R.E. 2008. Perkembangan Anak
keluarga dan sekolah (Prayitno,
Usia 7-12 Tahun. Jurnal
2006). Pengabdian Universitas Negeri
Yogyakarta.

SIMPULAN Latifa, U. 2017. Aspek Perkembangan


Setiap anak usia sekolah dasar pada Anak Sekolah Dasar:
Masalah dan
akan mengalami perkembangan secara
Perkembangannya. Jurnal
fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, Academica. Vol 1. No.2.
bahasa, dan moral keagamaan yang

58 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020


Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN: 2354-9580
Naskah diterima : 18 Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X

Murni. 2017. Perkembangan Fisik,


Kognitif, Dan Psikososial Pada
Masa Kanak-Kanak Awal 2-6
Tahun. Jurnal Ar raniry. Vol 3.
No.1.

Prayitno, Elida. (2006). Buku Ajar


Perkembangan Anak Usia Dini
dan SD. Padang: Angkasa Raya

Sumantri, M. 2014. Modul 1


Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka
Slavin. 2011. Psikologi Pendidikan
Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Indeks
Surna, I.N. (2014). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Trianingsih, Rima. 2016. Pengantar


Praktik Mendidik Anak Usia
Sekolah Dasar. Jurnal Al
Ibtida. Vol 3. No.2.

59 | Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai