D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjantkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Makalah ini disusun dengan harapan agar pengetahuan dan wawasan kita semua dapat
bertambah. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca.
Apabila dalam Makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon
maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang
paling sempurna, karena ilmu saya belum seberapa banyak. Karena itu kami sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurnanya
Makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat-pusat listrik biasa juga disebut dengan sentral-sentral listrik (electric power station),
biasanya letaknya jauh dari tempattempat dimana tenaga listrik itu digunakan terutama yang
menggunakan tenaga air, karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui
kawat-kawat saluran transmisi. Saluran-saluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-
pusat pembangkitan ke pusat-pusat beban melalui saluran tegangan tinggi 150 kV atau
melalui saluran ekstra tegangan tinggi 500 kV. Kemudian digardu induk diturunkan lagi
menjadi tegangan distribusi primer 20 kV. Pada gardu induk distribusi yang tersebar di pusat-
pusat beban tegangan diubah oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah 220/380 V.
Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Saluran transmisi jarak pendek (short line) adalah saluran yang panjangnya kurang
dari 80 km.
2. Saluran transmisi jarak menengah (medium line) adalah saluran yang panjangnya
antara 80-240 km.
3. Saluran transmisi jarak jauh (long line) adalah saluran yang panjangnya lebih dari 240
km.
B. Tujuan
C. Manfaat
A. Hasil Observasi
Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik secara besar-besaran dari
pembangkit listrik ke gardu induk. Listrik di transmisikan pada tegangan tinggi (115 Kv
keatas ) untuk mengurangi hilangnya listrik pada saat diantarkan dalam jarak yang jauh.
Dari hasil observasi yang dilakukan di PT. PLN (persero) UIP3B Sumatera Utara
UPT Pematang Siantar ULTG Kisaran GI Tebing Tinggi Pada tanggal 20 November kami
memperoleh hasil bahwa sistem transimi yang ada di GI tebing tinggi sumber tenaga listrik
diperoleh dari 3 pembangkit tenaga listrik. Untuk gardu induk tebing tinggi memiliki 3 trafo
daya dan masing-masing trafo daya mempunyai daya 60 MVA. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan kepada Marwan Syahputra bahwa daya yang diterima gardu induk dari pembangkit
melebihi dari daya yang akan disalurkan kepada konsumen. Sistem perencanaan transmisi
yang ada di gardu induk tebing tinggi dilakukan berdasarkan formulir monitoring gardu induk
trafo daya. Dari hasil formulir monitoring gardu induk trafo daya didapatkan daya yang akan
didistribusikan lebih kecil dari daya yang diterima gardu induk dari pembangkit. Oleh karena
itu sistem perencanaan transmisi digardu induk tebing tinggi untuk beberapa tahun ke depan
masih sesuai dengan daya yang akan disalurkan kepada konsumen. Dapat dilihat dari tabel
formulir monitoring gardu induk trafo daya pada tanggal 19 Oktober 2019 dibangdingkan
dengan tanggal 19 November 2019.
Dari hasil yang dibandingkan didapatkan perubahan daya yang signifikan dapat
dilihat dari tabel.
RATA-RATA 1.25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik sampai ke saluran distribusi sehingga dapat disalurkan sampai
konsumen. Berdasarkan hasil dari tabel dapat disimpulkan bahwa rata-rata perubahan besar
daya dari bulan oktober ke bulan november didapatkan 31.3 MW
Jadi dapat direncenakan untuk pertambahan daya rata-rata adalah 1.25