APPLE CASE - Selma Dwi Utami
APPLE CASE - Selma Dwi Utami
1. Stewardship
- Reduce negative environmental. Pegatron (pihak ketiga) memiliki track record
pelanggaran hukung sebanya 36 kasus dan pelanggaran etika sebanyak 50 kasus.
Salah satunya ialah berkaitan dengan environmental pollution
2. Best People
- Complete AFS-required training. Pegatron tidak memiliki basic health and safety
training yang dapat membahayakan keselamatan pegawai da melanggar kode etik.
3. 5 Respect for Individual
- Treat people with respect and dignity. Pegatron tidak memperlakukan karyawannya
dengan sebagai mana mestinya. Adapun hal-hal yang menjadi kesalahannya ialah :
Dalam kasus prototype iphone 4, terdapat perlakuan interogasi kepada
karyawan yang telah menyita banyak waktu karyawan dan dianggap
merugikan
Terdapat 18 pegawai yang melakukan percobaan bunuh diri. Juga terdapat
14 karyawan yang meninggal di pabrik dengan alasan “poor labour practice”
dan kondisi pekerjaan yang terlalu menuntut pegawai.
- Not use, encourage, or engage in force labour, human trafficking or harmfull child
labour. Pegatron dianggap tidak memperhatikan hak—hak pegawai dalam :
Menyediakan hari libur yang telah diajukan oleh pegawai
Men-set jam kerja yang “overtime”, bahkan bisa mencapai 16 jam selama 18
hari
ID card yang harus diberikan ketika akan bekerja, hal ini menimbulkan
tekanan kepada pegawai
Banyaknya pegawai yang tertidur ketika jam kerjamengindikasikan adanya
“forced working labour”
- Comply with all applicable employement laws
Gaji yang diberikan sangat rendah, yakni hanya sebesar $1,5 hingga
menyebabkan turnover pegawai yang tinggi
Overtime working schedule
- Provide a safe, healthy work environment, yakni keselamatan saat bekerja
Adanya pegawai yang meninggal di pabrik menunjukan poor safety
requirement yang diterapkan dalam perusahaan.
Tidak ada training mengenai health and safety for labour
Asrama yang disediakan dianggap tidak layak karena hanya terdapat 12 kasur
kecil saja
4. 6 Integrity
Dalam case disebutkan ”.. Apple is always finding excuses for its unrealized
commitments. We are focused on what Apple does, not what it says” sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa Apple tidak dapat memenuhi atas janji yang telah dikatakan,
sehingga integritas dari Apple diragukan.
Kesimpulan :
Dari kegiatan Outsourcing yang telah dilakukan, Apple seharusnya melakukan evaluasi
kinerja, meskipun itu berasal dari pihak ketiga. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi
Apple karena dapat menimbulkan permasalahan dalam SDM Apple yang dapat
merembet kepada penurunan penjualan produk karena turunnya kepercayaan customer
setelah mengetahui fakta tersebut dengan alasan humanity.
Saran :
Apple mengganti pihak ketiga yang melakukan outsourcing tersebut dengan perusahaan
yang dianggap lebih baik dalam menerapkan kebijakan ketenagakerjaan.