Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak


Kelas : VII
Semester : Ganjil
Materi : Membiasakan Perilaku Terpuji (Qonaah)

Disusun Oleh :
MAHASISWA SEMESTER V KELAS A
WAHIDATUL FAJRIYAH
NIM : .........................

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU KEISLAMAN AL-HIDAYAH
STIKA ALHIDAYAH ARJASA
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013

Nama Sekolah/Madrasah        : Madrasah Aliyah


Mata Pelajaran                        :  Akidah Akhlak
Kelas/Smt                                :  Sepuluh (X) / Ganjil
Materi Pokok                          :  Akidah Islam
Alokasi Waktu                        :  30x1
A.      Kompetensi Inti (KI)
KI-1 :  Menghayatidan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa
KI-3:  Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena   kejadian memecahan serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4:  Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampumenggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.5. Menunjukkan sikap penolakan terhadap akhlak tercela (hubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub,
riya’)
2.5. Menghindarkan diri dari sifat-sifat buruk (hubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya’)
3.5. Menganalisis induk-induk akhlak tercela (hubbun-dun-ya, pasad, takabur/ujub, riya’)
3.4.1 Mendefinisikan sifat (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
3.4.2 Mendiskripsikan sifat (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
3.4.3 Menjelaskan keutamaan sifat (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
3.4.4 Menyimpulkan keutamaan sifat (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
4.5. Menunjukkan contoh-contoh akhlak tercela (hubbun-dun-ya, pasad, Takabur/ujub, riya’)
   4.4.1. Mempresentasikan keuatamaan sifat (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
C. Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan  mengkomunikasikan, siswa
dapat merumuskan  pengertian  akhlak tercela, menyebutkan dalil akhlak , ciri ciri akhlak tercela
(hubbun-dun-ya, hasad, kibr-ujub, riya`)
2.      Setelah mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi dan  mengkomunikasikan, siswa
dapat menyebutkan bahaya akhlak tercela, cara menghindari akhlak tercela (hubbun-dun-ya, hasad,
kibr-ujub, riya`)
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

AKIDAH ISLAM
Pengantar
Akidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan
bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang
memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kataal-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang


berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah dan terminologi, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah
keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban,
bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya,kitab-
kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang
menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara
ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
shahih serta ijma’ salaf as-shalih
PEMBAHASAN
Pengertian Akidah.
      Kata "‘Aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraamal-ihkam
(pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan
dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai
arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
ْ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
ْ yang artinya
ُ D ‫ )التَّوْ ثِ ْي‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( ‫ا ُم‬DD‫)ا ِإلحْ َك‬
‫ق‬
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫ )ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬yang berarti mengikat dengan
kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut
diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan "
‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).
            Akidah (Bahasa Arab: ُ‫ ;اَ ْل َعقِ ْي َدة‬transliterasi: al-'Aqīdah) dalam istilah Islam yang berarti iman.
Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah
Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan
dan peristiwa hari akhir.
           Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan
bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari
aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul
Wasiith: (bab: ‘Aqada).
          Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan
oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah
sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya
dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
            Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara
yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh
berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
            Pengertian Akidah menurut istilah ialah kepercayaan yang pasti dan keputusan yang
muktamat tidak bercampur dengan syak atau keraguan pada seseorang yang berakidah sama ada
akidah yang betul atau sebaliknya
Pengertian AQidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah dengan
menyakini tentang :

 Iman kepada Allah


 Iman Kepada Malaikat
 Iman Kepada Kitab-Kitab
 Iman Kepada Rasul-Rasul
 Iman Kepada hari Akhirat
 Iman Kepada Qadar Baik Dan Buruk

          Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-
dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam
yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
          Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang
yang  menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau
prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak
dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

Pengertian Akhlak.
         Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [‫ ]أخالق‬yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika
tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau
akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa
perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.

Dasar Akidah Akhlak


           Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum
dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam
Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah
akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al
Qur’an.”
           Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.
Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman
Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu
rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak
pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
           Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul.
Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti
oleh setiap umat Islam (orang muslim).

Istilah Lain Tentang Aqidah.


           Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna dengan istilah aqidah yaitu

 Iman, iman itu menurut Jahmiah dan Asy’ariyah adalah membenarkan dalam hati maka
iman adalah sinonim dari aqidah.
 Tauhid artinya mengesakan. Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab
itu aqidah dan iman diidentikkan juga dengan istilah tauhid.
 Ushuluddin artinya pokok-pokok agama. Aqidah, iman dan tauhid disebut juga ushuluddin
karena ajaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran agama islam.
 Ilmu Kalam, kalam artinya berbicara, atau pembicaraan.
 Fikih Akbar artinya fikih besar, istilah ini muncul berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh
fiddin yang diperintahkan Allah SWT dalam surah At-taubah ayat 122, bukan hanya
masalah fikih tentu dan lebih utama masalah aqidah. Untuk membedakan dengan fikih
dalam masalah hukum ditambah denagn kata akbar, sehingga menjadi fikih akbar.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah.
            Akidah islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang maha esa yaitu Allah SWT.
Menurut sistematika Hasan al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah adalah :

 Illahiyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan,
Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dll..
 Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan denagn Nabi dan
Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat, karamat, dan lainnya.
 Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan denagn alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh, dan lainnya.
 Sam’iyyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’I
(dalil nagli berupa Al-qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-
tanda kiamat, surge, neraka, dan lainnya.

           Di samping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistematika arkanul
iman yaitu :

 Iman kepada Allah SWT yaitu membenarkan dengan yakin akan adanya Allah SWT serta
keesaannya dan segala sifat-sifatnya.
 Iman kepada Malaikat yaitu percaya bahwa malaikat itu ada dan merupakan hamba Allah
SWT yang paling setia.
 Iman kepada kitab-kitab Allah yaitu percaya bahwa kitab-kitab yang di wahyukan kepada
para Nabi dan Rasul merupakan wahyu Allah SWT
 Iman kepada Nabi dan Rasul yaitu yakin pada Nabi dan Rasul bahwa  merupakan rukun
iman ke-empat.
 Iman kepada hari akhir yaitu percaya bahwa kelak ketika sangkakala dibunyikan maka hari
akhir pun akan tiba.
 Iman Kepada Qada dan Qadar aitu percaya akan adanya sebab-akibat atau takdir yang hanya
Allah yang tahu itu.

      Sumber aqidah islam adalah al-qur’an dan sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh
Allah SWT dalam Al-qur’an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya wajib diimani (diyakini dan
diamalkan).
      Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang
terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan membuktikan secara ilmiah
kebenaran yang disampaikan oleh al-qur’an dan sunnah. Itu pun harus didasari dengan kesadaran
bahwa kemampuan akal semua makhluk  Allah SWT sangat terbatas. Akal tidak akan menjangkau
masail ghaibiyah (masalah ghaib), bahkan akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak
terkait dengan ruang dan waktu.

Tujuan Mempelajari Akidah Islam.


         Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah sehingga hidup untuk mencari keridhaan Allah SWT. Untuk menghindarkan diri
dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh dari petunjuk hidup yang benar.

 Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah


 Dapat Membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa
 Dapat mengikuti para rasul akan tujuan dan perbuatannya.
 Dapat beramal baik hanya semata-maya karna ALLAH SWT
 Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya.
 Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al Hujurat 15).
          Nabi Muhammad Bersabda: "Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan.
Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan
jangan lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku
kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki
Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan." (Muslim).
            Pengertian Dan Tujuan Akidah. islam selalu menganjurkan untuk selalu meyakini dan
mengimani apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Alquran Dan Sesungguhnya orang
yang mengikuti sebuah jalan kehidupan yang penuh kesesatan adalah karna kurangnya pemahaman
tentang Akidah.
           Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus
meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a). Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir.
          Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui
adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah),
ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar
dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-
orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak
keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk
mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan
keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar
b). Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika
berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam
lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata
menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c).Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat
atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia
terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

Pembagian akidah tauhid.


          Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam,
tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang
mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut
mereka qadha' dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

 Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3), Mengesakan Allah dalam
ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
 Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1), Mengesakan Allah dalam
perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta,
menguasai dan mengatur alam semesta ini.
 Tauhid Al-Asma' was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya
mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun
sifat.

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmad berkata:
"Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan
kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak
ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada
seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan
untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang
benar.
           Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid
Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang
dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka hal ini sudah masuk ke dalam
kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum
Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik
Allah dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah
pada surat Yusuf ayat 40.

Makna Aqidah Islamiyyah.


          Maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-
Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah
yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan
ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun
ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam.
        Jika disebutkan secara mutlak, maka yang dimaksud adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
karena itulah pemahaman Islam yang telah diridhai oleh Allah sebagai agama bagi hamba-Nya.
Aqidah Islamiyyh adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu generasi sahabat,
Tabi'in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Nama lain Aqidah Islamiyyah.


        Menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sinonimnya aqidah Islamiyyah mempunyai nama lain, di
antaranya, at-Tauhid, as-Sunnah, Ushuluddiin, al-Fiqbul Akbar, Asy-Syari'iah dan al-Iman. Nama-
nama itulah yang terkenal menurut Ahli Sunnah dalam ilmu ‘aqidah.
Nilai Karakter
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-
dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam
yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Sebagai Dasar
Pengetahuan Bagi Orang Beriman

               Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari perbuatan Nabi Muhammad
saw, mulai dari hal-hal kecil seperti makan, minum, mandi, tidur dan tidak mengambil panutan dari
figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan hanya agama Islamlah agama yang
diridhai Allah swt:

ِ ‫ا ْليَ ْو َم أَ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬


ْ ِ ‫ضيتُ لَ ُك ُم اإْل‬
‫ساَل َم ِدينًا‬
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.”(QS : Al Maidah : 3).

Aqidah Islam adalah Aqidah yang paling benar dan akan membawa kepada kebahagiaan serta
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

E.  Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)


1.  Diskusi,membagi siswa dalam beberapa kelompok, menunjuk salah seorang  siswa menjadi
moderator, seorang menjadi notulis dan seorang menjadi juru bicara. Setelah diskusi masing-masing
kelompok mempresentasikan kesimpulan didepan kelas.
2. Tanya jawab, guru membagikan beberapa pertanyaan terkait dengan materi ajar, setiap bangku
diberikan tiga pertanyaaan untuk dijawab bersama teman sebangku, bagi mereka yang sudah selesai
diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawabanya didepan kelas.
3.  Resitasi: guru memberikan tugas mandiri kepada seluruh siswa untuk mengakses internet dirumah,
mencari bahan bacaan tentang tujuan dan fungsi al-Qur’an diturunkan, kemudian mesume dan
memberikan komentar seperlunya.

 F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


    1.  Media
Menyajikan Peta Konsep tentang Akhlak tercela
2.  Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
    3.  Sumber Belajar
-  Buku Ajar siswa Akidah Akhlak Kelas X
-  Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya
-  Modul hasil karya Musyawarah Guru Akidah Akhlak
KESIMPULAN
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan
perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari
aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul
Wasiith: (bab: ‘Aqada).
Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima
dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai
subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang
mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang
menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
         Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [‫ ]أخالق‬yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika
tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau
akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa
perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
DAFTAR ISI
I.       RPP……………………………………………………………….1
II.    Metode Yang  Digunkan…………………………………………2
Diskusi……………………………………………………………3
Tanya jawab………………………………………………………4
Resitasi……………………………………………………………5
III. Kesimpulan……………………………………………………….6
IV. Daftar Isi………………………………………………………….7
G.   Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pendekatan/Strategi  = Diskusi
“suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan
kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun
ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
                                                                                                           
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10’
1)      Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
2)      Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan tentang kehadiran siswa
serta kebersihan kelas
3)      Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat pendek atau ayat-ayat
pilihan
4)      Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
5)      Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
         Guru membagi kelas menjadi empat kelompok dan membagikan Peta
Konsep
         Guru mempersilahkan siswa untuk mengamati Peta Konsep sesuai dengan
tema yang ditentukan dengan tujuan masing-masing kelompok dapat
menyimpulkan
2)   Menanya
Siswa disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara langsung pada
guru, terkait dengan Peta Konsep ataupun materi pembelajaran.
3)   Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
Masing-masing kelompok membaca materi atau mencari materi di buku lain
atau internet dan mendiskusikan isi materi yang sudah didapatkan
4)   Mengasosiasi
Siswa bersama anggota kelompoknya diminta untuk mengkaitkan materi yang
didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari dan menyimpulkanya
5)   Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan
memajang hasil kesimpulan diskusi yang sudah diperbaiki di papan pajangan
Kegiatan Menutup 15’
1)       Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2)       Guru memberikan penguatan materi ajar
3)       Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi ajar
“Akhlak Tercela”
4)       Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis

Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10’
1)      Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
2)      Menyapa kondisi kelas danmengkomunikasikan tentang kehadiran siswa
serta kebersihan kelas
3)      Guru mengajak siswa tadarrus bersama surat-surat pendek atau ayat-ayat
pilihan
4)      Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
5)      Guru mengajak siswa untuk menentukan metode dan kontrak belajar
Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
·     Guru meminta siswa mengamati Gambar orang yang berhungan dengan
(ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
·     Siswa menyimak pengantar dari guru mengenai (ḥubbud-dun-ya, ḥasad,
takabur/ujub, riya’) secara umum
2)   Menanya
         Siswa memberi komentar atau menanya terhadap gambar yang diamati.
         Guru mempersilahkan siswa lain untuk menanggapai pertanyaan temannya
         Guru memberi tanggapan atas pertanyaan dan tanggapan dari siswa.
3)   Mengeksplorasi/mengumpulkan data/mengeksperimen
·      Guru meminta siswa mencari sumber informasi berkaitan dengan (ḥubbud-
dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
·      Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber termasuk media cetak
dan elektronik tentang (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
4)   Mengasosiasi
         Guru meminta siswa untuk merumuskan kembali hasil temuan dari
beberapa sumber belajar tentang (ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
         Guru meminta siswa untuk menganalisis hasil temuannya berkaitan dengan
(ḥubbud-dun-ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
5)   Mengkomunikasikan
·       Siswa mempresentasikan kesimpulan berdasarkan hasil temuan
penggaliannya
·       Siswa menyampaikan hasil belajar atau hasil temuan  tentang (ḥubbud-dun-
ya, ḥasad, takabur/ujub, riya’)
Kegiatan Menutup 15’
1)       Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2)       Guru memberikan penguatan materi ajar
3)       Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi ajar
“Akhlak Tercela”
4)       Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis

H.     Penilaian
Tes tulis: uraian objektif
Performance (praktek)

Lampiran
1.      Instrument penilaian dengan pedoman penskoran
2.      Instrumen penilaian sikap
3.      Instrumen penilaian pengetahuan ( tes tulis)
4.      Instrumen penilaian ketrampilan (tes performance)

Mengetahui .............,.......................
Kepala ...................... Guru Mapel

...................................... ..........................

Anda mungkin juga menyukai