Anda di halaman 1dari 5

GEOLOGI LEMBAR SANGATTA, KALIMANTAN

Ditulis oleh Unknown 10/31/2015 11:16:00 AM 

STRATIGRAFI
Berikut tatanan stratigrafi lembar Sangatta, Kalimantan;

Qa ALLUVIUM;
terdiri atas lempung dan lanau, pasir dan kerikil yang merupakan endapan pantai dan
sungai.

Tmpg FORMASI GOLOK;
disusun oleh napal bersisipan lempung dan batugamping. Napal berwarna coklat
kekuningan, setempat pasiran, lunak, berbutir halus sampai sedang. Lempung dan
batugamping banyak mengandung fosil Globigerina. Formasi ini berumur Miosen Akhir –
Plio Plistosen. Tebal sekitar 1325 meter.

Tmpk FORMASI KAMPUNGBARU;
disusun oleh lempung pasiran, batupasir dengan sisipan batubara dan tufa. Setempat
mengandung lapisan tipis oksida besi dan bintal limonit. Umur Miosen Akhir – Plio
Plistosen dengan lingkungan pengendapan delta sampai laut dangkal. Tebal formasi antara
500 – 800 meter.

Tmbp FORMASI BALIKPAPAN;
terdiri atas pasir, lempung, lanau, tufa dan batubara. Pada perselingan antara batupasir
kuarsa, lempung dan lanau memperlihatkan struktur silang silur dan perairan. Setempat
mengandung sisipan batubara dengan ketebalan antara 20 – 40 cm. lempung berwarna
kelabu, getas, mengandung muskovit, bitumen dan oksida besi. Kandungan fosil terdiri
dari; Cycloclypeus annulatus, Cycloclypeus innornatus, Cycloclypeus communis,
Cycloclypeus sp., Lepidocyclina rutteni, Lepidocyclina sumatraensis, Miogypsina irrequlasis,
Operculina dan Operculinella yang menunjukkan umur Miosen Tengah – Miosen Akhir.
Tebal formasi sekitar 2000 meter dengan lingkungan pengendapan dataran delta. Formasi ini
tertindih selaras oleh formasi Kampungbaru.
Tmme FORMASI MENUMBAR;
disusun oleh perselingan batulumpur gampingan dengan batugamping di bagian bawah dan
dibagian atas batupasir massif mengandung glaukonit yang memperlihatkan perlapisan
silang – silur. Batulumpur gampingan berwarna kelabu, lunak, mengandung fosil
foraminifera. Umur formasi ini Miosen Tengah bagian atas – Miosen Akhir bagian bawah
(Schuyleman dan Buchan, 1971) dengan lingkungan pengendapan pada neritic dalam – luar.
Ketebalan mencapai 1000 meter. Formasi ini dapat dikorelasikan dengan formasi Domaring
dan formasi Tendehhantu.

Tmt FORMASI TENDEHHANTU;
terdiri atas batugamping terumbu muka, batugamping koral dan batugamping terumbu
belakang, setempat berlapis, berwarna kuning muda, pejal dan berongga. Umur Miosen
Tengah bagian atas (Schuyleman dan Buchan, 1971) dengan lingkungan pengendapan pada
laut dangkal. Tebal formasi ini sekitar 300 meter. Berhubungan menjemari dengan Formasi
Menumbar.

Tmma FORMASI MALUWI;
terdiri atas batulempung, batulempung pasiran dengan sisipan napal, serpih kelabu, serpih
pasiran, sedikit karbonan, ke bagian atas berangsur menjadi batugamping dengan sisipan
napal dan batulempung kelabu kecoklatan. Di banyak tempat ditemukan konkresi lempung
gampingan yang kaya akan fosil. Formasi ini berumur Miosen Tengah bagian bawah
(Hanzawa dalam Inoue, 1949), lingkungan pengendapan pada neritic sampai neritic dangkal.
Formasi ini tertindih selaras oleh formasi Golok.

Tmpb FORMASI PULAUBALANG;
terdiri atas perselingan batupasir dengan batulempung dan batulanau, setempat bersisipan
tipis lignit, batugamping atau batupasir gampingan. Berumur Miosen Awal bagian atas –
Miosen Tengah bagian bawah (Koesdarsono dan Tahalele, 1975). Sedimentasinya
diperkirakan terjadi pada daerah prodelta ditandai dengan adanya tebaran terumbu di
beberapa tempat.
Tmbe FORMASI BEBULUH;
terdiri atas batugamping dengan sisipan batulempung, batulanau, batupasir dan sedikit
napal. Batugamping mengandung koral dan foraminifera besar. Batugamping dari formasi ini
adalah batugamping terumbu. Formasi ini berumur Miosen Awal bagian atas (Koesdarsono,
1978). Tebal diperkirakan beberapa ratus meter. Formasi ini ditutupi selaras oleh formasi
Pulaubalang.

Tmp FORMASI PAMALUAN;
terdiri atas batulempung dengan sisipan tipis napal, batupasir dan batubara. Bagian atas
terdiri dari batulempung pasiran yang mengandung sisa tumbuhan dan beberapa lapisan
tipis batubara. Secara umum bagian bawah lebih bersifat gampingan dan mengandung
banyak foraminifera plankton dibandingkan bagian atasnya. Fosil penunjuk yang diteliti oleh
Koesdarsono (1976) terdiri atas Globigerinoides primordius, Globigerinoides trilobus,
Globigerinoides sp., yang berumur Miosen Awal. Formasi ini dapat dikorelasikan dengan
bagian atas formasi Lembak. Lingkungan pengendapan pada neritic dalam – neritic dangkal.

Tomm FORMASI MAAU;
terdiri atas batulempung, batulanau dan batupasir, kearah atas perselingan batupasir dan
batulanau, memperlihatkan struktur sedimen seperti perairan sejajar atau menggelombang.
Batupasir berwarna kelabu, berbutir halus sampai sedang, terpilah buruk, menyudut
tanggung sampai membundar. Pada batupasir sering dijumpai struktur – struktur turbidit
eperti lapisan bersusun, perairan sejajar dan struktur lengser, gelembur gelombang. Makin
ke atas perselingan antara batupasir dan batulumpur makin rapat, tebal lapisan sangat
bervariasi, berkisar dari beberapa cm sampai puluhan cm. Di samping itu terdapat pula
lapisan batupasir dan batulumpur yang tebalnya antara 1 – 6 meter. Setempat bagian atasnya
mengandung lensa batubara di dalam lapisan batupasir karbonan. Fosil yang terdapat di
dalam satuan ini diteliti oleh pertamina (1976), menunjukkan umur Oligosen Akhir – Miosen
Tengah. Lingkungan pengendapannya laut dalam dengan system kipas laut dalam proksimal.
Toml FORMASI LEMBAK;
terdiri atas perselingan napal dan batugamping. Tebal lapisan batugamping 25 – 125 cm dan
napal berkisar antara 1 – 12 meter. Bagian bawah dari formasi ini lebih banyak mengandung
lapisan batugamping dan ke arah atas terlihat napal makin tebal. Pada bagian tengah dan
atas terdapat retas basal. Struktur turbidit terlihat pada batugamping. Kandungan fosil
menunjukkan umur Oligosen Akhir – Miosen Awal. Lingkungan pengendapan adalah laut
dalam. Tebal lapisan kurang lebih 800 meter. Hubungan dengan formasi Balikpapan adalah
menjemari.

Tok FORMASI KEDANGO;
terdiri atas batugamping dengan sisipan napal dan batulanau gampingan. Batugampingan
tersusun oleh bongkah koral dan batugamping mikrit. Bagian bawah dari satuan ini
memperlihatkan struktur perlapisan bersusun. Banyak mengandung foram besar
Nummulites dan Borelis pygmeous, Globigerinitapera. Menunjukkan umur Oligosen dan
diendapkan oleh arus turbidit di lingkungan laut dalam. Tebal formasi sekitar 570 meter.
Formasi ini tertindih selaras oleh formasi Pamaluan.

Teom FORMASI MANGKUPA;
perselingan batupasir, tufa, batulanau, batulempung setempat sisipan batubara dan
konglomerat. Bagian atas terdiri atas batupasir bersisipan batulanau, tebal sisipan 2 – 2,5
meter. Bagian tengah tersusun atas tufa bersisipan batupasir, batulanau dan batulempung.
Struktur sedimen yang dijumpai adalah perlapisan bersusun, perairan sejajar dan silang –
silur. Bagian bawah tersusun atas batupasir bersisipan batulanau, batulempung dan
batubara, tebal lapisan batubara mencapai 3,2 meter. Satuan ini mengandung
fosil Globigerina cf., acostaensis dan Globigerina nitapera menunjukkan umur Eosen –
Oligosen dengan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh fluvial.
Gambar : Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Sangatta, Kalimantan

STRUKTUR DAN TEKTONIKA


Struktur geologi yang dapat diamati pada lembar Sangatta berupa perlipatan, sesar dan
kelurusan. Sumbu lipatan berarah hampir utara – selatan, kecuali di bagian timur laut yang
berarah barat – timur. Setempat struktur kubah di bagian utara. Tektonika yang dapat diamati
terjadi pada Plio – Plistosen yang mengakibatkan ketidakselrasan dengan batuan yang lebih tua
dan pengaktifan kembali struktur – struktur geologi yang terbentuk sebelumnya.

SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI


Lembar Sangatta terletak pada cekungan kutai yang kaya akan minyak bumi. Lading minyak
di daerah ini antara lain; Sangatta, Meluhin, Kerindingan dan Bontang.

Referensi
Sukardi, N. Sikumbang, I. Umar and R. Sunaryo. Geological Map of the Sangatta Quadrangle, Kalimantan. 1995.

Anda mungkin juga menyukai