Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“ HIPERTENSI PADA PASIEN LANJUT USIA “


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH 
“ KEPERAWATAN GERONTIK “

DISUSUN : RAVENSCA . MARLISSA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat
diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir. Dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental
dan sosial scara bertahap (Lilik Ma’rifatul azizah, 2011).
Perubahan sistem kardiovaskular pada lansia meliputi massa jantung
bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan perenggangan jantung
berkurang karena perubahan pada jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat
maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk
meningkatkan VO2 maksimum, mengurangi tekanan darah, dan berat badan.
Menurut WHO, dijawa tengah penderita hipertensi pada lansia terdapat 15,2% dan
perempuan lebih banyak ditemui menderita hipertensi dari pada laki-laki.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum: Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
2.      Tujuan Khusus:
1)      Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.
2)      Memberikan asuhan keperawatan pada klien lanjut usia dengan penyakit hipertensi
yang meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi

C.    Manfaat
1.      Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Disebut silent killer karena 1 ½ penderita dengan tekanan darah tinggi tidak
menyadari kondisi kesehatannya.
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)

Tekanan Tekanan
Tigkat sistolik diastolik Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV 210 atau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS

B.     KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
1.      Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2.      Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
A. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
B. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

C.    ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1.      Elastisitas dinding aorta menurun
2.      Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3.      Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5.      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D.    PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
E.     TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1.      Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2.      Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.      Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2.      BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
3.      Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
4.      Kalsium serum
ingkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5.      Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).
6.      Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7.      Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
8.     Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
9.      Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
10.  Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
11. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

G.    PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.      Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi :
a.       Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1)      Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2)      Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3)      Penurunan berat badan
4)      Penurunan asupan etanol
5)      Menghentikan merokok

b.      Latihan Fisik


Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1)      Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
2)      Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3)      Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4)      Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

c.       Edukasi Psikologis


Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1)      Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan
dan ketegangan.
2)      Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3)      Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWTAN GERONTIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Ravensca marlissa, Nim : P1712031

I.PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : …………………………………………………………………………

Umur :…………………………………………………………………………

Agama ………………………………………………………………………….

Jenis Kelamin :………………………………………………………………………….

Pendidikan :………………………………………………………………………….

Pekerjaan :…………………………………………………………………………

Suku atau Bangsa : …………………………………………………………………………

Alamat : ………………………………………………………………………..

Tanggal Masuk : …………………………………………………………………………

Tanggal Pengkajian :…………………………………………………………………………

Diagnosa : ………………………………………………………………………...
b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : ……………………………………...………………………………...

Umur : ………………………………………………………………………..

Hub. Dengan Pasien : ………………………………………………………………………..

Pekerjaan: .………………………………………………………………………

Alamat : ………………………………………………………………………..

2. Status Kesehatan

a. Status Kesehatn Saat Ini

1). Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

2. Riwayat Kesehatan
a.  Riwayat kesehatan sekarang
..................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
b.  Riwayat kesehatan masa lalu
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
c.  Riwayat kesehatan keluarga
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Tanda-tanda Vital :
TD   :   
N    :  
S :
Rr :
1. Sistem pernafasan
Data subyektif :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Data obyektif :
………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Pengkajian Fisik
A. Keadaan umum pasien : Cukup
B. Ukuran tubuh : TB : cm
                                 BB : kg
Tanda-tanda vital
TD    : 240 / 110 mmHg
N      : 88x/menit
R    : 20 x/menit
d.      Status mental : kesadaran : Compos mentis
e.       Sensitivitas kulit : klien masih dapat merasakan suhu panas dan dingin, ada
hiperpigmentasi pada kulit
f.       Kepala/leher : rambut beruban, dan tersebar rata dan terurai sampai leher. Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
g.      Penglihatan/mata : simetris kiri kanan, konjungtiva tidak anemis
visus : 5/6
h. telinga :   baik, tidak mengalami gangguan, tidak ada serumen
i.        Hidung/penciuman, tidak ada sekret, ada silia, nasal septum ditengah
j.        Mulut : gigi tinggal 2. kebersihan mulut : kotor
k.      Bunyi dada dan pernafasan : tidak mengalami gangguan
        Abdomen :   datar, lemas, bu + normal, tidak ada nyeri tekan.
m.    Anus : tidak ada hemorhoid
n.      Pembuluh darah perifer : masih normal
o.      Tangan dan kaki
-          Tangan :   merasa kram, teraba hangat, ada berjolan kecil pada jari jempol tangan kanan
-          Kaki      :   ada nyeri, bengkak, gangguan struktur (bengkak) dan kulit berwarna hitam karena
gatal (digaruk)
p.      Muskuloskeletal :
Mengalami gangguan karena ada bengkak di sekitar lutut pada kaki dan gangguan
struktur tulang pada kaki kanan.
Ds :    -  Klien mengeluh nyeri pada kaki kanan dan merasa tegang pada leher dan pusing serta
bengkak pada kaki kanan
-   Klien mengeluh kesulitan dalam beraktifitas akibat nyeri pada kaki/sulit berjalan
-   Klien mengatakan merasa rendah diri pada teman-teman seunitnya
-   Klien mengatakan tidak pernah memeriksa kesehatanya ke puskesmas
-   Klien mengatakan tidak mau minta tolong pada teman sekamarnya.
DO: - TTV :     TD : mmHg
                         N     : x/menit
                         R     : x/menit
                         SB   : C
-          Tampak disekitar lutut dan pahakaki kanan bengkak
-          Adaya gangguan strukturtulang pada kaki kanan (kaki kanan bengkak)
-          Klien tampak meringis pada waktu berjalan
-          Klien berjalan tertatih-tatih
-          Lantai kamar mandi licin
-          Tidak ada pegangan di kamar mandi
-          Klien sering menyendiri di dapur
-          Kuku tangan dan kaki kotor
-          Mulut kotor
-          Rambut tidak tertata rapih
-          Pakaian tidak rapih

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Resiko tinggi penurunan curah jantung b/d peningkatan beban kerja jantung
2.      Nyeri b/d edema dan struktur tulang
3.      Resiko cedera b/d penurunan fungsi tubuh, nyeri dan lingkunganyang kurang baik.
4.      ganggua interaksi social berhubungan dengan ketidakpercayaan klien klien pada
teman seunit/sekamar.
5.      Defisit perawatan diri berhubunag dengan penurunan kekuatan dan daya tahan
sekunder akibat kondisi musculoskeletal yang nyeri.
6.      Ketidakmampuan klien menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan berhubungan
dengan nyeri pada kaki.
ANALISA DATA

N MASAL
DATA ETIOLOGI
O AH
Penurunan fungsi tubuh
1 traum Nyeri
(menua)
a

DS : -   Klien mengeluh nyeri
Penurunan fungsi otot-otot
dan bengkak pada kaki
ekstremitas (muskuleskeletal)
-      Lien mengatakan sulit
berjalan karena nyeri 
adema gangguan struktur tulang
DO : -   Klien tampak meringis 
saat berjalan Tertekannya saraf simpatis

-      Berjalan tertatih-tatih Merangsang hipotalamus
(lambat) 
-      Bengkak disekitar lutut dan Nyeri dipersepsikan
paha kanan
-      Adanya gangguan struktur
tulang (kaki bengkak)

2 DS : Klien mengeluh pusing Fakto-faktor pemicu terjadinya Resiko


dan merasa tegang pada hipertensi tinggi
punggung dan leher penuruna
 n curah
DO : TD : 240/220mmHg Kenaikan tekanan darah jantung

Peningkatan beban kerja jantung

Penurunan curah jantung

3 DS : -   Klien mengatakan Lin Resiko


nyeri pada kaki kanan gku cerdera
-      Klien mengatakan sulit nga
untuk berjalan n
yan
DO : -   Klien berjalan lambat g
tida
-      Adanya gangguan struktur k
tulang/kaki bengkok ama
-      Adanya bengkak di sekitar n:
lutut dan paha kanan -    l
-      Lantai kamar mandi licin anta
dan tidak ada pegangan i
kam
ar
ma
ndi/
WC
licin
-    ti
dak
ada
peg
ang
an
di
kam
ar
ma
ndi/
WC
Proses menua

Penurunan fungsi tubuh

Kelemahan gangguan
muskuloskleletal, nyeri
 

Resiko cedera
DIAGNOSA  RENCANA  KEPERAWATAN
NO IMPLEMENTASI EV
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Resiko tinggi terhadap Klien dapat -    Pantau tanda- -    Untuk mengetahui -    Jam 08.00 Tgl 2
penurunan curah berpartisipa-si tanda vital tiap 4 keadaan umum klien TD    : 240/110 mmHg 2014
jantung berhubungan dalam aktivitas yang jam terutama dan perbandingan N       : 88 x/m Jam  2
dengan peningkatan menurunkan tekanan darah dari tekanan R       : 20 x/m :  Klien
beban kerja jantung tekanan darah/ memberikan -    Jam 12.00 kan ti
ditandai dengan beban kerja jantung gambaran yang lebih TD    : 210/100 mmHg lagi d
DS :  Klien mengeluh pusing setelah diberikan lengkap tentang N       : 80 x/m meras
dan merasa tegang tindakan keterlibatan/bidang R       : 20 x/m pada l
pada punggung dan keperawatan selama masalah vaskular -    Jam 16.00 O :  TD : 1
leher 3 hari dengan TD    : 160/90 mmHg mmH
DO: -    TD : 250/110 mmHg kriteria hasil : N       : 80 x/m   :      Ma
DS    :   Klien mengatakan R       : 20 x/m terata
tidak pusing dan -    Jam 20.00 sebag
tidak merasakan TD    : 150/80 mmHg   : 
tegang pada leher N       : 72 x/m -    Pant
dan punggung R       : 20 x/m tiap 4
  : -            TD Normal -    Jam 02.00 -    Beri
yaitu berada pada TD    : 150/90 mmHg ngan
-    Sistole : 100-140 N       : 76 x/m tenan
mmHg R       : 20 x/m -    Bata
-    Diastole 70 – -    Berikan -    Jam 11.20 -    Beri
85mmHg lingkungan yang -    Membantu untuk Menganjurkan para lansia-lansia pungg
tenang, nyaman menurunkan yang berada diwisma pejuang leher
kurangi rangsang simpatis untuk mengurangi aktivitas yang-    Anju
aktivitas/keributan meningkatkan dapat membuat untuk
lingkungan relaksasi kebisingan/keributan yang melak
dapat mengganggu orang lain teknik
-    Anjurkan dan -    Jam 11.30 -    Anju
pertahankan -    Menurunkan stres Menganjurkan dan untuk
pembatasan dan ketegangan yang mempertahankan pembatasan meng
aktivitas yaitu mempengaruhi aktivitas yaitu istirahat di minum
istirahat di tempat tekanan darah dan tempat tidur
tidur perjalanan penyakit
hipertensi       

N DIAGNOSA  RENCANA  KEPERAWATAN


IMPLEMENTASI EV
O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
-    Lakukan tindakan--    Mengurangi ketidak--    Jam 11.35 -    Anju
tindakan yang nyamanan dan dapat Meninggkan kepala tempat tidur untuk
nyaman, seperti : menurunkan melalu bantal disusun\susun renda
pijatan punggung rangsang simpatis -    Jam 14.00 -    Pant
dan leher, Melakukan pijatan punggung dalam
meninggikan kepala dan leher pada klien meng
tempat tidur -    Dapat menurunkan -    Jam 14.10 obat
-    Anjurkan teknik rangsangan yang Menganjurkan serta-    Mem
relaksasi/aktivitas menimbulkan stres mengajarkan teknik napas klien
pengalihan seperti : membuat efek tenang, dalam yaitu tarik napas lewat banya
-    Teknik napas sehingga akan hidung, tahan 5 detik dan air pu
dalam menurunkan tekanan keluarkan lewat mulut secara-    Anju
-    Duduk santai darah perlahan-lahan dan lakukan untuk
diteras sambil sebanyak 3 x terlalu
bercakap-cakap -    Jam 16.30 berpik
Mengajak klien untuk bercakap-
-    Kopi dapat membuat cakap di teras wisma
vasokonstriksi -    Jam 10.30       
-    Anjurkan klien sehingga aktivitas Menganjurkan klien untuk
untuk mengurangi renin plasma dan mengurangi minum kopi
minum kopi kadar neropirefin
tekanan darah
meningkat
-    Diit rendah garam -    Jam 12.10
-    Anjurkan pada dapat menurunkan/ Menganjurkan klien untuk diit
klien serta keluarga memini-malkan rendah garam serta
untuk memberikan tekanan darah yang berkolaborasi dengan petugas
diit rendah garam berlebihan panti untuk memberikan
pada klien makanan diit rendah garam
-    Menganjurkan pada klien
klien untuk -    Untuk mendapatkan-    Jam 10.00
memeriksakan diri pengobatan dan Menganjurkan serta mengantar
kepuskesmas serta dokter klien ke puskesmas
mengantar klien ke
puskesmas

N DIAGNOSA  RENCANA  KEPERAWATAN


IMPLEMENTASI EV
O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
-    Beri minum obat -    Captopril adalah -    Jam 13.00
sesuai resep obat yang dapat Memberi minum obat sesuai
menurunkan tekanan resep dokter yaitu captopril ( 1
darah tablet 25 mg. HCR 1 tablet)

-    Jam 21.00


-    Hidrocortiazid Memberi minum obat sesuai
(HCT) yaitu obat yang resep dokter yaitu captopril (1
efeknya menurunkan tablet 25 mg/ HCT 1 tablet
tekanan darah cara
kerjanya mengikat ion
di daerah ginjal
-    Jelaskan tentang -    Jam 16.40
pengertian, -    Agar klien mengerti Menjelaskan tentang pengertian,
penyebab, tanda dan dan memahami penyebab, tanda dan gejala serta
gejala serta tenang penyakit komplikasi penyakit hipertensi
komplikasi penyait hipertensi sehingga
hipertensi dapat mengenal
tanda-tanda
terjadinya hipertensi -    Jam 17.10
-    Motivasi klien Menganjurkan dan memotivasi
untuk banyak -    Air putih dapat klien untuk banyak minum air
minum air putih melancarkan putih
peredaran darah
N DIAGNOSA  RENCANA  KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EV
O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
2 Nyeri berhubungan Nyeri terkontrol, -    Kaji tingkat nyeri -    Untuk mengetahui -    Tanggal 31 2006 Jam 09.00 Tgl 2
dengan hilang/berkurang klien sejauhmana nyeri Mengkaji tingkat nyeri nyeri Jam  2
edema/gangguan setelah diberikan yang dirasakan klien dirasa-kan saat melakukan :  Klien
struktur tulang tindakan aktivitas skala nyeri 4-7, nyeri melap
ditandai dengan : keperawatan selama-    Beri kompres -    Kompres hangat seperti ditusuk-tusuk     Nyeri
DS : - Klien mengeluh nyeri 3 hari dengan hangat pada dapat mengurangi -    Jam 09.00 O :  Waja
dan bengkak pada kaki kriteria : daerah nyeri nyeri (vasodilatasi Memberi kompres hangat pada tampa
kanan   : -             Klien dapat selama 10–15 pembuluh darah) daerah nyeri selama 10 menit.   :      Ma
-    Klien mengatakan melaporkan nyeri menit dan lakukan -    Peningkatan TTV -    Jam 08.00  Nadi       : 88 x/m terata
sulit untuk berjalan -   Klien mengakatan sedikit-nya 4 x terutama nadi dapat -    Jam 17.00 Memberi kompres sebag
karena nyeri nyeri berkurang/ sehari dan jika identifikasi adanya hangat pada daera nyeri yaitu   : 
DO: -    Klien tampak hilang perlu nyeri kaki kanan selama 10 menit -    Kaji
meringis saat berjalan   : - Wajah klien -    Pantau TTV tiap 4 serta menganjurkan klien unt nyeri
-    Berjalan tertatih-tatih tampak rileks jam terutama nadi -    Teknik napas dalam melakukan kompres selanjutnya-    Beri
karena nyeri (lambat) -   Nyeri klien tampak diharapkan dapat -    Jam 09.20, 14. 10 hanga
-    Bengkak di sekitar rileks mengurangi nyeri Menganjarkan serta daera
lutut dan paha kanan -   Nyeri hilang jika -    Ajurkan klien menganjurkan klien untuk -    Anju
-    Adanya gangguan berjalan untuk melakukan -    Diharapkan dengan melakukan teknik relaksasi yaitu untuk
struktur tulang (kaki teknik relaksasi massase ringan napas dalam bila nyeri melak
kanan bengkak) yaitu napas dalam (usapan halus) dapat -    Jam 10.00,  Jam 11.35 teknik
bila nyeri mengurangi nyeri Menganjurkan klien untuk -    Anju
-    Anjurkan klien -    Meminimalkan memberikan masase ringan utk m
untuk memberikan beban kerja klien pada daerah sekitar nyeri masas
masase ringan -    Untuk mendapatkan-    Jam 12.00 Mengukur nadi pada d
disekitar daerah pengobatan bagi klien N : 60 x/m sekita
nyeri bila nyeri -    Jam 16.30 -    Bant
-    Bantu klien dalam Membantu klien dalam mandi, dalam
beraktivtias memasak berak
-    Kolaborasi -    Jam 16.00 -    Kola
dengan puskesmas Menghitung denyut nadi denga
(dokter) dalam hasilnya: nadi : 80 x/menit pemb
pengobatan -    Jam 20.00 pengo
Menghitung denyut nadi
hasilnya: nadi : 80 x/menit

N DIAGNOSA  RENCANA  KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EV


O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
3 Resiko cedera Tidak terjadi cedera -    Anjurkan klien -    Agar terhindar dari -    Jam 08.30,    Jam 17.30 Tgl 2
berhubungan dengan setelah diberikan untuk melakukan bahaya atau cedera Menganjurkan klien untuk Jam  2
penurunan fungsi tindakan aktivitas pada melakukan aktivitas pada :  Klien
tubuh, nyeri dan keperawatan selama pencahayaan yang pencahayaan yang baik kan n
lingkungan yang 3 hari dengan baik berku
kurang baik yang kriteria hasil : -    Anjurkan klien -    Tongkat dapat -    Jam 08.40,   17.40 O : 
ditandai dengan : DS   : Nyeri berkurang menggunakan alat menjadi media yang Menganjurkan klien agar selalu -    Klien
DS : - Klien mengatakan dan dapatkan bantu berjalan dapat menahan beban menggunakan tongkat saat hati d
nyeri pada kaki kanan berjalan agar tidak jatuh berjalan berjal
-    Klien mengatakan   : - Klien berhati-hati -    Jelaskan tentang -    Agar klien dapat -    Klien
sulit untuk berjalan dalam berjalan faktor yang mengerti dan -    Jam 08.00 meng
DO: -    Klien Tertarih-tatih -   Lantai kamar mempengaruhi mengenal faktor- Menjelaskan tentang faktor- tongk
(lambat) dalam mandi tidak licin resiko cedera faktor resiko cedera faktor yang mempengaruhi berjal
berjalan dan aman bagi dan dapat beraktifitas resiko cedera : -    Lant
-    Adanya gangguan lansia dengan hati-hati -    Melakukan aktivitas naik turun-    Tida
struktur tulang (kaki tangga, barang-barang dalam pegan
kanan bengkak) rumah yang tidak tersusun   :      Ma
-    Adanya bengkak -    Anjurkan -    Agar pasien tidak rapih. terata
disekitar lutut dan keluarga untuk cedera/jatuh untu ke -    Lingkungan lantai yang basah/ sebag
paha kanan membantu klien ke wc licin   : 
-    Kamar mandi/wc wc -    Anju
jauh dari rumah -    Keadaan lingkungan untuk
-    Tidak ada pegangan -    Pantau dan tempat tinggal yang hati d
dikamar mandi kontrol keadaan tidak memenuhi -    Jam 18.30 berak
lingkungan tempat syarat dapat beresiko Memantau lingkungan -    Anju
tinggal klien terjadi cedera pencahayaan, lantai, pegangan, meng
hasilnya pencahayaan cukup tongk
lantai licin, tidak ada pegangan berjal
-    Pant
kontr
lingku
tempa
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
DX Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
Rabu, 2 06.10–      Memantau  tanda-tanda vital 1-8-2006 jam 21.00
30-04- TD  : 200/100 mmHg Diagnosa 2 :
2014 N     : 76 x/menit S : Klien mengatakan nyeri
R     : 20 x/menit berkurang/dapat
2 06.30–      Mengkaji tingkat nyeri klien melaporkan nyeri, dan
Klien mengatakan nyeri berulang klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri menghebat bila berjalan
4-7 O : - Klien tampak rileks
2 06.40–      Memberi kompres hangat pada    - Adanya bengkak
daerah nyeri yaitu kaki kanan A : Masalah belum teratasi
sekitar daerah lutut dan paha
selama 10 menit -      Pantau TTV terutama
1 06.50–      Membantu klien untuk mandi nadi tiap 4 jam
06.20–      Memberi tindakan yang -      Kaji tingkat nyeri yang
nyaman yaitu meminjat-mijat dirasakan
punggung dan leher klien -      Beri kompres hangat
–      Melatih pergerakan pada daerah nyeri bila
(mobilisasi) ekstermitas banyak diperlukan
3 07.05 pada klien -      Bantu klien dalam
–      Membersihkan ruangan wisma, beraktivitas
07.35 WC/kamar mandi -      Lakukan/anjurkan
–      Menganjurkan klien untuk untuk teknik relaksasi
1 08.00 tidak minum kopi -      Beri masase ringan
–      Mengajak klien untuk pada daerah nyeri
bercakap-cakap diteras -      Kolaborasi dengan
dokter/puskesmas dalam
pemberian obat
1 08.30–      Memberi minum obat : Diagnosa 1 :
–       Captopril 1 tablet S : Klien mengatakan tidak
–       HCT 1 tablet pusing lagi
10.00–      Menganjurkaan klien untukO : TD : 140/90mmHg
beristirahat    
10.05–      Menganjurkan klieuntuk A : Masalah belum teratasi
meninggikan kepala saat tidur
(menyusun bantal) -      Pantau TTV terutama
2 10.10–      Memantau TTV : nadi tiap 4 jam
TD : 180/80mmHg   R : 20x/m -      Anjurkan klien untuk
N : 76 x/m mengurangi aktivitasnya
11.30–      Menganjurkan klien untuk -      Anjurkan klien untuk
mengurangi aktivitasnya seperti banyak beristirahat
berjalan -      Beri lingkungan yang
3 11.45–      Menganjurkan klien untuk nyaman saat klien
menggunakanalat bantu (tongkat beristirahat
saat berjalan) dan menggunakan-      Atur posisi klien saat
sandal karet. tidur yaitu kepala lebih
–      Membantu klien untuk tinggi dari kaki
beraktivitas (berjalan) -      Anjurkan klien untuk
2 12.10–      Memberi masase ringan tidak banyak berpikir
(usapan-usapan halus) pada -      Anjurkan klie untuk
daerah nyeri yaitu sekitar lutut duduk diteras bersama
2 11.40 dan paha teman-teman seunit
–      Membantu klien dalam untuk bercakap-cakap
1 13.30 beraktivitas (makan -      Anjurkan klien untuk
–      Memberi minum obat captopril banyak minum air putih
2 14.10 1 tablet 25mg dan HCT 1 tablet -      Anjurkan klien untuk
–      Memantau TTV : kontrol ke puskesmas
TD : 200/ 90 mmHg  R : 20x/m 
1 14.15 N : 76 x/m
–      Menganjurkan klien istirahat
dan menganjurkan untuk tidak
1 banyak berpikir
–      Meninggikan posisi kepala
klien pada waktu tidur
–      Memberikan lingkungan yang
nyaman / tenang
–      Menganjurkan klien untuk
16.30 banyak minum air putih
–      Mengajak klien untuk melihat
pemandangan diluar wisma
17.00 (duduk diteras)
–      Membantu klien untuk
17.15 beraktivitas (makan)
–      Memberi kompres hangat pada
daerah nyeri (kaki kanan)
Kamis , 1 18.00–      Memberi minum obat ; Tidak ada pegangan
1-05- captopril 1 tablet 25 mg HCT 1 A :
2014 1&2 19.00 tablet -      Anjurkan klien untuk
–      Memantau  tanda-tanda vital berhati-hati dalam
TD  : 140/80 mmHg berjalan/melakukan
N     : 76 x/menit aktivitas
1 19.15 R     : 20 x/menit -      Anjurkan klien untuk
–      Menganjurkan klien untuk selalu menggunakan
tidur dengan posisi kepala lebih tongkat dalam berjalan
1&2 tinggi dari kaki -      Jelaskan tentang
–      Menganjurkan klien untuk faktor-faktor yang
melakukan teknik teknik napas mempengaruhi resiko
dalam bila nyeri seperti yang cedera
2 sudah diajarkan -      Bantu alam
–      Mengajurkan klien untuk membersih-kan kamar
memberi masase ringan pada mandi/WC
3 daerah nyeri bila nyeri -      Pantau dan kontrol
–      Menganjurkan klien untuk keadaan lingkungan
berhati-hati dalam berjalan bla tempat tinggal
1&2 21.00 peri ke kamar mandi/WC
–      Memantau TTV :
TD  : 140/90 mmHg
N     : 76 x/menit
3 21.00 R     : 20 x/menit
–      Memantau dan mengotrol
keadaan lingkungan wisma
–       Lantai kamar mandi/WC licin
tidak ada pegangan penerangan
cukup
Jumat, 1&2 07.00–      Memantau  tanda-tanda vital
2-05- TD  : 180/90 mmHg
2014 N     : 76 x/menit
R     : 20 x/menit
2 07.10–      Memberi kompres hangat pada
daerah nyeri / bengkak yaitu
pada sekitar lutut dan paha
selama 10 menit
2 –      Menganjurkan klien untuk
melakukan teknik relaksasi :
napas dalam bila nyeri
3 07.45–      Membersihkan ruangan wisma
kamar mandi/WC
2 08.30–      Membantu klien untuk mandi
1 08.45–      Memberi pijatan halus (usapan
pada punggung dan leher klien
1&2 09.30–      Mengantar klien ke puskesmas
untuk berobat
1 10.30–      Menganjurkan klien untuk
istirahat

1 11.00–      Memantau  tanda-tanda vital


TD  : 170/90 mmHg
N     : 76 x/menit
R     : 20 x/menit
–      Menganjurkan klien untuk tidur
dengan posisi kepala lebih tinggi
dari kaki
1 11.30–      Menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi penyakit
2 12.00 hipertensi
1&2 12.20–      Membantuklien untuk makan
–      Memberi minum obat :
–       Captopril        1 tab 25 mg
–       Antalgin         1tab
1 12.45–       B Complex    1tab
–      Menganjurkan klien untuk tidur
3 15.00 (bersitirahat)
–      Menjelaskan pada klien
tentang resiko-resiko terjadinya
2 16.00 cedera/jatuh
–      Memberi kompres hangat pada
daerah lutut dan paha selama 10
1 16.30 menit
–      Mengajak klien dan lansia-
lansia yang berada di wisma
17.00 untuk bercakap-cakap
17.30–      Menemani klien makan
–      Memberi minum obat :
–       Captopril 1 tablet 25 mg
–       Antalgin 1 tablet
19.00–       B complex 1 tablet
–      Memantau TTV
TD  : 170/90 mmHg
N     : 76 x/menit
20.00 R     : 20 x/menit
–      Terminasi dengan klien,
menganjurkan /memotivasi klien
untuk selalu kontrol ke
puskesmas dan melakukan
semua yang dianjurkan/diajarkan
TTV
TD  : 170/90 mmHg
N     : 76 x/menit
R     : 20 x/menit
DAFTAR PUSRAKA

1.      Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta


2.      Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta
3.      Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta.
4.      Asuhan Keperawatan : Hipertensi pada Lansia
http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-
pada.html#ixzz2nDdIGMpc

Anda mungkin juga menyukai