‘H’
C1 LAHAN C1 INSTITUS
…………… …………………..
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran
individu itu penuh/baik. Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber
atau penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari
halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik
sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang
diicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir
tidak dijumpai pada keadaan lain.
Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri (self esteem) dan
keutuhan keluarga dapat merupakan penyebab terjadinya halusinasi. Ancaman terhadap harga
diri dan keutuhan keluarga meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya kecemasan,
kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi, mengenal perbedaan antara apa yang
dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun, sehingga segala sesuatu diartikan berbeda dan
proses rasionalisasi tidak efektif tagi. Hal ini mengakibatkan lebih sukar lagi membedakan mana
rangsangan yang berasal dari pikirannya sendiri dan mana yang dari lingkungannya.
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan
pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah
atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga
keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar
atau dirasakan).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
(Varcarolis, 2006).
Halusinasi pendengaran adalah individu mendengar suara yang menertawakan, mengejek atau
mengancam padahal sebenarnya tidak ada suara disekitarnya, suara-suara tersebut dapat berupa
manusia, hewan, mesin, barang, kejadian alamiah dan mistik.
2.2. Etiologi
A. Faktor Predisposisi
a) Faktor Genetic : Telah diketahui bahwa secara genetic halusinasi diturunkan melalui
kromosom tertentu. Namun demikian, kromosom yang keberapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini, sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
b) Faktor Neurobiology : Pada halusinasi ditemukan adanya korteks prefrontal dan
korteks limbaks yang tidak berkembang penuh serta menjadi penurunan volume dan
fungsi otak yang abnormal.
c) Study Neurotransmitter : Halusinasi diduga juga disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmiter, dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar
serotonin.
d) Teori Virus : Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi
faktor predisposisi halusinasi.
e) Psikologi : Kondisi psikologi menjadi faktor predisposisi antara lain yang diperlukan
oleh ibu yang over protektif, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang
mengambil jarak dengan anaknya.
B. Faktor Presipitasi
a) Berlebihan proses informasi pada sistem syaraf yang menerima dan memproses
informasi di talamus dan frontal otak.
b) Mekanisme penghantaran listrik disyaraf terganggu.
c) Gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkunga, sikap dan perilaku seperti pada
tanda dan gejala.
C. Mekanisme Koping
Regresi, menjadi masalah beraktifitas sehari-hari.
2.3. Tanda dan Gejala
1. Cenderung menarik diri, sering didapatkan individu duduk terpaku dengan pandangan mata
pada satu orang.
2. Cenderung mempunyai rasa takut, gelisah dan kadang menangis.
3. Kadang tersenyum dan bicara sendiri.
4. Tiba-tiba marah dan menyerang orang lain.
5. Melakukan kegiatan karena ada sesuatu yang menakutkan.
6. Menurut individu, individu mengatakan ia merasa takut melihat temanya yang sudah
meninggal, mengancam akan membunuh.
Respon Klien:
a) Apa yang dilakukan klien saat pengalaman halusinasi
b) Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau tidak berdaya lagi terhadap
halusinasi.