Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya
antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ;
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara kelompok kedua profesi,
yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan pencegahan/preventif
(preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan :
a. Pendekatan kuratif :
1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual.
2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu
pasien datang di Puskesmas/tempat praktek).
3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis
manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-
psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.
Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang
sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera
tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek
persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi
pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada
tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.
Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar,
gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah
percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di
Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah
kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.
Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga
(dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah
(yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.
Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model
pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah
model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni :
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha
Pengorganisasian masyarakat“ untuk :
Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari
hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan
sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu
kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
Soal latihan:
Jelaskan dan berikan contoh penyakit atau masalah kesehatan berdasarkan teori HL Blum !
Adapun proses terjadinya penyakit menular karena interaksi antara pejamu, agent dan
lingkungan, meliputi 6 komponen, yaitu:
a Penyebab penyakit
Ada 6 golongan penyebab penyakit yang bersifat biologis, yaitu:
(1) Protozoa
Binatang bersel satu yang dapat menimbulkan penyakit antara lain malaria,
disentri amuba dan lain-lain, memerlukan perkembangan di luar tubuh manusia yang
ditularkan melalui vektor.
(2) Metazoa
Jenis parasit jenis multiseluler yang menyebabkan penyakit trikinosis, cacing
tambang dan sebagainya, memerlukan perkembangan di luar tubuh manusia,
sehingga penularannya terjadi secara tidak langsung.
(3) Bakteria
Merupakan tumbuh-tumbuhan bersel tunggal yang menyebabkan bermacam-
macam penyakit seperti TBC, Tipus abdominatis, miningitis dan sebagainya.
Berkembangbiak di lingkungan sekitar manusia, dapat ditularkan dari orang ke orang
atau mendapatkannya dari lingkungan orang tersebut.
(4) Virus
Penyebab Makan
Penyakit Infeksi
langsung Tidak Seimbang
Akar Masalah
Krisis Ekonomi, Politik,
(nasional)
dan Sosial
Frustrasi
Pekerja seks
Hubungan seksual
Penyakit AIDS
Iseng/hobi
Laki-laki
Inti genetik
Lingkungan
Biologis
Lingkungan sosial
-oOo-
Soal latihan;
Gambarkan dengan bagan (kotak, garis dan anak panah) sebuah penyakit menular atau
penyakit tidak menular dengan model web of causation ! jelaskan bagan tersebut.
B. Kriteria KLB
Suatu kejadian penyakit dapat dikatakan KLB apabila memenuhi syarat sebagai berikut;
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit /kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian penyakit 2 kali atau lebih dibanding dengan periode
sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali atau lipat
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata penularan dalam tahun
sebelumnya.
5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih jika dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya.
6. Case fatality rate suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular menunjukan kenaikan 2
atau lebih dibanding periode kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.
3. Dilaporkan mingguan
Laporan mingguan wabah (W2) merupakan bagian dari sistem kewaspadaan dini
KLB yang dilaksanakan oleh unit kesehatan terdepan (puskesmas). Sumber data
laporan mingguan adalah data rawat jalan dan rawat inap dari puskesmas,
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu dan masyarakat dan rumah
sakit pemerintas atau swasta. Sikap waspada terhdap penyakit potensial KLB ini
juga diikuti oleh siaga TIM professional logistik dan cara penanggulangan termasuk
sarana komunikasi dan administrasi.
F. Surveilans
Berdasarkan cara pengumpulan data, sistem surveilans dapat dibagi menjadi:
1. Surveilans aktif
Pada sistem surveilans ini dituntut keaktifan dari petugas surveilans dalam
mengumpulkan data, baik dari masyarakat maupun ke unit-unit pelayanan kesehatan.
Sistem surveilans ini memberikan data yang paling akurat serta sesuai dengan kondisi
waktu saat itu. Namun kekurangannya, sistem ini memerlukan biaya lebih besar
dibandingkan surveilans pasif.
2. Surveilans pasif
Dasar dari sistem surveilans ini adalah pelaporan. Dimana dalam suatu sistem
kesehatan ada, ada sistem pelaporan yang dibangun dari unit pelayanan kesehatan di
masyarakat sampai ke pusat, ke pemegang kebijakan. Pelaporan ini meliputi pelaporan
laporan rutin program serta laporan rutin manajerial yang meliputi logistik, administrasi
dan finansial program (laporan manajerial program).
Struktur Fungsi
Surveilans Pokok
Surveilans
Mutu Fungsi
Surveilans Pendukung
Surveilans
Terdapat 4 sub kelompok besar yang berada dalam sistem surveilans, adapun kelompok
tersebut antara lain struktur surveilans, fungsi pendukung surveilans, fungsi pokok
surveilans dan mutu surveilans.
Materi yang dikembangkan dalam kegiatan penyusunan sistem surveilans di dinas
kesehatan Provinsi dan Kabupaten meliputi; pengertian sistem surveilans respons,
perjalanan alamiah penyakit, pembentukan unit pendukung sistem surveilans, sumber
daya untuk unit pendukung surveilans (tenaga fungsional), sistem penganggaran untuk
unit pendukung surveilans, dan peningkatan kemampuan petugas surveilans dalam
penyidikan kejadian luar biasa.
Soal latihan:
Apa yang terjadi jika kegiatan surveilans (pengumpulan data, análisis, interpretasi, dan
diseminasi) tidak dilakukan secara terus menerus ?
HEALTH PROMOTIONS IS THE PROCESS OF ENABLING PEOPLE TO INCREASE CONTROL OVER, AND IMPROVE, THEIR HEALTH. TO REACH
A STATE OFCOMPLETE PHYSICAL, MENTAL, AND SOCIAL, WELL BEING, AN INDIVIDUAL OR GROUP MUST BE ABLE TO IDENTIFY AND
REALIZE ASPIRATIONS, TO SATISFY NEEDS, AND TO CHANGE OR COPE WITH THE ENVIRONMENT .
HEALTH PROMOTION IS PROGRAMS ARE DESIGNED TO BRING ABOUT CHANGE “ WITHIN PEOPLE, ORGANIZATION,COMMUNITIES AND
THEIR ENVIRONMENT”.
PROMOSI KESEHATAN ADALAH SUATU PROGRAM YANG DIRANCANG UNTUK MERUBAH PERILAKU, ORGANISASI MASYARAKAT DAN
LINGKUNGANNYA
PROMOSI KESEHATAN ADALAH KOMBINASI BERBAGAI DUKUNGAN MENYANGKUT PENDIDIKAN, ORGANISASI, KEBIJAKAN DAN
PERATURAN PERUNDANGAN UNTUK PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU YANG MENGUNTUNGKAN KESEHATAN
VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN
• VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN
• VISI
• TUMBUHNYA GERAKAN HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT YANG DIDASARI KESADARAN UNTUK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, SERTA
KEPEDULIAN UNTUK BERPERAN AKTIF DALAM UPAYA KESEHATAN MENUJU TERWUJUDNYA KABUPATEN/PROPINSI/INDONESIA SEHAT
• DASAR VISI PROMOSI KESEHATAN (UU KES NO 23/1999)
• “ MENINGKATNYA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT UNTUK MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN KESEHATANNYA”
• MISI
• MEMAMPUKAN (ENABLE)
• MENDORONG TUMBUHNYA MASYARAKAT INDONESIA BARU YANG BERBUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT, SERTA BERPERAN AKTIF DALAM UPAYA
KESEHATAN DI MASYARAKAT
• MENJEMBATANI (MEDIATE)
• MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT LUAS
• MENGADVOKASI (ADVOCATE)
• MELAKUKAN ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIC YANG BERDAMPAK POSITIF PADA KESEHATAN
•
• PEMBINAAN PERILAKU
• PENGEMBANGAN PERILAKU DARI YANG BAIK MENJADI LEBIH BAIK
• PERUBAHAN PERILAKU
• DENGAN DEMIKIAN PROMOSI KESEHATAN MENCAKUP 3 PENGERTIAN:
• ADAPUN PERILAKU YANG KONDUSIF MENCAKUP:
• PENINGKATAN
• MENAWARKAN/MEMASARKAN
• PENDIDIKAN
• SASARAN PRIMER
• SASARAN PRIMER DALAM PROMOSI KESEHATAN ADALAH MASYARAKAT PADA UMUMNYA. SESUAI
DENGAN MASALAH KESEHATAN, MAKA SASARAN INI DAPAT DIKELOMPOKAN MENJADI : KEPALA
KELUARGA UNTUK MASALAH KESEHATAN UMUM, IBU HAMIL DAN MENYUSUI UNTUK MASALAH KIA
(KESEHATAN IBU DAN ANAK), ANAK SEKOLAH UNTUK KESEHATAN REMAJA DAN SEBAGAINYA.
UPAYA PROMOSI YANG DILAKUKAN TERHADAP SASARAN PRIMER INI SEJALAN DENGAN STRATEGI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• SASARAN SEKUNDER (SECONDARY TARGET)
• SASARAN SEKUNDER DALAM PROMOSI KESEHATAN ANTARA LAIN PARA TOKOH MASYARAKAT,
TOKOH AGAMA, TOKOH ADAT DAN SEBAGAINYA. DI SEBUT SASARAN SEKUNDER
No Sasaran Kegiatan
1 Individu/Keluarga 1. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung maupun tidak langsung
2. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan, untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
3. Mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat menuju keluarga sehat
4. Berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
3 Petugas/Program/Institusi Kesehatan 1. Melakukan promosi kesehatan dalam setiap program kesehatan yang diselenggarakan
2. Mendukung timbulnya gerakan hidup sehat di masyarakat
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat
4 Lembaga pemerintah/Lintas sector/Polisi/Swasta 1. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat
2. Membuat kebijakan yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan
➢ MEDIA
1. BOOKLET, SUATU MEDIA UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN-PESAN KESEHATAN
DALAM BENTUK BUKU BAIK BERUPA TULISAN MAUPUN GAMBAR
2. LEAFLET, BENTUK PENYAMPAIAN INFO ATAU PESAN KESEHATAN MELALUI
LEMBARAN YANG DILIPAT. ISI INFO DPT DLM BENTUK KALIMAT MAUPUN
GAMBAR
3. FLYER, SELEBARAN BERBENTUK LEAFLET TETAPI TIDAK BERLIPAT
4. FLIF CHART (LEMBAR BALIK), MEDIA PENYAMPAIAN PESAN KESEHATAN
DLM BENTUK LEMBAR BALIK, BIASANYA DLM BENTUK BUKU DIMANA TIAP
HALAMAN BERISI GAMBAR PERAGAAN DAN LEMBARAN BALIKNYA BERISI
KALIMAT SBG PESAN/INFO YG BERKAITAN DGN GAMBAR TERSEBUT
5. RUBRIK, TULISAN SURAT KABAR ATAU MAJALAH YG MEMBAHAS SUATU
MASALAH KESEHATAN, ATAU HAL YANG BERKAITAN DGN KESEHATAN
6. POSTER, IALAH BENTUK MEDIA CETAK YANG BERISI PESAN ATAU INFO
KESEHATAN YG BIASA DITEMPEL DITEMBOK/ TEMPAT UMUM/ KENDARAAN
UMUM
7. FOTO, TELEVISI, RADIO, VIDEO, SLIDE, FILM STRIP
Tabel Daftar Kata Kerja Terpilih untuk Tujuan Belajar
DOMAIN
KOGNITIF AFEKTIP PSIKOMOTOR
Membandingkan Merubah Beradaptasi
Membedakan Menjawab Memulai
Mendefinisikan Menentukan
Merangkai
Menguraikan Memilih
Menghitung
Menggambarkan Melengkapi
Menjelaskan Menyepakati Mengalikan
Mengidentifikasi Menuruti/mengikuti Merubah
Memberi tanda Mempertahankan Membangun
Mengurutkan Mendiskusikan Menciptakan
Menjodohkan Membantu Mendemonstrasikan
Menamakan Bekerjasama
Memanipulasi
Menyiapkan Berpartisipasi
Mengukur
Merencanakan Merespon
Meletakkan kembali Memperbaiki Menggerakkan
Menyatakan kembali Memverifikasi Mengorganisir
Memecahkan Bereaksi
Merangkum Menunjukkan
Menggarisbawahi Mengerjakan
Menulis
Strategi Promosi
Kesehatan
• kebijaksanaan?
• Kebijakan ≠ Kebijaksanaan
Kebijakan
• “Bijak” selalu menggunakan akal budi, pandai,
mahir, cerdik, cakap
• Kebijakan kemampuan seseorang seseorang
menggunakan akal budi, kepandaian, atau
kecerdikan, kecakapanya utk menghadapi suatu
kesulitan/dilema
• Kebijakan policy aturan
• Kebijaksanaan (wisdom) melanggar segala sesuatu
yg pernah ditetapkan karena alasan tertentu
Kebijakan
• Kebijakan adl pedoman utk bertindak. Suatu
deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak,
suatu arah tindakan tertentu, suatu program
mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu
rencana (PBB, 1975)
Karakteristik kebijakan
• Spesifik dlm bidang kegiatan tertentu
• Usulan-usulan atau proposal khusus
• Memiliki tujuanutk menyelesaikan masalah
• Memiliki nilai2 dan cara2 tertentu utk mencapai
tujuan
• Merupakan keputusan pemerintah atau keputusan
formal shg bersifat mengikat dan harus ditaati olh
para pelakunya
• Program kegiatan yg berkesinambungan
Kebijakan publik (public policy)
• Merupakan aturan yg mengatur kehidupan bersama
yg harus ditaati & berlaku serta mengikat seluruh
warganya.
• Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai bobot
pelanggaran yg dilakukan dan sanksi dijatuhkan di
depan masyarakat olh lembaga yg bertugas.
Faktor utama pendukung keefektifan kebijakan
publik
• Rehabilitasi/Pemulihan kesehatan
• Perlindungan thd kaum rentan thd bbg masalah
kesehatan & bertujuan jangka panjang
Pelaksanaan Kebijakan Kesehatan
Klasifikasi Kebijakan Kesehatan
Kebijakan
Nasional
Kebijakan
Umum
Kebijakan
Pelaksana
an
KEBIJAKAN KESEHATAN BERDASARKAN TINGKAT
KEBIJAKANNYA
1. Kebijakan Nasional
a. Bersifat fundamental & strategis
b. Bertujuan utk mencapai tujuan nasional
c. merupakan wewenang Presiden, MPR, DPR, DPD
d. Kebijakan dlm bentuk UUD, TAP MPR, UU, PERPU
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
KEBIJAKAN KESEHATAN BERDASARKAN TINGKAT
KEBIJAKANNYA
2. Kebijakan Umum
a. Bersifat menyeluruh & berskala nasional
b. Merupakan pelaksanaan UUD, TAP MPR, UU
c. Merupakan wewenang Presiden
d. Kebijakan dlm bentuk PP, Kepres / Perpres,
Inpres
PP No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi
Pangan
Perpres No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
KEBIJAKAN KESEHATAN BERDASARKAN TINGKAT
KEBIJAKANNYA
3. Kebijakan pelaksanaan
a. Merupakan penjabaran dari kebijakan umum
b. Sbg strategi pelaksanaan di bidang tertentu
c. Merupakan wewenang: Menteri, pejabat
setingkat menteri dan pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen
TAHAPAN KEBIJAKAN KESEHATAN
Perumusan
Evaluasi
masalah
Perumusan
Implementasi
kebijakan
Penentuan
kebijakan
James Anderson
Tahapan kebijakan kesehatan melibatkan bbg
unsur:
Eksekut Legisl
if atif
Para Media
ahli massa
Akade Prakti
misi si kes.
MANFAAT STUDI KEBIJAKAN KESEHATAN
Pengembangan Meningkatkan
ilmu profesionalisme Tujuan politik
pengetahuan praktisi KS
Kebijakan Kesehatan Nasional (SKN) di Indonesia; PP No. 72
Tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Daftar Pustaka
• Rahmat, Alyakin Dachi.2017.Proses dan analisis
kebijakan kesehatan; Suatu pendekatan
konseptual.Yogyakarta:Deepublish
• www.depkes.go.id
SIGN
Pengantar
Kesehatan Lingkungan
Penerbit
CV. Social Politic Genius (SIGn)
Redaksi
: Jln. Muh. Jufri No. 1, Makassar 90215
: 082291222637
: sign.institute@gmail.com
: CV. SIGn
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I. DEFINISI............................................................................. 1
A. Higiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum ........................ 2
B. Sanitasi Terminal Pelabuhan................................................. 5
C. Peranan dan Manfaat Sanitasi bagi Terminal
Pelabuhan ........................................................................................ 6
BAB II. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN .................... 21
A. Situasi di Indonesia ..................................................................21
B. Paradigma Kesehatan Lingkungan ...................................21
C. Identifikasi dan Evaluasi Jalur Pemajanan ...................31
D. Konsep Dasar Penilaian, Pengukuran
Pemajanan dan Pengukuran Dampak
Kesehatan Lingkungan, maupun Pelaksanaan
Sistem Pemantauan ..................................................................37
BAB III. PENERAPAN ADKL DALAM AMDAL .............................. 39
A. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
(ADKL) ............................................................................................39
B. Penerapan ADKL dalam AMDAL........................................41
C. Analisis Dampak Lingkungan (Andal) ............................41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 45
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 47
viii
BAB I. DEFINISI
2
Definisi
3
Pengantar Kesehatan Lingkungan
4
Definisi
5
Pengantar Kesehatan Lingkungan
b. Peranan Psikologi
6
Definisi
a) Aspek Sosial
7
Pengantar Kesehatan Lingkungan
b) Aspek Teknis
8
Definisi
1. Bagian Luar
a. Tempat parkir Harus bersih, tidak ada sampah
9
Pengantar Kesehatan Lingkungan
10
Definisi
11
Pengantar Kesehatan Lingkungan
12
Definisi
13
Pengantar Kesehatan Lingkungan
14
Definisi
a. Bersih
b. Tidak berbau sengit
c. Bukan tempat penyimpanan
d. Tersedia air yang cukup dan tidak ada jentik
e. Terpisah antara laki-laki dan perempuan
f. Lantai kedap air
g. Lantai miring ke arah pembuangan tidak ada
genangan tidak terlihat banyak nyamuk
tersedia tempat sampah
h. Tersedia sabun
i. Tersedia pengering
j. Tersedia peralatan pembersih dan penerangan
15
Pengantar Kesehatan Lingkungan
yang cukup
16
Definisi
sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk
b. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah
yang dipakai
c. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah
17
Pengantar Kesehatan Lingkungan
a. Menimbulkan penyakit
b. Tidak enak dipandang mata
c. Menyebabkan polusi udara (bau yang tidak enak)
d. Pembuangan dan pengolahan sampah
18
Definisi
dibersihkan
e. Sampah yang telah ditampung harus dapat
diangkat oleh satu orang (Widyati R, 2002).
19
BAB II. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Situasi Di Indonesia
1. Udara
2. Air
3. Tanah/Pangan
4. Binatang/serangga
5. Manusia/langsung
22
Paradigma Kesehatan Lingkungan
23
Pengantar Kesehatan Lingkungan
24
Paradigma Kesehatan Lingkungan
25
Pengantar Kesehatan Lingkungan
Agent Kimia: Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3,
N2O, SO2, Asphyxiant: CH4, CO), Debu dan serat (Asbestos,
silicon), Pestisida, dll
Agent Fisika: Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll
– Udara
– Air
– Makanan
– Binatang
– Manusia/secara langsung
Simpul 3: Penduduk
– Perilaku
– Status gizi
– Pengetahuan
– dll
26
Paradigma Kesehatan Lingkungan
a. Simpul 1 (sumbernya)
27
Pengantar Kesehatan Lingkungan
28
Paradigma Kesehatan Lingkungan
1) Fitrah pemajanan
29
Pengantar Kesehatan Lingkungan
2) Dosis
3) Waktu
30
Paradigma Kesehatan Lingkungan
a. Jalur pemajanan
• Suatu proses dimana seseorang terpajan oleh
pencemar.
• Bukan media lingkungan dan lintas pemajanan
• Mencakup semua elemen yang menghubungkan suatu
sumber pencemar dengan populasi terpajan
• Bisa ada di masa lalu, masa kini dan yang akan datang
b. Identifikasi Elemen 1 – Sumber Pencemar
• Sumber pencemar: suatu nama yang ditetapkan
sebagai asal pencemaran lingkungan.
31
Pengantar Kesehatan Lingkungan
32
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Analisisnya ?
33
Pengantar Kesehatan Lingkungan
34
Paradigma Kesehatan Lingkungan
• Sifat tanah
• Penutup permukaan tanah
• Hewan & tumbuhan
• Obyek buatan manusia
• Air permukaan
• Air tanah
• Udara
• Endapan & lumpur
• Biota
35
Pengantar Kesehatan Lingkungan
36
Paradigma Kesehatan Lingkungan
37
Pengantar Kesehatan Lingkungan
38
BAB III. PENERAPAN ADKL DALAM AMDAL
40
Penerapan ADKL dalam AMDAL
41
Pengantar Kesehatan Lingkungan
42
Penerapan ADKL dalam AMDAL
43
Pengantar Kesehatan Lingkungan
penyakit.
b. Memerlukan pengerahan sumber daya manusia
(lokal/pendatang) sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi antar penduduk dan memiliki
potensi untuk menimbulkan penyakit menular.
c. Membutuhkan/menggunakan bahan toksik dan
mempunyai potensi untuk menimbulkan resiko
kesehatan baik akut maupun kronis.
d. Menurunkan kualitas sumber daya manusia karena
daya dukung lingkungan yang tidak memadai lagi
sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat
44
DAFTAR PUSTAKA
Agama : Islam
Telp./Faks. : 0411–425607/0411–425607
Telp./Hp. : 085343723079
E– mail : ikhtiarkesling@gmail.com
1. Riwayat Pendidikan:
a. SD : Negeri Pembangunan III Tahun 1984
b. SLTP : Negeri X Tahun 1987
c. SLTA : Negeri XI Tahun 1990
Pengantar Kesehatan Lingkungan
d. Perguruan Tinggi
Sarjana (S1) : FKM Unhas Tahun 1997
Magister (S2) : PPs Unhas Tahun 2005
Doktor (S3) : PPs Unhas Tahun 2014
2. Riwayat Pekerjaan
a. Dari tahun 1997 – 2000 mengajar pada STIKMA
Makassar
b. Dari tahun 1999 – 2000 mengajar pada Hiperkes
Unismuh
c. Dari tahun 2001 –sekarang staf pengajar pada FKM UMI
Makassar
d. Dari tahun 2006 – 2010 menjabat sebagai Wakil Dekan
III pada FKM UMI Makassar
e. Dari tahun 2008 – 2010 menjabat sebagai Wakil Dekan I
pada FKM UMI Makassar
f. Dari Tahun 2016 – sekarang menjabat sebagai Wakil
Dekan I pada FKM UMI Makassar
3. Pengalaman Organisasi
a. Penanggung Jawab Teknis (PJT) Kab. Selayar Pada Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007– 2008
b. Sekretaris Umum Ikatan Alumni FKM Unhas 2001 – 2010
c. Pengurus Yayasan Indonesia Sehat 2001 – 2005
d. Pengurus Lembaga Lingkungan Hidup UMI 2001 – 2005
48
Riwayat Hidup
4. Pengalaman Penelitian
a. Studi Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pengangkut
Sampah Makassar Tahun 1997 (tidak dipublikasi)
b. Analisis Residu Pestisida pada Air Sumur di desa Pucak
Maros Tahun 2005 (dipublikasi pada jurnal Ilmiah
Prospek edisi 40 Februari 2007)
c. Analisis Hubungan Kondisi Rumah dengan Kejadian ISPA
Pada Balita di Kelurahan Pampang Tahun 2009
(dipublikasi pada jurnal ilmiah Prospek edisi XII, 1
Januari 2010)
d. Memetakan Pola Kematian Ibu dengan Pendekatan
Determinan Sosial Kesehatan di kabupaten Gowa Tahun
2013 (International Journal of Scientific and Research
Publications Volume 4, issue 6, June 2014)
49
Pengantar Kesehatan Lingkungan
50
Riwayat Hidup
Yang Menyatakan,
51
Dr. Muhammad Ikhtiar, SKM, M.Kes, lahir di Sinjai Sulawesi
Selatan tanggal 6 Pebruari 1971. Memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 (SKM) pada Fakulultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin tahun 1997. Memperoleh gelar
Magister Kesehatan (M.Kes) pada Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin tahun 2005. Memperoleh gelar
Doktor (Dr.) pada Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin tahun 2014.
Dari tahun 2001 s/d sekarang staf pengajar pada FKM UMI
Makassar. Tahun 2016 s/d sekarang menjabat sebagai
Wakil Dekan I pada FKM UMI Makassar.
SIGN
9 786026 104229
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
PEMBUANGAN KOTORAN DAN HEWAN
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat berikut ini :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi
seminimal mungkin
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
RUMAH SEHAT
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,
terhindar dari kebisingan yang mengganggu
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan
air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
PEMBUANGAN SAMPAH
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan
kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-
masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan
b. Persyaratan fasilitas sanitasi
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
e. Persyaratan pengolahan makanan
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
g. Persyaratan peralatan yang digunakan
h. Pencemaran Lingkungan
POLUSI UDARA
Sanitasi tempat umum adalah : suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari
1. Water supply
2. Solid waste disposal
3. Sawage & excreta disposal
4. Food hygiene & Sanitation
5. Housing/Konstruksi bangunan
6. Vector control
7. Physical Pollution
8. Industrial Hygiene & sanitation
UNTUK MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT DI TEMPAT-TEMPAT
UMUM PERLU DILAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP :