2 PB
2 PB
(Black Garlic) dalam Ransum terhadap Umur Bertelur dan Bobot Telur
Pertama Puyuh (Coturnix - coturnix japonica)
(Substitution garlic with black garlic in the ration on early egg production of layer quail
(Coturnix - coturnix japonica))
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ransum komersil +0% tepung bawang putih+3% bawang
performa awal bertelur pada puyuh yang bahan pakannya hitam. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan
diganti dari tepung bawang putih menjadi bawang hitam. Acak Lengkap (RAL) dan jika terdapat pengaruh pada
Materi yang digunakan adalah 200 ekor puyuh betina perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. Peubah
umur 3 minggu yang dipelihara sampai umur bertelur yang diamati meliputi konsumsi ransum, bobot badan dan
pertama. Perlakuan yang diberikan adalah penggantian umur saat bertelur pertama dan konversi ransum. Hasil
tepung bawang putih dengan bawang hitam sehingga dari penelitian menunjukkan penggantian tepung bawang
diperoleh 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana setiap putih dengan bawang hitam tidak menunjukkan pengaruh
ulangan terdiri dari 10 ekor puyuh. Perlakuannya adalah yang nyata (P>0.05) terhadap konsumsi ransum, bobot
P0=100% ransum komersil tanpa penambahan tepung badan dan umur saat bertelur pertama, dan konversi
bawang putih dan bawang hitam (kontrol), P1=100% ransum puyuh. Kesimpulan yang diperoleh bahwa
ransum komersil+3% tepung bawang putih+0% bawang substitusi tepung bawang putih dengan bawang hitam
hitam, P2=100% ransum komersil+2% tepung bawang sampai 3 % dalam ransum belum dapat memperbaiki
putih+1% bawang hitam, P3=100% ransum komersil+1% performa awal produksi telur pada puyuh.
tepung bawang putih+2% bawang hitam, P4=100%
Kata kunci: Bawang hitam, bawang putih, bobot telur, puyuh, umur bertelur
ABSTRACT This study aimed to determine the and 4 replications those 10 quails each. The parameters
performance of early egg production of quail fed ration were feed consumption, body weight and age at the first
contained garlic that was substituted by black garlic. The day of laying egg, and feed conversion. Data were
study used 200 female quail at 3 weeks of age and was analyzed by analysis of variance (ANOVA) and the
kept until the first day of laying egg. The treatments were significant effect of the treatment would be tested using
the substitution level of garlic with black garlic, namely Duncan’s Multiple Range Test. Results of this study
P0 = 100% commercial feed without garlic and black showed that there was not significant different (P>0.05)
garlic, P1 = 100% commercial feed + 3% garlic + 0% among treatment groups on feed consumption, body
black garlic, P2 = 100% commercial feed + 2% garlic + weight and age at the first day of laying egg, and feed
1% black garlic, P3 = 100% commercial feed + 1% garlic conversion. It is concluded that using black garlic up to 3
+ 2% black garlic, and P4 = 100% commercial feed + 0% % or 2.91 % in ration to substitute garlic does not
garlic + 3% black garlic. The research was designed into improve quail early egg production performance yet.
Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments
Keywords: Age of laying egg, black garlic, egg weight, garlic, quail
Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
96
dikenal dengan black garlic atau bawang hitam 3,57% dan kadar abu 4,03%. Untuk kandungan
sebagaimana dinyatakan Kimura et al. (2017). gizi ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel
Bawang hitam memiliki kemampuan 1.
antioksidan yang lebih tinggi dan menurunkan
Tabel 1. Kandungan Gizi Ransum Perlakuan
kadar lemak serta kolesterol dalam darah
Kandungan Zat Perlakuan
dibandingkan bawang putih (Lee et al., 2009; Makanan P0 P1 P2 P3 P4
Kim et al., 2011; Choi et al., 2014). Berat Kering 91,29 92,36 92,33 92,00 92,25
Penelitian ini bertujuan untuk Protein 18,50 19,00 19,00 18,99 18,98
mengetahui efek substitusi feed additive tepung Lemak kasar 4,43 4,58 4,57 4,56 4,55
bawang putih (allium sativum) dan black garlic Serat kasar 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
terhadap umur bertelur dan bobot telur pertama Abu 11,17 11,35 11,33 11,31 11,29
puyuh (coturnix-coturnix japonica). Keterangan: Hasil analisa di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi (2018)
fermentasi selama 17 hari (modifikasi dari Konsumsi ransum 16,02 15,44 15,52 15,94 16,32
(g/ekor/hr)
Kimura et al., 2017). Bobot badan 127,50 126,75 129,50 131,25 131,75
bertelur pertama
Perlakuan yang diberikan adalah level (g/ekor)
pemberian tepung bawang putih (TBP) dan Umur bertelur 41,00 40,25 40,50 40,50 39,00
pertama (hr)
bawang hitam (TBH) dan kombinasi keduanya Bobot telur pertama 8,00 7,75 7,75 7,75 7,75
yaitu 0, 1, 2 dan 3 %, sehingga diperoleh (g/butir)
Konversi ransum 4,06 4,04 3,97 4,15 3,87
perlakuan yaitu: P0 = 100% ransum komersil
Keterangan : Tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
tanpa penambahan TBP dan TBH (Kontrol),
P1=100% ransum komersil + 3% TBP+0% Konsumsi Ransum
TBH, P2=100% ransum komersil + 2% TBP + Hasil analisis ragam menunjukkan
1% TBH, P3= 100% ransum komersil + 1% bahwa penggantian tepung bawang putih
TBP + 2% TBH dan P4= 100% ransum dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata
komersil +0% TBP + 3% TBH. (P>0.05) pada konsumsi ransum puyuh.
Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, Sejalan dengan pendapat Lim et al. (2006)
umur saat pertama bertelur, bobot badan saat yang mengamati bahwa tidak ada perbedaan
bertelur pertama, bobot telur pertama dan pada konsumsi ransum ayam petelur dengan
konversi ransum. Rancangan yang digunakan penambahan 1%, 3%, dan 5% tepung bawang
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan putih dan didukung oleh Saleh et al. (2006),
perlakuan yang berpengaruh nyata akan diuji pemberian tepung bawang putih 1 - 5% tidak
lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan berpengaruh terhadap konsumsi ransum itik
(Steel and Torrie, 1993). Kandungan gizi peking.
tepung bawang putih adalah bahan kering Angka rataan konsumsi ransum puyuh
35,71%, protein kasar 16,78% lemak kasar periode grower berkisar 15,44–16,32
4,95% dan kadar abu 5,91%, sedangkan tepung g/ekor/hari. Angka rataan konsumsi cenderung
bawang hitam mengandung bahan kering tinggi pada perlakuan substitusi bawang hitam
31,94%, protein kasar 15,66%, lemak kasar 3% yaitu 16.32 g/ekor/hari. Hal ini diduga
Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
98
Hasil ini sejalan dengan konsumsi ransum dan menjadi tidak berpengaruh nyata. Ransum
bobot badan yang tidak berpengaruh nyata. merupakan hal yang sangat penting dalam
Pada penelitian ini diperoleh umur bertelur proses pembentukan telur karena sebagian
pertama yaitu 39-41 hari, lebih cepat besar zat yang berada di dalam telur seperti
dibandingkan yang dilaporkan oleh peneliti karbohidrat, lemak dan protein berasal dari
sebelumnya. Menurut Wiradimadja (2007) ransum. Zat gizi makanan yang mempengaruhi
umur dewasa kelamin pada puyuh betina bobot telur adalah protein dan asam amino.
ditandai dengan pertama kali bertelur dan Telur puyuh mempunyai berat 7%-8% dari
rataan umur puyuh saat bertelur pertama adalah berat induk, yaitu berkisar antara 7-12 g/butir,
41 hari. Ghazvian et al. (2011) dan Suharyati 6-12 g/butir (Reddish et al., 2003; Sezer, 2007)
(2016) menyatakan bahwa puyuh mulai dan 8-12 gram (Setyawan et al., 2012).
berproduksi umur 42 hari. Perbedaan hasil ini
diduga karena adanya peran bawang hitam Konversi Ransum
dalam meningkatkan kualitas ransum sehingga Konversi ransum menggambarkan
akan mempengaruhi konsumsi dan bobot efisiensi penggunaan ransum yang merupakan
badan yang dihasilkan. pencerminan hubungan antara pertumbuhan
Dari angka rataan yang diperoleh dalam dan konsumsi ransum pada ayam pedaging
penelitian ini terlihat kecenderungan umur atau antara produksi telur yang diukur melalui
bertelur pertama puyuh yang diberi ransum berat telur yang dihasilkan dan konsumsi
mengandung tepung bawang hitam sebanyak ransum pada unggas petelur. Kemampuan
3% atau 2,91% dalam ransum lebih cepat ternak dalam memanfaatkan ransum guna
walaupun belum berbeda secara signifikan. menambah bobot badan atau berat telur yang
Keadaan ini menjelaskan bahwa pencapaian dihasilkan akan berkurang seiring dengan
umur bertelur pertama dapat dipengaruhi oleh bertambahnya umur ternak.
konsumsi ransum dan bobot badan. Renema Hasil analisis ragam menunjukkan
(2008), menyatakan bahwa unggas akan mulai bahwa penggantian tepung bawang putih
bertelur setelah mencapai berat badan yang dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata
tepat. Menurut Wiradimadja et al. (2007) (P>0.05) terhadap konversi ransum puyuh.
rataan umur puyuh saat mencapai dewasa Konversi ransum diperoleh berkisar antara 3,87
kelamin adalah 6 minggu, tetapi ditemukan - 4,15. Tidak berbedanya konversi ransum
juga yang lebih tua dari umur tersebut sejalan dengan konsumsi dan bobot telur yang
tergantung makanan dan berat badan. Sartika dihasilkan. Bakrie et al. (2012) memperoleh
(2005) menyebutkan bahwa umur pertama angka konversi ransum sebesar 3.69 pada
bertelur sangat bervariasi tergantung pada puyuh umur 1-6 minggu. Perbedaan nilai
manajemen pemeliharaan, pemberian ransum konversi yang diperoleh diduga karena
dan variasi individu. Menurut Cankaya et al. perbedaan kualitas ransum yang diberikan dan
(2008) produksi telur berkaitan erat dengan umur puyuh yang digunakan. Sagala (2009)
umur dewasa kelamin yang tepat karena menyatakan bahwa semakin baik kualitas
semakin cepat umur dewasa kelamin akan ransum, semakin kecil pula nilai konversi
semakin mempercepat pencapaian puncak ransumnya.
produksi
KESIMPULAN
Bobot Telur Pertama
Hasil analisis ragam menunjukkan Kesimpulan yang diperoleh dalam
bahwa penggantian tepung bawang putih penelitian ini yaitu penggunaan bawang hitam
dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata sampai 3% atau 2,91% dalam ransum untuk
(P>0.05) terhadap bobot telur pertama puyuh. menggantikan bawang putih belum dapat
Keadaan ini sejalan dengan konsumsi ransum memperbaiki performa awal produksi pada
karena konsumsi ransum yang berpengaruh puyuh.
tidak nyata akan menyebabkan bobot telur juga
Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
100
diabetes mellitus. Nutr. Res. Pract. feed allocation, and age at sexual
3:156-161. maturation. Poult. Sci. 86: 2267-2277.
Lee, K,W., Kim, G.H., Kim, J.H., Yeon, J.S., Sagala, N. R. 2009. Pemanfaatan semak bunga
Cho, S.B., Chang, B.S., Kim, S.K., putih (Chromolaena odorata) terhadap
2016. Effects of dietary fermented garlic pertumbuhan dan IOFC dalam ransum
on the growth performance, relative burung puyuh (Coturnix
organ weights, intestinal morphology, coturnixjaponica) umur 1 sampai 42
cecal microflora and serum hari. Fakultas Pertanian. Universitas
characteristics of broiler chickens. Braz. Sumatera Utara. Medan.
J. Poult. Sci. 18(3): 511-518.
Saleh, E., Hestiwahyuni T., Saragih, G.P.,
Lim, K.S., You, S.J., An, B.K., Kang, C.W., 2006. Pemberian tepung bawang putih
2006. Effects of dietary garlic powder (allium sativum L.) dalam ransum
and copper on cholesterol content and terhadap performas itik peking umur 1-8
quality characteristics of chicken eggs. minggu. Jurnal Agribisnis Peternakan
Asian-Aust. J. Anim. Sci.19: 582-586 2(3): 96-100.
Lin, H., Jiao, H.C., Buyse, J., Decuypere, E., Sartika, T. 2005. Peningkatan Mutu Bibit
2006. Strategy for preventing heat stress Ayam Kampung Melalui Seleksi dan
in poultry. World’s Poult. Sci. J. 62: 71- Pengkajian Penggunaan Penanda
85. Genetik Promotor Prolaktin dalam
MAS/Marker Assisted Selection untuk
Mide, M.X., 2008. Pertambahan Bobot Hidup,
Mempercepat Proses Seleksi. Disertasi.
Konsumsi, konversi ransum, kadar
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian
kolesterol darah dan trigliserida daging
Bogor. Bogor
broiler yang diberi ransum mengandung
tepung bawang putih (allium sativun l.). Setyawan, A.E., E. Sudjarwo, E. Widodo, dan
Prosiding Seminar Nasional Teknologi H. Prayogi. 2012. Pengaruh penambahan
Peternakan dan Veteriner : 630-635. limbah teh dalam pakan terhadap
penampilan produksi telur burung
Nurhayati, Berliana, Nelwida. 2019. Protein
puyuh. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan.
efficiency in Japanese quail (coturnix-
23(1):7-10.
coturnix Japonica) feed fermented palm
kernel cake by aspergillus niger. Iraqi J. Sezer, M., 2007. Heritability of exterior of
Agric. Sci. 50 (Special Issue): 128-133. eggs quality traits in Japanese quail. J
Appl. Biol. Sci. 1(2): 37-40
Ramakrishna, R., Patel, K., Srinivasan, K.,
2003. In vitro influence of spices and Steel, R.G.D, Torrie, J.H., 1993. Prinsip dan
spice active principles on digestive Prosedur Statistika, Suatu pendekatan
enzymes of rat pancreas and small Biometrik. Penerjemah B. Sumantri.
intestine. Nahrung 47: 408-412. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Reddish, J.M., Nestor, K.E., Lilburn, M.S., Sugiharto, R.E. 2005. Meningkatkan
2003. Effects of selection for growth on Keuntungan Beternak Puyuh.
onset of sexual maturity in random red Agromedia Pustaka. Jakarta.
and growth selected line of Japanese
Sugito, Manalu, W., Astuti, D.A.,
quail. Poult. Sci. 82: 187-191.
Handharyani, E., Chairul., 2007.
Rename, R.A.F., Robinson, E., Zuidhof, M.J., Morfometrik usus dan performan ayam
2007. Reproductive efficiency and broiler yang diberi cekaman panas dan
metabolism of female broiler breeders as ekstrak n-heksana kulit batang ‘jaloh’
affected photostimulation by genotype, (Salix tetrasperma Rozb). Media
Peternakan. 30(3):198-206.
Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
102