Anda di halaman 1dari 8

Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam

(Black Garlic) dalam Ransum terhadap Umur Bertelur dan Bobot Telur
Pertama Puyuh (Coturnix - coturnix japonica)
(Substitution garlic with black garlic in the ration on early egg production of layer quail
(Coturnix - coturnix japonica))

Berliana1, Nurhayati1, dan Nelwida1


Fakultas Peternakan, Universitas Jambi

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ransum komersil +0% tepung bawang putih+3% bawang
performa awal bertelur pada puyuh yang bahan pakannya hitam. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan
diganti dari tepung bawang putih menjadi bawang hitam. Acak Lengkap (RAL) dan jika terdapat pengaruh pada
Materi yang digunakan adalah 200 ekor puyuh betina perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. Peubah
umur 3 minggu yang dipelihara sampai umur bertelur yang diamati meliputi konsumsi ransum, bobot badan dan
pertama. Perlakuan yang diberikan adalah penggantian umur saat bertelur pertama dan konversi ransum. Hasil
tepung bawang putih dengan bawang hitam sehingga dari penelitian menunjukkan penggantian tepung bawang
diperoleh 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana setiap putih dengan bawang hitam tidak menunjukkan pengaruh
ulangan terdiri dari 10 ekor puyuh. Perlakuannya adalah yang nyata (P>0.05) terhadap konsumsi ransum, bobot
P0=100% ransum komersil tanpa penambahan tepung badan dan umur saat bertelur pertama, dan konversi
bawang putih dan bawang hitam (kontrol), P1=100% ransum puyuh. Kesimpulan yang diperoleh bahwa
ransum komersil+3% tepung bawang putih+0% bawang substitusi tepung bawang putih dengan bawang hitam
hitam, P2=100% ransum komersil+2% tepung bawang sampai 3 % dalam ransum belum dapat memperbaiki
putih+1% bawang hitam, P3=100% ransum komersil+1% performa awal produksi telur pada puyuh.
tepung bawang putih+2% bawang hitam, P4=100%
Kata kunci: Bawang hitam, bawang putih, bobot telur, puyuh, umur bertelur

ABSTRACT This study aimed to determine the and 4 replications those 10 quails each. The parameters
performance of early egg production of quail fed ration were feed consumption, body weight and age at the first
contained garlic that was substituted by black garlic. The day of laying egg, and feed conversion. Data were
study used 200 female quail at 3 weeks of age and was analyzed by analysis of variance (ANOVA) and the
kept until the first day of laying egg. The treatments were significant effect of the treatment would be tested using
the substitution level of garlic with black garlic, namely Duncan’s Multiple Range Test. Results of this study
P0 = 100% commercial feed without garlic and black showed that there was not significant different (P>0.05)
garlic, P1 = 100% commercial feed + 3% garlic + 0% among treatment groups on feed consumption, body
black garlic, P2 = 100% commercial feed + 2% garlic + weight and age at the first day of laying egg, and feed
1% black garlic, P3 = 100% commercial feed + 1% garlic conversion. It is concluded that using black garlic up to 3
+ 2% black garlic, and P4 = 100% commercial feed + 0% % or 2.91 % in ration to substitute garlic does not
garlic + 3% black garlic. The research was designed into improve quail early egg production performance yet.
Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments
Keywords: Age of laying egg, black garlic, egg weight, garlic, quail

2018 Agripet: Vol (18) No. 2: 95-102


PENDAHULUAN1 perilaku dan kondisi fiologis. Menurunnya
Salah satu permasalahan dalam hormon triiodotironin (T3) baik akibat
pemeliharaan ternak unggas khususnya puyuh kekurangan makanan maupun stress karena
di daerah panas adalah rendahnya konsumsi panas berdampak terhadap penurunan
yang berdampak kepada rendahnya performa pertambahan bobot badan pada umur 4 sampai
produksi baik pertumbuhan maupun produksi 6 minggu. Hal ini akan mengakibatkan
telur. Pada daerah tropis, cekaman panas keterlambatan saat bertelur pada puyuh.
merupakan stressor utama yang mempengaruhi Menurunnya hormon triiodotironin pada suhu
produksi unggas dan menyebabkan respon panas berkaitan erat dengan menurunnya
konsumsi oksigen serta metabolisme secara
Corresponding author: nurhayati_agus@unja.ac.id umum (Decuypere dan Buyse, 2005). Selain itu
DOI: https://doi.org/10.17969/agripet.v18i2.12779

Agripet Vol 18, No. 2, Oktober 2018


95
temperatur lingkungan dan konsumsi pakan Suharti (2004) menyatakan bahwa
juga dapat mempengaruhi bobot telur dimana penambahan bawang putih (Allium sativum)
kenaikan suhu lingkungan dapat menurunkan mampu memperlambat gerak peristaltik usus
bobot telur. Temim et al. (2000) dan Lin et al. dengan demikian walaupun ransum yang
(2006) menyatakan bahwa pada temperatur dikonsumsi sedikit, tetapi penyerapannya
tinggi, penggunaan protein ransum menjadi meningkat sehingga menghasilkan berat badan
tidak efisien, karena menurunnya sintesis yang tinggi dan meningkatkan efisiensi pakan,
protein dan terjadinya peningkatan ekskresi selain itu bawang putih (Allium sativum) juga
nitrogen sehingga deposisi protein tubuh mengandung asam amino dan multivitamin
berkurang yang selanjutnya berdampak kepada sehingga dapat meningkatkan kesehatan.
menurunnya laju pertumbuhan. Sejalan dengan Bawang putih kaya akan asam amino esensial,
pendapat Filho et al. (2007) yang menyatakan dimana kandungan methionine pada bawang
bahwa menurunnya efisiensi penggunaan putih segar adalah 31,56 mg/100 gram
protein untuk produksi telur disebabkan karena sedangkan produk fermentasinya (1 bulan)
meningkatnya pembongkaran protein untuk mengandung methionine sebesar 78,11 mg/100
produksi energi guna membuang kelebihan gram. Bawang putih mengandung 33 senyawa
panas tubuh, sehingga ekskresi nitrogen organosulfur, beberapa enzim, asam amino dan
meningkat. Sintesis dan sekresi hormon tiroid mineral, komponen bersulfur pada bawang
di dalam tubuh ternak sangat dipengaruhi oleh putih dapat meningkatkan ketersediaan asam
temperatur lingkungan lingkungan (Yi et al., amino yang mengandung sulfur seperti
2009). Dari keadaan tersebut dapat methionin dan sistein dalam tubuh unggas.
digambarkan bahwa unggas yang dipelihara di Selain itu bawang putih mengandung
daerah tropis mengalami saat pencapaian bahan aktif yang tergolong ke dalam minyak
dewasa kelamin yang terlambat dari potensi atsiri yaitu allicin dan scordinin (Amagase,
genetiknya, karena pada unggas selain umur, 2006). Scordinin berperan dalam memberikan
faktor bobot badan juga sangat menentukan kekuatan dan pertumbuhan tubuh, bawang
saat dewasa kelamin. Menurut Sugiharto putih juga mengandung sinar gurwich
(2005), puyuh mulai bertelur pada umur 35-42 (gurwitch rays) yaitu radiasi mitogenetik yang
hari. merangsang pertumbuhan sel tubuh dan
Periode 0-6 minggu yang umumnya mempunyai daya peremajaan pada semua
merupakan periode disaat puyuh mengalami fungsi tubuh (Syamsiah dan Tajudin, 2004).
pertumbuhan dan perkembangan. Periode ini Scordinin yang ada dalam bawang putih
merupakan penentu baik buruknya performa merangsang pertumbuhan otot dan allicin
puyuh untuk periode bertelur. Upaya yang menghambat terbentuknya jaringan adiposa,
perlu dilaksanakan untuk meningkatkan sehingga pertambahan berat badan terjadi yang
produktivitas puyuh adalah dengan program dikarenakan karena adanya peningkatan masa
pemeliharaan periode awal pertumbuhan yang otot dan bukan oleh jaringan adiposa (Hidayati,
sebaik-baiknya agar menghasilkan bobot 2005), Akan tetapi Fajri et al. (2000)
puyuh yang maksimal. Pertumbuhan pada awal mendapatkan bahwa ekstrak bawang putih baik
pemeliharaan akan mempengaruhi umur berbentuk minyak ataupun bubuk belum
dewasa kelamin pada ternak puyuh dan bobot mampu menghambat pertumbuhan bakteri
telur yang dihasilkan. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Untuk mengoptimalkan produksi, Sung et al. (2014) menyatakan bahwa ekstrak
diantaranya meningkatkan konsumsi pakan, bawang putih memiliki kelemahan yaitu tidak
membantu proses pencernaan dan absorpsi zat stabilnya senyawa alisin yang terkandung
makanan, membantu proses metabolisme, didalamnya. Oleh karena itu bawang putih
untuk pencegahan penyakit dan kesehatan perlu mendapat perlakuan terlebih dahulu jika
ternak, serta memperbaiki pertumbuhan, dapat akan dimanfaatkan untuk pengobatan
dilakukan dengan penambahan feed aditive diantaranya melalui fermentasi atau pemanasan
dalam pakan puyuh, antara lain bawang putih. pada temperatur dan kelembaban tertentu, yang

Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
96
dikenal dengan black garlic atau bawang hitam 3,57% dan kadar abu 4,03%. Untuk kandungan
sebagaimana dinyatakan Kimura et al. (2017). gizi ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel
Bawang hitam memiliki kemampuan 1.
antioksidan yang lebih tinggi dan menurunkan
Tabel 1. Kandungan Gizi Ransum Perlakuan
kadar lemak serta kolesterol dalam darah
Kandungan Zat Perlakuan
dibandingkan bawang putih (Lee et al., 2009; Makanan P0 P1 P2 P3 P4
Kim et al., 2011; Choi et al., 2014). Berat Kering 91,29 92,36 92,33 92,00 92,25
Penelitian ini bertujuan untuk Protein 18,50 19,00 19,00 18,99 18,98
mengetahui efek substitusi feed additive tepung Lemak kasar 4,43 4,58 4,57 4,56 4,55
bawang putih (allium sativum) dan black garlic Serat kasar 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
terhadap umur bertelur dan bobot telur pertama Abu 11,17 11,35 11,33 11,31 11,29
puyuh (coturnix-coturnix japonica). Keterangan: Hasil analisa di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi (2018)

MATERI DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan di Farm dan Rerata konsumsi ransum, umur saat
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak bertelur pertama, bobot badan saat pertama
Fakultas Peternakan Universitas Jambi dan bertelur dan konversi ransum akibat substitusi
Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan tepung bawang putih, bawang hitam dan
Provinsi Jambi. Penelitian menggunakan 200 kombinasi keduanya tertera pada Tabel 2.
ekor puyuh betina umur 3 minggu yang
dipelihara selama periode grower sampai umur Tabel 2. Rerata Semua Peubah yang Diamati Selama Penelitian
bertelur pertama, bawang hitam yang Perlakuan
Peubah
digunakan adalah bawang hitam hasil P0 P1 P2 P3 P4

fermentasi selama 17 hari (modifikasi dari Konsumsi ransum 16,02 15,44 15,52 15,94 16,32
(g/ekor/hr)
Kimura et al., 2017). Bobot badan 127,50 126,75 129,50 131,25 131,75
bertelur pertama
Perlakuan yang diberikan adalah level (g/ekor)
pemberian tepung bawang putih (TBP) dan Umur bertelur 41,00 40,25 40,50 40,50 39,00
pertama (hr)
bawang hitam (TBH) dan kombinasi keduanya Bobot telur pertama 8,00 7,75 7,75 7,75 7,75
yaitu 0, 1, 2 dan 3 %, sehingga diperoleh (g/butir)
Konversi ransum 4,06 4,04 3,97 4,15 3,87
perlakuan yaitu: P0 = 100% ransum komersil
Keterangan : Tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
tanpa penambahan TBP dan TBH (Kontrol),
P1=100% ransum komersil + 3% TBP+0% Konsumsi Ransum
TBH, P2=100% ransum komersil + 2% TBP + Hasil analisis ragam menunjukkan
1% TBH, P3= 100% ransum komersil + 1% bahwa penggantian tepung bawang putih
TBP + 2% TBH dan P4= 100% ransum dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata
komersil +0% TBP + 3% TBH. (P>0.05) pada konsumsi ransum puyuh.
Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, Sejalan dengan pendapat Lim et al. (2006)
umur saat pertama bertelur, bobot badan saat yang mengamati bahwa tidak ada perbedaan
bertelur pertama, bobot telur pertama dan pada konsumsi ransum ayam petelur dengan
konversi ransum. Rancangan yang digunakan penambahan 1%, 3%, dan 5% tepung bawang
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan putih dan didukung oleh Saleh et al. (2006),
perlakuan yang berpengaruh nyata akan diuji pemberian tepung bawang putih 1 - 5% tidak
lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan berpengaruh terhadap konsumsi ransum itik
(Steel and Torrie, 1993). Kandungan gizi peking.
tepung bawang putih adalah bahan kering Angka rataan konsumsi ransum puyuh
35,71%, protein kasar 16,78% lemak kasar periode grower berkisar 15,44–16,32
4,95% dan kadar abu 5,91%, sedangkan tepung g/ekor/hari. Angka rataan konsumsi cenderung
bawang hitam mengandung bahan kering tinggi pada perlakuan substitusi bawang hitam
31,94%, protein kasar 15,66%, lemak kasar 3% yaitu 16.32 g/ekor/hari. Hal ini diduga

Agripet Vol 18, No. 2, Oktober 2018


97
karena bawang hitam mampu meningkatkan yang mengkonsumsi ransum mengandung 3%
kandungan zat makanan terutama asam amino bawang hitam atau 2,91% dalam ransum cen-
methionine sehingga dapat meningkatkan nafsu derung tinggi walaupun tidak berbeda secara
makan ternak. Menurut Choi et al. (2014) signifikan. Keadaan ini menggambarkan
kandungan methionine pada bawang putih bahwa bawang hitam mampu memperbaiki
segar adalah 31,56 mg/100 gram sedangkan penyerapan nutrisi. Hal ini dijelaskan oleh Lee
bawang putih yang difermentasi mengandung et al. (2016) bahwa substitusi bawang putih
methionine sebesar 78,11 mg/100 gram. fermentasi dapat meningkatkan ketinggian villi
Menurut Wahju (2004) menyatakan bahwa dan kedalaman kripta usus halus. Kemampuan
konsumsi ransum dipengaruhi oleh zat - zat penyerapan zat-zat makanan dipengaruhi oleh
makanan yang terkandung dalam ransum, banyaknya villi dan microvilli usus dan dipen-
sehingga semakin baik kandungan nutrisi garuhi juga oleh tinggi dan luas permukaan
ransum akan semakin cepat puyuh bertelur. villi (Sugito, et al., 2007). Hal ini disebabkan
Fenita et al. (2010) menyatakan bahwa karena vili pada dinding usus halus dapat
substitusi asam amino lisin, metionin dan meningkatkan luas permukaan usus yang
triptopan cenderung meningkatkan konsumsi berarti memperluas bidang penyerapan
ransum pada ayam ras petelur walaupun belum sehingga kemampuan penyerapan nutrisi juga
nyata. meningkat. Vili usus merupakan kunci dari
penyerapan (Gillespie, 2004). Selain itu
Bobot Badan Saat Bertelur Pertama senyawa allisin yang terdapat pada bawang
Hasil analisis ragam menunjukkan putih berfungsi menghilangkan bakteri patogen
bahwa penggantian tepung bawang putih dan parasit-parasit pencernaan, sehingga pakan
dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata yang dikonsumsi dapat dicerna dan diserap
(P>0.05) pada bobot badan saat umur bertelur secara sempurna (Mide, 2008). Sejalan dengan
pertama puyuh. Hal ini sejalan dengan kon- pendapat Ramakrishna et al. (2003) yang
sumsi ransum yang tidak nyata juga akan melaporkan bahwa substitusi bawang putih
menghasilkan bobot badan yang relatif sama. dapat meningkatkan aktivitas enzim pankreas,
Bobot badan merupakan akumulasi hasil meta- sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat
bolisme. Hasil metabolisme didukung oleh makanan. Menurut Bampidis et al. (2005) dan
banyaknya ransum yang dikonsumsi serta Tatara et al. (2008) supplementasi tepung
optimalisasi penggunaan ransum. Unggas bawang putih dalam ransum dapat digunakan
membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk sebagai alternatif dari promotor pertumbuhan
meningkatkan bobot tubuhnya pada masa dan produksi, karena mempunyai efek yang
pertumbuhan. Salah satunya dengan mening- menguntungkan dalam memperbaiki daya
katkan konsumsi ransum. Nurhayati et al. cerna.
(2019) menyatakan bahwa kualitas ransum Kisaran angka bobot badan saat bertelur
yang diberikan akan mempengaruhi pertumbu- pertama yang diperoleh dalam penelitian ini
han ternak puyuh dan efisiensi penggunaan adalah 127,50 - 131,75 gram/ekor, sedangkan
protein. Kualitas ransum yang sama akan menurut Ansyari et al. (2012), bobot badan
menghasilkan pertumbuhan ternak puyuh yang puyuh pada periode awal bertelur berada pada
tidak berbeda. Sejalan dengan pendapat kisaran 130-140 gram/ekor. Perbedaan hasil
Djulardi (2006) yang menyatakan bahwa diduga karena perbedaan kualitas ransum yang
ransum merupakan faktor penting dalam diberikan, strain ternak yang digunakan, dan
menentukan kecepatan pertumbuhan oleh faktor lingkungan.
karena itu ransum pada harus mengandung
nutrisi yang seimbang dan sesuai kebutuhan. Umur Bertelur Pertama
Angka rataan yang diperoleh menunjuk- Hasil analisis ragam menunjukkan
kan bahwa penggantian tepung bawang putih bahwa penggantian tepung bawang putih
dan bawang hitam mampu memperbaiki bobot dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata
badan puyuh dan bobot badan ternak puyuh (P>0.05) pada umur bertelur pertama puyuh.

Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
98
Hasil ini sejalan dengan konsumsi ransum dan menjadi tidak berpengaruh nyata. Ransum
bobot badan yang tidak berpengaruh nyata. merupakan hal yang sangat penting dalam
Pada penelitian ini diperoleh umur bertelur proses pembentukan telur karena sebagian
pertama yaitu 39-41 hari, lebih cepat besar zat yang berada di dalam telur seperti
dibandingkan yang dilaporkan oleh peneliti karbohidrat, lemak dan protein berasal dari
sebelumnya. Menurut Wiradimadja (2007) ransum. Zat gizi makanan yang mempengaruhi
umur dewasa kelamin pada puyuh betina bobot telur adalah protein dan asam amino.
ditandai dengan pertama kali bertelur dan Telur puyuh mempunyai berat 7%-8% dari
rataan umur puyuh saat bertelur pertama adalah berat induk, yaitu berkisar antara 7-12 g/butir,
41 hari. Ghazvian et al. (2011) dan Suharyati 6-12 g/butir (Reddish et al., 2003; Sezer, 2007)
(2016) menyatakan bahwa puyuh mulai dan 8-12 gram (Setyawan et al., 2012).
berproduksi umur 42 hari. Perbedaan hasil ini
diduga karena adanya peran bawang hitam Konversi Ransum
dalam meningkatkan kualitas ransum sehingga Konversi ransum menggambarkan
akan mempengaruhi konsumsi dan bobot efisiensi penggunaan ransum yang merupakan
badan yang dihasilkan. pencerminan hubungan antara pertumbuhan
Dari angka rataan yang diperoleh dalam dan konsumsi ransum pada ayam pedaging
penelitian ini terlihat kecenderungan umur atau antara produksi telur yang diukur melalui
bertelur pertama puyuh yang diberi ransum berat telur yang dihasilkan dan konsumsi
mengandung tepung bawang hitam sebanyak ransum pada unggas petelur. Kemampuan
3% atau 2,91% dalam ransum lebih cepat ternak dalam memanfaatkan ransum guna
walaupun belum berbeda secara signifikan. menambah bobot badan atau berat telur yang
Keadaan ini menjelaskan bahwa pencapaian dihasilkan akan berkurang seiring dengan
umur bertelur pertama dapat dipengaruhi oleh bertambahnya umur ternak.
konsumsi ransum dan bobot badan. Renema Hasil analisis ragam menunjukkan
(2008), menyatakan bahwa unggas akan mulai bahwa penggantian tepung bawang putih
bertelur setelah mencapai berat badan yang dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata
tepat. Menurut Wiradimadja et al. (2007) (P>0.05) terhadap konversi ransum puyuh.
rataan umur puyuh saat mencapai dewasa Konversi ransum diperoleh berkisar antara 3,87
kelamin adalah 6 minggu, tetapi ditemukan - 4,15. Tidak berbedanya konversi ransum
juga yang lebih tua dari umur tersebut sejalan dengan konsumsi dan bobot telur yang
tergantung makanan dan berat badan. Sartika dihasilkan. Bakrie et al. (2012) memperoleh
(2005) menyebutkan bahwa umur pertama angka konversi ransum sebesar 3.69 pada
bertelur sangat bervariasi tergantung pada puyuh umur 1-6 minggu. Perbedaan nilai
manajemen pemeliharaan, pemberian ransum konversi yang diperoleh diduga karena
dan variasi individu. Menurut Cankaya et al. perbedaan kualitas ransum yang diberikan dan
(2008) produksi telur berkaitan erat dengan umur puyuh yang digunakan. Sagala (2009)
umur dewasa kelamin yang tepat karena menyatakan bahwa semakin baik kualitas
semakin cepat umur dewasa kelamin akan ransum, semakin kecil pula nilai konversi
semakin mempercepat pencapaian puncak ransumnya.
produksi
KESIMPULAN
Bobot Telur Pertama
Hasil analisis ragam menunjukkan Kesimpulan yang diperoleh dalam
bahwa penggantian tepung bawang putih penelitian ini yaitu penggunaan bawang hitam
dengan bawang hitam tidak berpengaruh nyata sampai 3% atau 2,91% dalam ransum untuk
(P>0.05) terhadap bobot telur pertama puyuh. menggantikan bawang putih belum dapat
Keadaan ini sejalan dengan konsumsi ransum memperbaiki performa awal produksi pada
karena konsumsi ransum yang berpengaruh puyuh.
tidak nyata akan menyebabkan bobot telur juga

Agripet Vol 18, No. 2, Oktober 2018


99
DAFTAR PUSTAKA Djulardi, A., Muis, H dan Latif, S.A. 2006.
Nutrisi Aneka Ternak dan Satwa
Amagase, H., 2006. Clarifying the real
Harapan. Universitas Andalas, Padang.
bioactive constituents of garlic. J. Nutr.
136: 716-725. Fajri, I., Erly., Usman, E., 2010. Perbedaan
Efek Antibakteri Kapsul minyak bawang
Ansyari, R., Jaelani, A., Widaningsih, N.,
putih (Garlic oil) dan kapsul bubuk
2012. Substitusi tepung ikan dengan
bawang putih (Garlic powder) terhadap
tepung maggot black soldier fly
pertumbuhan bakteri staphylococcus
(hermetia illucens) terhadap penampilan
aureus dan escherichia coli secara in
burung puyuh (coturnix coturnix
vitro. Jurnal Kesehatan Andalas 5(2) :
japonica). Ziraa’ah, 35(3): 217-223
431-435.
Bakrie, B., Manshur, E., Sukadana, I.M., 2012.
Fenita, Y., Santoso, U., Prakoso, H., 2010.
Pemberian berbagai level tepung
Pengaruh substitusi asam amino lisin,
cangkang udang kedalam ransum anak
metionin, tritopan dalam ransum
puyuh dalam masa pertumbuhan (umur
berbasis lumpur sawit fermentasi
1-6 minggu). JPPT. 12(1):58-68.
terhadap performans produksi dan
Bampidis, V.A., Christodoulou, V., Christaki, kualitas telur ayam ras. Jurnal Sain
E., Florou-Paneri P., Spais, A.B., 2005. Peternakan Indonesia 5(2) : 105-114.
Effect of dietary garlic bulb and garlic
Ghazvian, K., Irani, M., Jamshidi, R.,
husk supplementation on performance
Aghsaghali, A.M., Siadati, A., Vaighan,
and carcass characteristics of growing
A.J., 2011. The effect of energy to
lambs. Anim. Feed Sci. Technol.
protein ratio on production performance
121:273-283
and characteristic of Japanese quail
Cankaya, S., Ocak, N., Sungu, M., 2008. Eggs. Ann. Biol Res. 2(2): 122-128.
Canonical correlation analysis for
Gillespie, R.J. 2004. Modern Livestock and
estimation of relationship between
Poultry Production. 7th ed. Inc. Thomson
sexual maturity and egg production traits
Learning, United States.
upon a viability of nutrients in pullets.
Asian-Aust. J. Anim. Sci. 21(11): 1576- Hidayati, N., 2005. Peran Bawang Putih
1584. (Allium sativum) dalam Meningkatkan
Kualitas Daging Ayam Pedaging. Media
Choi, I.S., Cha, H.S., Lee, Y.S., 2014.
Kedokteran Hewan. 21(1). 32-34
Physicochemical and antioxidant
properties of black garlic. Molecules 19 : Kim, I., Kim, Y.J., Hwang, Y.J., Hwang, K.A.,
16811-16823. Om, A.S., Kim, J.H., Cho, K.J., 2011.
The beneficial effects of aged black
De Faria Filho, D.M.B., Campos, K.A.,
garlic extract on obesity and
Alfonso Torres, Vieira, B.S., Rosa, P.S..,
hyperlipidemia in rats fed a high-fat diet.
Vas, A.M., Macari, M., Furlan, R.L.,
J. Med. Plants. Res. 5: 3159-3168.
2007. Protein levels for heat exposed
broilers : Performance, Nutrients Kimura, S., Tung, Y.C., Pan, M.H., Su, N.W.,
digestibility and energy and protein Lai, Y.J., Cheng, K.C., 2017. Black
metabolism. Inter. J. Poult Sci. 6(3);187- garlic: A critical review of its
194. production, bioactivity, and application.
J.Food Drug Anal. 25: 62-70.
Decuypere, E., Buyse, J., 2005. Endocrine
control of postnatal growth in poultry. J. Lee, Y.M., Gweon, O.C., Seo, Y.J., Im, J.,
Poult. Sci 42:1-13. Kang, M.J., Kim, M.J., Kim. J.I., 2009.
Antioxidant effect of garlic and aged
black garlic in animal model of type 2

Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
100
diabetes mellitus. Nutr. Res. Pract. feed allocation, and age at sexual
3:156-161. maturation. Poult. Sci. 86: 2267-2277.
Lee, K,W., Kim, G.H., Kim, J.H., Yeon, J.S., Sagala, N. R. 2009. Pemanfaatan semak bunga
Cho, S.B., Chang, B.S., Kim, S.K., putih (Chromolaena odorata) terhadap
2016. Effects of dietary fermented garlic pertumbuhan dan IOFC dalam ransum
on the growth performance, relative burung puyuh (Coturnix
organ weights, intestinal morphology, coturnixjaponica) umur 1 sampai 42
cecal microflora and serum hari. Fakultas Pertanian. Universitas
characteristics of broiler chickens. Braz. Sumatera Utara. Medan.
J. Poult. Sci. 18(3): 511-518.
Saleh, E., Hestiwahyuni T., Saragih, G.P.,
Lim, K.S., You, S.J., An, B.K., Kang, C.W., 2006. Pemberian tepung bawang putih
2006. Effects of dietary garlic powder (allium sativum L.) dalam ransum
and copper on cholesterol content and terhadap performas itik peking umur 1-8
quality characteristics of chicken eggs. minggu. Jurnal Agribisnis Peternakan
Asian-Aust. J. Anim. Sci.19: 582-586 2(3): 96-100.
Lin, H., Jiao, H.C., Buyse, J., Decuypere, E., Sartika, T. 2005. Peningkatan Mutu Bibit
2006. Strategy for preventing heat stress Ayam Kampung Melalui Seleksi dan
in poultry. World’s Poult. Sci. J. 62: 71- Pengkajian Penggunaan Penanda
85. Genetik Promotor Prolaktin dalam
MAS/Marker Assisted Selection untuk
Mide, M.X., 2008. Pertambahan Bobot Hidup,
Mempercepat Proses Seleksi. Disertasi.
Konsumsi, konversi ransum, kadar
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian
kolesterol darah dan trigliserida daging
Bogor. Bogor
broiler yang diberi ransum mengandung
tepung bawang putih (allium sativun l.). Setyawan, A.E., E. Sudjarwo, E. Widodo, dan
Prosiding Seminar Nasional Teknologi H. Prayogi. 2012. Pengaruh penambahan
Peternakan dan Veteriner : 630-635. limbah teh dalam pakan terhadap
penampilan produksi telur burung
Nurhayati, Berliana, Nelwida. 2019. Protein
puyuh. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan.
efficiency in Japanese quail (coturnix-
23(1):7-10.
coturnix Japonica) feed fermented palm
kernel cake by aspergillus niger. Iraqi J. Sezer, M., 2007. Heritability of exterior of
Agric. Sci. 50 (Special Issue): 128-133. eggs quality traits in Japanese quail. J
Appl. Biol. Sci. 1(2): 37-40
Ramakrishna, R., Patel, K., Srinivasan, K.,
2003. In vitro influence of spices and Steel, R.G.D, Torrie, J.H., 1993. Prinsip dan
spice active principles on digestive Prosedur Statistika, Suatu pendekatan
enzymes of rat pancreas and small Biometrik. Penerjemah B. Sumantri.
intestine. Nahrung 47: 408-412. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Reddish, J.M., Nestor, K.E., Lilburn, M.S., Sugiharto, R.E. 2005. Meningkatkan
2003. Effects of selection for growth on Keuntungan Beternak Puyuh.
onset of sexual maturity in random red Agromedia Pustaka. Jakarta.
and growth selected line of Japanese
Sugito, Manalu, W., Astuti, D.A.,
quail. Poult. Sci. 82: 187-191.
Handharyani, E., Chairul., 2007.
Rename, R.A.F., Robinson, E., Zuidhof, M.J., Morfometrik usus dan performan ayam
2007. Reproductive efficiency and broiler yang diberi cekaman panas dan
metabolism of female broiler breeders as ekstrak n-heksana kulit batang ‘jaloh’
affected photostimulation by genotype, (Salix tetrasperma Rozb). Media
Peternakan. 30(3):198-206.

Agripet Vol 18, No. 2, Oktober 2018


101
Suharti, S. 2004. Pusat Kajian Makanan, piglets reared in artificial sow. Ann.
Minuman dan Obat Tradisional. Agric. Environ. Med. 15:63-69.
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Temim, S., Chagneau, A.M., Peresson, R.,
Pakan, Fakultas Peternakan Institut
Tesseraud, S., 2000. Chronic heat
Pertanian, Bogor.
exposure alters protein turnover of three
Suharyati. 2016. Evaluasi pemberian asam different skeletal muscle in finishing
fulvat dengan tepung daun kelor broiler chicken fed 20 or 25 % protein
terhadap hematologi dan profil lipid diet. J. Nutrition. 130:813-819.
puyuh fase petelur. Institut Pertanian
Wahju, J., 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan
Bogor.
ke-5. Gadjah Mada University Press,
Sung, S.Y., Lee, T.S., Tee, T.T., Bee, S.T., Yogyakarta.
Rahmat, A.R., Rahman, W.A.W.A.
Wiradimadja, R., Piliang, W.G., Suhartono,
2014. Control of bacteria growth on
M.T., Manalu, W., 2007. Umur dewasa
ready-to-eat beef loaves by antimicrobial
kelamin puyuh Jepang betina yang diberi
plastic packaging incorporated with
ransum mengandung tepung daun katuk
garlic oil. Food Control 39 : 214-221.
(Sauropus androgynus, L. Merr). Anim.
Syamsiah, S.I., Tajudin. 2004. Khasiat dan Prod. 9(2): 67-72.
Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik
Yi, M., Xiaoqiang, C., Qiang, L., Xiaorong A.,
Alami. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Yongfu, C., 2009. effect of thyroid
Tatara, M.R., Sliwa, E., Dudek, K., Gawron, hormone on the gene expression of
A., Piersiak, T., 2008. Aged garlic myostatin in rat skeletal muscle. Asian-
extract and allicin improve performance Aust. J. Anim. Sci. 22(2): 275-281.
and gastrointestinal tract development of

Substitusi Tepung Bawang Putih (Allium sativum) dengan Bawang Hitam (Black Garlic) dalam... (Prof. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc., Agr. et al.)
102

Anda mungkin juga menyukai