Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.

347-351
ISSN 2302-495X

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia


dengan Pendekatan Human Resources Scorecard

Falah Queen1, Hadi Setiawan2, Shanti Kirana Anggraeni3


Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa1,2,3
1 2 3
falah.queen@yahoo.com , hadi_s@ft-untirta.ac.id , s.kirana@ft-untirta.ac.id

ABSTRAK

PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan baja.
Perusahaan ini memiliki tipe produksi make to order, yaitu melakukan pelayanan
berdasarkan permintaan dari konsumen. Penelitian dilakukan di Divisi Slab steel plant 2,
Divisi ini merupakan salah 1 unit dari PT. Krakatau Steel yang memproduksi baja
lembaran. Berdasarkan kondisi divisi ini, maka Divisi Slab steel plant 2 memerlukan suatu
pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan menggunakan konsep Human Resources
Scorecard (HRS) dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerja sumber daya
manusia perusahaan. Konsep pengukuran ini sangat penting bagi perusahaan agar dapat
secara efektif mengelolah tanggung jawab yang strategi untuk menghadapi persaingan
dimasa mendatang sehingga tercapai visi dan misi perusahaan. Meningkatnya tuntutan
kualitas sumber daya manusia mengakibatkan persaingan di dunia usaha, sehingga
mendorong manusia untuk melakukan perbaikan dalam mengukur kinerja bisnis yang
sedang berlangsung. Hasil pengukuran ini membantu pihak manajemen untuk melakukan
usaha peningkatan proses dan performance organisasi secara keseluruhan. Human
Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang
mengaitkan manusia, strategi, dan kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. HR
Scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat diukur
kontribusinya. HR Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible
(leading/sebab) menjadi berwujud/lngtangible (lagging/akibat). Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu Mengetahui kondisi eksisting sistem pengukuran kinerja di Divisi Slab
steel plant 2, Memperbaiki sistem pengukuran kinerja yang ada sekarang di divisi Slab steel
plant 2 dengan menggunakan pendekatan sistem pengukuran Human Resource Scorecard
dan Mengukur kinerja divisi Slab steel plant 2 dengan menggunakan metode AHP dan skala
Likert. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk
menentukan bobot dan skala Likert untuk menentukan skor dari penilaian pengukuran
kinerja. Hasil dari pengukuran penilaian kinerja Divisi Slab steel plant 2 ini adalah sebesar
3.845 yang dikategorikan departemen tersebut memiliki kinerja SDM yang mendekati baik.

Kata Kunci : Human Resources Scorecard, Peta Strategi, Analytical Hierarchy Process
(AHP), Performance

PENDAHULUAN merugikan teman kerjanya juga. Hal ini dapat


menyebabkan perusahaan tidak berusaha untuk
PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang memperbaiki kinerja karyawannya dan tetap pada
bergerak dibidang pembuatan baja. Perusahaan ini kondisi yang sama secara terus – menerus.
memiliki tipe produksi make to order, yaitu melakukan Berdasarkan kondisi divisi ini, maka Divisi Slab
pelayanan berdasarkan permintaan dari konsumen. steel plant2 memerlukan suatu pengukuran kinerja
Penelitian dilakukan di Divisi Slab steel plant2, Divisi sumber daya manusia dengan menggunakan konsep
ini merupakan salah 1 unit dari PT. Krakatau Steel yang Human Resources Scorecard (HRS) dalam rangka
memproduksi baja lembaran. Kondisi eksisting sistem memperbaiki dan meningkatkan kinerja sumber daya
pengukuran kinerja sumber daya manusia pada Divisi manusia perusahaan. Konsep pengukuran ini sangat
Slab steel plant 2 ini kurang baik karena kurangnya penting bagi perusahaan agar dapat secara efektif
motivasi karyawan untuk bekerja dimana banyak mengelolah tanggung jawab yang strategi untuk
karyawan yang pulang sebelum waktunya yaitu menghadapi persaingan dimasa mendatang sehingga
sebanyak 35 orang dalam setahun, jarang masuk tercapai visi dan misi perusahaan.
tanpaada keterangan yang jelas atau bolos dalam jam
kerja yaitu sebanyak 27 orang dalam setahun itu semua Meningkatnya tuntutan kualitas sumber daya
dapat menyebabkan kondisi perusahaan semakin manusia mengakibatkan persaingan di dunia usaha,
menurun karenadapat merugikan proses produksi dan sehingga mendorong manusia untuk melakukan
perbaikan dalam mengukur kinerja bisnis yang sedang

347
Queen, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan........
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.347-351

berlangsung. Hasil pengukuran ini membantu pihak Langkah-langkah perhitungan bobot dalam AHP adalah
manajemen untuk melakukan usaha peningkatan proses sebagai berikut:
dan performance organisasi secara keseluruhan.
i. Membuat struktur hirarki keputusan
Pengukuran kinerja tradisional yang berorientasi pada
ii. Membuat matriks berpasangan
sudut pandang financial tidak dapat mengukur seluruh
iii. Melakukan perbandingan berpasangan
kemampuan yang dimiliki perusahaan, karena itu
iv. Menentukan bobot masing-masing kriteria
diperlukan pendekatan sistem pengukuran yang dapat
v. Menghitung eigen value dengan cara kuadratkan
mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki
matriks tersebut, menghitung jumlah nilai dari setiap
perusahaan. Tiap perusahaan dituntut untuk dapat
baris, kemudian normalisasi, menghentikan proses ini
melaksanakan strateginya dalam menghadapi kompetisi
bila perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan
dan menggunakan sumber daya manusia secara lebih
berturut-turut lebih kecil dari suatu nilai batas tertentu.
efektif dan efisien, yang akhirnya visi, misi dan strategi
vi. Menghitung indeks konsistensi (CI) untuk
perusahaan dapat diterapkan serta berjalan sesuai
mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh
dengan yang diharapkan.
kepada kesahihan hasil, dengan
Human Resources Scorecard adalah suatu sistem rumus:
pengukuran sumber daya manusia yangmengaitkan
CI = (λmaks – n)/(n-1) .............................................. (1)
manusia, strategi, dankinerja untuk menghasilkan
perusahaan yang unggul. HRScorecard menjabarkan Dimana :
misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang
dapat diukur kontribusinya. HR Scorecard menjabarkan CI = Indeks Konsistensi
sesuatu yang tak berwujud/intangible (leading/sebab) λmaks = Nilai eigen value
n = banyaknya alternatif
menjadi berwujud/lngtangible (lagging/akibat). HR
Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran yang Consistency vector didapatkan dengan
mengaitkan sumber daya manusia dengan strategi dan menentukan nilai rata-rata dari weighted sum vector.
kinerja organik yang akhirnya akan mampu Weighted sum vector dapat dihitung dengan
menimbulkan kesadaran mengenai konsekuensi mengkalikan kedua matriks perbandingan berpasangan.
keputusan investasi sumber daya manusia, sehingga Rasio konsistensi dihitung untuk mengetahui apakah CI
investasi tersebut dapat dilakukan secara tepat arah dan dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak. Rasio
tepat jumlah. Selain itu, HR Scorecard dapat menjadi konsistensi yang dianggap baik, yaitu apabila CR ≤ 0,1.
alat bantu bagi manajer sumber daya manusia untuk Rumus CR adalah:
memastikan bahwa semua keputusan sumber daya
manusia mendukung atau mempunyai kontribusi CR = CI/RI.................................................................(2)
langsung pada implementasi strategi usaha. Dimana :
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu CR = Consistency ratio
Mengetahui kondisi eksisting sistem pengukuran kinerja RI = Ratio Index
di Divisi Slab steel plant 2, Memperbaiki sistem CI = Consistency Index
pengukuran kinerja yang ada sekarang di divisi Slab dimana, RI merupakan nilai random indeks yang
steel plant 2 dengan menggunakan pendekatan sistem dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory.
pengukuran Human Resource Scorecard dan Mengukur
Tabel 1. Nilai Random Index (RI)
kinerja divisi Slab steel plant 2 dengan menggunakan
metode AHP dan skala Likert. N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah
Software yang digunakan dalam peneltian ini
Analhytical Hierarchy Process (AHP). Analytical
adalah Software expert choice. Software expert
Hierarchy Process (AHP) ditemukan dan
choice. adalah sebuah perangkat lunak yang mendukung
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, profesor
collaborative decision dan sistem perangkat keras yang
matematika dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat,
mamfasilitasi grup membuat keputusan yang lebih
sekitar tahun 1970-an. AHP adalah sebuah pendekatan
efisien, analitis dan yang dapat dibenarkan.
pengambilan keputusan yang didesain untuk membantu
Memungkinkan interaksi real-time dari tim manajemen
pemecahan masalah yang komplek dengan kriteria yang
untuk mencapai consensus on decision. Metode yang
banyak dalam berbagai area aplikasi. Metode ini
digunakan dalam penggunaan software expert choice
merupakan pendekatan yang efektif dan praktis yang
adalah metode analytic hierarchy process (AHP).
dapat mempertimbangkan keputusan yang komplek dan
Aplikasi dari software expert choice sebagai berikut :
tidak terstruktur dan memerlukan penyelarasan antara
aspek kualitatif dan kuantitatif. AHP membantu para 1. Resource allocation (alokasi sumber daya)
pengambil keputusan untuk mengorganisasikan 2. Vendor selection (vendor seleksi)
komponen-komponen penting dari suatu masalah dalam 3. Strategic planning (rencana strategi)
struktur hirarki. 4. HR management (manajemen SDM)
5. Risk assessment

348
Queen, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan........
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.347-351

6. Project management (manajemen proyek) selanjutnya dalam merancang HR Scorecard adalah


7. Benefit/cost analysis (manfaat/biaya analisis) merancang sistem pengukuran sumber daya manusia
strategik.
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dijelaskan
dibawah ini :
3). Tahap Pengukuran
1. Tahap Identifikasi
Tahap pengukuran diawali dari pembobotan ,
Tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi dan dimana pembobotan bersama-sama data aktual dan
merumuskan masalah, dimana permasalahan dalam target digunakan untuk try out pengukuran kinerja yaitu
penelitian ini adalah mengetahui kondisi eksisting dari penentuan skor pencapaian kinerja sistem sumber daya
pengukuran kinerja sumber daya manusia di Divisi Slab manusia dengan skala Likert.
steel plant 2 secara terintegrasi sehingga output yang
a). Pembobotan
dihasilkan dari penelitian ini adalah rancangan dan hasil
pembobotan dilakukan dengan metode Analhytical
try out pengukuran kinerja sistem sumber daya manusia
Hierarchy Process (AHP), untuk mengetahui bobot
berdasarkan pendekatan Human Resource Scorecard.
tingkat kepentingan masing-msing perspektif
Selanjutnya dilanjutkan dengan studi pustaka dan studi
strategic objective. Hasil pembobotan digunakan
lapangan.
untuk perhitungan skor pencapaian kinerja sumber
daya manusia.
2. Tahap Perancangan
b). Perhitungan skor pencapaian kinerja sumber daya
Pada tahap perancangan ini, dilakukan perancangan manusia
sistem sumber daya manusia dengan pendekatan Human total dari bobot dikalikan skor masing-masing tujuan
Resource Scorecard. strategis dalam strategic objectivesnya,
menghasilkan skor pencapaian kinerja strategic
a). Mendefinisikan strategi bisnis secara jelas
objectives. Total bobot dikalikan skor masing-
Pendefinisian ini dilakukan dengan menterjemahkan
masing strategic objectives dalam perspektifnya,
visi, misi, strategi dan kebijakan perusahaan ke
menghasilkan skor pencapaian perspektif tersebut.
dalam tujuan strategis untuk setiap perspektif. Begitu pula total bobot dikalikan skor pencapaian
b). Membangun kasus bisnis bagi HR dimana HR kinerja tiap-tiap perspektif, menghasilkan skor
sebagai asset startegis perusahaan. Kasus bisnis bagi
kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan.
Human Resource adalah bagaimana Human
Resource dapat mempertahankan perusahaan dalam
mengoptimalkan kinerja karyawan dalam memenuhi
HASIL DAN PEMBAHASAN
kepuasan karyawan. Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
c). Menciptakan peta strategi perusahaan
Peta strategi merupakan representasi berbentuk a. Visi PT. Krakatau Steel adalah “Perusahaan baja
grafis dan rantai nilai yang dimiliki perusahaan. terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk
Yaitu merupakan representasi yang menggambarkan tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan
bagaimana HR dan manajer lini bekerjasama dalam menjadi perusahaan terkemuka di dunia”.
menciptakan nilai (value) dalam perusahaan dan b. Misi PT. Krakatau Steel adalah “Menyediakan
juga mengakomodir peran para karyawan dalam produk baja bermutu dan jasa terkait bagi
menciptakan nilai tersebut. kemakmuran bangsa”.
d). Mendefinisikan HR Deliverable dalam peta strategi. c. Pendefinisian dari butir-butir strategi perusahaan
Selanjutnya langkah keempat yaitu mendefinisikan dari PT. Krakatau Steel Divisi Slab steel plant 2
HR Deliverable dalam peta strategi yaitu pada point adalah sebagai berikut :
dimana Divisi Slab steel plant 2 dapat memberikan  Meningkatkan pelayanan dan jasa yang
kontribusinya dalam mengimplementasikan strategi berkualitas
bisnis perusahaan HR Deliverable terdapat pada  Meningkatkan produktivitas kinerja karyawan
perspektif dan dalam peta strategis dengan tolak Identifikasi Key Performance Indicator (KPI)
ukur.
e). Menyelaraskan HR Architecture dan HR Berikut ini adalah Identifikasi dari Key Performance
Deliverable. Indicator (KPI) dari masing – masing perspektif sebagai
Proses yang perlu dilakukan pada langkah ini adalah berikut :
memahami apa saja yang diperlukan dan apa yamg
perlu dilakukan untuk menunjukkan bagaimana
bentuk penyelarasan yang baik antara sistem Human
Resource dengan implementasi strategi sehingga
menghasilkan HR Deliverable tersebut
f). Merancang sistem pengukuran strategis sumber daya
manusia
Setelah mendefinisikan keterkaitan antara HR
architecture dengan HR deliverable tahap

349
Queen, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan........
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.347-351

Tabel 2. Key Performance Indicator (KPI) dari masing – masing b. Perspektif Kebijakan SDM
perspektif
Skor, bobot dan skor terbobot kinerja perspektif
Perspektif Strategic Objectives
Key Performance kebijakan SDM dapat dilihat pada tabel berikut :
Indicator
Tabel 4. Perhitungan Skor Terbobot Perspektif Kebijakan SDM
Berinvestasi Dalam Persentase Tujuan Skor x
pengembangan peningkatan Tolak Ukur Skor Bobot
Strategis Bobot
Filosofi karyawan pendapatan karyawan Membangun
SDM sistem untuk
Meningkatkan menilai Presentase kehadiran
produktivitas Tenaga Jumlah produksi 4 0.493 1.972
karyawan karyawan
Kerja bermotivasi
Membangun sistem Persentase jumlah tinggi
Kebijakan
untuk menilai karyawan tingkat kehadiran Memberikan
SDM Jumlah & jenis
bermotivasi tinggi karyawan pelatihan dan 3 0.311 0.933
pelatihan karyawan
pengembangan
Memberikan pelatihan Jumlah & jenis Meningkatkan peningkatan
dan pengembangan pelatihan karyawan tanggung jawab reward/bonus tiap 2 0.196 0.392
dalam bekerja tahun
Peningkatan
Meningkatkan tanggung Total 1 3.297
reward/bonus tiap
jawab dalam bekerja
tahun
Dari total hasil ketiga tujuan strategis tersebut
Persentase permintaan pada perspektif kebijakan SDM adalah sebesar 3.297
Perencanaan dan
dan pemenuhan
rekrutmen karyawan yang berarti dapat dikategorikan cukup baik.Maka
karyawan
Program divisi ini harus mempertahankan kinerja karyawannya
SDM dan lebih ditingkatkan kembali kinerjanya agar menjadi
Meningkatkan Persentase jumlah
keahliannya dalam karyawan yang sesuai lebih baik lagi.
bekerja penempatan bidangnya c. Perspektif Program SDM
Menciptakan sistem Transfer Skor, bobot dan skor terbobot kinerja perspektif
yang lebih baik untuk knowledge/persentase Program SDM dapat dilihat pada tabel berikut :
manajemen pemahaman karyawan
Praktik pengetahuan mengenai MSDM Tabel 5. Perhitungan Skor Terbobot Perspektif Program SDM
SDM
Meningkatkan Jumlah karyawan yang Skor x
Tujuan Strategis Tolak Ukur Skor Bobot
komitmen karyawan mengundurkan diri Bobot
Perencanaan dan
Peningkatan Kepuasan Jumlah keluhan Presentase permintaan
rekrutmen 5 0.75 3.75
Kerja karyawan karyawan dan penuhan karyawan
karyawan
Proses
SDM Persentase banyaknya Meningkatkan Presentase jumlah
Berinvestasi dalam
data yang telah keahliannya dalam karyawan yang sesuai 5 0.25 1.25
teknologi
terkomputerisasi bekerja penempatan bidangnya

Total 1 5
Pengukuran kinerja Human Resource scorecard
Dari total hasil kedua tujuan strategis tersebut pada
a. Perspektif filosofi SDM
perspektif program SDM adalah sebesar 5 yang berarti
Skor, bobot dan skor terbobot kinerja perspektif dapat dikategorikan sangat baik.Maka divisi ini harus
filosofi SDM dapat dilihat pada tabel berikut : mempertahankan kinerja karyawannya karena sudah
Tabel 3. Perhitungan Skor Terbobot Perspektif Filosofi SDM
tergolong baik dalam hal perekrutan karyawan dan
penempatan karyawan sesuai bidangnya.
Skor x
Tujuan Strategis Tolak Ukur Skor Bobot
Bobot d. Perspektif Praktik SDM
Berinvestasi Persentase Skor, bobot dan skor terbobot kinerja perspektif
dalam Peningkatan
3 0.75 2.25 Praktik SDM dapat dilihat pada tabel berikut :
Pengembangan Pendapatan
Karyawan Karyawan Tabel 6. Perhitungan Skor Terbobot Perspektif Praktik SDM
Meningkatkan Skor x
Jumlah Produksi Tujuan Strategis Tolak Ukur Skor Bobot
produktivitas 4 0.25 1 Bobot
(unit/TSB)
tenaga kerja Menciptakan
Transfer knowledge/
Total 1 3.25 sistem yang lebih
presentase pemahanan
baik untuk 4 0.8 3.2
karyawan mengenai
manajemen
Dari total hasil kedua pengukuran pada perspektif pengetahuan
MSDM
filosofi SDM adalah sebesar 3.25 yang dikategorikan Meningktatkan
baik. Maka divisi ini harus mempertahankan kinerja Jumlah karyawan yang
komitmen 3 0.2 0.6
mengundurkan diri
karyawannya dan lebih ditingkatkan kembali kinerjanya karyawan
agar menjadi lebih baik lagi. Total 1 3.8

350
Queen, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan........
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.347-351

Dari total hasil kedua tujuan strategis tersebut masuk tanpa ada keterangan yang jelas dan bolos dalam
pada perspektif praktik SDM adalah sebesar 3.8 yang jam kerja yaitu sebanyak 27 orang dalam setahun itu
berarti dapat dikategorikan mendekati baik.Maka divisi semua dapat menyebabkan kondisi perusahaan semakin
ini harus mempertahankan kinerja karyawannya dan menurun karena dapat merugikan proses produksi dan
lebih ditingkatkan kembali kinerjanya agar menjadi merugikan teman kerjanya juga. Rancangan sistem
lebih baik lagi khususnya dalam berkomitmen. pengukuran kinerja departemen personalia divisi slab
steel plant 2 dengan menggunakan metode Human
e. Perspektif Proses SDM
Resources Scorecard yang sesuai adalah sebagai
Skor, bobot dan skor terbobot kinerja perspektif berikut, Mendefinisikan strategi bisnis perusahaan
Proses SDM dapat dilihat pada tabel berikut : secara jelas. Membangun kasus bisnis bagi HR dimana
Tabel 7. Perhitungan Skor Terbobot Perspektif Proses SDM
HR sebagai asset startegis perusahaan. Menciptakan
peta strategi perusahaan. Mendefinisikan HR
Skor x Deliverable dalam peta strategi. Menyelaraskan HR
Tujuan Strategis Tolak Ukur Skor Bobot
Bobot
Peningkatan
Architecture dan HR Deliverable dan tahapan yang
Jumlah keluhan terakhir yaitu Merancang sistem pengukuran strategis
kepuasan kerja 5 0.75 3.75
karyawan
karyawan sumber daya manusia. Nilai kinerja yang didapat
Presentase berdasarkan hasil penelitian pada bagian personlia di
Berinvestasi
banyaknya data
dalam teknologi
yang telah
4 0.25 1 divisi slab steel plant 2 pada tiap perspektif adalah
informasi sebagai berikut : Filosofi SDM adalah sebesar 3.25
terkomputerisasi
Total 1 4.75 Kebijakan SDM adalah sebesar 3.297, Program SDM
adalah sebesar 5, Praktik SDM adalah sebesar 3.8,
Proses SDM adalah sebesar 4.75 maka hasil secara
Dari total hasil kedua tujuan strategis tersebut
keseluruhannya kinerja pada divisi slab steel plant 2
pada perspektif proses SDM adalah sebesar 4.75 yang
mendapatkan hasil sebesar 3.845, yang artinya bahwa
berarti dapat dikategorikan baik.Maka divisi ini harus
divisi slab steel plant 2 tersebut mempunyai kinerja
mempertahankan kinerja karyawannya dan lebih
yang cukup baik. Dengan begitu divisi slab steel plant 2
ditingkatkan kembali kinerjanya agar menjadi lebih
harus mempertahankan kinerjakaryawannya atau bisa
baik lagi.
lebih meningkatkan kinerja sumber daya manusia agar
Berikut ini adalah nilai keseluruhan pengukuran kinerja tercapai kinerja karyawan yang lebih baik lagi.
Divisi Slab steel plant 2 :
Tabel 8. Nilai Keseluruhan Pengukuran Kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, N. 2013. Perancangan HR Scorecard untuk
Skor x Pengukuran Kinerja Karyawan pada PT. Trimitra Sarana
Area Skor Bobot
Bobot Mandiri. Jurnal Ekonomi. Univ. Bina Nusantara. Jakarta.
Filosofi SDM - Area HR
3.25 0.35 1.151 Aryani, N. N. 2008. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja
Efficiency
Departemen Personalia Melalui Pendekatan Human Resources
Kebijakan SDM - Area HPWS 3.297 0.21 0.679
Scorecard Pada PT. Unitex. Jurnal Teknologi Pertanian,
Program SDM - Area HR Institut Pertanian Bogor. Bogor.
5 0.19 0.970
System Alignment
Praktik SDM - Area HR
3.8 0.15 0.570 Becker et al. 2001. The HR Scorecard : Linking People,
Deliverable Strategy, an Performance. Harvard Business School.
Proses SDM - Area HR
4.75 0.10 0.475
Competency Desfriyanty, F. 2010. Perancangan system Pengukuran
Total 1 3.845 Kinerja Divisi Human Capital Menggunakan Metode Human
Resource Scorecard Dengan Analhytical Hierarchy Process.
Jadi, berdasarkan penilaian dari kepala bagian Tugas Akhir, Untirta, Cilegon.
personalia maka perhitungan pengukuran kinerja pada Gaspersz, V. 2003. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi :
Divisi Slab steel plant 2 tersebut adalah yaitu sebesar Balanced Scorecard Dengan Sixsigma Untuk Organisasi
3.845 yang dikategorikan departemen tersebut memiliki Bisnis dan Pemerintahan. PT. Gramedia, Jakarta.
kinerja SDM yang mendekati baik. Dengan begitu
Hasibuan, M. S. P., Drs. H. 2001. Manajeman Sumber Daya
divisi slab steel plant 2 harus mempertahankan Manusia Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
kinerjakaryawannya atau bisa lebih meningkatkan
kinerja sumber daya manusia agar tercapai kinerja Listyani, Ika. 2006. Analisis Dan Perancangan Alat Pengukur
karyawan yang lebih baik lagi. Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard Pada Sub
Direktorat Property And Facilities Management PT. Indosat,
Tbk. Jurnal Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
KESIMPULAN
Mangkuprawira, S. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kondisi eksisting sistem pengukuran kinerja Strategik. Ghalia Indonesia, Bogor.
sumber daya manusia pada Divisi Slab steel plant 2 ini
Simamora, H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
kurang baik karena kurangnya motivasi karyawan untuk Ketiga. STIE YKPN, Yogyakarta.
bekerja dimana banyak karyawan yang pulang sebelum
waktunya sebanyak 35 orang dalam setahun, jarang Widjaja, N. H. S. 2003. Perspektif Terbaru Manajemen Karir.
Manajemen, Jakarta.

351

Anda mungkin juga menyukai