NIM : 0305202084
ك ِم َن ْال ُم ْؤ ِمنِين
َ يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي َح ْسب َُك هَّللا ُ َو َم ِن اتَّبَ َع
َ
“Wahai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu.”
(QS. Al-Anfal (8): 64)
Saat ayat ini diturunkan jumlah umat Islam baru mencapai 40 orang. Hal ini
sesuai dengan Hadits riwayat Al-Thabrany dan Ibn Abbas, ia berkata: “Telah
masuk Islam bersama Rasulullah sebanyak 33 laki-laki dan 6 orang perempuan.
Kemudian Umar masuk Islam, maka jadilah 40 orang Islam.
Selain pendapat tersebut, ada juga yang menetapkan jumlah perawi dalam Hadits
mutawatir sebanyak 70 orang, sesuai dengan firman Allah SWT.:
)من تقول علي مالم اقل فليتبوأ مقعده من النا (ابن ماجه.
Artinya: “Barang siapa mengada-adakan omongan atas (nama)-ku sesuatu yang
aku tidak pernah katakan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari
neraka.” (Ibnu Majah)
Kemudian ada yang berbunyi seperti ini :
قال أبو موسى ﻤﺎ ﺭﻔﻊ رسول هللا ﺼﻟﻰ ﷲ ﻋﻟﻴﻪ ﻭ ﺴﻠﻡ ﻴﺩﻴﻪ ﺤﺘﻰ ﺭؤﻱ
ﺒﻴﺎﺽ ﺍﺒﻁﻴﻪ ﻔﻰ ﺸﻴﺊ ﻤﻥ ﺩﻋﺎﺌﻪ ﺍﻻ ﻔﻰ ﺍﻹﺴﺘﺴﻘﺎﺀ
()رواه البخارى و مسلم.
“Abu Musa Al-Ayari berkata bahwa Rasulullah saw tidak mengangkat kedua
tangan beliau dalam berdo’a hingga tampak putih-putih kedua ketiaknya dan
beliau saw mengangkat tangannya selain dalam do’a shalat istisqa’. (HR Bukhori
dan Muslim)”
c.Mutawatir amali
Hadits mutawatir amali, yakni amalan agama (ibadah) yang dikerjakan
oleh Nabi SAW, kemudian diikuti oleh para Sahabat, lalu Tabi’in , dan
seterusnya sampai sekarang. Contoh, hadits-hadits tentang sholat, jumlah
rakaatnya, dan lain sebagainya. Segala yang menjadi ijma’ di kalangan ulama
dikategorikan sebagai hadits mutawatir amali.
2.2 . Hadits Ahad
2.2.1. Pengertian Hadits Ahad
Secara bahasa kata “ahad” merupakan bentuk plural dari kata “ahad” yang
bermakna satu. Hadits ahad, secara bahasa adalah Hadits yang diriwayatkan oleh
satu orang. Adapun pengertian Hadits ahad secara istilah adalah Hadits yang
tidak memenuhi syarat syarat Hadits mutawatir. Menurut Al Qathan Hadits ahad
adalah Hadits yang tidak memenuhi syarat mutawatir. Dengan demikian berarti
bahwa Hadits ahad adalah Hadits yang sanadnya shahih dan bersambung hingga
sampai kepada sumbernya (Nabi) tetapi kandungannya memberikan pengertian
zhanni dan tidak sampai kepada qath’i atau yakin.
2.2.2. Macam-macam Hadits Ahad
a.Hadits Masyhur
Secara bahasa, kata masyhur adalah isim maf’ul dari kata syahara yang berarti
mengumumkan dan menjelaskan suatu hal. Dalam penegrtian ini masyhur juga
berarti sesuatu yang terkenal, yang dikenal atau yang populer dikalangan
manusia. Sedangkan secara istilah, Hadits masyhur adalah Hadits yang
diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih dari setiap generasi, akan tetapi tidak
mencapai jumlah mutawatir. Lebih lanjut, berdasarkan pada segi lingkungan,
popularitas dan penyebarannya maupun segi frekuensi penggunaannya, Hadits
masyhur ini juga sangat beragam, yaitu
- Hadits mayhur di kalangan muhadditsun
ُع َوالَ ي ُْوهَب ِ اَل َواَل ُء لَحْ َمةٌ َكلَحْ َم ِة النّ ّس
ُ ب اَل يُبَا
Artinya : “kekerabatan dengan jalan memerdekakan, sama dengan kekerabatan
dengan jalan keturunan, tidak boleh dijual dan tidak boleh dihibahkan”.
Hadits ini diterima dari Nabi oleh Ibnu Umar dan dari Ibnu Umar hanya
Abdukllah bin Dinar saja yang meriwayatkan. Abdullah bin Dinar adalah seorang
Tabi’i , seorang hafidh yang kokoh ingatanya.
- Hadits Ghairu Nisbi, yaitu Hadits yang keghariban sanadnya terjadi pada
tengah sanad, bukan pada asal sanad sebagaimana Hadits gharib mutlak.
Maksutnya, semula diriwayatkan oleh lebih dari seorang rawi dalam asal
sanadnya kemudian secara sendirian diriwayatkan oleh satu orang rawi
dari mereka para perawi tersebut.
Contoh lain hadits gharib nisbi berkenaan dengan kota atau tempat tinggal
tertentu :