Anda di halaman 1dari 14

Analisis Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Oleh Perusahaan

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah “Ekonomi Manajerial”

Dosen Pengampu

Dediek Tri Kurniawan, S.E., M.M.,

Disusun oleh:

Nadzifatul Qadriyah (180413620369)

Rizka Khoirunnisa (180413620569)

Salsabilla Lu’ay Natswa (180413620600)

Offering PP Manajemen

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

DESEMBER 2020
Berawal dari penyelidikan terhadap keterlambatan pemberitahuan
pengambilalihan saham yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk sebagai terlapor.

Nilai transaksi akuisisi yang terlambat dilaporkan adalah Rp


31.499.722.800. Harusnya berdasarkan pasal 29 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999, pengambilalihan saham dengan jumlah tertentu wajib
diberitahukan kepada KPPU, selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal
akuisisi.
umlah tertentu yang dimaksud adalah nilai aset sebesar Rp 2,5 triliun
dan/atau nilai penjualan sebesar Rp 5 triliun.

Manajemen Investasi & Sustainability

Suatu perusahaan didirikan tidak hanya untuk tujuan profit melainkan


juga dapat menjamin sustainability prospektif berdirinya perusahaan
tersebut. Dalam hal ini salah satu menjadi faktor penting dalam
sustainability itu sendiri, dimana dalam hal ini kegiatan investasi berperan
penting dalam pengelolaan modal dan aset yang apabila perusahaan
tersebut ber investasi dalam waktu dan jumlah yang tepat maka
perusahaan tersebut akan mampu sustain. Dengan kata lain, kegiatan
investasi ini digunakan untuk memperoleh keuntungan lain diluar kegiatan
operasional yang mampu menjadi “pelumas” akan tumbuh kembangnya
suatu perusahaan. Tanpa adanya hal tersebut maka dapat dipastikan suatu
perusahaan tidak bisa sustain, tak jarang suatu perusahaan yang terlambat
melakukan investasi atau bahkan tidak baik dalam kegiatan pengelolaan
investasi nya maka secara perlahan perusahaan tersebut akan bankrupt.

Mismatch Cash Flow


Erat kaitannya dengan kegiatan investasi, tentunya hal tersebut tidak
luput dari adanya ketidakpastian atau uncertainty yang tidak bisa dihindari
dan sebagai pelaku ekonomi yang harus dilakukan ialah melakukan
pengurangan atau mempersempit ketidakpastian tersebut. Dalam
praktiknya, sebuah perusahaan akan menerima kondisi dimana arus kas
yang keluar tidak sesuai dengan arus kas pemasukan atau biasa disebut
mismatch cash flow. Salah satu contohnya, ketika mismatch cash flow
terjadi dalam sisi nilai atau jumlah (Cash In Flow > Cash Out Flow) maka
dana mengendap atau berlebih dapat dinvestasikan yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini, dapat
dibuktikan bahwa kegiatan investasi mampu menjadi solusi untuk masalah
mismatch cash flow.

Opportunity Cost

Dalam setiap tindakan yang kita lakukan tentunya, ada suatu


pengorbanan atau biaya atas hal tersebut. Sama halnya dengan investasi,
setiap aset yang kita miliki apabila tidak diinvestasikan dengan baik dan
benar maka pasti akan adanya opportunity cost. Disini, manajemen
investasi berperan sebagai pereduksi akan adanya opportunity cost
tersebut.

Manajemen Investasi & Kebijakan Manajemen Keuangan

Dalam kegiatan investasi tentunya terdapat kebijakan atas manajemen


investasi itu sendiri yang pada dasarnya mengatur tentang bagaimana
aktiva yang kita miliki dapat terinvestasi dengan tepat. Yang mana dalam
praktiknya tentu ada beberapa aspek yang juga harus diperhatikan seperti
kegiatan alokasi dana yang dilakukan terhadap aset lancar dan aset tetap.
Selain pengalokasian, kebutuhan akan penerimaan dana/pendanaan ini
sendiri juga diatur oleh kebijakan pendanaan. Tidak berhenti sampai
disana, kegiatan pengalokasian suatu aset agar mampu menjadi aset
produktif juga dibantu oleh adanya kebijakan atas modal kerja. Setelah
semua kegiatan tersebut terlaksana, dalam kegiatan investasi tentunya
suatu perusahaan akan memperoleh keuntungan, yang juga tak luput dari
sebuah kebijakan pengalokasikan keuntungan yang mengatur tentang
bagaimana dan akan dialirkan kemana saja keuntungan tersebut.

Nilai Waktu Uang Dalam Manajemen Investasi

Nilai waktu uang merupakan konsep penting yang perlu


diperhatikan dalam manejemen investasi. Nilai waktu uang adalah konsep
dimana nilai uang saat ini akan memiliki nilai yang berbeda di masa yang
akan datang. Adanya nilai waktu dari uang (time value of money) membuat
kita mempunyai kesempatan menyimpan uang yang diterima sekarang
dalam suatu bentuk investasi dan mendapatkan bunga (interest). Dengan
adanya kepastian arus kas, tingkat bunga dapat digunakan untuk
menyatakan nilai waktu dari uang.

Seorang manajer keungan perlu memahami konsep waktu uang ini


dalam kaitannya dengan keputusan investasi aktiva dan keputusan
pendanaan. Berikut ini merupakan konsep nilai waktu uang:

1. Future Value (Nilai yang akan datang)


Future value merupakan konsep dimana sejumlah uang tertentu
saat ini yang diniliai untuk waktu mendatang maka uang tersebut harus
digandakan dengan tingkat bunga tertentu (Compound Factor).

2. Present Value (Nilai saat ini)

Preset value merupakan konsep dimana sejumlah uang tertentu


yang diterima di waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka
jumlah uang tersebut harus didiskonto (discounting). Tingkat diskonto
adalah Bunga yang digunakan untuk mengubah nilai masa depan
menjadi nilai sekarang.

 Dalam sebuah bisnis NPV (Net Present Value) bermanfaat dalam


mengukur kemampuan investasi yang akan dilakukan. Melalui NPV
ini dapat diketahui apakah investasi tersebut akan menguntungkan
bagi mereka atau merugikan.

Risk dan Return

1. Return

Return merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh atas


investasi yang dilakukan. Return dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Expected Return
Expected return merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan
atas investasi yang dilakukan.
b) Realized Return
Realized return merupakan return yang telah terjadi. Return ini
dihitung dengan menggunakan data historis.
 Pengukuran return:
Pt −Pt −1
Ri=
Pt −1
Keterangan:
Ri=Return saham
Pt =Harga jual saham
Pt −1 =Harga beli saham

 Pengukuran Expected Return

Keterangan:
R = Tingkat keuntungan yang diharapkan
Ri = Tingkat keuntungan pada kondisi i
Pi = Probabilitas kondisi i

Contoh Perhitungan Expected Return:

Possible Probabilit Weight


Outcomes y Returns value
  1 2 1x2
Pesimistic 0,25 13% 3,25%
Most likely 0,50 15% 7,50%
Optimistic 0,25 17% 4,25%
expected
total 1,00 return 15,00%

 Standart Deviation
Standar deviasi digunakan untuk mengukur kerapatan distribusi
probabilitas. Semakin kecil standar deviasi maka semakin rapat
distribusi probabilitas. Ini berarti akan semakin kecil risikonya.

Keterangan:

σ = Standar Deviasi

Ri = Return pada kondisi i

R = Expected return

Pi = Probabilitas

Contoh Perhitungan Standar Deviasi:

Probabilitas Return ( Ri−R)2 ( Ri−R)2x Pi


(Pi) PT. A    
0,25 100% 0,723 0,181
0,50 30% 0,023 0,011
0,25 50% 0,123 0,031
    TOTAL 0,223
15%   Standar Deviasi 0,472

 Coefficient of Variation (CV)

Coefficient of Variation merupakan ukuran penyimpangan relative


yang digunakan untuk membandingkan risiko dari dua atau lebih usulan
investasi dimana return dan risknya berbeda.
Keterangan:

CV = Coefficient of Variation

σ = Standar Deviasi

R = Expected Return

Contoh Perhitungan Coefficient of Variation:

Asset
  Asset C D
Expected return 12% 20%
Standart
deviation 9% 10%
Koefisien
Variasi 75% 50%

 Berdasarkan Perhitungan di atas 75% > 50%, Ini berarti aset C lebih
berisiko dari pada aset D.
2. Risk

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat


pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual.
Risiko tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

- Interst Risk - Financial Risk


- Market Risk - Liquidity Risk
- Inflation Risk - Exchange rate Risk
- Busines Risk - Country Risk
Terdapat 3 perilaku investor dalam menghadapi risiko antara lain:

1. Risk Averter
Karakteristik ini cenderung menghindari risiko, biasanya lebih
memilih investasu dengan low risk, low return.
2. Risk Seeker
Karakteristik ini cenderung menyukai risiko dan akan memilih
investasi dengan high risk, high return.
3. Risk Neutrality
Karakteristik ini cenderung netral dalam menghadapi risiko, selama
investasi yang akan dipilih memberinya keuntungan, ia akan
melakukan investasi tidak peduki risiko tinggi atau rendah.

Risiko dapat dilihat dengan 2 cara yaitu:

- Stand Alone Basis


Merupakan risiko yang akan dihadapi investor yang memiliki satu
jenis aktiva.
- Portofolio Basis
Merupakan risiko yang akan dihadapi investor yang memiliki
beberapa aktiva.

Risk dan Return Portofolio

1. Return Portofolio

Return yang diharapkan dari suatu portofolio adalah rata-rata


tertimbang (Weighted average) dari semua return yang diharapkan dari
sekuritas-sekuritas dalam portofolio.

Keterangan:
Rp = Return ekspektasi dari portofolio

Wi = Porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas di portofolio

Ri = Return ekspektasi dari sekuritas i

Contoh Perhitungan:

Expected
Porsi Sekuritas Return
  Expected Return (Ri) (Wi) Portofolio (Rp)
Asset A 14% 25% 4%
Asset B 16% 25% 4%
Asset C 20% 25% 5%
Asset D 15% 25% 4%
    TOTAL 16%
2. Risiko Portofolio
 Risiko portofolio diukur dengan standart deviation portofolio
 Tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas
tunggal.

Dalam konteks portofolio, semakin banyak jumlah saham yang


dimasukkan dalam portofolio maka akan semakin besar manfaat
pengurangan risiko. Diversifiksi adalah pembentukan portofolio melalui
pemilihan kombinasi sejumlah asset tertentu hingga risiko yang didapat
dapat diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang
diharapkan.

Manajemen Investasi model keseimbangan

Model penetapan harga asset modal (CAPM) adalah sebuah alat


untuk memprediksi keseimbangan imbal hasil yang diharapkan dari
suatu asset beresiko. Strategi investasi yang seimbang adalah strategi
yang mencari keseimbangan antara pelestarian modal dan
pertumbuhan.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan


ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy.
Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari
sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk
premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

CAPM sebagai sebuah model keseimbangan bisa membantu kita


menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan resiko
dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks.

Rumus CAPM : Expected return – beta relationship)

E(r) –Rf =  (Rm)-Rf ]

Dimana :

E(r)      : expected rate of return

Rf        : tingkat suku bunga bebas resiko

β          : beta / resiko sistematis asat suatu investasi

E(Rm) : expected rate of return dari market / portofolio pasar

[ E(Rm) – Rf ] disebut sebagai premi risiko, karena mencerminkan


kompensasi atas kesanggupan investor dalam menanggung risiko
diatas tingkat suku bunga bebas risiko. Portfolio pasar adalah portfolio
yang mewakili semua kesempatan investasi yang ada. Sebagai
pendekatan dapat digunakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
bursa saham

Beta diartikan sebagai suatu ukuran kepekaan sebuah portfolio


investasi terhadap risiko pasar, atau dengan kata lain, besarnya
kontribusi risiko portfolio investasi terhadap risiko pada portfolio pasar
secara keseluruhan.

Rumus Beta

Dimana

 β : beta/ systematic risk


 cov(Ri,Rm)  : covariance antara Return portfolio (NAB) dengan
return market (IHSG)
 σ : variance dari return market (IHSG)

Garis bawah:

CAPM menggunakan prinsip Teori Portofolio Modern untuk


menentukan apakah sekuritas dinilai secara wajar. Ini bergantung pada
asumsi tentang perilaku investor, distribusi risiko dan laba, serta
fundamental pasar yang tidak sesuai dengan kenyataan. Namun,
konsep yang mendasari CAPM dan perbatasan efisien yang terkait
dapat membantu investor memahami hubungan antara risiko dan
penghargaan yang diharapkan saat mereka membuat keputusan yang
lebih baik tentang menambahkan sekuritas ke portofolio.

Analisis fundamental untuk investasi saham

Salah satu teknik dalam berinvestasi saham adalah analisa


fundamental. Teknik ini melihat kondisi dan nilai suatu perusahaan
berdasarkan kinerja dan proyeksi perusahaan. Secara umum
pendekatan analisis fundamental terbagi dua macam yaitu top down
dan bottom up.

 top down : obyek yang dianalisa adalah kondisi makro


ekonomi, sektor industrinya dan terakhir perusahaan.
 bottom up: adalah kebalikannya mulai dari perusahaan,
sektornya dan kondisi makro ekonomi.

Analisis fundamental paling sering digunakan untuk saham, tetapi


berguna untuk mengevaluasi sekuritas apa pun, dari obligasi hingga
derivatif. Jika mempertimbangkan fundamental, dari ekonomi yang
lebih luas hingga detail perusahaan, dapat melakukan analisis
fundamental.

Berbagai faktor fundamental dapat dikelompokkan menjadi dua


kategori: kuantitatif dan kualitatif. Informasi kuantitatif yang diperoleh
dari laporan keuangan untuk membuat keputusan investasi. Tiga
laporan keuangan terpenting adalah laporan laba rugi, neraca, dan
laporan arus kas. Sedangkan informasi kualitatif dapat didapat dari
memperhatikan model bisnis, keunggulan kompetitif, pengelolaan,
tata kelola perusahaan.

Efisiensi pasar

Efisiensi pasar mengacu pada sejauh mana harga pasar


mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia. Jika pasar
efisien, maka semua informasi sudah dimasukkan ke dalam harga,
sehingga tidak ada cara untuk "mengalahkan" pasar karena tidak ada
sekuritas yang dinilai terlalu rendah atau dinilai terlalu tinggi.
 Efisiensi pasar mengacu pada seberapa baik harga saat ini
mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan tentang
nilai aktual dari aset yang mendasarinya.
 Pasar yang benar-benar efisien menghilangkan kemungkinan
mengalahkan pasar, karena informasi apa pun yang tersedia untuk
pedagang mana pun sudah dimasukkan ke dalam harga pasar.
 Ketika kualitas dan jumlah informasi meningkat, pasar
menjadi lebih efisien mengurangi peluang arbitrase dan keuntungan
pasar di atas.

Event Study (Stydy Peristiwa)

Studi peristiwa adalah analisis empiris yang meneliti dampak


kejadian katalis yang signifikan atau peristiwa kontingen terhadap nilai
sekuritas, seperti saham perusahaan.

Studi peristiwa dapat mengungkapkan informasi penting tentang


bagaimana keamanan kemungkinan akan bereaksi terhadap peristiwa
tertentu. Contoh peristiwa yang mempengaruhi nilai sekuritas
termasuk pengajuan perusahaan. perlindungan kebangkrutan,
pengumuman positif merger, atau perusahaan yang gagal memenuhi
kewajiban hutangnya.

Anda mungkin juga menyukai