Dosen Pengampuh
Dr. Andi Asrina, SKM.,M.Kes
Di Susun Oleh
Kelompok 9
Ima Azzahrah Daud 14120190117
Astrid Putri Ayumi As. 14120190133
Fatimah Azzahra 14120190171
Kelas B4
2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini,untuk membantu peningkatan pengetahuan dibidang praktek survey
promosi kesehatan di berbagai tatanan.
Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu kami sangat
membutuhkan masukan dan kritikan kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
2
Daftar isi
Kata Pengantar...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4-5
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5-20
BAB III............................................................................................................................23
PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan..........................................................................................................23
B. Saran....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan Praktek Survei Promosi Kesehatan di tatanan Rumah
Tangga
1.Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya. kegiatan yang menggunakan metode pemberdayaan
masyarakat yaitu sosialisasi tentang lingkungan rumah tangga yang sehat
dengan sasarannya yaitu masyarakat agar mampu mendukung upaya
meningkatkan jumlah rumah tangga sehat diwilayahnya.(Depkes RI, 2006)
2. Bina Suasana
Kegiatan yang menggunakan metode bina suasana salah satunya yaitu
penggalangan kemitraan dengan kelompok potensial seperti organisasi,
profesi, LSM,dunia usaha dan swasta . kegiatan ini bertujuan agar para
pelaku/sasaran di harapkan dapat bersedia bekerja sama dan memberikan
dukungan sumber daya dan teknologi tepat guna . kegiatan ini di lakukan
dengan membuka forum kumunikasi dengan para sasaran terkait.(Depkes
RI, 2006)
3. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran rumah
tangga membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain . kegiatan yang
berhubungan dengan advokasi yaitu peningkatan pengetahuan dan
5
dukungan untuk rumah tangga yang sehat dengan sasaran seperti
Bupati,DPRD,Camat,dan Sektor terkait. Yang di harapkan sasaran tersebut
dapat menyetujui kebijakan dan dukungan dana tentang kemudahan akses
air bersih dan jamban demi terwujudnya rumah tangga yang sehat .
kegiatan ini di lakukan dengan mengadakan seminar,audiensi,dan lobi ke
sasaran terkait.(Depkes RI, 2006)
“Perilaku Hidup Bersih Sehat Dalam Tatanan Rumah Tangga Warga Desa
Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus”
6
sehat, 7) 68% pemberantasan jentik nyamuk, 8) 47% warga terbiasa makan sayur
dan buah, 9) 39% warga melakukan olahraga rutin dan 10) 65% warga tidak
merokok. 11) 100% ibu hamil periksa rutin ,12) 64% warga membuang sampah
pada tempatnya, 13) 95% warga tidak minum minuman keras dan narkoba, 14)
72% warga memiliki jaminan kesehatan, 15) 85% warga gosok gigi teratur, 16)
91% lantai rumah baik. Terdapat delapan indikator PHBS yang masih berada di
bawah target nasional (80%). Diharapkan pemerintah desa bersama kader
kesehatan dan tokoh masyarakat dapat memotivasi masyarakat untuk
melaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Tenaga kesehatan hendaknya
meningkatkan kegiatan promosi kesehatan melalui penyuluhan tentang PHBS
kepada warga masyarakat Desa Prambatan Lor.(Tristanti & Himawan, 2018)
1.Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya. kegiatan yang menggunakan metode pemberdayaan
masyarakat di institusi pendidikan yaitu peningkatan kemampuan guru
sekolah agar dapat memotivasi anak sekolah untuk menggunakan air
bersih dan jamban . kegitan ini di lakukan dengan membuka forum
komunikasi antara pihak sekolah atau guru dengan petugas promosi
kesehatan. (Depkes RI, 2006)
7
2. Bina Suasana
Kegiatan yang menggunakan metode bina suasana yaitu mengadakan
seminar tentang air bersih dan jamban yang sasarannya yaitu kepala
sekolah dan guru yang di harapkan menjadi motivator dalam
menyampaikan anak didik agar menggunakan air bersih dan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan . bina suasana ini dilakukan melakukan
komunikasi bersama para guru.(Depkes RI, 2006)
3. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran
institusi pendidikan membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain .
kegiatan yang berhubungan dengan advokasi seperti advokasi kepada
Pemda beserta jajaran terkait untuk mendapatkan dukungan dana dan
kebijakan tentang kemudahan akses terhadap air bersih dan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan di sekolah. Kegiatan advokasi ini di lakukan
dengan mengadakan seminar,audiensi, atau melakukan lobi kepada pihak
terkait.(Depkes RI, 2006)
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di
tatanantatanan sosial lain, yaitu tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja,
tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Menurut Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2009, bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan
lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja
(59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain
(62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain
rumah tangga, yaitu di tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan
8
tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan, juga belum berjalan sebagaimana
mestinya (Depkes, 2011:4).
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi awal
yang menunjukan bahwa penerapan PHBS di SD Negeri Banjarsari 02 Kecamatan
Gabus Kabupaten Pati belum memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan
perilaku sehat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 2269/ MENKES/PER/XI/
2011mengenai “Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan
ketersediaan fasilitas di sekolah dengan penerapan PHBS membuang sampah pada
tepatnya. Jenis penelitian ini Explanatory Research dengan pendekatan cross-
sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Banjarsari 02
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati tahun 2012.Sampel berjumlah 46
siswa.Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner.Analisis data dilakukan secara
9
univariat dan bivariat (Fisher).Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara
pengetahuan (p=0,037), sikap (p=0,007), dan ketersediaan fasilitas di sekolah
(p=0,002) dengan penerapan PHBS membuang sampah pada tempatnya.Saran
yang diberikan kepada SD Negeri Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten
Pati, hendaknya diberikan penyuluhan tentang PHBS. Menyediakan fasilitas yang
dapat menunjang para siswa agar mau menerapkan PHBS membuang sampah
pada tempatnya. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, hendaknya memantau
program PHBS khususnya pada tatanan sekolah.(Raharjo & Indarjo, 2014)
1.Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya. kegiatan yang menggunakan metode pemberdayaan
masyarakat seperti peningkatan pengetahuan dan perilaku terhadap
penggunaan air bersih dan jamban umum yang di tujukan kepada
pedagang, masyarakat, pengelola , dan pemda yang diharapkan tersedianya
air minum dan jamban yang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan.
Kegiatan ini di lakukan dengan penyuluhan langsung atau melakukan
diskusi kepada sasaran terkait.(Depkes RI, 2006)
2. Bina Suasana
10
Kegiatan yang menggunakan metode bina suasana salah satunya yaitu
penggalangan kemitraan dengan pengelolan tempat-tempat umum dengan
sasarannya yaitu pengelola tempat yang di harapkan dapat mendukung dan
menyediakan sarana air bersih dan jamban di tempat yang dikelolanya
.kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan pengelola .
(Depkes RI, 2006)
3. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran
tempat-tempat umum membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain .
kegiatan yang berhubungan dengan advokasi yaitu penggalangan
dukungan dana dan kebijakan dari Pemerintah setempat yang di harapkan
diperolehnya dukungan dana dan kebijakan tentang
penyediaan,penggunaan,dan pemeliharaan air bersih dan jamban bersih di
tempat-tempat umum. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan seminar
, audiensi , ataupun melakukan lobi ke pemerintah setempat.(Depkes RI,
2006)
11
dan ketersediaan lingkungan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
kondisi yang ada di Taman Sritanjung melalui sudut pandang promosi kesehatan.
Adapun metode pada penelitian ini adalah menggunakan metode pengamatan atau
observasi langsung dan wawancara pada petugas kebersihan Taman Sritanjung
yang didukung dengan menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan
peraturan yang berkaitan. Taman Sritanjung merupakan salah satu Taman Kota
yang ada di Kabupaten Banyuwangi yang berada di tempat strategis tengah kota.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di Taman Sritanjung dari seluruh
aspek yang diteliti sekitar 70% sudah terpenuhi dan termasuk dalam kategori baik.
Sebanyak tujuh aspek yang diteliti sudah terpenuhi hanya perlu beberapa
tambahan media promosi kesehatan seperti penambahan poster dan rambu- rambu
sebagai sarana edukasi keluarga.(Ikrima, N. A., 2018)
1.Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya. kegiatan yang menggunakan metode pemberdayaan
masyarakat yaitu peningkatan kepesertaan masyarakat di tempat kerja
yang ditujukan kepada karyawan/ti atau pekerja . kegiatan ini di harapkan
para pekerja memahami pentingnya keikutsertaan sebagai peserta jaminan
12
pemeliharaan kesehatan dengan menggunakan metode penyuluhan
langsung.(Depkes RI, 2006)
2. Bina Suasana
Kegiatan yang menggunakan metode bina suasana salah satunya yaitu
sosialisasi jaminan pemeliharaan kesehatan dengan sasarannya yaitu ketua
SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), ketua K3, Manajer Perusahaan,
KADIN(Organisasi Pengusaha Indonesia), dan asosiasi perusahaan.
Dengan adanya kegiatan ini di harapkan adanya penyebarluasan informasi
tentang keikutsertaan dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
Kegiatan ini dapat di lakukan dengan melakukan pertemuan formal
maupun informal.(Depkes RI, 2006)
3. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran di
tempat kerja membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain . kegiatan yang
berhubungan dengan advokasi yaitu dukungan penerapan kebijakan
jaminan pemeliharaan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran ketua
KADIN kab/kota,Ketua SPSI Kab/Kota,Kepala Dinas Tenaga Kerja,dan
Pimpinan Perusahaan. Kegiatan ini bertujuan agar para sasaran terkait
mendukung kebijakan kepesertaan semesta jaminan pemeliharaan
kesehatan melalui metode rapat dan sarasehan .(Depkes RI, 2006)
13
kerja.Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan dalam upaya
menghadapi tantangan di dunia industri.
Penerapan budaya kerja 5S ini juga dilakukan penilaian setiap 1 bulan sekali,
meliputi penilaian area kerja dan individu pekerja.Berdasarkan hasil survei awal
yang dilakukan saat magang pada tanggal 4 Agustus – 4 September 2014, pekerja
di industri ini masih belum menerapkan 5S dalam setiap tahapan pekerjaan yang
mereka lakukan.Hal ini dikarenakan belum adanya pendalaman materi khusus 5S
pada pekerja dan masih kurangnya media promosi kesehatan pendukung program
5S. Sehingga pekerja hanya mengerti 5S adalah resik-resik dan masih kurang
memiliki rasa kepemilikan lingkungan. Tetapi ini berbanding terbalik dengan
penelitian yang di lakukan pada tahun 2015 Hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara promosi kesehatan 5S dengan peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktek responden. Efektifitas media buku saku dan poster
yang digunakan untuk promosi kesehatan 5S turut memberikan keefektifitasan
terhadap peningkatan pengetahuan responden sebesar 33,3%, peningkatan sikap
14
responden sebesar 14,75%, dan peningkatan praktek responden sebesar 16,46%
Promosi kesehatan 5S melalui media buku saku dan poster berpengaruh efektif
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek pekerja dalam penerapan 5S
di area processing PT. Charoen Pokphand Indonesia Semarang tahun 2015,
diharapkan juga untuk perusahan dan petugas untuk mengupayakan kembali
promosi kesehatan penerapan 5S melalui mediasafety talkyang diputarkan setiap
pagi sebelum beraktivitas. (A & Hartini, n.d.)
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya. Berbagai metode pemberdayaan masyarakat yang dapat
dilalukan di Rumah Sakit pada sasaran, antara lain berbentuk pelayanan
konseling bagi pasien dan Keluarga Pasien di rawat inap maupun rawat
jalan dapat dilakukan beberapa kegiatan pemberdayaan Pasien. Konseling
penggunaan obat, alat bantu, dan sebagainya. Pemberdayaan Keluarga
Pasien misalnya konseling terhadap diagnosa penyakit yang diderita
Pasien, diskusi kelompok dengan mengumpulkan Keluarga Pasien dalam
upaya meningkatan hudup sehat.(Depkes RI, 2018)
15
2. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya memberdayakan sasaran
PKRS membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, seperti dalam
rangka pelaksanaan Promosi Kesehatan yang terintegrasi perlu dibuat
kebijakan oleh direktur atau kepala Rumah Sakit tentang pelaksanaan
Promosi Kesehatan terhadap hasil asesmen Pasien, Keluarga Pasien, SDM
Rumah Sakit, Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah
Sakit. Selain itu diperlukan juga dukungan kebijakan antara lain
kelembagaan, organisasi, tenaga, sarana dan prasarana. Contoh lainnya
yaitu untuk mengupayakan adanya kebijakan lingkungan Rumah Sakit
yang tanpa asap rokok, pengaturan tentang sampah baik sampah medis dan
sampah non medis, serta kebijakan terhadap hasil asesemen yang
ditemukan pada sasaran dan lain sebagainya, perlu melakukan advokasi
kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah atau pemangku
kepentingan lainnya untuk diterbitkannya peraturan/kebijakan yang
berkomitmen dalam pelaksanaan PKRS seperti tentang Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) yang mencakup di Rumah Sakit, kebijakan mengharuskan
seluruh SDM Rumah Sakit menerapkan PHBS, kebijakan pelaksanaan
PKRS harus dilaksanakan pada setiap unit/intalasi yang terintegrasi dan
didukung oleh tenaga profesional, dana sarana dan prasarana, dan lain
sebagainya. Beberapa metode dalam advokasi antara lain lobby, seminar,
sosialisasi, dan workshop. Dalam melakukan advokasi juga harus
didukung dengan data dan informasi terhadap keadaan situasi Rumah
Sakit.(Depkes RI, 2018)
3.Bina Suasana
Baik dalam pemberdayaan masyarakat maupun advokasi, prinsip-prinsip
kemitraan harus ditegakkan. Bina suasana dilaksanakan atas dasar bahwa
pelaksanaan Promosi Kesehatan yang baik tidak dapat dilaksanakan oleh
Rumah Sakit itu sendiri, melainkan melibatkan banyak unsur dan sektor
terkait, sehingga tujuan Promosi Kesehatan dapat merubah perilaku dapat
tercapai. Bina suasana dikembangkan berdasarkan kebutuhan Promosi
16
Kesehatan. Pengelola PKRS harus bekerjasama dengan berbagai pihak
terkait, (multi profesi, multi displin, dan seluruh instalasi/unit ,pelayan
fungsional, serta dinas kesehatan pemerintah daerah/lintas sektor terakit,
Puskesmas/fasilitas kesehatan tingkat pertama/jejaring pelayanan
kesehatan, dan sumber-sumber yang ada di masyarakat seperti misalnya
kelompok profesi, kelompok peduli kesehatan, pemuka agama, lembaga
swadaya masyarakat, media massa, dan lain-lain.(Depkes RI, 2018)
17
menggugah kesadaran dan minat pasien dan keluarganya untuk berperan serta
secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu
penyuluhan kesehatan haruslah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
program pelayanan kesehatan di rumah sakit dan bukan merupakan bagian
tambahan yang terlepas (Fizran, 1998).
18
bisa menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang
berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien
dan keluarganya. Selain itu efektivitas suatu pengobatan dipengaruhi juga oleh
pola pelayanan masyarakat yang ada, sikap dan keterampilan para pelaksananya
serta lingkungan, sikap dan pola hidup pasien serta keluarganya.(Lubis, 2012)
1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Advokasi
19
dilakukan dengan menggunakan pendekatan terhadap orang-orang yang
dianggap mempunyai pengaruh di lingkungan atau wilayahnya. Metode
dan teknik advokasi yang dilakukan petugas promosi kesehatan mulai dari
lobi-lobi politik dengan cara berbincang secara nonformal dengan para
pejabat pemerintahan untuk menginformasikan dan membahas program
PHBS, agar diperoleh dukungan atau komitmen dari pembuat keputusan
dengan mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan kegiatan PHBS.
Dukungan ini juga dapat diperoleh dari pihak yang ada di luar
pemerintahan, seperti produsen obat-obatan.(Rodiah et al., 2016)
3. Bina Suasana
20
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Berbagai hasil survei menunjukkan
bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih perlu untuk
ditingkatkan. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB),
penyakit menular dan tidak menular merupakan indikator derajat
kesehatan yang capaiannya belum memuaskan (Pusat Promkes, 2011)
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
22
DAFTAR PUSTAKA
A, D. Y., & Hartini, E. (n.d.). PENGETAHUAN , SIKAP DAN PRAKTEK 5S PEKERJA
DI PT . CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG TAHUN.
Indah, I., Sari, K., Sulistyowati, M., Masyarakat, F. K., & Surabaya, U. A. (2014).
Terhadap Phbs Rumah Tangga Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Komunitas, Vol 3,
No. https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/4428%0A
Lubis, Y. (2012). Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan PKRS Di
Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012. USU
Journal of Legal Studies, 7598(06), 3729–3735.
Raharjo, A. S., & Indarjo, S. (2014). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan
Ketersediaan Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah pada
Tempatnya. Unnes Journal of Public Health, 3(1), 1–10.
Rodiah, S., Rosfiantika, E., & Yanto, A. (2016). Strategi Promosi Kesehatan Puskesmas
Dtp Tarogong Kabupaten Garut. Sosiohumaniora, 18(1), 55–60.
https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i1.9357
Tristanti, I., & Himawan, R. (2018). University Research Colloqium 2018 STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta Perilaku Hidup Bersih Sehat Dalam Tatanan Rumah
Tangga Warga Desa Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
500–507.
23
24