Anda di halaman 1dari 18

Makala

Teori alam Sadar dan tidak Sadar (kesadaran diri)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 3:
Paula A. Kaawoan
Anggelica Love Mandey
Anjeli Undap
Filipo Pangkey
Anggreini Repi
Tesalonika Lampa
Gratia Kumolontang

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa . yang mana atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“Teori Alam Sadar Dan Tidak sadar (kesadaran diri) ”.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari


hambatan yang kami hadapi, namun kami menyadari
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat
teratasi.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya


masih banyak kekurangan, mengingat akanketerbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh kami. Untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
penyusunan makalah yang akan datang.
I

KATA PENGANTAR
......................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................1
2. Tujuan Penulisan ................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
 Teori Kesadaran diri Menurut Sigismund Freud Sehlomo....3
 Pengertian Kesadaran dan Bentuk Kesadaran......................4
 Tingkat Menurunnya Kesadaran............................................ 4
 Keprasadaran..........................................................................5
 Ketidaksadaran Dan Bentuk Ketidaksadaran........................6
 Alam bawah sadar Menurut Robert Kaplan dan Denis S......8
 Unsur-Unsur Bawah Sadar dan Pemahaman Pribadi............9
 Motivasi bawah sadar...........................................................10
 Dinamika Motivasi.................................................................12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................14

Daftar pustaka ..............................................................................14


ii

Latar Belakang

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk


pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah
satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga
dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional
dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan
perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah
dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa
menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
1

Tujuan Penulisan

 Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan


 Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
 Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
 Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
 Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
 Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
2

BAB II

ALAM KESADARAN, PRA SADAR DAN MOTIVASI

BAWAH SADAR MANUSIA

Alam Pra sadar dan Alam Bawah Sadar,

Teori Sigismund Freud Schlomo (1856-1939)

Sigmund Freud adalah pendiri aliran psikoanalisis (psikoanalisis adalah suatu metode
psikologis yang digunakan untuk memperlihatkan peran dari dorongan-dorongan tak
sadar/bawah sadar dan konflik-konflik batin manusia dalam menyebabkan bermacam-macam
gangguan kepribadian)1. Dia lahir dengan nama lengkap Sigismund Freud Shclomo pada 6 Mei
1856 dan meninggal di London pada 23 September 1939.2 Freud diakui sebagai orang pertama
yang memetakan alam bawah sadar manusia. Ide-ide pokok Freud tentang teori kepribadian
langsung tumbuh dari pengalamannya dalam merawat pasien-pasien neurotik. Ia mengungkapkan
bahwa sikap dan perasaan yang dikemukakan oleh pasien-pasiennya tidak mungkin berasal dari
alam sadar, melainkan dari alam bawah sadar. Pengalaman-pengalaman Freud dalam terapi
memberikeyakinan bahwa ketidaksadaran merupakan faktor penentu tingkah laku yang penting
dan dinamik. Dalam hubungan dengan terapeutik, Freud mengamati bahwa kata-kata yang

1
2
diungkapkan oleh pasiennya tidak logis, orientasinya mengenai waktu dan tempat tidak tepat dan
tidak jelas, serta tidak sebagaimana mestinya. Jelas bagi Freud bahwa isi pikiran tidak mungkin
berasal dari kesadaran, melainkan dari tingkat-tingkat kegiatan mental di bawah alam sadar. Ia
menyimpulkan bahwa ada tiga macam kegiatan mental: kesadaran (alam sadar),keprasadaran
(alam pra-sadar), dan ketidaksadaran (alam tak sadar/bawah sadar). Marilah kita membahas
ketiga bentuk kegiatan mental ini secara singkat, demi mengetahui secara memadai apa yang kita
inginkan dalam tulisan ini.

Alam Sadar (Kesadaran)

Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan


lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian). Alam
sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar.4

Bentuk Kesadaran

Menurut Maramis bentuk-bentuk kesadaran terdiri dari beberapa aspek, yaitu kesadaran
normal dan kesadaran menurun. Kesadaran normal merupakan suatu bentuk kesadaran individu
yang sadar tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian, dan orientasinya yang
mencakup ruang, waktu, dan manusia selalu dalam keadaan baik. Sedangkan kesadaran yang
menurun berarti suatu bentuk kesadaran yang berkurang secara keseluruhan, kemampuan
persepsi, perhatian dan pemikiran.

Tingkat menurunnya kesadaran :

 Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang
suatu kejadian tertentu.
 Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang
masuk (mulai mengantuk) dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
 Somnolensi. Kata somnolensi berasal dari kata Latin, somnolenter, artinya tidur, mabuk
tidur, malas. Bila kita hubungkan dengan arti kata dalam konteks ini, somnolensi berarti
menurunya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa malas, dan ingin tidur).
 Sopor. Kata sopor berasal dari kata Latin sopor,oris artinya tidur
nyenyak,pembiusan,kepingsanan; dan juga soporare, artinya menyebabkan
tertidur,membiuskan, dan memabukkan yang menyebabkan hilang ingatan. Dalam arti
kata ini, kita dapat memahami kata sopor berarti menurunnya kesadaran ditandai dengan
hilangnya ingatan, orientasi, dan pertimbangan.
 Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran ditandai dengan tidak ada respon terhadap
rangsang yang keras.

Alam sadar yang memainkan peran yang relatif kecil dalam teori psikoanalitik dapat
didefinisikan sebagai elemen-elemen mental dalam kesadaran pada saat tertentu. Kesadaran
merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita.
Pikiran-pikiran dapat mencapai kesadaran dari dua arah yang berbeda. Pertama dari sistem sadar
perseptual yang diarahkan ke dunia luar dan bertindak sebagai medium persepsi terhadap
stimulus eksternal. Dengan kata lain, apa yang kita persepsikan melalui organ-organ pancaindra
kita, bila kita tidak terlalu mengancam akan memasuki kesadaran. Sumber kedua elemen-elemen
sadar berasal dari dalam struktur mental dan meliputi pikiran-pikiran yang tidak mengancam dari
alam pra sadar (keprasadaran), dan juga pikiran-pikiran yang mengancam tetapi tersamar dengan
baik dari ketidaksadaran.

Selain itu, alam sadar juga merupakan bagian kecil dari kehidupan psikis yang merupakan
sistem yang disadari. Meskipun hanyalah bagian kecil dari aspek psikis, dalam bukunya The
Interpretations of Dreams (1900), Freud mengatakan bahwa kesadaran tetap merupakan kualitas
yang sangat diperlukan bagi psikis. Kesadaran ini diperoleh melalui pengamatan (persepsi) baik
berasal dari luar dirinya (eksternal) maupun yang dari dalam dirinya (internal). Alam sadar
memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam prasadar. Alam sadar atau kesadaran
menampilkan akal budi dan pikiran, selalu siap menyesuaikan diri, dan mampu mengendalikan
dorongan-dorongan. Kesadaran merupakan prinsip realitas, yaitu menghambat dan
mengendalikan prinsip kesenangan.

Keprasadaran (Prasadar)

Tingkat prasadar berisi semua elemen yang tak sadar, tetapi dapat dengan mudah disadari (Freud,
1933/1964).3 Isi keprasadaran itu berasal dari dua sumber, yakni persepsi sadar dan
ketidaksadaran. Dalam persepsi sadar apa yang dipersepsikan seseorang adalah sadar hanya
untuk sementara waktu, tetapi kemudian cepat memasuki keprasadaran bila pusat perhatian
beralih kepada pikiran lain. Pikiran-pikiran yang cepat berubah antara sadar dan pra sadar ini
pada umumnya bebas dari kecemasan dan dalam kenyataannya lebih menyerupai gambaran-
gambaran sadar daripada dorongan tak sadar.

3
5

Dalam sumber kedua yakni ketidaksadaran, pikiran-pikiran dapat menerobos penyusur yang
selalu waspada dan memasuki keprasadaran, sekalipun dalam bentuk tersamar. Beberapa pikiran
itu tidak pernah menjadi sadar karena bila mengetahui mereka sebagai derivatif-derivatif
ketidaksadaran, maka tingkat kecemasan kita bertambah. Dengan demikian, penyensur terakhir
kita merepresikan pikiran-pikiran yang berisi kecemasan-kecemasan ke dalam ketidaksadaran.
Pikiran-pikiran lain yang berasal dari ketidaksadaran dapat memasuki kesadaran tetapi hanya
karena sifatnya yang asli tersamar melalui mimpi, keseleo lidah atau tindakan defensif yang
dilakukan dengan teliti.

Ketidaksadaran (alam bawah sadar/tak sadar)

Menurut Freud, kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis
diibaratkan fenomena gunung es di tengah lautan luas yang ada dalam alam sadar atau kesadaran,
sedangkan yang berada di bawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah
halhal yang tidak disadari atau ketidaksadaran. Menurut Freud di dalam ketidaksadaran inilah
terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi. Inilah yang disebut dengan motivasi.
Ketidaksadaran ini berupa sikap-sikap, perasaan-perasaan, dan pikiran-pikiran yang ditekan, serta
tidak dapat dikontrol oleh kemauan, hanya dengan susah payah ditarik ke alam sadar, tidak
terikat oleh hukum-hukum logika, dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Isi dari
ketidaksadaran ini mengontrol pikiran dan perbuatan sadar individu. Ketidaksadaran memotivasi
sebagian besar katakata, perasaan, dan tindakan manusia. Meskipun kita menyadari tingkah laku
kita, tetapi kita sering tidak menyadari proses mental yang berada di balik tingkah itu. Misalnya:
seorang formandi/religius yang tiba-tiba secara seksual tertarik dengan lawan jenisnya, ia tidak
menyadari sepenuhnya mengapa ia tertarik, sesuatu yang kelihatannya irrasional.

Terbentuknya Ketidaksadaran (alam bawah sadar)

Terbentuknya ketidaksadaran cukup sulit untuk dijelaskan. Kita membutuhkan suatu studi
yang komprehensif untuk dapat memasuki problem-problem seperti ini. Namun karena
ketidaksadaran tidak mudah disadari, pertanyaannya adalah bagaimana seorang mengetahui
apakah ketidaksadaran itu benar-benar ada? Freud mengemukakan bahwa adanya ketidaksadaran
itu hanya dapat dibuktikan secara tidak langsung.
6

Bagi Freud ketidaksadaran merupakan penjelasan untuk makna mimpi-mimpi, 4 keseleo


lidah (salah ucap), simtom-simtom neurotik, dan sifat-sifat tertentu dari sifat pelupa yang
dinamakan dengan represi-represi. Mimpi-mimpi adalah sumber terkaya dari bawah sadar.
Misalnya: Freud berpendapat bahwa pengalaman masa kanakkanak dapat muncul dalam mimpi-
mimpi pada waktu orang menjadi dewasa, meskipun orang yang bermimpi tidak mengingat
pengalaman-pengalaman ini.5 Dorongan-dorongan tak sadar mungkin muncul dalam kesadaran,
tetapi hanya sekali setelah mengalami perubahan-perubahan tertentu. Seseorang mungkin
mengungkapkan dorongan-dorongan erotik atau permusuhan, misalnya dengan sindiran atau
lelucon dengan orang lain. Instink asli (seks atau agresi) tersamar dan tersembunyi dari pikiran
sadar kedua orang itu. Akan tetapi ketidaksadaran orang pertama mempengaruhi secara langsung
orang kedua. Kedua orang itu mencapai suatu kepuasan, entah dorongan-dorongan seksual atau
agresif, tetapi keduanya tidak menyadari motif mendasar di balik sindiran atau lelucon itu.
Dengan demikian, pikiran sadar orang pertama dapat berkomunikasi dengan orang kedua tanpa
keduanya menyadari proses tersebut.6

Ketidaksadaran bukan berarti nonaktif atau tidur. Insting-insting di dalam ketidaksadaran


terus-menerus berjuang untuk menjadi sadar dan banyak di antaranya berhasil meskipun mereka
tidak kelihatan lagi dalam bentuk aslinya. Pikiran-pikiran sadar dapat dan benar-benar
memotivasi individu. Misalnya dapat kita lihat seperti berikut ini: seorang anak lelaki benci
terhadap ayahnya. Dia menyamarkan kemarahannya itu melalui cinta yang berlebihan. Dalam
bentuk yang tidak tersamar, permusuhan dan kebencian itu menyebabkan kecemasan yang sangat
hebat untuk anak itu. Karena itu, pikiran tak sadar memotivasinya untuk mengungkapkan
permusuhan itu secara tidak langsung dengan memperlihatkan cinta secara berlebihan dan
menyanjung-nyanjung ayahnya. Karena penyamaran itu harus berhasil membohongi anak itu,
maka kebencian sering menggunakan bentuk yang berlawanan dengan perasaan-perasaan asli dan
diperlihatkan secara berlebihan. Hal ini juga disebut dengan mekanisme pertahanan.Dalam
kehidupan psikis, ternyata hanya bahan-bahan yang berasal dari alam prasadar yang dapat masuk
ke alam sadar, sedangkan hal-hal lain berada di luar kesadaran. Kesadaran itu sendiri merupakan
fenomena subjektif yang isinya hanya dapat dikomunikasikan melalui perilaku dan bahasa.

4
5
6
Menurut Robert Kaplan dan Denis Saccuzzo, alam tak sadar memiliki 5 ciri, yaitu :

1. Berhubungan erat dengan dorongan insting, yaitu dorongan seksual dan dorongan
mempertahankan diri.
2. Isi alam tak sadar terbatas pada harapan yang mencari pemenuhan sehingga
menimbulkan motivasi.
3. Alam tak sadar ditandai proses berpikir primer yang memiliki tujuan utama
mempermudah pemenuhan harapan dan pelepasan insting yang diatur oleh prinsip
kesenangan.
4. Ingatan yang berada dalam alam tak sadar mudah dilepaskan dengan simbol verbal.
5. Isi yang ada dalam alam tak sadar, untuk dapat disadari, harus melalui alam
prasadar dengan mengalahkan sensor penghambat.7

Apa yang telah dijelaskan oleh Robert Kaplan dan Dennis Saccuzzo19 di atas
membuktikan bahwa alam bawah sadar atau ketidaksadaran seringkali terarah pada suatu
pemuasan kebutuhan diri, yakni ’apa yang penting bagiku’. Alam bawah sadar ini sangat sulit
untuk disadari. Kita dapat melihatnya dalam contoh yang konkrit. Dalam kehidupan
masyarakat budaya ataupun dalam hidup komunitas biara, ada bermacam-macam aturan sosial,
norma dan hukum-hukum, yang mengatur ketertiban sehari-hari. Karena itu, orang yang
tergabung dalam komunitas masyarakat dan biara itu tidak bisa melampiaskan secara bebas
segenap nafsu dan dorongannya. Semuanya diatur oleh norma dan kaidah yang secara
konvensional telah disepakati. Maka, manusia itu mempunyai kesadaran norma dan ideal-
ideal. Selanjutnya, jika terdapat nafsu, kecenderungan, pikiran dan harapan yang tidak sesuai
dengan norma ideal tadi dan dianggap tidak pantas, maka semuanya itu didorong ke dalam
ketidaksadaran, yang kemudian menjadi kompleks yang terdesak. Namun kompleks-kompleks
terdesak ini tidak kehilangan kekuatannya; bahkan sebaliknya intensi/kekuatannya terus
berlangsung. Dan dengan macam-macam cara kompleks terdesak ingin muncul kembali dalam
kesadaran. Karena itu kompleks terdesak pada umumnya menjadi sentrum pengganggu
ketenangan batin.

Unsur-Unsur Bawah Sadar dan Pemahaman Pribadi

Setelah kita melihat secara memadai teori Sigmund Freud tentang ketiga hal di atas, kita perlu
mengetahui unsur-unsur bawah sadar dan pemahaman yang terdapat di dalam diri pribadi.
Berdasarkan dialektika yang terjadi antara unsur-unsur sadar, pra sadar dan bawah sadar yang

7
terjadi dalam setiap pribadi, dapatlah dilihat kesinambungan dari hidup normal ke patologi,
yang tahap-tahapnya sulit dibedakan secara jelas dan batas-batasnya sulit untuk diukur. Ada
berbagai macam unsur bawah sadar yang pengertiannya kadang dicampur-adukkan, oleh
karena itu kita lebih dahulu perlu membeda-bedakannya secara jelas:

1. Afeksi bawah sadar. Afeksi bawah sadar ini adalah unsur bawah sadar dalam pribadi
yang dipengaruhi oleh sistem dan dinamika afeksi yang ada dalam hidup seseorang. Biasanya
kita dapat menyadari akibatnya, namun prosesnya tidak. Afeksi bawah sadar ini tidak dapat
dibawa ke taraf sadar hanya melalui penghendakan, refleksi, rekoleksi, retret, bimbingan rohani 8
dan mawas diri pada umumnya.9 Untuk memahami pribadi manusia perlu dipertimbangkan
intensionalitas sadar, pra sadar dan bawah sadar yang menentukan disposisi hidup seseorang
(ketiga-tiganya ada dalam diri manusia, dan ada satu yang dominan).

2. Unsur pra sadar. Unsur pra sadar ini dapat dibawa ke kesadaran melalui penghendakan
seperti dalam refleksi, meditasi, penelitian batin, discernment, dan retret. Melalui unsur ini,
seseorang dapat menyadari segala intensionalitas dirinya, dia dapat mengetahui
kecenderungankecenderungan yang dilakukan, dan dapat mengetahui apakah segala sesuatu yang
dibuat dan diinginkannya itu sesuai atau tidak dengan kehidupannya sebagai seorang religius.

3. Unsur pra sadar rohani: unsur pra sadar rohani ini tidak terikat pada emosi dan muncul
dalam kepekaan khusus yang orangnya sendiri tidak tahu bagaimana dapat dipelajari. Misalnya:
karisma khusus untuk penyembuhan, kenabian dan kepekaan istimewa di bidang seni,
puisi/sastra, dan intuisi. Orang biasanya menyebut hal ini sebagai kemampuan yang muncul dari
indra keenam.

8
9
4. Unsur bawah sadar kognitif.10 Unsur ini dipahami sebagai sesuatu yang membuat orang
hanya menyadari akibat dari penalarannya tetapi tidak menyadari prosesnya. Misalnya:
Aristoteles sudah menyadari struktur logika dan silogisme yang dipakainya, tetapi ia tidak
menyadari proses yang dipakainya yaitu: logika relasi yang baru disadari sekitar abad XIX.

Motivasi Bawah Sadar

Dalam penjelasan awal, kita telah berkonsultasi dengan Sigmund Freud tentang alam sadar, alam
pra sadar dan ketidaksadaran/bawah sadar. Menurut Sigmund Freud, alam kesadaran atau alam
sadar hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis diibaratkan seperti fenomena
gunung es di tengah lautan luas yang ada dalam alam sadar atau kesadaran, sedangkan yang
berada di bawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak
disadari atau ketidaksadaran (bawah sadar). Pikiran bawah sadar adalah reservoir perasaan,
pikiran, mendesak, dan kenangan yang di luar kesadaran kita. Sebagian besar isi bawah sadar
tidak bisa diterima atau tidak menyenangkan, seperti perasaan sakit, kecemasan, atau konflik.
Alam bawah sadar terus mempengaruhi perilaku dan pengalaman manusia, meskipun manusia
tidak menyadari pengaruh ini secara mendasar. Menurut Freud di dalam ketidaksadaran inilah
terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi.

Motivasi bawah sadar yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah dorongan emosional
(sikap emosional yang terbentuk dari bekas-bekas emosi masa lalu dan berfungsi berdasarkan
ingatan afeksi); kebutuhan-kebutuhan psikologis berupa kompleks rendah diri atau minder,
dorongan-agresi, rasa kecil, eksibisi (pamer, tampil), menghindari rasa sakit, mencari kepuasan
seksual dan rasa ingin diperhatikan; mekanisme pembelaan diri yang cenderung mencari
pemuasan ”apa yang penting untuk diriku”, dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan psikologis ini,
ada yang sesuai/disonan dan pula yang tidak sesuai sama sekali dengan hidup religius.
Sebaliknya juga motivasi bawah sadar berfungsi atas dasar dorongan rasional (pertimbangan
refleksif) dan berorientasi pada nilai-nilai dan mengacu ke perwujudan ”apa yang penting pada
diri orang lain” atau apa yang disebut dengan nilai intrinsik.

10

10
Sebuah contoh kasus:

”Seorang suster atau frater yang mengalami gangguan kepribadian histrionik (Ada tiga
karakteristik individu yang mengalami gangguan kepribadian histrionik (histrionic personality
disorder). Pertama: orang seperti itu biasanya menarik, mempesona, dan menggiurkan secara
seksual. Tetapi meskipun ia berusaha mempesona dan menggoda setiap orang, namun bila
orangorang lain mulai bersungguh-sungguh, ia mulai mundur. Kedua: pribadi ini ingin menjadi
pusat perhatian dan sering bertindak dalam cara-cara yang sangat dramatis dan emosional untuk
menarik perhatian orang (menjerit, menangis, dan mengancam untuk bunuh diri dan Ketiga:
emosi tipe ini sangat dangkal dan emosinya cepat sekali berpindah dari orang yang satu ke orang
yang lain atau dari positif ke negatif)),11 misalnya, akan secara bawah sadar mencari kesempatan
untuk menonjolkan diri. Dia menyukai suasana yang meriah di mana ia dapat berkelakar dan
bercanda terus menerus, menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang mampu, pantas dipuji
dan dicintai. Kalau orang lain atau sahabatnya tidak memperhatikan, menyayangi ataupun
memujinya, ia akan menjadi marah dan sebaliknya kalau ditinggalkan sendirian ia akan merasa
tersiksa dan merana. Suster atau frater ini tidak dapat hidup sendiri karena satu-satunya
kebahagiaan bagi dirinya adalah bila ada orang yang memperhatikan dan memujinya setinggi
langit.

11
Dari contoh kasus ini, kita dapat melihat dengan jelas motivasi bawah sadar yang dialami
oleh suster atau frater ini. Motivasinya adalah keinginan untuk diperhatikan dan dipuji setinggi
langit, melalui modus-modus yang dilakukannya agar orang lain atau sahabatnya melihatnya. Dia
mau agar dirinyalah yang menjadi pusat perhatian komunitas, padahal secara realistis kita dapat
mengakui bahwa dirinya itu bukan apa-apa bila diperhadapkan dengan hal-hal tertentu. Motivasi
ini menjadi dorongan yang membentuk dirinya untuk berbuat demikian. Dari kecenderungan ini,
kita dapat mengetahui bahwa, internalisasi nilai-nilai panggilan dengan demikian tidak menjadi
privelese utamanya, melainkan yang menjadi fokus hidupnya adalah dirinya sendiri. Interese
nilai kaul-kaul yang diikrarkan tidak lagi diperhatikan. Pergaulannya dengan sesama akan terasa
dangkal, dan dengan ini dapat menimbulkan agresi yang halus.12 Nilai-nilai panggilan ditafsirkan
dengan sesuka hatinya untuk mendapatkan tempat di hati teman-temannya.

11

Jadi, Kristus tidak lagi berada dalam perhatiannya karena semuanya sudah diganti dengan
dirinya. Dengan ini, kebutuhan psikologis ini disonan dengan panggilan hidup membiara.

Selain itu, Robert Kaplan dan Dennis Saccuzzo 13 menjelaskan bahwa alam bawah sadar
itu memiliki kedekatan dengan instink, yaitu pemuasan kebutuhan/gairah seksual dan pertahanan
diri, memiliki hubungan dengan harapan-harapan akan pemenuhan keinginan itu dan
menimbulkan motivasi dan juga memiliki kesinambungan dengan prinsip kesenangan. Hal ini
dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kehidupan kita ini, secara khusus kaum
religius, terhubung erat dengan pemenuhan gairah seksual dan pertahanan diri ini. Dan juga,
hidup kita memiliki koneksi dengan motivasi yang didasari pada hasrat harapan-harapan yang
secara kodrati kurang kita sadari, namun ada di dalam hidup kita.

Dinamika Motivasi

Dinamika motivasi ini bertujuan untuk mengenal siapakah pribadi konkret yang berada saat ini.
Seorang suster atau frater yang melakukan tindakan yang disebutkan dalam contoh di atas tidak
juga dapat secara gamblang kita hubungkan dengan tipe kepribadian histrionik. Oleh karena itu,
kita akan tertipu kalau menyimpulkan tentang pribadi atas dasar gejala dan tipe-tipe. Kita
seharusnya bertanya kepada pribadi/formandi yang melakukan tindakan-tindakan itu: mengapa
dia bertindak demikian? Dengan mengajukan pertanyaan ini, kita sudah terhubung pada motivasi
seseorang yang pada alasan terakhir kerap berakar pada unsur-unsur bawah sadar seperti
misalnya kebutuhan-kebutuhan psikologis yang bertentangan atau yang disonan dengan nilai-

12
13
nilai panggilan. Maka dari itu, kita harus melihat pengaruh bawah sadar ini untuk memahami
pribadi.

Unsur dinamis/dinamika yang membentuk motivasi manusia adalah kecenderungan untuk


bertindak sesuai dengan harkatnya sebagai manusia. Sedangkan pengkhususan suatu motivasi
digerakkan oleh tujuan yang tidak selalu sesuai, bahkan lebih sering bertentangan, yaitu ’apa
yang penting untukku’ (yang membuat dirinya semakin terpenuhi) dan apa ’yang penting pada
dirinya’ yaitu apa yang bernilai objektif.

12

’Apa yang penting untukku’ mendorong pribadi untuk mencari dan memenuhi hal-hal yang
menyenangkan, memuaskan dan menguntungkan diri sendiri, tetapi penilaiannya ambivalen:
dapat sejati (kalau memang vital untuk perkembangan diri demi transendensi diri) atau palsu
(kalau sekedar untuk memuaskan dorongan kesenangan dan kebutuhan psikologis yang
bertentangan dengan tujuan transendensi diri). Sedangkan apa yang bernilai objektif atau yang
’penting pada dirinya’ mendorong pribadi untuk mencari dan memenuhi hal-hal yang secara
intrinsik penting dan karenanya membawa ke transendensi diri yaitu jawaban terhadap nilai
transenden. Oleh karena itu kita perlu membedakan antara nilai-nilai objektif dan kebutuhan
psikologis.14 Nilai objektif yang harus diketahui adalah nilai-nilai transendensi diri teosentris
yang sesuai dengan corak khas panggilan hidup membiara, misalnya konformitas dengan Kristus,
nilai-nilai moral, dan infra moral, dsb. Nilai-nilai objektif ini merupakan tema penting yang
harus dihayati oleh segenap kaum religius yang berkarya dalam komunitas biara. Sedangkan
kebutuhan-kebutuhan psikologis, ada yang sesuai dan ada juga yang tidak sesuai dengan dengan
nilai kristiani yang dihayati. Kebutuhan yang sesuai misalnya tentang kesadaran akan otonomi
diri, counteraksi, dan prestasi; yang tidak sesuai misalnya: kebutuhan akan syahwat (seks), harga
diri, agresi, dan rasa kecil.

14
13

BAB III
KESIMPULAN

Seperti yang sudah disinggung di awal bahwa bawah sadar adalah


tempat berbagai macam program, maka perlu sangat berhati-hati
saat menyampaikan sebuah informasi. Permasalahan perilaku dan
pikiran bisa saja terjadi apabila tidak berhati-hati dalam
menyampaikan informasi
Freud mengungkapkan bahwa alam bawah sadar adalah tempat
kita menyimpan perasaan, pikiran, dorongan keinginan, dan
kenangan yang tidak pernah kita sadari. Bentuk emosi yang
tersimpan bisa beragam, mulai dari perasaan sakit, cemas, hingga
trauma masa lalu.

Daftar pustaka

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unwira.ac.id/1063/3
/2.%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjo2Irjgo7sAhUN63MBHeZbA30QFjA
CegQIBRAB&usg=AOvVaw2KzZHdXzrC5exbd_WJqcY1

14

Anda mungkin juga menyukai