Anda di halaman 1dari 21

Nama : Putu Bagaskara Widy Putra

NIM : 2005521056
Kelas : Reguler B
Prodi : Arsitektur

Ketentuan Standar Lahan Parkir

A. PENGERTIAN PARKIR

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara
karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Setiap pengendara kendaraan bermotor memiliki
kecendrungan untuk mencari tempat untuk memarkir kendaraannya sedekat mungkin
dengan tempat kegiatan atau aktifitasnya. Sehingga tempat- tempat terjadinya suatu
kegiatan misalnya seperti tempat kawasan pariwisata diperlukan areal parkir.
Pembangunan sejumlah gedung atau tempat-tempat kegiatan umum sering kali tidak
menyediakan areal parkir yang cukup sehingga berakibat penggunaan sebagian lebar
badan jalan untuk parkir kendaraan (Warpani, 1990).

Pada dasarnya, penyediaan fasilitas parkir untuk umum hanya dapat


diselenggarakan di luar Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yang diberikan.
1. Izin Penyelenggaraan Tempat Parkir
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengguna Jasa fasilitas Parkir, perizinan, persyaratan,
dan tata cara penyelenggaraan fasilitas dan Parkir untuk umum diatur dengan peraturan
pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (“PP 79/2013”)
Dalam PP 79/2013 diatur bahwa fasilitas parkir untuk umum di luar ruang milik jalan
dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penyediaan fasilitas parkir untuk umum
di luar ruang milik jalan wajib memiliki izin.
Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum pada dasarnya dapat dilakukan oleh
pemerintah, badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia. Untuk
menyelenggarakan fasilitas parkir untuk umum, badan hukum Indonesia dan warga negara
Indonesia harus memiliki izin penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum. Izin
penyelenggaraan diberikan oleh:
a. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, untuk fasilitas parkir untuk
umum yang terletak di wilayah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II;
b. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Riau untuk fasilitas parkir untuk
umum di wilayah Kotamadya Administratif Batam;
c. Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk fasilitas parkir untuk
umum yang terletak di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Untuk memperoleh izin penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum harus memenuhi
persyaratan:
a. memiliki nomor pokok wajib pajak;
b. memiliki akte pendirian perusahaan untuk pemohon yang berbentuk badan
hukum Indonesia atau tanda jati diri untuk pemohon warga negara Indonesia;
c. memiliki surat izin tempat usaha (SITU);
d. memiliki atau menguasai areal tanah yang luasnya sesuai dengan rencana
kapasitas parkir kendaraan yang akan disediakan.
Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum yang telah memperoleh izin, dapat
memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas parkir yang diusahakannya.[16] Satuan
biaya dapat dihitung berdasarkan penggunaan fasilitas parkir per jam, per hari atau
perjanjian penggunaan dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya ditetapkan dengan
Peraturan Daerah yang bersangkutan.
Mengenai izin penyelenggaraan parkir, harus dilihat juga dalam peraturan daerah.
Sebagai contoh, di Jakarta mengenai perparkiran diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perparkiran (“Perda DKI
Jakarta 5/2012”).

Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan, yaitu
kelangsungan aktivitas komersial dan pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan
susunan kota (Shirvani, 1985). Dalam merencanakan tempat parkir yang layak dan
nyaman, hendaknya memenuhi persyaratan dimana keberadaan struktur tidak mengganggu
aktivitas di sekitar kawasan dan berada di pinggiran kota serta memiliki tempat parkir
khusus untuk difabel.

Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan gedung parkir terkait
kegiatan dan tata guna lahan disekitar gedung parkir. Aspek tersebut diantaranya adalah
jarak antara tempat parkir dengan tujuan, jenis tata guna lahan, tujuan perjalanan,
distribusi waktu perjalanan, dan durasi parkir. Dalam penyediaan dan pemanfaatan gedung
parkir, harus
mempertimbangkan titik pergantian sarana atau moda, tempat parkir, dan keberadaan pusat
kegiatan atau jenis penggunaan ruang.

Parkir terpadu atau biasanya disebut integrated parking merupakan sebuah sistem
parkir yang terintegrasi dan juga terpadu dengan sistem pembayaran dan perparkiran
menggunakan mesin. Penggunaan sistem ini terbukti lebih aman dikarenakan masuk
keluarnya kendaraan diatur oleh mesin dimana akan diperlukan proses ticketing dan
peletakan kendaraan dapat menggunakan sensor untuk menunjukkan sisa parkir yang
tersedia di dalam gedung parkir. Berikut adalah beberapa jenis ruang parkir terpadu
menurut Irmscher (Parking Structure, 2013) :

1.Ruang Parkir Publik di Ruang

Terbuka 2.Ruang Parkir di atas tanah

3.Ruang Parkir di bawah tanah

4.Ruang Parkir Semi-otomatis

5.Ruang Parkir dengan system mekanikal

6.Ruang Parkir Otomatis dengan system rak

7.Ruang Parkir Otomatis dengan system transfer palet

Jika dilihat dari jumlahnya, gedung parkir yang terintegrasi dengan bangunan lain
adalah yang terbanyak. Hal ini biasanya dikarenakan banyaknya pengguna gedung yang
menggunakan kendaraan seperti stasiun, bandara dan pusat perbelanjaan.
Parkir terpadu juga menggunakan ruas parkir (Gambar 2.1) sebagai elemen desain,
meski jarang disebut namun penggunaan ruas parkir ini sering digunakan. Menurut
Irmscher (Parking Structure, 2013), bentuk standarnya adalah parkir 90° dengan ukuran
panjang 5 meter untuk ruang parkir di kedua sisi nya dan 6 meter untuk ruas jalan parkir
dengan total lebar 16 meter.

Menurut Irmscher (Parking Structure, 2013), parkir terpadu memilikistandar


tertentu yang harus dipenuhi agar kendaraan yang parkir didalam gedung tidak
berbenturan dengan aktivitas lain atau bertabrakan satu sama lain. Beberapa aspek yang
harus diperhatikan adalah jalur masuk dan keluar kendaraan, system manajemen parkir,
ruas jalan dan satuan ruang parkir, jalur pedestrian, drainase, penerangan, ventilasi,
sistemalarm, dan juga signage.

B. JENIS-JENIS PARKIR

Berdasarkan Penempatan
1.Parkir di Badan Jalan (On Street Parking)
Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di badan jalan adalah fasilitas parkir yang
menggunakan tepi jalan sebagai ruang parkirnya.
2.Parkir di luar Badan Jalan (Off Street Parking)
Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di lokasi parkir adalah tata guna lahan yang khusus
disediakan sebagai ruang parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk atau pintu
pelayanan keluar sebagai tempat mengambil atau menyerahkan karcis sehingga dapat
mengetahui secara pasti jumlah kendaraan dan jangka waktu kendaraan parkir yang parkir.

Berdasarkan Status
1.Parkir Umum
Parkir Umum adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang dikuasai dan
pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
2.Parkir Khusus
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan lahan yang pengelolaannya
diselenggarakan oleh pihak ketiga.
3.Parkir Darurat
Parkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat umum yang menggunakan lahan milik
pemerintah daerah maupun swasta yang terjadi karena kegiatan yang insidentil.
4.Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang digunakan sebagai areal parkir yang pengelolannya
dikuasai pemerintah daerah atau pihak ketiga yang telah mendapatkan izin dari Pemerintah
Daerah.
5.Areal Parkir
Areal parkir adalah suatu bangunan atau lahan parkir lengkap dengan fasilitas sarana
perparkiran yang diperlukan dan pengelolaannya dikuasai Pemerintah Daerah.
Berdasarkan Jenis Kendaraan

Berdasarkan jenis kendaraan yang menggunakan areal parkir, maka parkir dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:

1.Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)

2.Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor)

3.Parkir untuk kendaraan roda tiga, roda empat atau lebih dan bermesin (mobil, taxi,
dan lain-lain)

C. STANDAR UKURAN KENDARAAN


e.s0 I

Cer/blcycle
D. KARAKTERISTIK PARKIR

Karakteristik parkir berkaitan dengan besarnya jumlah kebutuhan parkir


yang harus disediakan. Dalam karakteristik parkir perlu diketahui beberapa hal
yang bisadigunakan seperti diuraikan berikut ini:

A. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah keseluruhan yang parkir di suatu


tempat pada waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis
maksud perjalanan. Dimana integrasi dari akumulasi parkir selama
periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir)
dalam satuan jam kendaraan per periode waktu tertentu (Hobbs, 1979).
Data akumulasi parkir
dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang memadai, sehingga
dapat tergambar akumulasi parkir sesuai dengan kategori maksud
perjalanan. Nilaiakumulasi parkir tidak sama pada suatu tempat dengan
tempat yang lain dariwaktu ke waktu.
Pada saat tertentu nilai akumulasi parkir melebihi kapasitas parkir yang
tersedia dan pada saat lain nilainya di bawah kapasitas parkir yang
tersedia.
Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan :

Akumulasi = Km – Kk............................................................................(1)

Bila pada pengambilan data sudah ada kendaraan parkir, maka:

Akumulasi = Km – Kk + x......................................................................(2)

Keterangan:

Km = kendaraan yang masuk lokasi parkirKk = kendaraan yang keluar


lokasi parkir
X = jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan.

B. Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban


parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu), (Hobbs,1979).
Rumusyang digunakan untuk menghitung volume parkir adalah:

Volume = Nin + X (kendaraan)...............................................................(3)


Keterangan:

Nin = jumlah kendaraan yang masuk

X = kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survey

C. Indeks Parkir

Indeks parkir adalah ukuran lain untuk menyatakan penggunaan


pelataranparkir yang dinyatakan dalam persentase ruang yang ditempati
oleh kendaraan parkir. Untuk menentukan kebutuhan parkir dapat
diketahui dari waktu puncak parkir
dan indeks parkir. Waktu puncak parkir memberikan gambaran tentang
besarnya permintaan parkir pada waktu. Apabila dibandingkan dengan
kapasitas normal dapat diketahui seberapa besar kebutuhan yang dapat dipenuhi
oleh prasarana parkir yangtersedia. Dengan menggunakan indeks parkir dapat
diketahui apakah permintaan parkir sebanding atau tidak dengan kapasitas yang
tersedia. Jika nilai indeks parkir
>100% berarti permintaan ruang parkir lebih besar dari kapasitas yang ada. Jika
nilaiindeks parkir <100% berarti permintaan masih dapat dipenuhi.

IP = (AP/R) x 100%.................................................(4)

Keterangan:

IP = Indeks Parkir

AP = Akumulasi Parkir

R = Ruang Parkir yang tersedia

D. Durasi Parkir

Durasi parkir merupakan waktu yang digunakan oleh kendaraan


untuk parkir pada suatu tempat yang nilai reratanya dapat bervariasi untuk
setiap periode tertentu. Durasi atau lamanya parkir diperoleh dengan cara
mencari selisih waktu antara waktu saat kendaraan meninggalkan lokasi parkir
dan waktu saat kendaraan memasuki pelataran parkir.

Menurut waktu yang digunakan untuk parkir, maka parkir dapat


diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Parkir Waktu Singkat

Parkir waktu singkat adalah pengendara yang memarkirkan


kendaraannya (menggunakan ruang parkir) kurang dari satu (1)
jamdan untuk keperluan belanja.
2. Parkir Waktu Sedang

Parkir waktu sedang adalah pengendara yang memarkirkan


kendaraannya (menggunakan ruang parkir) antara satu (1) jam
sampai dengan empat (4) jam dan untuk keperluan berdagang.

3. Parkir Waktu Lama

Parkir waktu lama adalah pengendara yang memarkikan


kendaraannya (menggunakan ruang parkir) lebih dari empat (4)
jamdan biasanya untuk keperluan bekerja.

Durasi = Ti – To....................................................(5)

Keterangan:

Ti = waktu kendaraan
masuk (jam)To = waktu
kendaraan keluar (jam)

E. Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah kemampuan maksimum dari suatu ruang


parkirdalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume
kendaraan yangmemakai fasilitas parkir yang ada. Kendaraan yang memakai
fasilitas parkir ditinjaudari prosesnya yaitu pada saat datang, parkir, dan pergi
meninggalkan fasilitas parkir.
Tinjauan dari hal tersebut akan memberikan besaran kapasitas dari
suatufasilitas parkir yang ada.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas parkir adalah :

KP = (Waktu Pelayanan / D) x s................................(6)

Keterangan:

KP = Kapasitas parkir
(kendaraan/jam)S = Jumlah petak
parkir (petak)
D = Durasi rata-rata parkir (jam/kendaraan)

F. Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turn Over)


Tingkat pergantian parkir adalah suatu angka yang menunjukkan
tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan cara membagi volume
parkirdengan jumlah ruang parkir untuk setiap satuan waktu tertentu.

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat pergantian parkir


adalah:

TR = n / R..............................................................(7)

Keterangan:

TR = angka pergantian parkir (kendaraan/petak/jam)

n = Jumlah total kendaraan pada saat dilaksanakan survey


(kendaraan)
R = Ruang parkir yang tersedia (SRP)

G. Penyediaan Parkir (Parking Supply)

Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan


parkir adalah batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama
periode waktu tertentu (selama waktu survey).

Rumus yang digunakan untuk menyatakan penyediaan parkir adalah


sebagai berikut :

Ps = ((S . Ts) / D) . f.......................................................(8)

Keterangan:

Ps = Daya tampung kendaraan yang dapat diparkir


(kendaraan) S = Jumlah petak parkir yang tersedia di lokasi
penelitian (petak)Ts = Lama periode analisis/waktu survai
(jam)
D = Waktu rata–rata parkir (jam/kandaraan)

F = Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai


antara 0,85s/d 0,95
E. POLA PARKIR

Untuk melakukan suatu kebijaksaan yang berkaitan dengan


parkir, terlebih dahulu perlu dipikirkan pola parkir yang akan
diimplementasikan. Pola parkir tersebut akan baik apabila sesuai dengan
kondisi yang ada. Pola parkir tersebut adalah sabagai berikut (Direktorat
Jendral Perhubungan Darat,1998):

1. Pola Parkir Paralel

Pola parkir ini menampung kendaraan lebih sedikit


dibandingkandengan pola parkir bersudut.

Gambar 2.3 Pola Parkir Paralel


Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998.

2. Pola Parkir Bersudut

Pola Parkir 30°, 45°, 60°

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika


dibandingkan dengan pola parkir pararel. Kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk dan
keluar
ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola
parkirdengan sudut 90°.

Gambar 2.4 Pola Parkir Sudut 30°


Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir, 1998.

Gambar 2.5 Pola Parkir Sudut 45°


Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir, 1998.

Gambar 2.6 Pola Parkir Sudut 60°


Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir, 1998.

Pola Parkir 90°

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika


dibandingkan dengan pola parkir pararel. Tetapi kemudahan
dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk
dan keluar
ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan sudut yang
lebih kecil dari sudut 90°.

Gambar 2.7 Pola Parkir Sudut 90°


Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir,1998.
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/6718/2/EM118541.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_1_332_Bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai