Anda di halaman 1dari 24

ELEMEN KONSTRUKSI PENYUSUN BANGUNAN GEDUNG

A. Struktur Bangunan Bagian Atas


Struktur atas suatu bangunan adalah seluruh bagian struktur bangunan yang berada di
atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.

Komponen-Komponen Struktur Bangunan Bagian Atas

1. Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, hal itu dikarenakan mampu tidaknya suatu bangunan berdiri secara kokoh
tergantung dari kuat tekan kolom. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Untuk kolom pada bangunan bentuknya ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom
praktis.
 Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Ukuran kolom utama untuk bangunan
rumah tinggal dua lantai biasanya dipakai ukuran 20/20.
Dengan tulangan pokok 8d 12 mm, yang artinya jumlah besi beton diameter 12 mm sebanyak
8 buah. Serta begel d8-10 cm, yang artinya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm.
 Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agardinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,atau pada pertemuan pasangan
bata, (sudutsudut).Dimensi kolom praktis 15/15 dengantulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

2. Balok
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas.Bahan material penyusunnya bisa terbuat dari kayu,beton,
ataupun baja. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan
beban-beban.
Untuk ukuran balok suatu bangunan tergantung dari jarak bentangannya. Semakin
jauh jarak bentangan balok, semakin tinggi pula balok yang menopang (agar tidak melendut)
dan semakin tinggi balok semakin lebar juga dimensi balok tersebut. Berikut ini dicontohkan
jarak bentang balok sebesar 6 m :

a. Tinggi Balok Induk = 1/12 bentang --> 1/12 x 6 m = 0,5 m = 50 cm


b. Lebar Balok  = 1/2 tinggi balok --> 1/2 x 50 cm = 25 cm
c. Tinggi Balok Anak = 1/15 bentang --> 1/15 x 6 m = 0,4 m = 40 cm
d. Lebar balok = 1/2 tinggi balok --> 1/2 x 40 cm = 20 cm
Jadi dimensi balok induk = 25 x 50 cm sementara balok anak 20 x 40 cm. Lebar balok bisa
juga dihitung 2/3 tinggi balok.
Gambar potongan memanjang balok

Gambar potongan memendek balok

3. Plat lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat. Fungsi plat lantai adalah sebagai lantai tingkat dua atau
lebih. Material penyusun plat lantai tergantung dari jenis platnya, bisa terbuat dari
kayu, beton, ataupun gabungan antara kayu dan semen. Plat lantai ini didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
a. Besar lendutan yang diijinkan
b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
c. Bahan konstruksi dan plat lantai
a. Plat Lantai Kayu
Ukuran Lebar papan umumnya 20-30cm. Tebal papan ukuran 2-3cm, dengan
jarak balok-balok pendukung antara 60-80cm. Ukuran balok berkisar antara 8/12,
8/14, 10/14. Untuk bentangan 3-3,5cm. Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas
pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok beton. Bahan kayu yang dipaki harus
mempunyai berat jenis antara 0,6-0,8 (t/m3) atau dari jenis kayu kelas II.

b. Plat Lantai Beton


Dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan
momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat
lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu. Perencanaan dan hitungan
plat lantai dan beton bertulang, harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam
buku SNI I Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
a. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedangkan
untuk plat atap sekurangkurangnya7cm
b. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak
atau baja sedang
c. Pada plat lantai yang tebalnya > 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas
bawah
d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari
20cm atau dua kalitebal plat lantai, dipilih yang terkecil
e. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm,
untuk melindungi bajadari karat, korosi atau kebakaran
f. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1semen : 2pasir : 3kerikil
+ air, bila untuk lapiskedap air dibuat dari campuran 1semen : 1 ½ pasir : 2 ½
kerikil + air secukupnya.

c. Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil
yang kemudian dicampur semenyang berukuran 90cm x 80cm. plat lantai yumen ini
masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan yang baru dan yumen ini
buatan dari Pabrik Semen Gresik.

4. Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan


dan membentuk ruangan.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan
menyajikan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu
sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, melindungi bagian dalam bangunan dari
paparan sinar matahari,hujan,maupun binatang dan sebagainya. Berdasarkan
fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dinding partisi, dinding
pembatas , dinding penahan dan masih banyak lagi.
Dinding terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-
masing jenis dinding.
1) Dinding beton
Dahulu blok beton dapat digunakan untuk membuat dinding pengganti bata
merah, namun karena bobot dari blok beton ini lebih berat dari bata merah maka akan
berpengaruh pada besarnya struktur. Seiring dengan majunya teknologi bahan
bangunan, diciptakan bata ringan yang mempunyai kualitas lebih baik di bandingkan
blok beton.

2) Dinding batu bata


Dinding batu bata adalah dinding yang paling sering digunakan dalam
pembangunan baik perumahan sederhana maupun pembangunan gedung-
gedung yang berukuran besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki nilai
seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi bangunan atau
dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan
bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu bata merah sebagai bahan
bangunan NI-10.Dimensi batu bata pada umumnya yaitu memiliki panjang
19–24 cm dan Lebar –12 cm.
3) Dinding batako
Batako adalah batu buatan yang dalam pembuatannya tidak dibakar,bahannya
dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen. Pemakaian batako lebih hemat dalam
beberapa segi, seperti: per m2. Luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang
dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Bentuk batu batako yang
bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikakualitas batu
batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan
mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhanadan tidak perlu dibakar.

4) Dinding bata kapur


Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak
digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah,
atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan
kapur gunung. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit memakaian adukan semen-
pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan
kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
5) Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal
harus dipasang selang-seling. Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan
min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

6) Dinding partisi

Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari


gypsum, fiber, tripleks atau Duplex. Bahan yang dipakai umumnya memiliki
ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat
diabaikan.

5. Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes dan
anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya. Tangga
mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan arah horizontal,
tangga dengan bentangan ke arah memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever
Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical Stairs), dan tangga
melayang (Free Standing Stairs).

Bagian-Bagian struktur tangga :


    a.        Ibu Tangga
Bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga. Ibu tangga dapat
merupakan    konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunannya.

Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :


a.        Tangga Plat
Tangga dengan faktor pendukung berupa plat (biasanya berupa plat beton bertulang).
Diatas tangga plat tangga yang miring ini terdapat anak tangga.

b.        Tangga Balok
Tangga dengan struktur pendukung berupa balok (dapat berupa balok beton bertulang,
kayu atau baja profil)

c.         Tangga kantilever
Anak-anak tangga berupa kantilever yang terjepit salah satu ujungnya di dalam
dinding atau balok.

6. Kuda – kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan
bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap.
Umumnya kuda-kuda terbuat dari : 
 Kuda-kuda kayu
Untuk kuda-kuda, kayu yang digunakan harus kayu yang telah kering,
berumur tua, lurus, dan tidak retak. Serta yang tidak kalah penting adalah kayu
harus memiliki nilai kelembaban dibawah 15%. Untuk ukuran yang digunakan,
biasanya kuda-kuda berbahan kayu menggunakan kayu dengan ukuran
8/12.Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

 Kuda-kuda bambu
Bambu dianggap memiliki kekuatan yang mampu bersaing dengan baha.
Struktur bamboo juga merupakan struktur yang tahan gempa.Pada umumnya
mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

 Kuda-kuda baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung
dapar mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m,
seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-
lain.

 Kuda-kuda dari beton bertulang


Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku
tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima
gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima
beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-
beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah
beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan
beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

7. Atap
  Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan
penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos). Permasalahan atap
tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan
lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur
atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan
beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok kayu / baja yang disusun
membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.

Bagian-bagian Atap
1. Garis tepi atap adalah tepi-tepi batas dari atap, biasanya pada bagian ini diberi
kayu lisplang.
2. Nok (ridge) adalah pertemuan puncak dari dua kemiringan atap yang kemudian
diberi genteng nok.
3. Jurai luar (hip) adalah pertemuan luar dari dua kemiringan atap yang bersebelahan
yang kemudian diberi genteng nok. Jurai luar terdapat pada atap perisai.
4. Jurai dalam (valley) adalah pertemuan dalam dari dua kemiringan atap yang
bersebelahan yang kemudian diberi balok, papan, dan seng talang. Jurai dalam
muncul apabila pada atap utama terdapat atap anak.
5. Overstek (overhang) adalah rambu atap diukur dari tepi atap sampai sisi luar
dinding.
6. Talang adalah bagian dari atap yang berfungsi untuk menampung air hujan dan
dibuang ke tempat yang telah direncanakan. Jenis talang terdiri bermacam-
macam, yaitu talang gantung yang ditempatkan di ujung atap, talang tembok yang
ada karena pertemuan kemiringan atap dengan dinding vertikal, talang jurai
dalam, dan talang sembunyi yang terdapat pada pengakhiran atap pelana.
7. Gording adalah balok atap sebagai pengikat yang berfungsi untuk menopang
rangka atap dan menghubungkan antar kuda-kuda.
8. Kasau / usuk adalah komponen atap yang terletak di atas gording dan menjadi
dudukan untuk reng.
9. Reng adalah komponen atap yang berfungsi untuk menahan genteng atau penutup
atau lainnya. 

Jenis – jenis penutup atap :

1. Genteng tanah liat


Banyak keunggulan yang bisa kamu dapatkan jika memilih genteng tanah liat
untuk penutup atap rumahmu. Genteng tanah liat memiliki berbagai bentuk. Sifatnya
yang kuat, dan tahan lama dalam cuaca apa pun menjadikan masyarakat yang
menyukai bahan genteng ini. Untuk menambah keindahannya, kamu dapat
mengecatnya agar tidak cepat berlumut dan berjamu.

2. Atap beton

Atap beton ini biasanya dibuat untuk rumah minimalis atau bangunan
kantor. Dengan kualitas yang tak perlu diragukan lagi, atap beton lebih mahal jika
dibandingkan dengan genteng tanah liat.

3. Atap dak beton


Jika ada rencana untuk membangun rumah berlantai lebih dari satu, atap dak
beton ini bisa menjadi pilihan. Keuntungan pemilihan atap jenis ini diantaranya
adalah atap dapat dimanfaatkan  untuk bersantai dan menjemur pakaian.

Apalagi, didukung dengan bahan atap dari dak beton yang tahan terhadap berbagai
cuaca maupun pelapukan menjadikan atap jenis ini menjadi pilihan di perkotaan.

4. Atap genteng keramik

Sesuai dengan namanya, bahan utama untuk pembuatan atap genteng keramik
ini adalah tanah liat yang diberi lapisan pewarna glatzur. Jika dilihat dari jauh
pun atap ini akan menampilkan kesan yang cantik dengan warna yang mengkilat dan
berkesan licin. 

5. Atap kaca

Bahan atap yang terbuat dari kaca sangat bermanfaat untuk penghuni yang
menginginkan ruangan di bawahnya mendapatkan sinar matahari yang cukup. Atap
jenis ini mampu mencegah kelembapan yang berlebih dan anti jamur. Namun, atap
kaca seperti ini akan terasa panas saat siang hari dan modelnya juga terbatas.

6. Atap metal

Atap metal ini terbuat dari logam anti karat atau berbahan baja lapis
ringan. Bentuk dari genteng metal berupa lembaran seperti seng. Manfaat penggunaan
atap metal seperti tak memerlukan rangka yang banyak, anti pecah, dan anti lumut.
7. Atap asbes

Mirip seperti seng, keunggulan asbes dibandingkan seng adalah tidak


menyerap panas. Yang perlu diperhatikan saat pemasangan adalah kehati-hatian
karena asbes yang lebih mudah pecah.

8. Atap sirap

Atap sirap terbuat dari kayu menampilkan kesan kuno seperti di zaman
kerajaan. Atap sirap cocok dipasang untuk bangunan pendopo dan joglo yang
desainnya menampilkan keanggunan. Bahan atap sirap ti dakmenyerap panas
sehingga rumah kamu akan tetap sejuk.

9. Atap aspal
Atap aspal terbuat dari campuran aspal dan bahan kimia lainnya. Atap aspal
membutuhkan kerangka yang cukup kuat untuk menopang berat bahan aspalnya.

10. Atap Kanopi

Atap jenis ini sangat cocok untuk digunakan sebagai atap teras rumah. Selain
cantik dan bervariasi, bahan atap rumah ini mampu bertahan hingga sepuluh tahun. 

11. Atap Ijuk


Atap ijuk dapat memberi kesan alami, kedamaian dan kesejukan. Selain cocok
untuk diterapkan di pedesaan, atap ijuk ini juga dapat dipilih untuk gazebo di depan
rumah

12. Atap galvalume

Atap berbahan material galvalum memiliki kualitas yang tahan lama. Karena
tergolong baja ringan, galvalum memiliki bobot yang juga ringan.

13. Polikarbonat
Bahan atap jenis polikarbonat ini dapat menahan panas dengan lapisan
ultraviolet. Warna yang tak mudah pudar membuat bahan atap ini banyak dipilih oleh
konsumen. Apalagi pemasangannya yang mudah dan bisa ditekuk.

14. Atap onduline

Atap onduline berbentuk lembaran yang terbuat dari campuran serat organik, yaitu
campuran serat kayu dan serat kertas, bitumen (aspal), resin, dan mineral aditif
lainnya.

Bahan yang tidak berkarat dan anti rapuh ini sangat cocok digunakan di daerah tropis
seperti Indonesia.

15. Atap Awning


Atap jenis awning ini yang umunya digunakan pada teras maupun atap kecil
sebagai pelindung pintu dan jendela. Pemasangan atap awning dilengkapi dengan
rangka besi. Jenis atap ini mudah untuk dilakukan pembongkaran atau dipasang
kembali.

B. Komponen Elemen Bangunan Bagian Bawah

1. Pondasi

Pondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar struktur/bangunan yang


berfungsi untuk meneruskan beban dari bagian atas ke bagian bawah dan
menyebarkannya ke tanah tanpa mengakibatkan keruntuhan dan penurunan.
Pemilihan pondasi yang cocok pada bangunan tergantung kedalaman tanah dari
dasar pondasi, daya dukung tanah, jenis bangunan, dan ukuran beban yang akan
ditopang. Adapun komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan pondasi antara
lain.
Dalam konstruksi, pondasi memiliki beragam jenis. Hal ini harus disesuaikan
dengan bangunan yang akan dibuat. Pemilihan jenis pondasi bergantung pada
kedalaman tanah dari dasar pondasi, daya dukung tanah dan keseragaman dari
tanah, jenis dari bangunan atas yang didukungnya, serta ukuran dari pondasi yang
berkaitan langsung dengan beban yang bekerja di atasnya. Berikut ini adalah
jenis-jenis pondasi.
Pondasi Dalam

Seperti yang sebelumnya telah dikatakan bahwa jenis pondasi yang satu ini biasa
digunakan dalam membangun bangunan bertingkat. Pondasi ini adalah yang didirikan
di permukaan tanah dengan kedalaman tertentu sehingga beban struktur sebuah
bangunan dan kondisi permukaan tanah memengaruhi daya dukung pondasinya.
Pondasi ini juga terdiri dari beberapa jenis lagi:

 Pondasi Dinding Diafragma (Pondasi Piers): pondasi untuk meneruskan beban


struktural yang dibuat dengan menggunakan penggalian dalam. Setelah itu,
struktur pondasi Piers dipasangkan bersamaan ke dalam galian.
 Pondasi Tiang Pancang: pondasi ini biasnaya menggunakan beton sebagai bahan
dasarnya. Beton tersebut kemudian ditancapkan lengsung ke tanah
menggunakansebuah mesin yang disebut mesin pemancang.
 Pondasi Bor Pile (Caissons): pondasi caissons baisanya dibangun di dalam tanah,
tepatnya di permukaan tanah. Selain itu, pondasi yang satu ini ditempatkan pada
kedalaman sesuai dengan kebutuhan dengan cara membuat sebuah lubang. Untuk
membuat pondasi ini, digunakan sitem pengukuran tanah dengan cara pengeboran.

Pondasi Dangkal
Sementara itu, membuat pondasi dangkal biasanya digunakan dalam proyek
pembangunan bangunan yang lebih sederhana. Selain itu, pondasi yang ini dibuat tak
jauh dengan permukaan tanah. Pada umumnya, kedalaman pondasi dibangun kurang
dari 1/3 dari lebar pondasi dengan kedalaman kurang dari 3 meter. Sama halnya
dengan pondasi dalam, terdapat beberapa jenis pondasi dangkal:

 Pondasi Raft: digunakan untuk menyebarkan beban struktur atas area yang luas.
Biasanya jenis pondasi yang satu ini sering digunakan di area tanah yang memiliki
tekstrur yang lebih lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan yang rendah.
 Pondasi Tapak: digunakan untuk menggunakan titik individual. Biasanya, pondasi
seperti ini dibuat dalam bentuk lingkaran, persegi, maupun persegi panjang. Selain
itu, pondasi ini terdiri dari lapisan beton yang sama juga seragam.
 Pondasi Memanjang atau Pondasi Jalur: digunakan untuk mendukung bebn yang
memanjang (beban garis). Pada umumnya, pondasi memanjang dibuat untuk
dinding bangunan yang dibuat membentuk persegi, persegi panjang, atau
trapesium.

2. Balok Sloof

Balok sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas
pondasi. Sloof berfungsi untuk mendistribusikan beban dari bagian atas bangunan
untuk disalurkan ke pondasi, sehingga semua beban yang terdistribusi ke pondasi
diharapkan sama. Selain itu, sloof juga berfungsi sebagai pengikat antar kolom
sehingga bangunan menjadi kaku.
Dimensi sloof yang sering digunakan bangunan rumah sederhana adalah lebar
15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10
mm (4 d 10) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm (d
8 – 15). Sedangkan untuk rumah dua lantai, dimensi sloof yang sering digunakan
lebar 20 cm tinggi 30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 – 10cm

Anda mungkin juga menyukai