Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN STRES DAN ADAPTASI PSIKOLOGI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Psikologi
yang dibina oleh Ibu Kasiati, S.Kep. Ns, M.Kep.

Disusun oleh :

Farhah Nahdia Kamilah

P17220193026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa kami
selesaikan tepat pada waktunya. Disini kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “MANAJEMEN STRES DAN ADAPTASI PSIKOLOGI”.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingin memberi kritik demi memperbaiki makalah ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah bekerja sama dalam
memberikan ide-idenya.

Penyusun sangat berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya
dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk memahami isi makalah ini
dan menambah pengetahuan pembaca.

Malang, 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian stress dan stresor...........................................................................3
2.2 Sumber stresor.................................................................................................3
2.3 Jenis-jenis stres................................................................................................4
2.4 Faktor yang mempengaruhi respon terhadap stresor......................................4
2.5 Tahapan stress.................................................................................................5
2.6 Cara menilai stress..........................................................................................7
2.7 Pengertian manajemen stres............................................................................7
2.8 Tujuan manajemen stress................................................................................8
2.9 Keuntungan Manajemen stress.......................................................................8
2.10 Peran perawat dalam manajemen stress..........................................................8
2.11 Pengertian adaptasi psikologi..........................................................................8
2.12 Macam-macam adaptasi..................................................................................9
2.13 Contoh soal....................................................................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres merupakan fenomena psikofisis yang manusiawi artinya stres itu bersifat inheren pada
diri setiap orang dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Stress dialami setiap orang dengan
tidak mengenal jenis kelamin,usia,kedudukan,jabatan, atau status social-ekonomi. Stres biasa
dialami oleh bayi,anak- anak,remaja atau dewasa,pejabat atau warga masyarakat biasa,pengusaha
atau karyawan ,seriap pria maupun wanita.

Stres dapat memberikan pengeruh positif maupun negative terhadap individu. Pengeruh
positif dari stress adalah mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan
kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah
menimbulkan perasan – perasan tidak peraya diri, dan penolakan ,marah atau depresi, yang
kemudian memicu mumculnya penyakit seperti sakit kepala,sakit perut,insomnia tekanan darah
tinggi atau stroke.

Untuk mempertahankan tubuh agar tetap seimbang ketika seseorang mengalami stress perlu
dilakukan adaptasi. Adaptasi sangatlah penting diperlukan oleh tubuh dalam situasi seseorang
mengalami tekanan karena dengan mampunya beradaptasi tubuh akan tetap seimbang.
Kemampuan adaptif ini sebagai bentuk dinamik dari keseimbangan internal tubuh. Namun setiap
orang akan berbeda dalam prilaku adaptif ada yang dapat berjalan dengan cepat tapi ada juga
yang berjalan secara perlahan-lahan. Itu semua tergantung dari kematangan mental orang
tersebut. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme
koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ;
Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari stress dan stressor?
2. Apakah sumber dari stressor?
3. Apa sajakah jenis-jenis dari stress?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor?
5. Bagaimanakah tahapan stress?
6. Bagaimana cara menilai stress?
7. Apakah pengertian dari Manajemen stress?
8. Apa tujuan dari Manajemen stress?
9. Apa keuntungan dari Manajemen stres?
10. Bagaimanakah peran perawat dalam menghadapi stress?
11. Apakah pengertian dari adaptasi psikologi?
12. Apa saja macam-macam adaptasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari stress dan stressor.
2. Untuk mengetahui sumber dari stressor.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari stress.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor.
5. Untuk mengetahui tahapan stress.
6. Untuk mengetahui cara menilai stress.
7. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen stress
8. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen stres
9. Untuk mengetahui keuntungan dari Manajemen stres
10. Untuk mengetahui peran perawat dalam menghadapi stress
11. Untuk mengetahui pengertian dari adaptasi psikologi
12. Untuk mengetahui macam-macam adaptasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian stress dan stressor


Mc nerney (1984), menyebutkan stres sebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh
terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan
merisaukan seseorang.
Stres adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami ketidakenakan oleh karena
harus beradaptasi dengan stressor. Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat
adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar. Stres adalah tuntutan
terhadap sistem biopsikososial yang menghasilkan ketegangan, kecemasan, dan kebutuhan
energi ekstra baik fisiologis maupun psikologis. Stimulus lingkungan, baik fisik, psikologis arau
sosial
Stressor adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak mengenakkan bagi seseorang, oleh
karena mengharuskan seseorang untuk beradaptasi. Dengan kata lain yang menyebabkan stres
atau ketegangan disebut sebagai stresor, sedangkan cara mengatasi stres disebut dengan coping.

2.2 Sumber stresor


Sumber stress itu sendiri terjadi karena adanya tuntutan-tuntutan untuk mencapai target yang
cukup berat dan waktu kerja yang mendesak. Stres dibedakan menjadi dua yaitu stres yang
merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang
disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres,  dalam
kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain
justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik (Tanumidjojo, dkk 2004).
Berikut ini merpakan sumber stressor :
 Stresor biologik.
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan berbagai macam
makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Tumbuhnya jerawat, demam, dan
digigit binatang dipersepsikan dapat menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.
 Stresor fisik.
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan alam. Letak tempat
tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk,
imigrasi, dan kebisingan juga dapat menjadi stresor.
 Stresor kimia.
Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh stresor yang berasal dari
dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh
misalnya obat, alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran
lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lain-lain.
 Stresor sosial dan psikologik.
Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri sendiri, kekejaman,
rendah diri, emosi yang negatif, dan kehamilan.
 Stresor spiritual.
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ketuhanan.

2.3 Jenis-jenis stress


Stress tidak selalu buruk. Stres bisa positif dan bisa negatif. Quick dan Quick (1984)
mengkategorikan jenis stress menjadi dua, yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga
organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi,
dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga
organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang
tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian. Terdapat dua
macam distres yaitu:

1.Stres Kronis
Stres kronik merupakan stres yang stresornya tidak terlalu kuat akan tetapiterjadi dalam
waktu yang bertahan hingga berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan atau dapat
dikatakan stres yang berlangsung lama.Stres kronik inilah yang bersifat destruktif. (Sunaryo,
2004). Contoh:Individu dengan tanggung jawab keluarga di rumah dan bekerja penuhdiluar
rumah.
2.Stres Akut
Stres ini merupakan stres yang terjadi dalam waktu yang relatif singkatdengan tekanan yang kuat
atau dapat digolongkan sebagai stres yangsering muncul dan dapat hilang dengan cepat
(Sunaryo, 2004). Contoh,tekanan menghadapi ujian nasional, deadline, pekerjaan, dl

2.4 Faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor


Menurut Atkinson & Hilgard (1996), tingkat stres tergantung pada sejumlah faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:

 Kemampuan memperkirakan. Ketika seseorang mampu memperkirakan kapan stres


muncul, walaupun dia tidak bisa mengontrolnya, biasanya akan mengurangi tingkat stres.
 Kontrol atas jangka waktu. Ketika seseorang mampu mengontrol jangka waktu kejadian
yang penuh stres, akan mengurangi tingkat stres.
 Evaluasi kognitif. Kejadian stres yang sama, dampaknya bisa berbeda pada tiap orang.
Hal ini tergantung pada situasi apa yang berarti bagi orang tersebut.
 Perasaan mampu. Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menanggulangi stres
merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres.
 Dukungan masyarakat. Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain dapat
membuat seseorang sanggup bertahan dalam menghadapi stres. Makanya cari pasangan sana
biar nggak stres.

2.5 Tahapan stress


1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan sebagai berikut :
-Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
-Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
-Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan
energi semakin menipis.

2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada
tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan
energi yang fidak lagi cukup sepanjang hari, karena, tidak cukup waktu untuk beristirahat.
Istirahat yang dimaksud antara, lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau
memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap
II adalah sebagai berikut :
-Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.
-Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
-Lekas merasa capai menjelang sore hari.
-Sering mengeluh lainbung/penit tidak nyaman (bowel discomfort).
-Detakan jantung lebih kerns dari biasanya (berdebar-debar).
-Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;
-Tidak bisa santai.

3. Stres tahap III


Apabila seseorang tetap mernaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan
keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin
nyata dan mengganggu, yaitu:
- Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis), buang air besar
tidak teratur (diare).
- Ketegangan otot-otot semakin terasa.
- Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
- Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau
terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi
atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia).
- Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan).
- Pada tahapan ini seseorang sudah harus, atau bisa jugs beban stres hendaknya dikurangi dan
tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guns menambah suplai energi yang mengalami
defisit.

4. Stres tahap IV
Gejala stres tahap IV, akan muncul:
-Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
-Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit.
-Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara
memadai (adekuat)
-Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
-Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
-Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tadak ada semangat dan kegairahan.
-Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
-Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai
dengan hal-hal sebagai berikut:
-Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan psychological exhaustion).
-Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari¬-hari yang ringan dan sederhana.
-Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
-Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

6. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic
attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini dibawa ke
Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan
kelainan fisik organ tubuh.
Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut:
-Debaran jantung teramat keras,
-Susah bernapas (sesak dan megap-megap)
-Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
-Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
-Pingsan atau kolaps (collapse).
Respon stres fisiologis ini melibatkan aktivasi sistem saraf simpatis tingkat tinggi, yang
sering disebut sebagai respons "lawan atau lari". Responsnya melibatkan pelebaran pupil,
pelepasan endorfin, peningkatan laju jantung dan pernapasan, penghentian proses pencernaan,
sekresi adrenalin, pelebaran arteriol, dan penyempitan pembuluh darah. Tingkat gairah yang
tinggi ini seringkali tidak perlu untuk mengatasi mikro-stresor dan kerepotan sehari-hari; namun,
ini adalah pola respons yang terlihat pada manusia, yang sering mengarah pada masalah
kesehatan yang umumnya dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi. 

2.6 Cara menilai stress


Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria HARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan, ketakutan,
gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala
gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala otonom,
gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan ketentuan penilaian
sebagai berikut :

0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada


1: Satu gejala dari pilihan yang ada
2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
4: Semua gejala ada

Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan sebagai
indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:

Skor < 14 tidak ada stres


Skor 14-20 stres ringan
Skor 21-27 stres sedang
Skor 28-41 stres berat
Skor 42-56 stres berat sekali

2.7Pengertian Manajemen Stres


Pengertian Manajemen stress menurut Munandar adalah usaha untuk mencegah timbulnya
stress, meningkatkan ambang stress dari individu, dan menampung akibat fisiologikal dari stress.
manajemen stress adalah kemampuan dalam menggunakan sumber daya (manusia) secara
efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena
tanggapan (respon). Tujuan manajemen stress itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas
hidup individu itu agar menjadi lebih baik 

2.8Tujuan Manajemen Stres


 Untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik.
 Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya penyebab stress.
 Untuk terjadinya stress pada individu dan organisasi secara keseluruhan.
 Untuk mengelola stress agar tidak menimbulkan akibat yang lebih buruk.
 Untuk memulihkan individu dan atau organisasi dari stress.

2.9Keuntungan Manajemen Stres


1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
2. Daya ingat dan daya pikir meningkat
3. Kualitas tidur
4. Kualitas hubungan social
5. Kualitas cinta kasih dalam keluarga
6. Produktifitas
7. Lingkungan kerja atau belajar yang sehat dan dinamis
8. Memberi kontribusi menekan efek samping stress
9. Kecakapan mengelola stress juga ditenagarai dapat mengurangirisiko terkena penyakit
seperti jantung dan stroke.

2.10Peran Perawat dalam Manajemen Stres


Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau
intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan
dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada
implementasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan. \

2.11Pengertian Adaptasi Psikologi


Adaptasi psikologis adalah proses penyesuaian secara psikologis akibat stressor yang ada,
dengan cara memberikan mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat melindungi atau
bertahan dari serangan-serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.

2.12 Macam-macam Adaptasi


 Macam-macam adaptasi, antara lain:
1. Adaptasi fisiologis
Merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan dan berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi
keadaan menjadi tidak seimbang contohnya masuknya kuman penyakit, maka secara fisiologis
tubuh berusaha untuk mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah masuk
dalam tubuh. Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu: apabila kejadiannya atau
proses adaptasi bersifat lokal, maka itu disebut dengan LAS (Local Adaptation Syndroma)
seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka di daerah kulit tersebut akan terjadi
kemerahan, bengkak, nyeri, panas dan lain-lain yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang
terkena. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara
sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan
lain-lain, keadaan ini disebut sebagai GAS (General Adaption Syndroma).

2. Adaptasi psikologis
Merupakan proses penyesuaian secara psikologis akibat stresor yang ada, dengan
memberikan mekanisme pertahanan dari dengan harapan dapat melindungi atau bertahan diri
dari serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
Dalam adaptasi secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari berbagai
stresor yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan diantaranya berorientasi pada tugas
(task oriented) yang di kenal dengan problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme
pertahanan diri.

3. Adaptasi sosial budaya


Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dalam masyarakat
dalam kegiatan kemasyarakatan.

4. Adaptasi spiritual.
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya. Apabila
mengalami stres, maka seseorang akan giat melakukan ibadah, seperti rajin melakukan ibadah.

2.13Soal kasus mengenai manajemen stress dan adaptasi psikologi


1. Nn. K datang kerumah sakit untuk memeriksakan kondisi tubuhnya, Ia bercerita bahwa
tadi malam Nn.K baru saja lembur untuk mengerjakan tugas karena dikejar deadline, ia
mengeluh stress dan maag nya kambuh (gastritis). Keluhan maag (gastritis) bisa terjadi pada
stress tahap…
A. Tahap I
B. Tahap II
C. Tahap III
D. Tahap IV
E. Tahap V

2. Tn. A mengeluh otot punggung dan tengkuknya merasa tegang, keluhan tersebut terjadi
pada stress tahap…
A. Tahap VI
B. Tahap V
C. Tahap I
D. Tahap II
E. Tahap III

3.Pasien Y Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, tetapi ia merasa
bahwa energinya semakin menipis dan merasa lemas. Kasus tersebut merupakan stress
tahap…
A.Tahap I
B. Tahap II
C. Tahap III
D. Tahap IV
E. Tahap V

4.Nn. M merasa marah dan stress akibat kebisingan suara motor kendaraan yang tepat berada
disamping rumahnya. Stresor dari kasus tersebut termasuk dalam…
A. Stresor Biologik
B. Stresor Spiritual
C. Stresor Kimia
D. Stresor Psikologik
E. Stresor Fisik

5. Tn.E baru saja pulang dari berkemah, diperkemahan Ia digigit berbagai serangga, sehingga
setibanya dirumah tubuhnya penuh dengan bentol-bentol bekas gigitan serangga, ia merasa
sedih, marah, dan stress. Termasuk stressor apakah pada kasus tersebut?
A. Stresor Biologik
B. Stresor Spiritual
C. Stresor Kimia
D. Stresor Psikologi
E. Stresor Fisik

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Stres merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stres juga terjadi dalam kerja
dimana stres tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu, tingkat kelompok,
tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat menghasilkan stres yang
berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu merespon stressor tersebut.
Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana stres yang dialami seseorang
tersebut.

Stres yang terjadi dapat berupa stres positif maupun negatif dimana stres itu akan
memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stres. Stres-stres yang dialami
pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi dengan banyak metode sehingga
diperlukannya suatu manajemen stres dalam pekerjaan suatu organisasi. Serta adanya usaha dari
pekerja tersebut untuk dapat mengurangi stres yang mereka alami.
Pada dasarnya stres terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta adanya
tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan
dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
Agar dapat mempertahkan tubuh untuk tetap seimbang ketika seseorang mengalami
stress perlu dilakukan adaptasi. Adaptasi sangatlah penting diperlukan oleh tubuh dalam situasi
seseorang mengalami tekanan karena dengan mampunya beradaptasi tubuh akan tetap seimbang.
Kemampuan adaptif ini sebagai bentuk dinamik dari keseimbangan internal tubuh.

3.2  Saran
Stres dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagai teknik pengurangan stres yang
dapat digunakan serta menajemen stres tersebut dengan baik. Karena hal tersebut mampu
mencegah stres dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi
karyawan/pekerja juga baik bagi organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Psychological_stress
https://psikologihore.com/definisi-stres-menurut-para-ahli/
https://psikodemia.com/stres-definisi-jenis-dan-penyebab-dalam-psikologi/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-stres.html
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-stress.html
http://nurulindrawati.blogspot.com/p/emosi-stress-dan-adaptasi.html

Anda mungkin juga menyukai