Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

ILMU PENGETAHUN DAN


PENDEKATAN ILMIAH
A. PENGANTAR
Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pengetahuan yang benar dapat menunjang upaya-upaya
perbaikan kualitas hidup manusia melalui pendayagunaan sumber
daya yang tersedia secara benar dan bertanggung jawab.
Sehubungan dengan itu, hal yang paling mendasar untuk dipahami
oleh setiap mahasiswa adalah hakekat ilmu dan penelitian,
termasuk pendekatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang
benar atau kebenaran.
Ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman akan alam yang
dihadapinya, baik alam besar (macro-cosmos) maupun alam kecil
(micro-cosmos).
Manusia sebagai Animal Rational dibekali dengan hasrat
ingin tahu. Keingintahuan manusia telah dapat disaksikan sejak
manusia masih kanak-kanak. Pertanyaan-pertanyaan seperti “ini
apa”, “itu apa” sering muncul dari mulut seorang anak, kemudian
timbul pertanyaan-pertanyaan “mengapa begini”, “mengapa
begitu” dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan-
pertanyaan semacam “bagaimana hal itu terjadi”, “bagaimana

Metode Penelitian Sosial


1
memecahkannya”? dan sebagainya. Bentuk-bentuk pertanyaan
seperti diatas juga telah banyak anda temukan dalam kehidupan
keluarga anda sendiri. Termasuk kedalam sejarah kehidupan
manusia.
Manusia senantiasa berusaha mencari jawaban atas berbagai
pertanyaan tersebut; dan dari dorongan ingin tahu manusia, maka
mereka berusaha untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal
yang dipertanyakannya. Di dalam sejarah perkembangan pikir
manusia, ternyata yang dikejar adalah esensi, yakni “pengetahuan
yang benar” atau secara singkat disebut dengan “kebenaran”.
Hasrat ingin tahu manusia bisa dipuaskan jika dia
memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya.
Dan pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang
benar. Menurut Nawawi (1987), bahwa pengetahuan yang benar
adalah pengakuan hubungan antara dua sesuatu, yang ternyata
memiliki persesuaian objeknya. Kebenaran seperti ini disebut juga
objektivitas (objectivity). Dengan kata lain, bahwa didalam
pengetahuan yang benar atau kebenaran (pengetahuan objektif)
memang secara inheernt dapat dicapai manusai melalui paling
tidak dua pendekatan, yakni pendekatan Non-ilmiah dan
pendekatan Ilmiah.

2 Metode Penelitian Sosial


B. TUJUAN BELAJAR
Mampu menjelaskan unsur-unsur pendekatan yang lazim
digunakan orang dalam memperoleh pengetahuan yang benar
(kebenaran) dan memahami tugas-tugas pokok Ilmu dan
Penelitian.

C. PENYAJIAN
1. Pendekatan Non-Ilmiah
Diantara pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan
orang untuk memperoleh kebenaran yaitu, : (a) akal sehat; (b)
prasangka; (c) Intuisi; (d) penemuan kebetulan dan coba-
coba; (e) pendapat otoritas ilmiah; (f) pikiran kritis dan
rasional.
a. Akal sehat (Common Sense)
Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda,
sekalipun dalam batas tertentu, keduanya mengandung
persamaan. Menurut Conant yang dikutip Kerlinger
(1973), bahwa akal sehat adalah serangkaian konsep
(concept) dan bagan konseptual (Conceptual Schemes)
yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
kemanusiaan. Konsep adalah kata yang menyatakan
abstraksi yang digeneralisasikan dari hal yang khusus.
Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang

Metode Penelitian Sosial


3
dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis.
Walaupun akal sehat yang berupa konsep atau bagan
konsep dapat menunjukan hal yang benar namun dapat
pula menyesatkan.
b. Prasangka
Penemuan pengetahuan melalui akal sehat sering diwarnai
oleh kepentingan orang yang melakukannya. Dengan
demikian menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi
prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung
mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh
pengamatannya sendiri, dan cenderung
mengkambinghitamkan orang lain atau menyokong
sesuatu pendapat yang belum teruji kebenarannya. Orang
sering tidak dapat mengendalikan keadaan yang juga
dapat terjadi pada keadaan lain. Ada kecenderungan
bahwa sering orang melihat hubungan antara dua hal
sebagai hubungan sebab akibat yang langsung dan
sederhana, yang justru gejala yang diamati itu merupakan
akibat dari beberapa faktor. Seyogyanya, orang tidak
dapat melihat suatu gejala kemudian
menginterprestasikan gejala tersebut secara langsung
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, akan tetapi
melihat gejala yang telah diinterprestasikan berdasarkan

4 Metode Penelitian Sosial


pengetahuan dan pengalamannya, akan tetapi melihat
gejala yang telah diinterprestasikan berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya (beri contoh).
Dengan demikian penggunaan akal sehat yang tidak
didasari oleh pengetahuan dan persepsi dan pengalaman
mengakibatkan orang cenderung kearah pembuatan
generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan
prasangka.
c. Pendekatan Intuitif
Dalam pendekatan intuitif, orang menentukan pendapat
mengenai suatu hal berdasarkan atas pengetahuan yang
langsung atau diperoleh dengan cepat melalui proses yang
tak disadari atau tidak dipikirkan lebih dahulu. Dengan
intuisi, orang memberikan penilaian tanpa didahului suatu
renungan. Pencapaian pengetahuan yang demikian sukar
dipercaya. Dalam pendekatan ini, tidak terdapat langkah-
langkah yang sistematik dan terkendali.
Metode yang demikian, biasa disebut metode “a-prion”
ada kemungkinan bahwa pendekatn intuitif bisa cocok
dengan penalaran tetapi belum tentu cocok dengan
pengalaman atau data empiris.
d. Penemuan Kebetulan dan Coba-coba (Trial and Error)

Metode Penelitian Sosial


5
Sepanjang sejarah manusia, penemuan kebenaran secara
kebetulan telah banyak terjadi dan banyak diantaranya
yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia itu
sendiri.
Misalnya, penemuan seorang penderita malaria (orang
indian) pada kolam berisi air pahit yang berasal dari kulit
pohon kina yang ditumbanh dahulu sungai. Walaupun
secara kebetulan seperti contoh diatas sangat berguna,
namun penemuan tersebut bukan penemuan kebenaran
melalui pendekatan ilmiah. Karena penemuan ini
diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui
langkah-langkah yang sistematik dan terkendali.
Penemuan kebenaran seperti ini bukanlah cara yang
terbaik, karena manusia yang besifat pasif dan menunggu.
Bagi ilmu, cara seperti ini tidak mungkin membawah
perkembangan sebagaimana diharapkan, karena sesuatu
yang sifatnya kebetulan selalu berada dalam keadaan yang
tidak pasti, datangnya tidak dapat diperhitungkan secara
berencana dan terarah.
Penemuan kebenaran seperti ini bukanlah cara yang
terbaik, karena manusia yang besifat pasif dan menunggu.
Bagi ilmu, cara seperti ini tidak mungkin membawah
perkembangan sebagaimana diharapkan, karena sesuatu

6 Metode Penelitian Sosial


yang sifatnya kebetulan selalu berada dalam keadaan yang
tidak pasti, datangnya tidak dapat diperhitungkan secara
berencana dan terarah.
Penemuan kebenaran dengan cara coba-coba dilakukan
tanpa kepastian akan diperolehnya suatu kondisi tertentu
atau pemecahan sesuatu masalah atau manfaat tertentu.
Penemuan masalah terjadi secara kebetulan setelah
dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikut biasanya
mengalami kemajuan dari usaha sebelumnya. Penemuan
kebenaran dengan cara coba-coba pada umumnya tidak
efisien dan tidak terkendali. (bei contoh)
e. Pendapat otoritas ilmiah
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah
menyelesaikan pendidikan formal tertinggi atau yang
mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam bidang
tertentu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang
tanpa diuji, karena dipandang benar. Namun
kenyataannya banyak pendapat otoritas ilmiah tidka
benar, karena pendapat tersebut tidak didasari penelitian
ilmiah, melainkan hanya didasarkan atas pemikiran logis.
(beri contoh).
f. Pikian kritis dan rasional

Metode Penelitian Sosial


7
Kemampuan berfikir yang dimiliki manusia telah banyak
menghasilkan kebenaran, baik yang betolak dari
pengalaman maupun yang melampaui dan mengatasi
pengalaman. Kebenaran dapat diungkapkan melalui
proses berpikir rasional, kritis dan logis. Seseorang yang
menghadapi masalah, didalam proses berpikirnya, ia
berusaha menganalisanya dengan mempergunakan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya untuk
sampai pada pemecahan masalah yag setepat-tepatnya.
Dalam memecahkan masalah, pada permulaan, sering
orang menempuh dua cara berpikir, yaitu : (a) cara bepikir
analitik dan (b) cara berpikir sistetik. Pada tahap
berikutnya, usaha orang untuk menemukan dengan
mengikuti proses berpikir ilmiah atau menggunakan
pendekatan ilmiah.
2. Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah
didapat melalui penelitian ilmiah, dan dibangun diatas teori
tertentu. Teori tersebut berkembang melalui penelitian ilmiah,
yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasarkan
atas data empiris. Teori tersebut juga dapat diuji (ditest)
dalam hal keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya, jika
penelitian-ulang dilakukan oang lain menurut langkah-

8 Metode Penelitian Sosial


langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh
hasil yang ajeg (konsisten), yaitu hasil yang sama atau hampir
sama dengan hasil terdahulu. Pendekatan ilmiah akan
menghasilkan kesimpulan yang serupa hampir setiap orang,
karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan
pribadi (penelit), bias dan perasaan.
Dengan demikian, maka penyimpulan dari hasil penelitan
ilmiah bukan subjektif melainkan objektif sifatnya, sehingga
itu ilmu pengetahuan yang dihasilkan disebut pengetahuan
objektif.
Dengan pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk
memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang
kebenarannya terbuka untuk diuji oleh mereka yang
berkompeten.
3. Tugas Ilmu dan Penelitian
Tujuan utama penelitian, pada umumnya adalah
mengumpulkan informasi bagi (a) perencanaan kegiatan
sosial; dan (b) mengembangkan substansi ilmu itu sendiri.
Memang dewasa ini, kepaduan antara ilmu dan penelitian
sudah sedimikian erat, sehingga tidak mungkin orang
memisahkannya. Ilmu dan penelitian dapat diibaratkan
dengan dua sisi dari mata uang yang sama. Oleh karena itu,
tugas ilmu dan penelitian dapat dikatakan identik.

Metode Penelitian Sosial


9
Adapun tugas-tugas ilmu dan penelitian, secara singkat dapat
disajikan sebagai berikut :
a. Tugas menyandera atau mengadakan deskripsi
(memberikan).
Ilmu dan penelitian bertugas menggambarkan secara jelas
dan cermat hal-hal yang dipersoalkan;
b. Tugas menerangkan (eksplanasi) :
Ilmu dan penelitian bertugas menerangkan kondisi-
kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa;
c. Tugas menyusun teori :
Ilmu dan penelitian bertugas mencari dan merumuskan
hukum-hukum atau tata-cara mengenai hubungan antara
kondisi yang satu dengan kondisi lainnya atau hubungan
antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya;
d. Tugas prediksi :
Ilmu dan penelitian bertugas membuat prediksi
(ramalam), estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa
yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul;
e. Tugas pengendalian :
Ilmu dan penelitian juga bertugas melakukan tindakan-
tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau
gejala-gejala.

10 Metode Penelitian Sosial


Secara keseluruhan, ilmu dan penelitian mengemban
kelima tugas yang disebutkan diatas itu sekaligus. Karena itu,
kelima hal tersebut juga digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan bobot suatu karya keilmuan.
Lebih jauh, keterpaduan Ilmu dan penelitian dapat
dikatakan bahwa, penelitian merupakan suatu Way of
Thingking, yaitu : cara bagaimana menilai suatu fenomena
problematik dengan menggunakan teori yang ada, sehingga
teridentifikasi dan terumuskan permasalahan utama yang
dihadapi peneliti; bagaimana hipotesis yang tergayut
(relevan) dikembangkan dan dirumuskan dalam rangka
menjawab permasalahan tersebut; dan bagaimana suatu
model rancangan penelitian dipilih dalam rangka pembuktian
kebenaran hipotesis; dan mencari jawaban yang akurat bagi
permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, dan untuk dapat memahami metodologi
penelitian sebagai Way of Thingking, maka seorang peneliti
tidak cukup hanya menguasai substansi ilmu yang akan
diteliti serta kemampuan mengeksplorasi data saja.
Penguasaan metodologi lebih merupakann Pembudayaan alur
berpikir tertentu seseorang dapat merespon permasalahan
yang ia hadapi. Kemampuan metodologi seorang peneliti
tidak mungkin dicapai hanya dengan mempelajari buku-buku

Metode Penelitian Sosial


11
metodologik saja. Praktek menyusun perencanaan penelitian,
melaksanakan serta mengevaluasinya yang didasari
pemahaman metodologi yang adekuat, merupakan jalan yang
paling tepat bagi kemampuan diatas.
Makin banyak siklus penelitian harus disertai dasar
pemahaman metodologi yang adekuat. Adekuasitas ini dapat
dicapai dengan dua hal : (a) penguasan pokok-pokok metode
keilmuan, dan (b) pemahaman alur penelitian.
Penguasaan metode keilmuan yang dimaksud ialah
mampu berfikir secara ilmiah yang biasanya digambarkan
dengan sifat-sifat : kritis, objektif, logis, analitis dan
sistematis.
Penguasaan metode keilmuan memang merupakan inti
dari kemampuan peneliti dari kemampuan penelitian
seseorang. Hal ini dapat dipahami karena pada hakekatnya
metodologi penelitian merupakan bagian dari metode
keilmuan memang merupakan inti dari kemampuan penelitian
sesorang. Hal ini dapat dipahami karena pada hakekatnya
metodelogi penelitian merupakan bagian dari metode
keilmuan itu sendiri. Mempelajari filsafat ilmu pengetahuan,
dalam banyak hal akan membantu sekali usaha calon peneliti
untuk dapat menguasai metode keilmuan secara lebih

12 Metode Penelitian Sosial


mendalam. Terutama bertujuan untuk dapat memahami
hakekat ilmu itu sendiri.

D. PENUTUP
1. Rangkuman
a. Ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Pengetahuan yang benar dapat
menunjang upaya-upaya perbaikan kualitas hidup
manusia melalui pendayagunaan sumber daya yang
tersedia secara benar dan bertanggung jawab.
b. Untuk memperoleh pengetahuan yang benar atau
“kebenaran”, lazimnya diperlukan dua pendekatan,
yakni : pendekatan non-ilmiah dan pendekatan ilmiah.
Pendekatan non-ilmiah terdiri dari : (a) akal sehat; (b)
prasangka; (c) Intuisi; (d) penemuan kebetulan dan
coba-coba; (e) pendapat otoritas ilmiah; (f) pikiran
kritis dan rasional. Sementara itu, pendekatan ilmiah
melalui penelitian ilmiah.
c. Tujuan utama penelitian, pada umumnya adalah
mengumpulkan informasi bagi (a) perencanaan
kegiatan sosial; dan (b) mengembangkan substansi
ilmu itu sendiri. Ilmu dan penelitian mengemban tugas
yang sama, Adapun tugas-tugas ilmu dan penelitian,

Metode Penelitian Sosial


13
secara singkat dapat disajikan sebagai berikut : (1).
Tugas menyandera atau mengadakan deskripsi
(memberikan); (2) Tugas menerangkan (eksplanasi);
(3) Tugas menyusun teori; (4) Tugas prediksi; dan (5)
Tugas pengendalian.
2. Sosal Latihan
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan
ilmiah dan pendekatan non-ilmiah di dalam mecari
pengetahuan yang benar;
b. Mengapa ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah memiliki
keterpaduan dalam mengemban tugas yang sama.
3. Tugas Kegiatan terstruktur (Tugas Kelompok)
a. Telaah melalui internet bahwa keterpaduan Ilmu dan
penelitian ilmiah merupakan suatu Way of Thingking.
b. Uraikan melalui makalah pendek (tidak lebih dari tiga
halaman, satu setengah spasi, font 12, kertas A4)
tentang : perkembangan metode penelitian dilihat dari
fenomena problematic sehingga dapat membefakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif di dalam
menyelesaikan problem social.
4. Referensi
1. Arikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

14 Metode Penelitian Sosial


2. Kiyai, B, 2015, Bahan Ajar Metode Penelitian Sosial,
FISP Unsrat Manado
3. Purwanto, E.A., dan D.R. Sulistyastuti, 2007, Metode
Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan
Masalah-Masalah Sosial, Penerbit : Gata Media,
Yoghyakarta.
4. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis :
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Penerbit ALFABETA.

Metode Penelitian Sosial


15

Anda mungkin juga menyukai