Anda di halaman 1dari 1

1. Apa saja komplikasi yang dapat dialami bayi karena tidak memiliki lubang anus?

Sebagian besar bayi dengan malformasi anorektal memiliki satu atau lebih kelainan
yang mempengaruhi sistem organ yang lain antara lain:
1) Fistula Tracheo-esophageal  Trakeoesofageal fistula (TEF) merupakan kelainan
esofagus yang bersifat kongenital ditandai dengan fistula antara trakea dan
esofagus yang merupakan koneksi abnormal yang dapat disertai putusnya antara
distal dan proksimal esofagus.
2) Atresia duodenal  Kondisi dimana duodenum tidak berkembang baik
3) Undescended testis  Undesensus testis (undescended testis atau UDT), sering
disebut juga kriptorkidismus, adalah kondisi tidak adanya testis di dalam salah
satu atau kedua skrotum.
4) Hypospadia  Kondisi ketika uretra tidak berada pada posisi yang seharusnya.
5) Down syndrome.
6) Refluks Vesicoureteral  Aliran balik urine dari kandung kemih menuju ginjal.
Normalnya, urine mengalir dari ginjal menuju uretra untuk ditampung dalam
kandung kemih.
7) VACTERL (Vertebra, Anal, Cardiac, Tracheal, Esophageal, Renal, Limb)

2. Mengapa bayi tidak memiliki lubang anus?


Atresia ani
Atresia ani, yang kini dikenal sebagai malformasi anorektal (MAR) adalah suatu
kelainan kongenital yang menunjukkan keadaan tanpa anus atau dengan anus yang tidak
sempurna.
Malformasi anorektal (MAR) merupakan malformasi septum
urorektal secara parsial atau komplet akibat perkembangan abnormal
hindgut, allantois dan duktus Mulleri. Malformasi anorektal merupakan
spektrum penyakit yang luas melibatkan anus dan rektum serta traktus
urinarius dan genitalia.
Etiologi malformasi anorektal belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli
berpendapat bahwa kelainan ini sebagai akibat
dari abnormalitas perkembangan embriologi anus, rektum dan traktus urogenital,
dimana septum tidak membagi membran kloaka secara sempurna.
Terdapat beberapa faktor prognostik yang mempengaruhi terjadinya morbiditas pada
malformasi anorektal, seperti abnormalitas pada sakrum, gangguan persarafan pelvis,
sistem otot perineal yang tidak sempurna, dan gangguan motilitas kolon.
Malformasi anorektal terjadi pada 1 dari 4000-5000 kelahiran baru. Frekuensi pada anak
laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

Anda mungkin juga menyukai