BAB I
PENDAHULUAN
Mata kuliah Kerja Praktek yang dilakukan oleh praktikan sekarang ini
adalah kegiatan pengawasan dalam lingkup finishing, yaitu lantai dan trap
tangga sesuai tahap proyek yang di kerjakaan pada saatini, yaitu melaksanakan
pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek agar proyek
yang diawasi dapat berjalan sesuai rencana dan tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan demi tercapainya tujuan proyek. Praktikan melaksanakan
pengawasan pada proyek pembangunan Apartement Dan Pusat Perbelanjaan
Podomoro Deli City Medan yang berada di Jalan Guru Patimpus Kelurahan
Kesawan, Medan, berfokus pada tower Northen lantai 1-35 dengan waktu
selama satu bulan dengan jumlah pertemuan sebanyak 30 kali pertemuan.
Oleh karena itu, mahasiswa praktikan menyusun laporan mata kuliah Kerja
Praktek sesuai dengan pengamatan yang ada di lapangan.
1.3. MANFAAT
Adapun manfaat dilaksanakan mata kuliah Kerja Praktek sebagai berikut:
Secara teoritis, mahasiswa praktikan mendapatkan wawasan dan
keterampilan selama melaksanakan, praktik kerja pada sebuah
proyek. Mahasiswa praktikan mendapatkan bentuk pengalaman
nyata serta permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja. Selain
itu, kegiatan Kerja Praktek dapat menumbuhkan rasa tanggung
jawab profesi dalam diri mahasiswa praktikan.
Secara praktis, Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara
dapat menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, baik itu
pihak – pihak yang terkait dan instansi pemerintah dan mahasiswa
praktikan dapat menunjukkan kemampuan dan mempromosikan
keberadaan akademik dari Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatera Utara di tengah-tengah dunia kerja.
BAB II
1. Rencana pemerintah
Tujuannya dititikberatkan pada kepentingan umum dan
masyarakat, contohnya proyek pembangunan prasarana seperti jalan,
jembatan, saluran irigasi, bendungan, lapangan terbang dan lain-lain.
2. Permintaan pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu
macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan
jalan membangun sarana produksi baru.
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses
mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya
tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan
berubah sepanjang proyek berlangsung.
Gambar 21.
Grafik tahap kegiatan dalam proyek konstruksi
18
dokumen resmi namun perlu diusahakan agar dalam implemenetasinya
nanti masalah-masalah yang penting jangan sampai membuka peluang
timbulnya interpretasi yang berbeda antara pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama antara pemilik dan kontraktor. Juga
diusahakan agar tidak terjadi penambahan atau pengurangan lingkup
proyek secara substansial. Semua itu merupakan bagian dari fungsi
pengelolaan lingkup proyek.
b. Pengelolaan Waktu/Jadwal
Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek.
Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian,
misalnya dengan keterlambatan pengerjaan suatu pyoyek akan
menambah pengeluaran/biaya upah pekerja serta staf teknik dalam
mengawasipekerjan suatu proyek. Untuk itu maka diperluka suatu time
schedule dalam pembangunan suatu proyek guna menjadi patokan
berjalannya suatu pelaksanaan proyek, apakah tepat waktu atau molor
dari waktu yang direncanakan.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor penting yang mendorong berjalannya
sebuah proyek. Dalam beberapa kasus pembangunan, kuatnya nilai
financial proyek akan mendorong waktu pelaksanaan yang semakin
cepat rampung. Hal ini didasarkan pada dengan baiknya keadaan
financial proyek akan mampu menambah jumlah pekerja professional,
sehingga waktu pelaksanaan akan semakin cepat atau sesuai dengan
time schedule yang telah direncanakan.
d. Mutu
Mutu berkaitan langsung dengan biaya dalam manajemen proyek,
dimana dengan biaya yang mencukupi akan mendorong pengelolaan
mutu yang baik dalam pelaksanaan sebuah proyek. Mutu dimaksudkan
disini ialah pengelolaan bahan/material bangunan. Penggunaan
material yang baik akan menentukan hasil yang baik, seperti contoh
penggunaan pasir. Dalam sebuah pelaksanaan proyek, penggunaan
19
pasir yang teramat halus akan mendorong penggunaan semen yang
boros, akibat daya rekat pasir yang kurang dari standart. Dengan begitu
biaya yang dikeluarkan akan semakin besar pula. Untuk itu
pengelolaan mutu sangatlah penting dalam sebuah manajemen proyek
guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan sebuah
proyek.
20
c. Verifikasi (pemeriksaan dan pengkajian ulang)
proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat
proyek tersebut dimulai. Tahap ini merupakan tahap dimana final
project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk
diverifikasi.
Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia
proyek konstruksi dan manajemen konstruksi beserta pengertiannya.
21
o Dari file soft copy gambar kontrak diolah oleh kontraktor
menyesuaikan kondisi lapangan, RKS, dan site instruction terbaru dari
owner. Gambar tersebut dilengkapo secara bentuk dan ukuran,
sehingga cukup jelas dan tidak membingungkan ketika dijadikan dasar
melaksanakan pekerjaan.
o Kontraktor mengajukan gambar yang sudah dibuat kepada manajemen
konstruksi / konsultan pengawas.
o Konsultan pengawas berhak menyetujui atau menolak gambar. Jika
ada yang kurang jelas, maka bisa meminta persetujuan konsultan
perencana atau langsung ke owner sebagai pemilik bangunan.
o Gambar yang sudah disetujui oleh manajemen konstruksi kemudian
dikembalikan kepada kontraktor.
o Kontraktor mendistribusikan shop drawing kepada personil lapangan,
seperti uitzet / pengukuran, pelaksana, sub kontraktor, mandor atau
pihak lainnya yang berkepentingan dengan gambar tersebut. Gambar
asli disimpan oleh kontraktor sebagai arsip, yang dibagikan cukup
difoto-copy saja.
As built drawing
Merupakan gambar yang dibuat oleh kontraktor berdasarkan kenyataan
yang dilaksanakan di lapangan.
22
Tender
Merupakan tawaran mengaukan harga untuk memborong suatu pekerjaan,
untuk mengadakan barang-barang atau untuk menyediakan jasa.Dalam hal
ini tidak disebut jumlah yang mengajukan penawaran (oleh beberapa atau
oleh satu pelaku usaha dalam hal penunjukan / pemilihan langsung).
Pengertian tender tersebut mencakup tawaran mengajukan harga untuk :
o Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan.
o Mengadakan barang dan / atau jasa.
o Membeli suatu barang dan / atau jasa.
o Menjual suatu barang dan / atau jasa.
23
o Evaluasi : meninjau secara detail terhadap perlunya perubahan yang
terjadi, seperti detail gambar spek, perkiraan waktu, serta biaya
perubahan tersebut.
o Mengkaji dampak serta rekomendasi dari pihak konsultan pengawas.
o Pimpro membuat berita acara CCO setelah disetujui dan dilanjutkan
dengan Addendum kontrak.
Addendum
Merupakan perubahan pada suatu perikatan atau perjanjian atau
kontrak.Adendum kontrak merupakan produk lanjutan dari CCO.
24
o Pelanggaran atas ketentuan yang sudah ada, penyedia barang / jasa
dikenakan sanksi berupa denda yan bentuk dan besarnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.
o Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi dapat
dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.
25
yangada pada kontak adalah harga satuan yang dipakai untuk menghitung
biaya pekerjaan tambah atau kurang.
26
yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan
dengan penyusunan, penyampaian, pembukaan, evaluasi penawaran
dan penunjukan penyedia jasa.
o Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa,
termasuk hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum
kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran / pengaturan pada
dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama
untuk menghindari pertentangan pengertian.
o Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan
atas instruksi kepada pelaksana – kontraktor sesuai dengan kebutuhan
paket pekerjaan yang akan dikerjakan.
o Syarat-syarat teknis
- Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.
- Jenis dan mutu bahan yang digunakan.
27
KAK (Kerangka Acuan Kerja) / TOR (Term Of Reference)
Merupakan dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan /
keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, di mana, bagaimana,
dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan. Dengan kata lain, KAK
berisi uraian latar belakang, tujuan, ruang lingkup, masukan yang
dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan. Dalam KAK
tercakup latar belakang, maksud dan tujuan, indicator keluaran dan
keluaran, cara pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan penanggung jawab
kegiatan, jadwal kegiatan, dan biaya kegiatan.
28
dalam konstruksi.Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan berdasarkan
dokumen-dokumen ini bila sudah distempel dan ditandatangani.
Marking
Merupakan kegiatan memplot gambar dan ukuran pasangan dinding unit
dari gambar kerja ke lantai kerja.Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh
surveyor.
Checklist
Merupakan kegiatan mengecek ukuran yang sudah di-marking sebelum
dilakukan metode pekerjaan konstruksi. Pekerjaan ini biasanya dilakukan
oleh QC (Quality Control).
Owner (Pemilik Proyek) atau disebut juga Pemberi Tugas adalah pihak
yang mempunyai modal atau gagasan untuk membangun. Pihak ini dapat
berupa seseorang atau instansi baik pemerintah atau pun swasta yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikannya pada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Dengan tahapan
seperti berikut, pemilik proyek menyampaikan gagasan/keinginan kepada
konsultan perencana untuk kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar
29
rencana, termasuk didalamnya perhitungan yang menyangkut pembangunan
proyek tersebut. Selanjutnya, pemilik proyek tersebut menunjuk kontraktor
pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan tersebutdengan
berdasarkan pada gambar rencana dan perhitungan yang telah dibuat oleh
konsultan perencana.
30
j. Mengurus segala perizinan yang diperlukan untuk pelaksana
pembangunan, seperti izin mendirikan bangunan (IMB), Izin
pelaksanaan pembangunan dari kepolisian.
k. Meminta pertanggungjawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi (MK).
l. Penyelesaian masalah kepada pihak arsitek berupa imbalan jasa
atau penyelesaian tugasnya serta penggantian atas segala bentuk
biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak arsitek selama
pengembangan dan penugasan.
m. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks
(memiliki resiko tinggi dan/atau mempunyai teknologi tinggi).Dalam
pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan terbatas, pengguna
jasa / Owner wajib melakukan prakualifikasi. Pengguna jasa /
Ownerharus mengikutsertakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
perusahaan nasional.
32
c. Pelelangan Sederhana
Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden RI
nomor 70 tahun 2012, pasal 1 ayat 25).
d. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (Peraturan Presiden RI
nomor 70 tahun 2012, pasal 1 ayat 26).Pengguna jasa / Owner harus
mengikutsertakan sekurang-kurangnya 1 (satu) perusahaan nasional.
e. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa. (Peraturan Presiden RI nomor 70 tahun 2012, pasal 1 ayat
31).
f. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung
kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/
Seleksi/Penunjukan Langsung. (Peraturan Presiden RI nomor 70 tahun
2012, pasal 1 ayat 32).
33
a. Syarat Umum
Keterangan mengenai pemberi tugas;
Keterangan mengenai perencanaan;
Keterangan mengenai direksi dan pengawasan;
Syarat peserta pelelangan;
Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
b. Syarat Administratif
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
Tanggal penyerahan pekerjaan / barang;
Syarat pembayaran;
Denda atas kelambatan;
Besarnya jaminan penawaran;
Besarnya jaminan pelaksanaan.
c. Syarat Teknis
Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan;
Jenis dan mutu bahan, antara lain bahwa semaksimal
mungkin harus menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan potensi nasional;
Gambar detail, gambar konstruksi, dan sebagainya.
34
Kualifikasi tenaga ahli yang dimiliki.
Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang
perseorangan harus sudah diregistrasi pada Lembaga.
Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan
usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang
dikeluarkan oleh Lembaga.
35
2.7.2.1. Jenis Kontrak
Adapun jenis kontrak sebagai berikut.
a. Fixed Price Contract
Fixed price contract adalah kontrak yang berdasarkan persetujuan
harga dan pelaksanaan proyek. Pengertian fixedyaitu pelaksana tidak
berubah lagi, semua yang akan dilaksanakan sudah jelas dan harga
sudah ditentukan. Fixed price contract terbagi dua macam, yaitu:
36
Kontrak Putar Kunci (Turn Key Contract)
Kontraktor menyelesaikan pekerjaan sampai selesai dan
biayanya akan dikeluarkan olehOwner setelah pekerjaan
selesai.
37
d. Berita acara berisi kesepakatan yang terjadi antara pengguna jasa
dan penyedia jasa selama proses evaluasi usulan atau penawaran
oleh pengguna jasa, antara lain klarifikasi atas hal-hal yang
menimbulkan keragu-raguan.
e. Surat pernyataan dari pengguna jasa menyatakan menerima atau
menyetujui usulan atau penawaran dari penyedia jasa.
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan
kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.
38
a. Prastudi kelayakan
b. Studi kelayakan
c. Perencanaan umum
d. Perencanaan teknik
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggar
aan Jasa Konstruksi pada pasal 26, perencanaan pekerjaan konstruksi dibagi
menjadi beberapa kriteria, antara lain :
39
a. Perencanaan teknis konstruksi merupakan tahap penyusunan
rencana teknis (desain) bangunan gedung negara, termasuk yang
penyusunannya dilakukan dengan menggunakan desain berulang
atau dengan desain prototip.
b. Penyusunan rencana teknis bangunan gedung negara dilakukan
dengan cara menggunakan penyedia jasa perencanaan konstruksi,
baik perorangan ahli maupun badan hukum yang kompeten, sesuai
dnegan ketentuan, dan apabila tidak terdapat penyedia jasa
perencanaan konstruksi yang bersedia, dapat dilakukan oleh
instansi Pekerjaan Umum atau instansi teknis setempat.
c. Rencana teknis disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang disusun oleh pengelola kegiatan.
d. Dokumen rencana teknis bangunan gedung negara secara umum
meliputi :
Gambar rencana teknis (arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, serta tata lingkungan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang meliputi :
persyaratan umum, administratif, dan teknis bangunan gedung
negara yang direncanakan.
Rencana anggaran biaya pembangunan.
Laporan akhir tahapan perencanaan, meliputi :
Laporan arsitektur
Laporan perhitungan struktur, termasuk laporan
penyelidikan tanah (soil test)
Laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal
Laporan perhitungan IT (Informasi dan Teknologi)
Laporan tata lingkungan
Keluaran akhir tahap perencanaan yang meliputi dokumen
perencanaan berupa : Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya
(Engineering Estimate), dan Daftar Volume Pekerjaan (Bill of
Quantity) yang disusun sesuai ketentuan.
40
Kontrak kerja perencanaan kontruksi dan berita acara kemajuan
pekerjaan / serah-terima pekerjaan perencanaan, yang disusun
dengan mengikuti ketentuan yang tercantum dalam peraturan
presiden tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
negara, dan pedoman pelaksanaan pengadaan barang / jasa
pemerintah beserta petunjuk teknis pelaksanaannya.
42
d. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan: kualitas masukan
(bahan, tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan
pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan seperti yang tercantum
dalam RKS.
e. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari
penyedia jasa pengawasan konstruksi atau penyedia jasa
manajemen konstruksi.
f. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
g. Penyusunan Konrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan / Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan
Konstruksi maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan
yang tercantum dalam Peraturan Presiden tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dan Petunjuk
Teknis Pelaksanaannya.
h. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan
atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa
pemeliharaan ini, penyedia jasa pelaksaan konstruksi berkewajiban
memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang
terjadi selama masa konstruksi.
i. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam
dan di luar gedung, hasil diuji coba sesuai fungsinya. Apabila
terjadi kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan peralatan
tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan
sempurna.
j. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung negara, masa pemeliharaan konstruksi
untuk bangunan gedung semi permanen minimal selama 3 (tiga)
bulan dan untuk bangunan gedung permanen minimal 6 (enam)
bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
k. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini, antara lain :
Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi.
43
Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi, meliputi :
Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as
built drawing).
Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Izin
Mendirikan Bangunan (IMB).
Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan / addendumnya.
Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen
konstruksi / pengawasan, dan laporan akhir pengawasan
berkala.
Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah /
kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan
berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksaan
konstruksi fisik.
Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksaan konstruksi fisik.
Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,
termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan
perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.
44
melakukan pekerjaan sesuai dengan persetujuan dan syarat-syarat yang telah
disepakati, untuk kemudian menyerahkan pekerjaan apabila sudah selesai.
Di Indonesia, tercatat ada banyak sekali jasa kontraktor yaitu sekitar 180
ribu badan usaha kontaktor. Kontraktor – kontraktor itu sendiri harus
disertifikasi dan terregistrasi, hal ini diatur dalam LPJK (Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi). Didalam LPJK akan ditentukan jenis usaha
jasa konstruksi yang akan ditawarkan, bisa berupa pelaksana konstruksi
(kontraktor) maupun perencana konstruksi (konsultan). Baik kontraktor
maupun konsultan kemudian akan dikualifiasi ke dalam beberapa grade
(tingkatan). Pengkualifikasian ini berdasarkan pengalaman (lama badan usaha
itu berdiri), jumlah tenaga ahli/terampil yang dimiliki dan jumlah tenaga kerja
serta nilai modal yang dimilikinya. Kriteria penggolongannya adalah :
Tujuan dari pengklasifikasian ini hanya agar para badan usaha yang ada
dapat mengikuti tender dan mengerjakan proyek sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki sekaligus untuk menjaga kelangsungan usaha bagi golongan
menengah sampai kecil.
45
c. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, kerja, mutu, dan biaya yang telah
ditetapkan.
d. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan
kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.
e. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
f. Melaksanaan program kerja sesuai dengan program kerja mingguan,
metode kerja, gambar kerja, spesifikasi teknik.
g. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek
h. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan
alat dilapangan.
i. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan dilapangan
j. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
k. Melaksanakan pekerjaan dengan berdasar pada syarat-syarat yang telah
dibuat dalam bestek.
l. Mentaati segala peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan baik berupa keputusan dan peraturan-peraturan
pemerintahan.
m. Mengkonsultasikan mengenai gambar-gambar atau hal-hal lain yang
mungkin tidak cocok dengan kondisi lapangan kepada pengawas untuk
mencari alternatif pemecahannya
n. Bertanggungjawab kepada pemilik proyek dalam bentuk fisik
bangunan.
o. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di
lapangan untuk Kontrator, Supervisi dan Tim Teknis, sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, lantai semen,
dinding Calciboard atau triplex, palfon eternity, atap seng/asbes
gelombang dilengkapi jendela, dan dengan pintu-pintu yang dapat
dikunci dengan baik
p. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor
minimal sebagai berikut :
46
Meja kerja berukuran 80 x 100 cm lengkap dengan kunci dan
meja mempunyai laci dan kunci, dengan jumlah sesuai kebutuhan.
Satu stel meja kursi tamu.
Satu papan tulis (white board) ukuran 120 x 240 cm.
Papan untuk menempelkan gambar.
Sebuah meja untuk rapat lapangan dengan ukuran dan jumlah
kursi sesuai kebutuhan.
Lemari file/dokumen yang dapat dikunci dengan jumlah sesuai
kebutuhan.
Ruang toilet (KM/WC) dan dapur dengan persediaan air bersih
yang cukup.
Peralatan gambar.
Komputer lengkap dengan kursi dan perlengkapannya.
Tenaga listrik dan penerangan.
Peralatan komunikasi.
q. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat isitrahat pekerja,
tempat makan dan gudang mempunyai penyimpanan barang-barang
yang dapat dikunci
r. Penempatan bangunan tersebut diatas ditentukan kemudian oleh
Kontraktor atas persetujuan Supervisi dan pemilik Proyek
s. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut
diatas dan peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
47
b. Melaksanakan pengawasan kerja secara rutin dalam perjalanan
pelaksanan proyek.
c. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek.
d. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan
pekerjaan.
e. Menegur dan memperingatkan pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
f. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan apabila pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang telah diberikan.
g. Memberikan tanggapan atas usul yang diberikan oleh pihak pelaksana
proyek.
h. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing
pelaksana proyek.
i. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan
(site instruction).
48
adalah yang selalu terikat dengan suatu perjanjian tertulis yang mempunyai
kekuatan hukum, dimana didalamnya tercantum semua keterangan mengenai
jenis, luas, lingkup pekerjaan, batas waktu penugasan, besarnya anggaran
biaya yang diberikan/diperlukan dan penggantian segala macam biaya serta
tata cara pembayaran. Disini diharapkan pihak pemberi tugas bisa mengetahui
dan memanfaatkan lingkup pekerjaan perancangan bangunan, mengadakan
pengawasan terpadu sampai dengn pemecahan masalah apabila terjadi
perselisihan.
49
oleh pelaksana, maka konsultan pengawas dapat menghentikan
seluruh pekerjaan baik untuk sementara maupun untuk seterusnya.
50
lebih jelas masing-masing pihak secara hukum dapat digambar kan
sebagai berikut:
2.10.2. Hubungan Kerja antara Owner, Konsultan Perencana, &
Kontraktor Pelaksana
51
konsultasi yang diberikan oleh konsultan.Pemilik proyek menunjuk bagian
untuk membuat gambar rencana, termasuk perhitungan yang berkaitan dengan
gambar tersebut. Setelah menunjuk bagian perencana, maka diadakan kontrak
secara tertulis. Konsultasi antara pemilik proyek dengan dan bagian perencana
selalu diadakan dalam mempersiapkan suatu rancangan atau rencana
pembangunan proyek agar tercapai hasil yang dikehendaki oleh si pemberi
tugas.
2.10.3. Hubungan Kerja antara Owner, Kontraktor Pelaksana, &
Konsultan Pengawas
52
perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di
lapangan.Owner membayar atau mengurangi biaya perubahan.
Hubungan kerja antara Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas
merupakan hubungan fungsional.Pengawas melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah
disepakati.Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan
dan kendala-kendala secara teknis kepada pengawas.
53
2.11.1. Tujuan K3
Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.
Meningkatkan efisiensi kerja.
Menjamin proses produksi berjalan lancar.
2.11.2. Sasaran K3
Menjamin keselamatan pekerja
Menjamin keamanan alat yang digunakan
Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
54
Banyak pekerja tidak menuntut jaminan K3 karena SDM yang
masih rendah.
55
Jenis-jenis bahaya dalam K3 yang biasanya terdapat pada proyek
konstruksi, yaitu:
Terbentur
Kecelakaan ini terjadi ketika seseorang yang tidak disangka
ditabrak atau ditampar suatu hal yang bergerak.Misalnya :
terserang pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing material.
Membentur
Muncul akibat pekerja yang bergerak terkena atau bersentuhan
dengan beberapa objek.Misalnya : terserang pojok atau bagian
yang tajam, menabrak pipa-pipa. Disarankan menggunakan sapu
safety untuk mencegah cidera pada kaki.
56
Pekerjaan yang terlalu berat
Kecelakaan ini muncul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang
dilakukan pekerja, seperti mengangkat, menambah, menarik benda
atau material yang dilakukan di luar batas kekuatan fisik pekerja.
Terbakar
Keadaan ini terjadi akibat sebuah bagian dari badan mengalami
kontak dengan percikan bunga api, atau mungkin dengan zat kimia
yang panas.
b. Pengendalian Administratif
Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan
istirahat.
Menyusun peraturan K3.
Memasang tanda-tanda peringatan.
Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman.
57
Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan
darurat.
58
Gambar 2.8.Safety beltdengan shock absorber.
Sumber :google.com
59
Gambar 2.11.Cara pemakaian harness safety belt.
Sumber :google.com
60
Penutup telinga, berfungsi sebagai penutup telinga ketika
bekerja di tempat yang bising.
Ada beberapa jenis, yaitu :
- Ear plug, dipakai sebelum ear muff.
61
Gambar 2.16.Pengaplikasian helmet mounted ear muff.
Sumber :google.com
62
Gambar 2.18.Pemakaian goggles.
Sumber :google.com
63
penahan khusus yang menjaring intensitas cahaya
serta energi panas yang dihasilkan dari kegiatan
pengelasan.
Gambar 2.21.Gloves.
Sumber :google.com
64
- Metatarsal : sepatu yang didesain khusus melindungi
seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari kaki.
65
Masker, berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap di
tempat yang kualitas udaranya kurang bagus.
Gambar 2.26.Masker.
Sumber :google.com
BAB III
a) Identitas Proyek
66
a. Nama Proyek : Apartemen Podomoro Medan
f. Dana : -
b) Dimensi Proyek
Terdiri dari bangunan besar yang berfungsi sebagai area parkir dan
area komersial serta 4 tower northern dan southtern.
67
d. Tinggi Lantai adalah sebagai berikut :
Lantai Satu : 4 m
Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki awal dan akhir dalam
mewujudkan gagasan yang timbul, dalam proyek-proyek yang besar masalah
yang dihadapi juga semakin besar dan juga kompleks.
Manajemen yang baik dan teratur dalam suatu proyek dapat menunjang
keberhasilan dan kelancaran proyek hingga tujuan dari proyek dapat tercapai
sesuai yang diharapkan.
a) Pemilik Proyek
68
b) Hubungan Kerja Pemilik dengan Kontraktor
Pemilik Proyek yakni PT. Agung Podomoro Land adalah rekanan dari
PT.Perdana RancangBangun Utama.Pemilik Proyek melakukan jenis
pelelangan (tender) secara terbata yaitu peserta yang mengikuti pelelangan
diatasi oleh pemilik dan sebagai yang terpilih adalah pihak PT.Perdana
RancangBangun Utama sebagai pihak kedua untuk melaksanakan pekerjaan
Pembangunan Apartemen Podomoro Medan.
Pemilik Proyek
(PT. Agung Podomoro Kontraktor
Land) (PT. Perdana
RancangBangun Utama)
Pelaksanaan Pengawasan
STRUKTUR ORGANISASI
CEO of Probuiltder
Ir. Budiono,MA
69
DIREKTUR
Nilla Herawati, SE. AK
PROJECT MANAGER
SUPERVISOR
1
SUPERVISOR SUPERVISOR Bahrum Sirait SUPERVISOR SUPERVISOR
STAF KONTRAKTOR
Adi Sutong
Tabel 3.2. Struktur Organisasi PT.PRBU
70
khusus tertentu, seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi.Acuan
ini berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan struktur termasuk rumah.
1) Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin)
dan pada lapissan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung).Akan
tetapi, juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es.
Air yang baik untuk campuran beton bertulang sebaiknya harus memenuhi
persyaratan standar nasional Indonesia (SNI) yaitu sebagai berikut:
Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lain yang bisa
dilihat secara visual.
71
Tidak mengadung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter.
Air yang digunakan sebaiknya dari jenis air tawar karena air asin/air laut
mempunyai kadar garam yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan besi
tulangan berkarat dan konstruksi beton tidak mempunyai kekuatan optimal
karena pemilihan air yang salah pada saat pelaksanaan.
2) Semen
3) Agregat Halus
72
Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang
merupakan salah satu bahan isian pada suatu adukan campuran beton. Pasir
sebagai agregat halus dalam pembuatan beton jika ditinjau dari asalnya dapat
berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
pasir buatan uyang di hasilkan oleh alat-alat pemecah batuan agar diperoleh
mutu beton yang baik, pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa
kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras, dan bersifat
kekal.Selain itu, pasir juga tidak boleh mengandung banyak lumpur dan
bahan-bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan beton.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah keanekaragaman besar butiran
agregat halus tersebut. Dengan diketahuinya gradasi (pembagian atau
distribusi ukuran agregat), perencanaan adukan beton dapat dilakukan dengan
tepat. Tujuan gradasi ini tidak lain adalah untuk mengurangi regangan
seminimum mungkin.
4) Agregat Kasar
73
Agregat jenis ini juga, tidak boleh banyak mengadung lumpur dan
kekerasan juga merupakan salah satu syaratnya. Agregat kasar harus terdiri
dari butir-butir yang beranekaragam besarnya untuk memperoleh rongga-
rongga seminim mungkin. Pemakaian ukuran butiran ini juga tergantung dari
dimensi penggunaan beton yang akan dibuat. Untuk memisahkan agregat
kasar dengan agregat halus dipakai saringan.Material yang tertahan pada
saringan tersebut merupakan agregat kasar. Ini dilakukan dengan
menggunakan satu set saringan yang digerakkan oleh motor. Setelah
perhitungan dilakukan maka dapat dibuat kurva distribusi ukuran atau kurva
gradasi agregat halus (pasir).
5) Tulangan Besi
Bentuk tulangan besi ada 2 (dua) jenis yaitu besi dengan bentuk yang
Polos dan Besi Ulir. Pada besi polos bentuk penampangnya tidak bersirip
dengan permukaan yang licin serta bundar sementara besi ulir memiliki bentuk
bersirip memanjang dengan pola tertentu sesuai dengan pilihan pada proses
pembuatannya.
Fungsi tulangan besi adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi
tersebut.
74
Gambar 3.5. Tulangan besi (Sumber : Dokumen Pribadi)
6) Kawat
Kawat adalah benda yang terbuat dari logam yang panjang dan
lentur.Kawat merupakan benda penghantar listrik.
Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan
daripada bata pada umumnya.Bata ringan berfungsi sebagai pembentuk
dinding pada bangunan, bata ringan juga memiliki ukuran yang lebih besar
dari batu bata biasa sehingga mempercepat dalam proses pengerjaannya dan
menghemat jumlah penggunaan semen pada bangunan.Pada Bangunan ini,
batu bata ringan yang digunakan adalah batu bata ringan dengan ukuran 30 cm
x 15 cm.
75
Gambar 3.6. Bata Ringan (Sumber : Dokumen Pribadi)
8) Beton
9) Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).Kayu pada proyek ini
berfungsi sebagai perancah, bekisting untuk pengerjaan lantai, kolom, balok,
dinding, dan keperluan lainnya.
10) Cat
76
Gambar 3.7.warna cat yang digunakan (Sumber : Dokumen Pribadi)
11) Kaca
Kaca adalah amorf (non kritalin) material padat yang bening dan
transparan (tembus pandang), biasanya rapuh. Jenis yang paling banyak
digunakan selama berabad abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca dibuat
dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2) plus Na2O, CaO, dan beberapa zat
tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajatCelsius.
Pada bangunan ini kaca digunakan sebagai penutup dinding yang dapat
dibuka yang berfungsi sebagai sirkulasi udara keluar dan masuk ruangan.
12) Keramik
Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir
seluruh bagian bangunan.Keramik adalah material yang digunakan pada
lantai. Jenis lantai Granit yang digunakan 80 cm x 80 cm. Selain kuat, juga
tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya
77
Gambar 3.9. Lantai Granit (Sumber : Dokumen Pribadi)
1) Concrete Vibrator
Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang sedang
berlangsung, baik pada kolom, shear wall/core wall pelat lantai maupun balok
dengan cara menggetarkannya. Hal ini untuk menghindari adanya gelembung-
gelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan
pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu
sendiri. Terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat
penting. Penggunaannya tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat
saja serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya
letak tulangan.
78
Gambar 3.10.Concrete Vibrator (Sumber : www.google.com/ Concrete
Vibratore)
2) Concrete Bucket
Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh
beton pada saat pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah
concretebucket sehingga beton yang keluar dari concretebucket tidak langsung
jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran. Usahakan sedekat mungkin antara
pipa tremie dengan permukaan beton lama, hal ini dilakukan untuk
menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton.
3) Tower Crane
79
Tower crane digunakan untuk mengangkut concrete bucket untuk pengecoran
kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-
bahan untuk pekerjaan struktur, seperti air kompresor, bekisting kolom, flying
table form, besi beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek
sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane disebabkan peranannya
yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek.
a) Jib length, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan
bisa berputar secara horizontal sebesar 360 derajat atau sering
disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat
material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja
(sling).
80
d) Join pin adalahi bagian dari tower crane yang merupakan tempat
operator mengoperasikan tower crane.
4) Truck Mixer
Truck mixer adalah alat pengangkut beton dari batching plant ke lokasi
bagian-bagian concrete pump. Truck mixer terdiri dari rotationswing, boom,
dan control panel.
81
5) Concrete Pump
Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan
(boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang
sulit dijangkau. Untuk pengecoran lantai yang lebih tinggi dari panjang
lengan concrete pump truck dapat dilakukan dengan cara disambung dengan
pipa secara vertikal sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan, pipa dan
lengan ini dapat dipasang kombinasi vertikal dan horisontal atau miring.
Sehingga pemompaan merupakan cara yang fleksibel pada lokasi yang sulit
untuk memindahkan campuran beton ke sembarang tempat pada bidang
pengecoran. Resiko segregasi sangat kecil dan merupakan cara yang paling
cepat dibandingkan dengan pembawaan material beton dengan cara lainnya.
Dalam penggunaan alat ini perlu diperhatikan nilai slump dari campuran beton
yang akan dipompa. Sebab jika nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa
akan menjadi berat. Slump adalah pengujian untuk mengetahui kadar air beton
/ kelecakan beton dengan menggunakan kerucut abrams.
6) Concrete Mixer
82
Concrete mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur agregat
kasar, agregat halus, semen, dan air. Cara menggunakan alat ini yakni
mencampur semua bahan yang diperlukan, yang selanjutnya diaduk dengan
mixer. Kelebihan alat ini ialah dapat di pindahkan ke lokasi yang sulit di
jangkau truck mixer namun hanya dapat mengaduk sedikit bahan-bahan yang
dibutuhkan.
84
Gambar 3.16. Tukang sedang menggunakan Bar Cutter (Sumber : Dokumen
Pribadi)
8) Scaffolding
9) Theodolite
Theodolitadalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja.Di dalam theodolite sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Back Hoe adalah alat berat untuk proyek bangunan yang sering digunakan
yang berfungsi untuk penggalian dan pengerukan tanah, setiap proyek yang
berhubungan dengan tanah akan banyak berhubungan dengan alat ini misalnya
pembuatan sungai, pembuatan lantai basement gedung, cutting fill jalan raya
dll.
Mobil Pick Up adalah kendaraan roda empat yang didesain dengan bak
terbuka pada bagian belakang. Mobil Pick Up digunakan untuk mengangkut
bahan-bahan menuju lokasi pembangunan seperti semen, pasir, dan lain
sebagainya, serta mengangkut keluar sisa-sisa pekerjaan dari bangunan seperti
kayu, batu, dan lain sebagainya.
86
kelebihannya dari kereta dorong ialah dapat menjangkau lokasi-lokasi yang
tidak dapat dijangkau oleh truck atau mobil pick up.
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
87
4.1. Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Pada Kamar tipe 2 Bedroom
88
9. Terlebih dahuludipastikan pada gambar shop drawing sudah diaprovet oleh
pihak mk/pt yang menangani.
10. Markingan sesuai dengan shop drawing yan approved.
11. Sebelum melakukan check marking lahan sudah benar-benar bersih.
12. Peralatan kerja dan bahan sudah lengkap dilapangan.
B. Proses Pengerjaan
1. Pesiapan lahan kerja meliputi kebersihan are dari sampah dan material
yang tidak berhubungan dengan pemasangan keramik
2. Level/Peil lantai diukur dahulu dengan menggunakan waterpass
3. Untuk mengetahui kerataan lantai dan dibuat acuan kepalaan 1m.
4. Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupaka beton plat
lantai, dibersihkan dari segala bongkaran , kotoran, debu dan bebas dari
pengaruh pekerjaan lain.
5. Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis lantai yang
ditunujkkan oleh gambar rencana. Dan tergantung dari toleransi kerataan
keseluruhan lantai beton.
6. Pasang benang untuk penarikan kepalaan keramik.
7. Kepalaan dilakukan sepanjang ruangan yang akan dipasang,
8. material keramik dan benang juga berfungsi untuk penarikan pemasangan
keramik selanjutnya.
9. Sebelum material keramik dipasang, material keramik sortir terlebih
dahulu.
10. Untuk finishing lantai keramik yang dipasang, sebelumnya harus direndam
Dallam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
11. Permukaan yang rusak harus perbaiki terlebih dahulu.
12. Gelar perekat kerammik pada lantai yang akan dipasang menggunakan
senduk khusus.
13. Tentukan start point kemudian buat titik acuan kepalaan sampai pada
seluruh ruangan yang akan dipasang material keramik.
14. Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) tekan keramik
dengan bantuan palu karet sampai level yang ditentukan.
89
15. Pasang keramik selanjutnya sesuai langkah diatas dengan jarak naad yang
sudah ditentukan sepanjang kepalaan (memanjang dan melintang) dengan
jaral 3-5 mm.
16. Setelah acuan/kepalaan keramik sesuai , pindahkan benang ke baris
berikutnya berdasarkan keramik acuan/kepalaan.
17. Lakukann pemasangan keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya
berdasarkan keramik acuan.
18. Bersihkan naad dan sebelum adukan diatas keramik kering dan lap
permukaan keramik.
19. Apabila terdapat plin keramik, plin dipasang setelah semua keramik
terpasang.
20. Ketika daerah yang terpasang keramik sudah bersih, plin dan keramik juga
sudah terpasang maka diperbolehkan dilakukan pekerjaan pengisian Naad
keramik.
90
Gambar. Pemasangan Keramik Lantai.
91
Gambar 4.2. Pemasangan Lantai (Sumber : Dokumen pribadi)
2. Pasir
92
4. Plint Lantai
5. Semen Perekat
93
2. Alat pemotong keramik.
3. Meteran
4. Meteran siku
94
5. Waterpass
6. Papan perata
7. Penjepit keramik
8. Palu karet
95
9. Benang
96
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan marking
ketinggian lantai adalah sebagai berikut:
97
b. Statif
c. Rambu Ukur
d. Trifoot
e. Nivo Kotak
f. Meteran Lipat
98
g. Alas tulis
2. Bahan
a. Cat Merah
b. Spidol Merah Permanen
c. Isolatip
Keselamatan Kerja Marking Lantai
1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.
2. Jangan senda gurau selama praktek berlangsung.
3. Periksa peralatan sebelum dan sesudah dipergunakan.
4. Lindungi peralatan dari cuaca panas dan hujan
5. Hati-hati dari benda tajam dan binatang berbisa.
6. Hati-hati membawa peralatan dari tempat satu ke tempat yang lain.
7. Konsultasikan kepada pengawas jika ada masalah sewaktu
melaksanakan pekerjaan.
8. Bersihkan dan simpan peralatan pada tempatnya.
99
5. Menentukan titik duga (Peil) lantai sesuai gambar rencana misal
tinggi + 1,250,
6. Menempatkan rambu ukur di atas titik tetap sebagai referensi
Gambar 2
7. Memasang dan menyetel Alat Sipat Datar (Waterpass) sehingga siap
dioperasikan, lihat gambar 3.
Gambar 3
8. Membaca benang tengah pada rambu ukur misalnya 1,638 m, lihat
gambar 4
Gambar 4
100
9. Menghitung bacaan benang tengah rambu ukur pada peil lantai yaitu
bacaan benang tengah rambu ukur pada titik tetap dikurang
ketingggian titik duga lantai BT = 1,650 – 1,250 = 0,400
12. Membaca rambu ukur yang sudah ditandai dengan cara juru ukur
mengamati melalui teropong alat sipat datar memberi isyarat kepada
pemegang rambu ukur untuk menaikan dan meurunkan rambu ukur
sehingga benang tengah yang ada diteropong alat sipat datar dengan
tanda yang ada pada rambu ukur sudah berimpit denga tepat,
Gambar 5
14. Sesuai dengan langkah kerja 12 dan 13, laksanakan untuk titik
marking yang lainnya.
101
4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Finishing Tangga darurat/ trap tangga
4.2.1 Material yang digunakan
a. Semen type 1 atau yang setara
b. Air
c. Pasir
d. Groove Aluminium
102
4.2.2 Peralatan yang digunakan
a. Raskam
b. Waterpass
c. Meteran
103
4.2.3 Pekerjaan Persiapan
a. Mengajukan surat permohonan izin pekerjaan (SPIP) pekerjaan
pada trap area tangga.
b. Approve material
c. Pastikan struktur beton pada tangga telah dikerjakann.
d. Pastikan markingan finish trap tangga telah dikerjakan.
104
Quality Planning
1. Dipastikan beton tangga tidak keropos, gompal dan retak.
2. Apabila terjadi hal tersebut maka dilakukan perbaikan.
3. Mengajukan surat pelaksanaan izin pekerjaan (SPIP) finish trap tangga
kepada MK / PT Jaya CM.
4. Pembuatan markingan finish trap tangga.
5. Finish akhir trap tidak bergelombang, tidak retak dan halus dan groove
aluminium terpasang.
6. Pengecekan finish trap tangga menggunaka waterpass
105
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik dilapangan, dapat disimpulkan bahwa
praktik yang dilakukan membantu member tambahan ilmu pengetahuan
terutama dilapangan lebih khusus pemahaman tentang praktik kerja yang
diawasi di tower norhten selain itu mahasiswa juga memperoleh
106
pengetahun tentang proses kerja dilapangan, bagian-bagian penting dari
perusahaan, serta hal-hal lain seperti proses kontrak, cara pembangunan,
bahan material yang digunakan, serta proses pengelolaan saat
pembangunan proyek, sehingga membantu praktik dan memahami secara
nyata teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya.
Selain itu, Kerja Praktek juga memberikan gambaran terhadap
mahasiswa bagaimana dunia kerja yang sebenarnya dan permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam proses pembangunan proyek
tersebutdan solusinya.
Pada saat mahasiswa melakukan Kerja Praktek dapat mengamati bahwa
proses pelaksanaan pembangunan dilapangan terkadang mengalami
kendala/kurang lancar, misalnya:
Ada beberapa kendala dalam pemasangan material finishing,
sehingga mengharuskan material finishing tersebut harus dibongkar
kembali untuk dilakukan perbaikan.
Adanya beberapa kerusakan pada proses fnishing, contohnya retak
rambut pada plesteran dinding dan ini biasanya dicek oleh auditor
yang terlah ditugaskan.
Adanya halangan keterlambatan material sehingga menghambat
proses pembangunan.
Terjadi keterlambatan suatu pekerjaan dikarenakan kurangnya
pekerja.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diberikan beberapa saran, di
antarannya:
Pengelolaan proyek yang baik harus disertai dengan sistem
manajemen yang baik sehingga mengurangi kemungkinan-
kemungkinan maupun perubahan rencana proyek.
Sebelum dilakukan proses pembangunan, sistem kontrak, gambar
rancangan, serta schedule harus tersusun dengan baik dan terencana.
107
Kreativitas, inovasi, serta pertimbangan yang akurat sangat
diperlukan sehingga dapat ditemukan alternatif dalam penyelesaian
masalah yang terjadi dilapangan.
Pengelolaan proyek yang baik harus disertai dengan sistem
manajemen yang baik sehingga mengurangi kemungkinan-
kemungkinan maupun perubahan rencana proyek.
DAFTAR PUSTAKA
1. Blog, Ginaris.(n.d). Penerapan K3 pada Pelaksanaan Proyek
Konstruksi.Diambil darihttps://ginarisblog.wordpress.com/2017/03/31/p
enerapan-k3-pada-pelaksanaan-proyek-konstruksi/tanggalakses : 28
Januari 2018
108
2. Devita, Irma. (2011). Karakteristik Masing-masing Kontrak Pengadaan
dan Larangannya. Diambil dari http://irmadevita.com/2011/karakteristik-
masing-masing-kontrak-pengadaan-dan-larangannya/ tanggal akses
20Desember 2017
3. Dewi, Karnia. (2013). Manajemen Konstruksi. Diambil
dari karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/
tanggal akses 20Desember 2017.
4. Kartika, CV. (2013). Kontrak Harga Satuan. Diambildari http://cvkartika
.wordpress.com/2013/02/25/kontrak-unit-price-kontrak-harga-satuan
tanggal akses 20Desember 2017.
5. Karya, Cipta. (n.d).Landasan Hukum Penyelenggaraan Bangunan
Gedung.Diambil darihttp://ciptakarya.pu.go.id/hsbgn/?
viewPage=LANDASAN-HUKUM-PENYELENGGARAAN-
BANGUNAN-GEDUNG&txt= LANDASAN-HUKUM-
PENYELENGGARAAN-BANGUNAN-GEDUNG/tanggalakses 28
Januari 2018
6. Kontraktor, Dunia. (n.d). Pengertian Kontrak Lumpsum Menurut PP No.
29 Tahun 2000. Diambil dari
http://www.duniakontraktor.com/pengertian-kontrak-lump-sum-
menurut-pp-nomor-29-tahun-2000/.html tanggal akses 20Desember
2017.
7. Kusuma, Gustinoviar. (n.d). Tahapan-Tahapan pada Pekerjaan
Konstruksi.
Diambildarihttps://gustinoviarkusuma.wordpress.com/2016/02/21/tahapa
n-tahapan-pada-pekerjaan-konstruksi-perencanaan-pelaksanaan-dan-
pengawasan/tanggalakses : 28 Januari 2018.
8. www.probuilder.co.id
109