Anda di halaman 1dari 14

UJI ANION

TUJUAN:

Mengetahui jenis anion yang terdapat dalam suatu larutan melalui perubahan yang
terjadi akibat reaksi kimia

ALAT:

1. Tabung Reaksi
2. Rak Tabung
3. Pipet Tetes
4. Gelas Ukur
5. Breaker
6. Serbet dan Tisu Gulung

BAHAN:

1. Larutan H2SO4
2. Larutan AgNO3
3. Larutan Na3AsO4
4. Larutan BaCl2
5. Larutan K2CrO4
6. Larutan NaCO3
7. Larutan CH Cl3
8. Larutan NaCl
9. Larutan Kl
10. Larutan HCl
DASAR TEORI

1.ANION

Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron.Anion atau ion negatif terletak
pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik itu garam
perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink

Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan
analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang
terdapat dalam suatu sampel.

Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya
analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering
meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah
adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi
pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan
pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal
Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji
pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna,
bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

Anion-anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, tergantung pada


kelarutan garam perak, garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Proses yang
dilakukan dibagi menjadi:

a. Proses yang melibatkan identifikasi zat mudah menguap yang diperoleh pada
pengolahan dengan asam-asam:

1. Gas dilepaskan kedalam HCl encer atau H2SO4 encer; karbonat, hidrogen karbonat
(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat.
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Meliputi zat-zat dari (I)
ditambah zat yang berikut : flourida, heksaflourosulfat, klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat, heksasianofenat (III),
tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat.

b. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

1. Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat,


arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat.

2. Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate, kromat,
dan dikromat.

2. Golongan Anion

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43-

b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,


Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya
mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk
golongan sulfat dapat dilakukan dengan. penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium
kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat
maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu:
AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam). Anion yang tidak
menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas kemungkinan mengandung
anion golongan nitrat. Jika sampel Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat
dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap
sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S
(hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa
kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya
suatu anion. Karena itu. setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga
dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.

3.Reaksi Penentuan Anion

a. Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat,


arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat.

b. Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate, kromat,
dan dikromat.

Cara pengenalan anion tidak begitu sistematik seperti pada pengenalan kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan
garam-garam perak garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara
penggolongan anion menurut Bunsen, Gilteath dan Vogel.

Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kelarutan, garam alkali, dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan
peraknya sedangkan Vogel menggolongkan anion didasarkan pada proses yang
digunakan pemiriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Pemeriksaan anion
yang menguap bila diolah dengan HCl encer atau H2S04 encer, dan anion yang
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 pekat. Demikian pula
pememriksaaan berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diperiksa
dengan reaksi redoksnya. Pemeriksaan anion meliputi lanjutan analisis pendahuluan,
analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda.
Dari analisis pendahuluan (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam
larutan cuplikan .

Beberapa kelarutan garam-garam dan anion-anion dengan di identifikasi sebagai


berikut:
1.Ion klorida (Cl-)

Garan-garam yang mengandung ion klorida umumnya larut dalam larut dalam air
dan asam kuat encer, kecuali AgCl (berwarna putih). Hg2Cl2 ( berwarna putih) dan
PbCl2 (berwarna putih), khusus PbCl2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgCl
larut dalam amonia encer.

2. Ion bromida (Br-)

Garam-garam yang mengandung ion bromida kebanyakan mudah larut dalam air
dan asam kuat encer. Kecuali AgBr (berwarna kuning ), HgBr2 (berwarna putih) dan
PbBr2 (berwarna putih) khusus PbBr2 mudah larut dalam air panas.

3. Ion iodida (I-)

Garam- garam yang mengandung ion iodida umunya larut dalam air dan asam
kuat encer, kecuali AgI (berwarna kuningg muda ), Hg2I2 ( berwarna kuning) PbI2
( berwarna kuning) dan HgI2 (berwarna merah). khusus PbI2 larut dalam air panas.

4. Ion sulfat (SO4 2-)

Garam-garam yang mengandung ion sulfat umunya larut dalam air dan asam kuat
encer kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna putih.
Dalam larutan BaCl2 membentuk endapan putih. BaSO4 yang larut dalam HCl encer
panas, asam nitrat encer, larut dalam HCl pekat panas.

Ion sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan
massa molekul 96.06 satuan massa atom; ia terdiri dari atom pusat sulfur dikelilingi
oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron. Ion sulfat bermuatan cas dua
negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfat), HSO4-, yaitu bes
konjugat asam sulfat, H2SO4. Terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang
merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2, dan merupakan ester asam
sulfat.
Ciri-ciri :

Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air. Kecuali dalam kalsium sulfat, stronsium
sulfat dan barium sulfat, yang tak larut. Barium sulfat sangat berguna dalam analisis
gravimetri sulfat: penambahan barium klorida pada suatu larutan yang mengandung ion
sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat menunjukkan adanya anion sulfat.

Ion sulfat bisa menjadi satu ligan menghubungkan mana-mana satu dengan
oksigen (monodentat) atau dua oksigen sebagai kelat atau jembatan. Contoh ialah
molekul logam netral kompleks PtSO4P(C6H5)32, di mana ion sulfat berperan sebagai
ligan bidentat. Ikatan oksigen-logam dalam molekul sulfat kompleks mempunyai ciri
kovalen.

Pengaruh terhadap alam sekitar :

Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) hasil dari pembakaran bahan
bakar fosil dan biomassa. Apa yang dihasilkan menambah keasaman atmosfer dan
mengakibatkan hujan asam.

5. Ion Sulfit (SO3 2-)

Garam-garam yang mengandung ion sulfit umunya sukar larut dalam air kecuali
garam yang berpasangan dengan kation Na+, K+, dan NH+ endapan dengan berbentuk
berwarna putih.

Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari
logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali
larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan.

6. Ion nitrat (NO3-)

Garam-garam yang mengandung ion nitrat semuanya mudah larut dalam asam
kuat encer. identifikaasi dapat dilakukan dengan tes cincin coklat.

7. Ion nitrit (NO2-)

Garam-garam yang mengandung ion nitrit. Semuanya larut dalam air kecuali
perak nitrit yang sedikit larut dalam air.

Macam-macam anion
-Karbonat CO3

Kelarutan semua karbonat normal, dengan perkecualian karbonat dari logam-


logam alkali serta amonium , tidak larut dalam air.Hidrogen karbonat atau bikarbonat
dari kalsium, stront, Barium, Magnesium dan mungkin dari besi ada dalam larutan air,
mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-
karbonat , entah dalam larutanair atau suspensi dan akan terurai dalam pendidihan
larutan.

CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO3-

Hidrogen Karbonat dari logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut
dibanding karbonat lainnya.

Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit,
(Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus
dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur
atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil
(kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera
disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam
air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji, kekeruhan yang terjadi
menunjukkan adanya karbonat

Beberapa karbon alam seperti magnesium, MgCO3, Siderit, FeCO3 dan Dolomit,
(Ca, Mg)CO3, tidak bereaksi dengan berarti dalam keadaan dingin. Zat-zat ini harus
dihancurkan menjadi bubuk halus, campuran yang bereaksi dipanaskan. Uji air kapur
atau air barit dilakukan dengan cara, zat padat itru ditaruh di tabung uji atau suling kecil
(kapasiatas 10 sampai 20 ml), asam klorida encer ditambahkan dan tutup gabus segera
disumbat kembali. Gas yang dipanaskan (mungkin perlu dipanaskan) dialirkan ke dalam
air kapur atau air barit yang terdapat pada tabung uji.Kelarutan semua karbonat normal,
dengan perkecualian karbonat dari logam-logam alkali serta amonium , tidak larut
dalam air.Hidrogen Karbonat atau bikarbonat dari kalsium, stront, Barium, Magnesium
dan mungkin dari besi ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam
karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat , entah dalam larutan air atau
suspensi dan akan terurai dalam pendidihan larutan.

- Asam klorida pekat


Semua permanganat pada pendidihan dengan asam klorida pekat melepaskan kalor.

2 MnO4-+ 16HCl è 5Cl2 + 2Mn2+ + 6Cl- + 8H2O

-Asam sulfat pekat

Permanganat larut dalam reagansia ini dengan menghasilkan larutan hijau, yang
mengandung mangan heptoksida (anhidrat permanganat (Mn2O7)), larutan ini bisa
meledak pada suhu biasa, dan ledakan yang sangat hebat mungkin terjadi pada
pemanasan.

2 KMnO4 + H2SO4 è Mn2O7 + 2K+ + SO42- + H2O

- Larutan natrium hidroksida

Dengan memanaskan larutan pekat kalium permanganat dengan larutan pekat


natrium hidroksida, dihasilkan suatu larutan kalium permanganat yang hijau dan
dilepaskan oksigen. Bila larutan manganat ini dituangkan ke dalam air yang besar
volumenya, atau diasamkan dengan asam sulfat encer, warna ungu dari kalium
permanganat puylih kembali, dan mangan dioksida mengendap.

4 MnO4- + 4 OH- è 4 MnO42- + O2 + 2 H2O

3 MnO4- + 2 H2O è 4 MnO42- + MnO2 + 4 OH-

Reaksi yang terakhir sebenarnya adalah suatu reaksi disproporsionasi, dimana


mangan(VI) sebagian dioksidasikan menjadi mangan(VII) dan sebagian direduksi
menjadi mangan(IV).

Reaksi-reaksi

* Mangan disulfida dan asam sulfat pekat

Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang
sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan
perlahan-lahan, klor akan terlepas dan dapat dididentifikasi dari baunya yang
menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-kekuningan, sifatnya yang memutihkan kertas
lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida-kanji menjadi biru. Hydrogen
klorida yang mula-mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.

*Karbonat dengan kehadiran sulfit

Bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang
menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit. Namun uji dikromat untuk
sulfit tidak dipengaruhi oleh hadirnya karbonat. Untuk mendeteksi karbonat dalam
kehadiran sulfit, dapat dilakukan dengan mengolah campuran padat dengan asam sulfat
encer dan mengalirkan gas yang dibebaskan lewat sebuah botolcuci kecil atau tabung
didih yang mengandung larutan kalium dikromat dan asam sulfat encer. Larutan akan
diubah menjadi hijau, dan pada waktu yang bersamaan belerang dioksida akan
dihilangkan dengan lengkap, gas sisa kemudian diuji dengan air kapur menurut cara
biasa

*Nitrat dalam kehadiran nitrit

Nitrit mudah diidentiofikasi dalam kehadiran nitrat dengan mengolahnya dengan


asam mineral encer, kalium iodida dan pasta kanji, atau dengan uji tiourea. Namun
nitrat tak dapat dieteksi dalam kehadiran nitrit karena nitrit akan positif dalam uji cincin
coklat dengan larutan besi(II) sulfat dan asam sulfat encer. Oleh karena itu nitrit
diuraikan terlebih dahulu oleh salah satu metode berikut :

1.mendidihkan dengan larutan ammonia klorida sampai gelegak berhenti

2.menghangatkan dengan urea dan asam sulfat encer sampai pembebasan gas berhenti

3.menambahkan sedikit asam sulfamat pada larutan.

Untuk metode yang terakhir merupakan metode yang paling sederhana dan paling
efisien untuk menyingkirkan nitrit dalam larutan asam. Kemudian uji cincin coklat
untuk nitrat dapat diterapkan

* Nitrat dalam kehadiran bromida atau iodida

Uji cincin coklat untuk nitrat tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida dan
iodida karena halogen bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat akan
mengaburkan cincin coklat yang disebabkan oleh nitrat. Oleh karena itu, larutan
dididihkan dengan larutan natrium hidroksida sampai garam ammonium (jika ada)
terurai seluruhnya, dan kemudian larutan didinginkan di bawah air keran. Aliase
Devarda yang dibubuk (bubuk alumunium atau bubuk zink) kemudian ditambahkan
dan campuran yang terjadi dihangatkan dengan lembut. Pembebasan amonia (yang
dideteksi dari baunya) dengan kerjanya terhadap kertas lakmus merah dan terhadap
kertas merkurium(I) nitrat menyatakan adanya nitrat.

Suatu metode lain adalah menghilangkan halida dengan pengendapan dengan


larutan perak sulfat (bebas nitrat) yang hampir jenuh dan kelebihan perak diendapkan
dengan larutan natrium karonat, kemudian nitrat diuji dengan cara biasa dalam filtrat.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya Nya lah maka journal ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Journal ini berisi tentang teori anion beserta laporan praktikum yang telah
dilakukan. Diharapkan agar penulisan .journal ini bermanfaat kepada semua kalangan
yang membacanya.

Penulisan journal ini tidaklah luput dari kekurangan .Diharapkan kritik serta saran
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan journal ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://praktikumkimiaanalitik.blogspot.com/2012/12/analisis-kualitatif-anion.html

http://www.kimiadasar.com

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Untuk anion sulfat .Ambil 10 ml larutan BaCl2(Barium klorida),masukan
kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan 5 ml larutan asam sulfat
(H2SO4).Amati apa yang terjadi
2. Untuk anion karbonat.Ambil 10 ml larutan Na2CO3 (Natrium karbonat),masukan
kedalam tabung reaksi ,kemudian tambahkan 10 ml larutan AgNO3 (Perak
nitrat).Amati apa yang terjadi.
3. Untuk anion kromat.Ambil 10 ml larutan K2CrO4(Kalium kromat),masukan
kedalam tabung reaksi,kemudian tambah 10 ml larutan BaCl2(Asam slufbarium
klorida).Amati apa yang terjadi.
4. Untuk anion arsenat .Ambil 5 ml larutan Na3AsO4(Natium arsenat),masukan
kedalam tabung reaksi ,kemudian tambahkan 2 ml larutan BaCl2.Tambahkan 2
ml larutan Kl lalu diaduk.Amati apa yang terjadi
5. Untuk anion klorida .Ambil 10 ml larutan NaCl (Natrium klorida),masukan
kedalam tabung reaksi ,kemudian tambahkan 5-10 ml tetes larutan asam sulfat
(H2SSO4).Amati apa yang terjadi.

HASIL PERCOBAAN

1. Barium Klorida (BaCl2) + Asam Sulfat (H2SO4)


Warna :terjadi perubahan ( menjadi putih )
Bau :berbau
Gas :ada
Endapan :terjadi pengendapan
2. Natrium Karbonat (Na2CO3) + Perak Nitrat (AgNO3)
Warna :terjadi perubahan (warna menjadi putih keruh)
Bau :berbau
Gas :tidak ada
Endapan :terjadi pengendapan
3. Kalium Kromat (K2CrO4) + Sulfbarim klorida (BaCl2)

Warna :terjadi perubahan (menjadi kuning)

Bau :berbau
Gas :tidak ada

Endapan :tidak ada

4. Natrium Arsenat (NaAsO4) + BaCl2 + KI

Warna :terjadi perubahan (menjadi putih susu)

Bau :berbau

Gas :ada

Endapan :ada

5. Natrium Klorida (NaCl) + Asam Sulfat (H2SO4)

Warna :terjadi perubahan (menjadi ungu)

Bau :berbau

Gas :tidak ada

Endapan :tidak ada

Anda mungkin juga menyukai