Anda di halaman 1dari 11

BAKTERI ANAEROB

REVILA AULIA
61117137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2019
A. Bakteri Anaerob
Bakteri anaerobik atau anaerob adalah setiap bakteri yang tidak
memerlukan oksigen untuk tumbuh.
1. Corynebacterium Diphtheriae

KLASIFIKASI
Kingdom Bacteria

Filum Actinobacteria
Ordo Actinomycetales
Familia Corynebacteriaceae
Genus Corynebecteriu
Spesies Corynebacterium
diphtheriae

Morfologi :
Corynebacterium diphtheriae berdiameter 0,5 – 1 µm dan panjangnya
beberapa mikrometer. Ciri khas bakteri ini adalah pembengkakan tidak
teratur pada salah satu ujungnya, yang menghasilkan bentuk seperti
”gada”. Di dalam batang tersebut (sering di dekat ujung) secara tidak
beraturan tersebar granula-granula yang dapat diwarnai dengan jelas dengan
zat warna anilin (granula metakromatik) yang menyebabkan batang tersebut
berbentuk seperti tasbih. Tiap Corynebacterium diphtheriae pada sediaan
yang diwarnai cenderung terletak paralel atau membentuk sudut lancip
satu sama lain. Percabangan jarang ditemukan dalam biakan.
Corynebacterium diphtheriae merupakan makhluk anaerobik fakultatif
dan gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, dan tak
bergerak. Bakteri ini membentuk asam, tetapi tidak membentuk gas
pada beberapa karbohidrat. Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3
biovar, yaitu gravis, mitis, dan intermedius. Varian ini diklasifikasikan
berdasarkan ciri khas pertumbuhan seperti morfologi koloni, reaksi
biokimia, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi.
Penyakit yang ditimbulkan :
Di alam, Corynebacterium diphtheriae terdapat dalam saluran
pernapasan, dalam luka- luka, pada kulit orang yang terinfeksi, atau orang
normal yang membawa bakteri. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan
infeksi akut yang dikenal dengan penyakit difteri. Bakteri ini biasanya
menyerang saluran pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan
tenggorokan. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan
menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.
2. Escherichia coli
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,
Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi
hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas
bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium coli” sering
digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames
menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.
KLASIFIKASI
Kingdom Phyogenetica
Filum Proterobacteria
Kelas Gamma proteobacteria
Ordo Enterobacteriales
Family Enterobacteriaceae
Genus Escherichia
Spesies Escherichia coli

Morfologi :
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan
panjang 2,0 – 6,0 µm dan lebar 1,1 – 1,5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti
coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan
spora. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Bakteri ini
aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal
usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid
kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain
adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat
pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada
Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan
dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella
petrichous. E. Coli memproduksi macam-macam fimbria atau pili yang
berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain
filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam
variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai
pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan
faktor virulensi yang penting.
E. Coli merupakan bakteri fakultatifanaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya
paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. Pertumbuhan yang baik
pada suhu optimal 37 oC pada media yang mengandung 1% peptone sebagai
sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan
memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada
makanan dan air.
E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak
berpigemen pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan
hingga suhu 60 oC selama 15 menit atau pada 55 oC selama 60 menit.

Sifat Khusus :
- Merupakan parasit dalam saluran pencernaan makanan manusia dan
hewan berdarah panas.
- Pada manusia kadang kadang menyebabkan penyakit enteritis,
peritonitis, cistitis dan sebagainya.
- Hasil uji methil red positif. Keluarga dari spesies ini memfermentasikan
laktosa dan glukosa dengan menghasilkan asam dan gas.
- Menghasilkan asam dalam jumlah yang banyak dari glukosa tetapi
acethyl methyl carbinol tidak dihasilkan.
- CO2 dan H2 kira kira dihasilkan dalam volume yang sama dalam
glukosa.
- Pada umumnya asam uric tidak dapat dipakai sebagai satu-
satunya sumber nitrogen.
- Ditemukan dalam feces.
- Hasil uji Eykman.
- Asam sitrat dan garam dari asam sitrat tidak dapat dipakai sebagai satu-
satunya sumber karbon.

Keuntungan dan Bahaya yang Ditimbulkan :


Beberapa keuntungan dari bakteri E. coli yaitu menghasilkan kolisin,
yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri usus yang
patogenik, dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air
oleh tinja. Di dalam lingkungan dan kehidupan kita, bakteri E. Coli banyak
dimanfaatkan diberbagai bidang, baik pertanian, peternakan, kedokteran
maupun dikalangan Industri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, E.
coli telah banyak diketahui baik sifat morfologi, fisiologi maupun
pemetaan DNA nya, sehingga bakteri ini dipakai untuk menyimpan untaian
DNA yang dianggap potensial, baik dari tanaman, hewan maupun
mikroorganisma dan sekaligus untuk perbanyakannya.
Dengan diketahuinya bahwa E. Coli dapat dipakai untuk menyimpan
untaian DNA yang potensial, maka hal ini membuka kesempatan untuk
mempelajari sifat dan karakter dari mikroba lain yang tentunya memberikan
dampak yang positif untuk kemajuan di bidang kedokteran, pertanian
maupun industri. Dibidang pertanian telah dilaporkan bahwa beberapa
tanaman tidak tahan terhadap suatu penyakit atau serangan hama, namun
bantuan E.coli sebagai inang yang membawa gen yang tahan terhadap
penyakit atau hama tertentu, maka hal itu dapat diatasi sehingga
perkembangan di bidang pertanian tidak terhambat. Keberadaan Bakteri E.
coli disamping dapat membantu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
juga dimanfaatkan di berbagai bidang ilmu, bakteri E. coli juga dapat
membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan
bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa
galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai
parah pada manusia dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut,
yang dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik
(penyebab gasteroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang
berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare pada
anak anak yang lebih besar dan pada orang dewasa). Dilaporkan pula bila
E.coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat menyebabkan
sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut.
Penyakit yang Ditimbulkan :
Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli yaitu:
1) Infeksi saluran kemih
E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 %
wanita muda. Gejala dan tanda—tandanya antara lain sering kencing
disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan
infeksi saluran kemih bagian atas.
2) Diare
E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia.
E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan
setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :
a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara
berkembang. EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare
pada anak-anak di negara maju. EPEC melekat pada sel mukosa
usus kecil.
b. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)
ETEC penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan penyebab
diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi
ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan
ETEC pada sel epitel usus kecil.
c. E. coli Enteroinvasif (EIEC)
EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan
shigelosis. Penyakit yang paling sering pada anak-anak di negara
berkembang dan para wisatawan yang menuju negara tersebut.
Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa
dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC
menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.
d. E. coli Enterohemoragik (EHEK)
EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek
sitotoksisnya pada sel Vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika.
e. E. coli Enteroagregatif (EAEC)
EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat
di negara berkembang.
3) Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki
aliran darah dan menyebabkan sepsis.
4) Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi.
E. coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis
neonatal (Jawetz et al., 1996).

3. Actinomycetes
Actinomycetes termasuk dalam divisi Schyzophyta. Tumbuh sebagai
filamen sel yang bercabang panjang atau pendek. Organisme ini membelah
dengan pembelahan biner, dan mungkin menghasilkan spora eksternal atau
tidak. Begitu jauh, mayoritas organisme ini adalah saprofit tanah dan air
(organisme yang hidup dari benda organik yang membusuk dan sangat
penting karena perannya dalam daur alam, seperti pembusukan bahan organik
dan penambatan nitrogen).
Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai
pada berbagai jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua setelah
bakteri, bahkan kadang-kadang hampir sama. Actinomycetes hidup sebagai
saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Actinomycetes merupakan salah satu
mikroorganisme yang mampu mendegradasi selulosa di samping bakteri,
kapang, dan khamir. Jenis Actinomycetes tergantung pada tipe tanah,
karakteristrik fisik, kadar bahan organik, dan pH lingkungan. Jumlah
Actinomycetes meningkat dengan adanya bahan organik yang mengalami
dekomposisi. Pada umumnya Actinomycetes tidak toleran terhadap asam dan
jumlahnya menurun pada keadaan lingkungan dengan pH di bawah 5,0.
Rentang pH yang paling cocok untuk perkembangbiakan Actinomycetes
adalah antara 6,5-8,0. Tanah yang tergenang air tidak cocok untuk
pertumbuhan Actinomycetes, sedangkan tanah gurun yang kering atau
setengah kering dapat mempertahankan populasi dalam jumlah cukup besar,
karena adanya spora. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan
Actinomycetes adalah 25-30oC, tetapi pada suhu 55-65oC Actinomycetes
masih dapat tumbuh dalam jumlah cukup besar, khususnya genus
Thermoactinomyces dan Streptomyces.
Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku
dibicarakan bersama dengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah
bakteri benar sesuai dengan semua kriteria untuk sel prokariot. Dinding selnya
mengandung asam muramat, tidak mempunyai mitrokondrion, mengandung
ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya),
tidak mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5
samapi 2,0 µm, dan dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika
bakteri. Dari banyak macam marga yang kini diklasifikasi dalam bangsa
Actinomycetales, hanya sedikit yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia (Volk dan Wheeler, 1998).
Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis seperti kapang
dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap sebagai fungi atau
cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola pertumbuhannya, fungi
itu eukariota sedangkan Actinomycetes adalah prokariota. Pada lempeng agar
Actinomycetes dapat dibedakan dengan mudah dari bakteri yang sebenarnya
tidak seperti koloni bakteri yang jelas berlendir dan tumbuh dengan cepat.
Koloni Actinomycetes muncul perlahan, menunjukkan konsistensi berbubuk
dan melekat erat pada permukaan agar.
Actinomycetes adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament
diawal pertumbuhannya. Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif
(mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada O2) dapat mampu
memfermentasikan karbohidrat. Actinomycetes termasuk bakteri yang
berbentuk batang, gram positif, bereproduksi dengan pembelahan sel spora,
rentan terhadap penicilin namun tahan terhadap zat antijamur.
Actinomycetes mempunyai fungsi:
1. Mendekomposisi bahan organic seperti selulosa dan kitin
2. Menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat bahkan mematikan
mikroba lainnya, khususnya yang pathogen
3. Mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah
4. Dapat menghilangkan bau, dengan zat-zat metabolik yang dikeluarkannya.
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan
bakteri, menghasilkan zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan
oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup
bersama dengan bakteri fotosintetik (Anonim, 2007).
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Actinomycetes seperti:
1. Aktinomikosis servikofasial
Infeksi yang terjadi pada ekstraksi gigi atau trauma mulut menimbulkan
rasa nyeri, indurasi dan pembengkakan yang berwarna merah pudar (dull-
red ) pada jaringan lunak pada daerah lesi.
2. Aktinomikosis thorakal
Aktinomikosis tipe ini sering terjadi pada penderita dengan struktur gigi
yang buruk dan mempunyai gejala yang tidak spesifik seperti penurunan
berat badan, nyeri dada, batuk dan demam. Gejala klinis dan radiologi
yang dimiliki mirip dengan malignansi TB.
3. Aktinomikosis abdominal
Aktinomikosis abdominal meliputi 20% dari kasus aktinomikosis dan
paling sering terjadi di regio iliosekal, namun bagian primer yang
terinfeksi adalah esofagus, lambung dan anorektal.
4. Aktinomikosis pelvis

Daftar Pustaka
Anonim. 2007.Actinomycetes. www.google.com. Diakses pada tanggal 21 Maret
2015
Bernadete T., Maria. 2013. Bakteri Bacillus Anthracis.
http://www.slideshare.net/marnitukan/bakteri-bacillus-anthracis. diakses 21
maret 2015.
Jawetz, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Fakultas Farmasi: UNPAD
Melliawati, Ruth. 2009. Escherichia coli dalam kehidupan manusia. BioTrends. LIPI.
Vol. 4. No. 1.
Prodi. Kesehatan Masyarakat UMS. Diakses dari publikasiilmiah.ums.ac.id tanggal
21 Maret 2015.
Sri, kadek.2015. Actinomycetes. Diakses dari academia.edu tanggal 21 Maret 2015
Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada Univesity Press:
Yogyakarta.
Volk, W.A dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga: Jakarta,
hal. 149-151.
Wikipedia. 2015. Acidithiobacillus thiooxidans. (online).
http://en.wikipedia.org/wiki/Acidithiobacillus_thiooxidans. Diakses pada 20
Maret 2015.
Wikpedia. 2013. Organisme Aerobik. (online).
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_aerobik. Diakses pada 22 Maret 2015.
Wikipedia. 2015. Organisme Anaerobik. (online).
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_anaerobik. Diakses pada 22 Maret
2015.
Witarto, Dr. Arief B. Mengenal Bacillus anthracis. Artikel dimuat di portal
www.beritaiptek.com 18 Februari 2002 . diakses 21 maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai