Anda di halaman 1dari 2

Analisis

Current ratio : 2017 sebesar 3,64. 2018 sebesar 4,26. 2019 sebesar 3,60. Hal ini menunjukan SCMA
menunjukan nilai rasio lancar jika terlalu tinggi akan memiliki nilai diatas 2 kali, sebab rasio lancar terlalu
tinggi akan terjadi kemungkinan perusahaan kurang mempergunakan aktiva lancarnya ataupun hutang
lancarnya dengan efesien. Sehingga menyebabkan adanya suatu masalah dalam mengelola modal kerja.
Namun dari sudut pandang kreditur rasio lancar dengan nilai yang tinggi, perusahaan akan lebih bisa
memenuhi hutang lancarnya yang akan jatuh tempo paling lambat 12 bulan atau satu periode.

Quick Ratio : 2017 sebesar 2,61. 2018 sebesar 3,09. 2019 sebesar 2,66. Hal ini menunjukan SCMA
sanggup membayar hutang lancarnya dengan menggunakan aset yang dimiliki.

Cash Ratio 2017 sebesar 0,31. 2018 sebesar 1,03. 2019 sebesar 0,55. Hal ini menunjukkan SCMA Rasio
kas ini cukup tinggi karena menunjukan saldo kas yang relatif tinggi sepanjang tahun 2018-2019. Namun
pada tahun 2017 SCMA kekurangan untuk membayar kas.

Net Working Capital to Total asset 2017 sebesar 0,36. 2018 sebesar 0,43. 2019 sebesar 0,38

Interval Meassure 2017 sebesar 2,61. 2018 sebesar 3,09. 2019 sebesar 2,66

Current Liabilities to Inventory Ratio 0,97. 0,85. 1,07

Debt to Asset Rasio

Debt to Equity Ratio

Equity Multiplier

Long Term Debt Ratio

Time Interest Earned Ratio

Cash Coverage
Gross Profit Margin

Net Profit Margin

Return to Asset

Return to Equity

Anda mungkin juga menyukai