BUFFER
Raisa Meilania
D24180016
Kelompok 4/G1
Latar Belakang
Sistem buffer sangat berperan dalam tubuh makhluk hidup. Buffer adalah
larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion-ion hidroksida
ditambahkan atau ketika larutan itu diencerkan. Sifat yang khas dari larutan buffer ini
adalah pH-nya yang hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat. Jenis dari larutan buffer ialah yang larutan buffer dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan buffer dari basa lemah dan asam konjugasinya.
Banyak jenis buffer yang mempunyai dampak terhadap sistem biologis,
aktivitas enzim, substrat, atau kofaktor (Riyadi 2009). Sistem buffer dalam tubuh
ternak sama prinsip kerjanya dengan sistem buffer pada tubuh manusia (James 2009).
Sistem metabolisme dalam tubuh ternak sangat bergantung pada enzim serta mikroba
yang ada didalam rumen. Salah satu faktor pendorong kinerja enzim serta mikroba di
dalam rumen yaitu nilai pH. Nilai pH dalam tubuh ternak sangat sempit, sehingga
perubahan sedikit nilai pH akan berpengaruh pada nafsu makan, metabolisme nutrien,
dan kesehatan ternak ruminansia. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari masuk ke
dalam tubuh dan mengalami suatu reaksi enzimatis, yaitu reaksi yang melibatkan
enzim sebagai katalisator. Enzim tersebut hanya berfungsi dengan baik pada pH
optimum. Agar pH optimum tetap terjaga, cairan dalam tubuh manusia membentuk
sistem larutan buffer.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Buffer
Buffer adalah sistem cairan yang dapat membantu mengurangi perubahan pH,
sehingga pH berada pada range yang cocok untuk melakukan suatu reaksi enzimatis.
Buffer terbentuk dari pencampuran larutan asam lemah dengan basa kuat atau basa
lemah dengan asam kuat. Dan juga terdiri dari asam lemah dan basa konjugat atau
basa lemah dan asam konjugat (Sari et al. 2016)
Cairan Rumen
Cairan rumen adalah cairan dari isi rumen pada ternak ruminansia yang
mempunyai pH netral, kaya akan kandungan enzim, protein, vitamin B kompleks
serta mengandung enzim-enzim hasil sintesa mikroba rumen. Cairan rumen telah
digunakan sebagai proteksi sabun kalsium sebagai pakan suplemen berdasarkan
kecernaan bahan kering, bahan organik dan pH (Pramono et al. 2013)
Saliva McDougall
Buffer Fosfat
Buffer fosfat adalah cairan yang memiliki area kerja yang lebar yaitu dari
asam sampai basa. Hal ini karena asam fosfat merupakan asam trivalen yang mampu
mempertahankan pH. Bertujuan menghambat aktifitas beberapa enzim metabolik
yang termasuk karboksilase, fumarase, dam posfoglukomutase (Fuad et al. 2016)
NaOH
Larutan NaOH adalah larutan yang bertindak sebagai katalis dalam reaksi
untuk mempercepat reaksi. Natrium hidroksida (NaOH) adalah bahan kimia yang
mudah larut dalam air dan menghasilkan panas (eksoterm). NaOH juga merupakan
bahan kimia berbentuk kristal putih padat yang apabila memasuki lingkungan akan
mudah bereaksi memecah bahan kimia lain (Wahyuni et al. 2016)
HCL
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCL). Yang
merupakan asam kuat, dan komponen utama dalam asam lambung. Asam klorida
merupakan cairan yang sangat korosif, tidak berwarna jika dilarutkan dalam air
(Azizah 2010). Asam klorida biasanya digunakan dalam pembersih rumah, produksi
gelatin, dan aditif dalam makanan (Finarti et al. 2018)
Manfaat Buffer Dalam Tubuh Ternak
Sistem buffer pada ternak ruminansia berfungsi sebagai suatu sistem yang
mengontrol atau mempertahankan pH rumen. Pemberian konsentrat yang berlebihan
dapat mengakibatkan menurunnya pH rumen dengan timbulnya gejala asidosis.
Untuk mengatasi penurunan pH rumen akibat penggunaan konsentrat ini maka dapat
dilakukan dengan penambahan larutan penyangga atau buffer (Suprayogi dan
Widyawati 2017)
Materi
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah bulb, pipet mohr, gelas selai,
pengaduk kaca, tissue, sendok dan gelas ukur. Pengukuran pH pada praktikum ini
menggunakan kertas indikator pH.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah cairan rumen, larutan buffer
fosfat, saliva McDougall, dan aquadest. Larutan asam dan basa yang digunakan yaitu
HCL 0,05 N dan NaOH 0,05 N.
Metode
Hasil
Tabel berikut adalah nilai pH cairan rumen yang di titrasi asam dan basa.
Tabel ini menunjukkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
Tabel 1 Nilai pH cairan rumen yang di titrasi asam dan basa
Volume NaOH pH Volume HCL pH
0 8 0 8
10 9 10 6
20 10 20 5
30 12 30 2
Tabel berikut adalah nilai pH buffer fosfat yang di titrasi asam dan basa.
Tabel ini menunjukkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
Tabel berikut adalah nilai pH saliva McDougall yang di titrasi asam dan basa.
Tabel ini menunjukkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
Tabel berikut adalah nilai pH NaOH dan HCL yang di titrasi asam dan basa.
Tabel ini menunjukkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
Tabel 4 Nilai pH NaOH dan HCL yang di titrasi asam dan basa
Volume NaOH pH Volume HCL pH
0 12 0 2
10 12 10 2
20 2 20 3
30 10
40 12
Grafik berikut adalah hasil titrasi sampel cairan rumen. Grafik ini
menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
NaOH HCL
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30
Grafik berikut adalah hasil titrasi sampel buffer fosfat. Grafik ini
menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
NaOH HCL
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20
Grafik berikut adalah hasil titrasi sampel saliva McDougall. Grafik ini
menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut berlangsung.
NaOH HCL
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30
NaOH HCL
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40
Pembahasan
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Azizah U. 2010. Hati-Hati Bila Meniup Makanan dan Minuman yang Masih Panas.
http://www.unikz.up2det.com/2011/11/hati-hati-bila-meniup-makanan-
dan.html. Diakses tanggal [5 Februari 2019]
Finarti, Renol, Wahyudi D, Akbar M, Ula R. 2018. Rendemen dan pH gelatin kulit
ikan nila yang direndam pada berbagai konsentrasi HCL. Jurnal Pengolahan
Pangan. 3(1): 22-27.
Fuad ARM, Ulfin I, Kurniawan F. 2016. Penggunaan agar-agar komersial sebagai
media gel elektroforesis pada zat warna remazol: pengaruh komposisi buffer,
pH buffer dan konsentrasi media. Jurnal Sains dan Seni ITS. 5(2): 2337-3520.
Harahap N. 2017. Uji kecernaan bahan kering, bahan organic, kadar NH3 dan VFA
pada pelepah daun sawit terolah pada sapi secara in vitro. Jurnal Peternakan.
1(1): 29-41.
James J. 2009. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Pramono, Kustono A, Widayati DT, Putro PP, Handayanta E, Hartadi H. 2013.
Evaluasi proteksi sabun kalsium sebagai pakan suplemen berdasarkan
kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan pH in vitro di dalam
rumen dan pasca rumen. Jurnal Sains Peternakan. 11(2): 70-78.
Riyadi W. 2009. Berbagai larutan buffer. Sciencebiotech.net/berbagai-larutan-
buffer-2/. Diakses tanggal [5 Februari 2019]
Sari D, Suyati L, Widodo DS. 2016. Pengaruh buffer kalium fosfat dan natrium fosfat
terhadap produksi listrik dalam sistem Microbial Fuel Cell (MFC) dengan
Lactobacillus bulgaricus pada whey tahu. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.
19(3): 107-110.
Suprayogi WPS, Widyawati SD. 2017. Optimalisasi biofermentasi rumen melalui
pemberian pakan suplemen sebagai upaya peningkatan nilai nutrisi jerami
padi dalam ransum ternak ruminansia. Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan.
5(1):31-42.
Wahyuni S, Hakim L, Hasfita F. 2016. Pemanfaatan limbah kaleng minuman
alumunium sebagai penghasil gas hidrogen menggunakan katalis natrium
hidroksida (NaOH). Jurnal Teknologi Kimia. 5(1): 92-104.
LAMPIRAN