Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL
Tugas ini disusun untuk Mata Kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen: Dra.SUTARTI SE,MM

Di susun oleh :Kelompok 11


Kelas : 4H
1. Winda Puspita Sari (201811581)
2. Amalia Khoirunnisa (201811593)
3. Nasirotun Niswa (201811610)
4. A Madanil Munir (201911217)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-
Nya kami sebagai kelompok 11 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identitas
Nasional“.
Sebagai negara yang besar dan berdaulat, Indonesia harus memiliki Identitasnya
sendiri. Dan berkaitan dengan hal ini kami ingin memaparkan beberapa hal mengenai
Identitas Indonesia yang menjadi ciri dan gambar diri bangsa.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan, maupun isi materi makalah ini
masih banyak kekurangan. Sehingga kami sebagai tim penulis mengharapkan bagi setiap
pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ke depannya.
Terima kasih kepada semua anggota kelompok 11 yang sudah bekerja sama
dengan baik, mengeluarkan ide, pikiran, waktu maupun materil untuk menyelesaikan
tugas makalah sehingga bisa dipersentasikan untuk kita semua.
Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat.

Kudus, Maret 2020

Kelompok 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Beakang

Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya


sendiri,manusia senantiasa membutuhkan orang lain.Pada akhirnya manusia hidup
secara berkelompok-kelompok.Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan
membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan
tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai
pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok
keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku,
masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk
negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang
dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam
daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa
memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan
dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan
hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara.
Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari
banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa
maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut
dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan
identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga
merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang
disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.
Pemerintahan di Indonesia  sudah lama menjadi mimpi buruk banyak
orang di Indonesia. Kendati pemahaman mayarakat tentang pemerintahan
sangatlah  berbeda-beda, Namun setidaknya sebagian besar dari masyarakat
membayangkan bahwa dengan adanya pemerintahan, masyarakat  akan dapat
memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara masyarakat-
masyarakat yang ada di inonesia  membayangkan, bahwa dengan memiliki tata
kelola pemerintahan  yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi
semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi
semakin peduli dengan kepentingan warga.
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin
komplek dan semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang
seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak yang tersandung masalah hukum.
Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance
yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan
hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera terbangun dari tidur
panjangnya. Maka dari itu, Pemerintah inonesia berinisiatif akan membangun
Indonesia ini dalam sistem pemerintahannya agar dapr menjadi lebih baik. Dan
menggunakan sistem pemerintahan yang berlandaskan kejujuran serta ketulusan.

1.2 Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional ?

2. Apa saja Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional ?

3. Bagaimana penerapan Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan Identitas Nasional .

2. Menjelaskan Faktor_faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional.

3. Menjelaskan Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Dalam kamus Maya Wikipedia dikatakan “ identity is an umbrella
term used throughout the sosial sciences to describe a person’s conception and
expression of their individuality or group affiliations ( such a national identity
and curtural identity)”. Dalam arti terminologi antropologi, identitas adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan, kelompok,
komunitas, atau negaranya sendiri.

Kata Nasional dalam identitas nasional merupakan identitas yang


melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan , baik fisik seperti budaya, agama, bahasa, maupun nonfisik seperti
keinginan, cita- cita, dan tujuan. Identitas Nasional Indonesia bisa disebut juga
sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literature,
baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk
bahasan tentang pemerintahan Indonesia.
Identitas Nasional bangsa Indonesia merupakan salah satu identitas yang
telah melekat pada Negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Ungkapan
Bhineka Tunggal Ika dalam lambang Nasional terletak pada simbol Burung
Garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara
Pancasila.
Beberapa bentuk identitas Nasional Indonesia, adalah:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang digunakan sebagai bahasa
pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa nasional pada tanggal 28
Oktober 1928.
2. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih.

Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah putih pertama
kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada
peristiwa Sumpah Pemuda.
3. Lagu Kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya.
Lagu Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada tanggal
28 Oktober 1928.
4. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambang Negara.
5. Semboyan Negara, yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia adalah
bangsa yang heterogen namun tetap berkeinginan untuk menjadi bangsa satu,
yakni Indonesia.
6. Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila.
Berisi lima sila yang dijadikan sebagai dasar falsafah dan ideology dari Negara
Indonesia. Selain itu Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara san ideology
Nasional.
7. Hukum Dasar Negara,yaitu UUD 1945.
Merupakan hukum dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelanggaran Negara.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat.
Bentuk Negara kita adalah kesatuan, bentuk pemerintahan adalah republic, dan
sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan Nasiaonal.
10. Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan Nasional.
Sebagai Negara Kesatuan Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga
Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.
11. Ketahanan Nasional; MPR RI
Pada tahun 1973 menetapkan Ketahanan Nasional sebagai konsepsi, metode, dan
cara dalam pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
sekaligus identitas Nasional di dalam menghadapi segala ancaman gangguan,
hambatan, dan tantang
2.2 Faktor_faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan sendiri-sendiri, yang ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia adalah:
1. Faktor objektif

Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi


geografis ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah
dunia di Asia Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan cultural bangsa.

2. Faktor subjektif

Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan


yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini memengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui
interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari
berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan
Negara bangsa beserta identitas bangsa di Indonesia.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas nasional adalah:

1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada
sejak lama) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa
(kurang lebih 300) dan setiap suku bangsa memiliki adat-istiadat, tata
kelakuan, dan norma yang berbeda-beda, tetapi terintegrasi dalam suatu
Negara Indonesia
2. Kebudayaan, yang menurut ahli sosiologi termasuk di dalamnya adalah ilmu
pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian, peralatan/perkakas,
sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Kebudayaan sebagai
parameter identitas nasional harus yang merupakan milik bersama (bukan

8
individu/pribadi).
3. Bahasa, yang merupakan keistimewaan manusia dalam berkomunikasi dengan
sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis, yang menunjukkan lokasi Negara dalam kerangka ruang,
tempat, dan waktu, sehingga maenjadi jelas batas-batas wilayahnya di muka
bumi.

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat


internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang
menuju fase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar filsafat
sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-
prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari
filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan
Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya
sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat
bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba
dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis
yang cukup panjang.

Dalam penerapan Pancasila sebagai Identitas Nasional, penyelenggaraan


MPK. hendaknya dikaitkan dengan wawasan:

1. Spiritual, untuk meletakkan landasan etika, moral, religiusiias, sebagai dasar


dan arah pengembangan sesuatu profesi.
2. Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang
tidak kalah pentingnya, bahkan lebih penting daripada aspek having dalam
kerangka penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekadar
instrumen, melainkan sebagai subjek pembaharuan dan pencerahan;

9
3. Kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam
pergaulan antarbangsa tetap setia pada kepentingan bangsanya, serta bangga
dan respek pada jati diri bangsanya yang memiliki ideologi tersendiri; serta
4. Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap
menghadapi dialektika perkembangan dalam masyarakat dunia yang
“terbuka”. Selain itu, diharapkan mampu untuk segera beradaptasi dengan
perubahan yang terus-menerus terjadi dengan cepat.

Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu


karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidakmampuan
negara mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat
nasionalisme dalam menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya.
Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan interstatewar secara hampir
bersamaan. Nasionalisme bukan saja dapat dipandang sebagai sikap untuk siap
mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan Negara dan kedaulatan
nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk member kontribusi positif
terhadap segala aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain, sikap
nasionalisame membutuhkan sebuah wisdom dalam mlihat segala kekurangan
yang masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, dan sekaligus kemauan untuk terus mengoreksi diri demi
tercapainya cita-cita nasional. Makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945,
yang berbunyi sebagai berikut:

1. Alinea pertama menyatakan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak


segala    bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan , karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Alinea kedua menyebutkan: “ dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia kepada depan gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Maknanya:
adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita) yaitu
kemerdekaan,kesejahteraan dan keadilan untuk semua warga negara.

10
3. Alinea ketiga menyebutkan: “ atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa
dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. Maknanya, bila Negara ingin mencapai cita-cita maka
kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah SWT
yang merupakan dorongan spiritual,sehingga warga negara indonesia harus
memiliki keyakinan/agama.
4. Alinea keempat menyebutkan: “ kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada: ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus
dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara kesatuan republik
Indonesia.

Alasan Pancasila sebagai Kepribadian dan  Identitas


Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari
masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya
yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa
Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern,
diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang


diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila.

11
Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula
bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita
untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Identitas Nasiona sebuah
kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah
darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem hukum/perundang –
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada dua, Faktor
objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan demografis, kondisi geografis
ekologis dan Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Berdasarkan parameter
sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas nasional yaitu suku
bangsa,kebudayaan,bahasa,kondisi geografis.
Pancasila sebagai dasar negara indonesia, menjadi hal paling mendasar
bagi identitas bangsa indonesia,karna pancasila merupakan landasan untuk
berbangsa dan bernegara.Namun pemberdayaan idetitas nasional di Indonesia
masih minim sekali apalagi di zaman globalisasi ini.

3.2 Saran

Sebagai generasi muda yang hidup dizaman modern,kita harus tetap


berpegang teguh pada ideologi bangsa,supaya negara kita tidak kehilangan
Identitasnya sebagai negara yang berdaulat, maka dari itu peliharalah terus
jiwa nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Karena kalau bukan kita, siapa
lagi yang akan menjaga tanah air kita tercinta ?
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak

12
kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Wahyu, dkk. 2015. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Yogyakarta: CV.


ANDI OFFSET.

Winarno. 2013. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


PANDUAN KULIAH DI PERGURUAN TINGGI. Jakarta : PT Bumi Aksara.

http://asaliamanblog.blogspot.com/

http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-unsur-identitas-
nasional.html

13

Anda mungkin juga menyukai