BAHASA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Sarno (20712071)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas limpahan rahmat dan
karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah bahasa
Indonesia “Kedudukan Bahasa, Fungsi Dan Ragam Bahasa” ini untuk melengkapi
tugas dalam pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia politeknik negeri
lampung.
Dalam penyelesain makalah penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional yang
kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
1) Lambang kebangsaan.
2
2.2 Ragam Bahasa
Menurut Dendy Sugono (1999: 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan
tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Sumber utama perbedaan bahasa adalah variasi internal seperti tekanan suara yang
diberikan, dan variasi eksternal seperti dialek yang disebabkan oleh perbedaan
geografis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya,
dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan
dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf,
melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa
ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu
berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak
identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek
tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.
3
1) Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri dari: (1) Ragam bahasa lisan (2) Ragam bahasa tulis. Ragam
Lisan dan Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi
ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk
kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi
tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat
dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam
tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam lisan: (a) Memerlukan orang kedua/teman bicara; (b) Tergantung
situasi, kondisi, ruang & waktu; (c)Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,
hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. (d) Berlangsung cepat; (e) Sering dapat
berlangsung tanpa alat bantu; (f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi; (g) Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
4
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata
bahasa dan kosakata).
Contoh ragam bahasa lisan berdasarkan tata bahasa (bentuk kata, tata bahasa,
struktur kalimat, kosakata):
Contoh ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa (bentuk kata, tata bahasa,
struktur kalimat, kosakata):
(5) Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
5
(1) Topik yang sedang dibahas,
(4) Lingkungan,
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar, dan nonstandard
sebagai berikut:
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar
dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati,
kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara,
Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan
kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan
ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata
yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan
imbuhan adalah ciri lain.
Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri
pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan
dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan
nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi
sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang
nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi
jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?”
“Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’.
Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas
adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam
lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. Memeng apa yang kita peroleh dari
6
kecil dan apa yang kita peroleh dari pembelajaran meang sedikit mengejutkan
terhadap perbedaan antara keduanya. Pemerolehan bersifat spontan sedangkan
pembelajaran bersifat terstruktur.
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam
dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi. Contoh ragam dialek
adalah ‘Gue udah baca itu buku.’ Contoh ragam terpelajar adalah ‘Saya sudah
membaca buku itu.’ Contoh ragam resmi adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh ragam tak resmi adalah ‘Saya sudah baca buku itu.’
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah,
ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan
ragam sastra.
Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa
baku lisan. Standardisasi (pembakuan) memang sangat diperlukan, pembakuan ini
7
meliputi segala bidang sehingga pemerintah pula harus ikut serta dalam
penetapannya. Tahap pertama dimulai dari keputusan presiden no. 57 tahun 1972,
dengan diresmikannya ejaan yang disempurnakan (EYD), 27 Agustus 1975 maka
ejaan bahasa yang disempurnakan dan pedoman pembentukan istilah. Terdapat
dua patokan dalam upaya pembakuan bahasa: patokan yang bersifat tunggal (salah
satu dialek) dan patokan majemuk (gabungan beberapa
8
A. kesimpulan
1. Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa nasional
dan sebagai bahasa negara.
2. Fungsi bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi fungsi sebagai
bahasa nasional dan fungsi sebagai bahasa Negara. Sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebangsaan,
lambang identitas nasional, alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan
antarbudaya, alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke
dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
(1) Ragam lisan
(2) Ragam fungsional
(3) ragam baku
(4) Ragam tidak baku
(5) Ragam sosial
B. saran
C.
9
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhrata Media.
http://abudiman68.blogspot.com/2015/11/kedudukan-fungsi-dan-ragam-
bahasa.html#:~:text=Dalam%20kedudukannya%20sebagai%20bahasa%20negara
%2C%20bahasa%20Indonesia%20berfungsi%20sebagai%20bahasa,kebudayaan
%2C%20ilmu%20pengetahuan%20dan%20teknologi.
10