Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN BAHASA, FUNGSI DAN RAGAM

BAHASA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Megawati M.M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

Vera mustika (20712078)

Nadia orian penta lakova (20712064)

Iffang Firnan Elangsyah (20712060)

Sarno (20712071)

Rifaa Hanaan (20712069)

PROGRAM STUDI D3 HORTIKULTURA


POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas limpahan rahmat dan
karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah bahasa
Indonesia “Kedudukan Bahasa, Fungsi Dan Ragam Bahasa” ini untuk melengkapi
tugas dalam pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia politeknik negeri
lampung.
Dalam penyelesain makalah penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Allah swt. Yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-nya, sehingga penulis


dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Ibu Megawati M.M. Pd yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis
makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki
makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap
semoga allah swt. Memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang
telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Aamiin ya
rabb.

Lampung, 2 maret 2021

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Dan Manfaaat Penulisan.................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Dan Fungsi Bahasa..................................................................

2.2 Ragam Bahasa............................................................................................

2.3 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar....................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

1.2 rumusan masalah


1.3 tujuan dan manfaat penulisan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

a.    Kedudukan Bahasa Indoensia

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu:

1) Sebagai Bahasa Nasional

Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional yang
kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.

2) Sebagai Bahasa Negara

Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenasi


kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahawa bahasa negara ialah
bahasa Indonesia.

b. Fungsi Bahasa Indonesia

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai:

1)    Lambang kebangsaan.

2)    Lambang identitas nasional

3)    Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya

4)    Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar


belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai:

1)    Bahasa resmi kenegaraan

2)    Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan

3)    Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan


pelaksanaan pembangunan

4)    Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2
2.2    Ragam Bahasa

a. Pengertian Ragam Bahasa

            Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-


beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik
(mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999: 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan
tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Sumber utama perbedaan bahasa adalah variasi internal seperti tekanan suara yang
diberikan, dan variasi eksternal seperti dialek yang disebabkan oleh perbedaan
geografis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya,
dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan
dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf,
melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa
ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu
berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak
identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek
tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.

            Pendiskripsian terhadap semua level bahasa meliputi: Fenotik


(pembunyian), Grammar (tata bahasa), Leksikologi ( kosakata), dan penggunaan
gaya bahasa. Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3
jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan
topik pembicaraan.

b. Jenis-jenis Ragam Bahasa

Adanya bermacam-macam ragam bahasa terjadi karena fungsi, kedudukan serta


lingkungan yang berbeda-beda. Ada beberapa ragam bahasa, yaitu:

3
1)  Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri dari: (1) Ragam bahasa lisan (2) Ragam bahasa tulis. Ragam
Lisan dan Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi
ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk
kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi
tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat
dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam
tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan: (a) Memerlukan orang kedua/teman bicara; (b) Tergantung
situasi, kondisi, ruang & waktu; (c)Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,
hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. (d) Berlangsung cepat; (e) Sering dapat
berlangsung tanpa alat bantu; (f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi; (g) Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis, makna kalimat yang


diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa
baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu,
dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan
di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur
kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat. Ciri-ciri
ragam tulis: (a)Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; (b)Tidak tergantung
kondisi, situasi & ruang serta waktu; (c) Harus memperhatikan unsur gramatikal;
(d) Berlangsung lambat; (e) Selalu memakai alat bantu; (f) Kesalahan tidak dapat
langsung dikoreksi; (g) Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka,
hanya terbantu dengan tanda baca.

Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

4
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata
bahasa dan kosakata).

Contoh ragam bahasa lisan berdasarkan tata bahasa (bentuk kata, tata bahasa,
struktur kalimat, kosakata):

(1) Nia sedang baca surat kabar.

(2) Ari mau nulis surat.

(3) Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.

(4) Mereka tinggal di Menteng.

(5) Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.

(6) Saya akan tanyakan soal itu

Contoh ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa (bentuk kata, tata bahasa,
struktur kalimat, kosakata):

(1) Nia sedang membaca surat kabar

(2) Ari ingin menulis surat.

(3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

(4) Mereka bertempat tinggal di Menteng.

(5) Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.

(6) Akan saya tanyakan soal itu.

Contoh ragam lisan berdasarkan kosakata:

(1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.

(2) harus bikin karya tulis.

(3)Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.

Contoh ragam tulis berdasarkan kosakata:

(1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.

(2) Kita harus membuat karya tulis.

(3) Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.

Perbedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan


berdasarkan:

5
(1) Topik yang sedang dibahas,

(2) Hubungan antarpembicara,

(3) Medium yang digunakan,

(4) Lingkungan,  

(5) Situasi saat pembicaraan terjadi.

 Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar, dan nonstandard
sebagai berikut:

(1) Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,

(2) Penggunaan kata tertentu,

(3) Penggunaan imbuhan,

(4) Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan

(5) Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar
dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati,
kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara,
Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan
kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan
ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata
yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan
imbuhan adalah ciri lain.

Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri
pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan
dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan
nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi
sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang
nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi
jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?”
“Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’.
Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas
adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam
lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. Memeng apa yang kita peroleh dari

6
kecil dan apa yang kita peroleh dari pembelajaran meang sedikit mengejutkan
terhadap perbedaan antara keduanya. Pemerolehan bersifat spontan sedangkan
pembelajaran bersifat terstruktur.

2) Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam
dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi. Contoh ragam dialek
adalah ‘Gue udah baca itu buku.’ Contoh ragam terpelajar adalah ‘Saya sudah
membaca buku itu.’ Contoh ragam resmi adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh ragam tak resmi adalah ‘Saya sudah baca buku itu.’

3) Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah,
ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan
ragam sastra.

Ciri-ciri ragam ilmiah:

a)    Bahasa Indonesia ragam baku;

b)    Penggunaan kalimat efektif;

c)    Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;

d)    Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari


pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;

e)    Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi


tulisan;

f)     Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan sebagai berikut:

a)    Dia dihukum karena melakukan tindak pidana (ragam hukum).

b)    Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon(ragam bisnis).

c)    Cerita itu menggunakan unsur flashback (ragam sastra).

d)    Anak itu menderita penyakit kuorsior (ragam kedokteran).

e)    Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif (ragam


psikologi).

 Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa
baku lisan. Standardisasi (pembakuan) memang sangat diperlukan, pembakuan ini

7
meliputi segala bidang sehingga pemerintah pula harus ikut serta dalam
penetapannya. Tahap pertama dimulai dari keputusan presiden no. 57 tahun 1972,
dengan diresmikannya ejaan yang disempurnakan (EYD), 27 Agustus 1975 maka
ejaan bahasa yang disempurnakan dan pedoman pembentukan istilah. Terdapat
dua patokan dalam upaya pembakuan bahasa: patokan yang bersifat tunggal (salah
satu dialek) dan patokan majemuk (gabungan beberapa

BAB III PENUTUP

8
A. kesimpulan
1.    Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa nasional
dan   sebagai bahasa negara.
2.    Fungsi bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi fungsi sebagai
bahasa nasional dan fungsi sebagai bahasa Negara. Sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebangsaan,
lambang identitas nasional, alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan
antarbudaya, alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke
dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
(1) Ragam lisan
(2) Ragam fungsional
(3) ragam baku
(4) Ragam tidak baku
(5) Ragam sosial

B. saran
C.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal E. 1985. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Antar Kota.

Badudu, J.S.1985. Cakrawala Bahasa Indonesia I. Jakarta: Gramedia.

Badudu, J.S. 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhrata Media.

Broto, A. S. 1978. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Kridalaksana, H. 1981. Bahasa Indonesia Baku: dalam Majalah  Pembinaan


Bahasa Indonesia, Jilid II, Tahun 1981, 17-24. Jakarta: Bhratera.

Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan.


Bandung: Dipenogoro.

Tasai, S. Amran dan E. Zaenal Arifin. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia  untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta:  Akademika Pressindo.

http://abudiman68.blogspot.com/2015/11/kedudukan-fungsi-dan-ragam-
bahasa.html#:~:text=Dalam%20kedudukannya%20sebagai%20bahasa%20negara
%2C%20bahasa%20Indonesia%20berfungsi%20sebagai%20bahasa,kebudayaan
%2C%20ilmu%20pengetahuan%20dan%20teknologi.

10

Anda mungkin juga menyukai