Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS

SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI


TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA
DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

Leni Susanti
STIE STAN – Indonesia Mandiri

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Total Quality
Management (TQM) pada Divisi Tempa & Cor pada suatu perusahaan
publik (PT. X) di Bandung, dengan mengkaji perbedaan antara sebelum
dan sesudah implementasi biaya kualitas TQM. Teknik analisis yang
digunakan adalah t-test related-sample. Sampel yang diambil adalah
data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM dan 5 tahun
biaya kualitas sesudah implementasi TQM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: implementasi TQM yang dilaksanakan pada
Divisi Tempa & Cor sudah memadai. Biaya kualitas yang terjadi pada
Divisi Tempa & Cor dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori biaya
yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan.
Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan metode uji hipotesis
diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,413, jika dibandingkan dengan nilai t-
tabel sebesar 2,132, maka t-hitung > t-tabel sehingga kesimpulannya H0
ditolak. Ini berarti bahwa hipotesis bahwa biaya kualitas sebelum
implementasi TQM lebih besar dari biaya kualitas sesudah
implementasi TQM.

Kata kunci : total quality management, biaya kualitas, implementasi,


t-test related-sample.

I. PENDAHULUAN
Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai
akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya
juga mengalami hal yang sama. Organisasi/perusahaan yang dulu bersaing hanya pada
tingkat lokal, regional atau nasional kini harus pula bersaing dengan perusahaan-
perusahaan dari seluruh penjuru dunia (Sularso dan Murdijanto, 2004:72)
Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
36
Globalisasi merupakan tantangan namun sekaligus memberikan peluang pada
mereka untuk tumbuh dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang makin kuat.
Perusahaan perlu membuat perencanaan untuk kelangsungan hidupnya di arena
persaingan global karena tidak ada tempat bagi perusahaan untuk bersembunyi dari
pesaing-pesaingnya (Ellitan dan Anatan, 2007:2). Persaingan global ini memberikan
banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious)
dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas
tinggi (Blocher et al., 2000:204). Untuk dapat bertahan dan berhasil dalam lingkungan
seperti itu, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen dalam bentuk produk
dan jasa serta pelayanan yang berkualitas, sehingga perusahaan juga memperoleh value.
Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap manusia, proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat
memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan
adalah dengan mengimplementasikan TQM. Thompson dan Strickland dalam Sri
Hadiati (2007:145) menyatakan bahwa untuk menjamin kemampuan suatu industri
bertahan dalam era global ini, maka penerapan TQM bukan lagi merupakan suatu
pilihan, tetapi suatu keharusan.
TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya
memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen,
keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam
Setiawan, 2006:2).
Faktor yang sangat penting untuk keberhasilan TQM adalah adanya ukuran
yang benar-benar mencerminkan kebutuhan dan harapan pelanggan, baik internal
maupun eksternal. Sistem pengukuran yang baik untuk TQM juga harus membuat
semua karyawan mengetahui perkembangan yang telah dicapai menuju kualitas total
dan perbaikan lain yang dibutuhkan (Blocher et al., 2000:215). Salah satu sistem
pengukuran kinerja kualitas yang sering digunakan adalah dengan mengukur biaya
kualitas. Ross (1994) dalam Tjiptono dan Diana (2003:41) menyatakan bahwa salah
satu manfaat dari informasi biaya kualitas adalah untuk dijadikan ukuran kinerja yang
objektif.
Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
37
Dalam paradigma lama, dikatakan bahwa kualitas itu mahal, hal ini
dikarenakan paradigma tersebut beranggapan bahwa kesalahan tidak dapat dihindari
dan oleh karena itu sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki semua
defect. Sebaliknya TQM berpendapat bahwa zero defect seharusnya menjadi sasaran
perusahaan, quality is free, tidak berdampak pada peningkatan biaya kualitas bahkan
akan menghemat biaya tersebut (Tjiptono dan Diana, 2003:44-45; Dorothea (2003:29).
Blocher et al., (2000:225) memberikan contoh mengenai kekeliruan paradigma lama
tersebut. Berdasarkan kajiannya terhadap sebuah perusahaan pemanufakturan kecil,
Blocher et al., mendemonstrasikan penurunan biaya kegagalan internal, biaya
kegagalan eksternal dan biaya kualitas total semua menurun.
Untuk kasus Indonesia, salah satu perusahaan di Indonesia yang telah
mengimplementasikan TQM adalah PT. X yang dimulai tahun 1993. Berbagai motivasi
cukup mendorong agar PT. X mengimplementasikan TQM, diantaranya adalah mutu,
produktivitas dan efisiensi, serta tantangan di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas yang menyatakan masih adanya perbedaan
pandangan terhadap biaya kualitas, maka melihat perbedaan mengenai biaya kualitas
antara sebelum dan sesudah implementasi TQM menjadi penting.

II. REVIEW LITERATUR DAN HIPOTESIS


TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang berupaya
memaksimumkan daya saing organisasi melalui: fokus pada kepuasan konsumen,
keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski et al., dalam
Setiawan, 2006:2).
Menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) dasar pemikiran perlunya TQM
sangatlah sederhana yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk
menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap
kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki
kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan
menerapkan TQM.

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
38
Menurut Feigenbaum dalam Nasution (2001:72), tujuan pencapaian TQM
adalah (1) meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan; (2) untuk
memberikan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen; (3) untuk meningkatkan
kerjasama dan semangat kerja karyawan; dan (4) untuk meningkatkan dan menjaga
citra perusahaan.
Dalam melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus dan pencegahan
kerusakan produksi, diperlukan biaya kualitas. Biaya kualitas yang makin menurun
merupakan salah satu indikasi kualitas barang atau jasa makin baik, yang dapat
memberi kepuasan kepada pelanggan (Nasution, 2005:172)
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk (Tjiptono dan Diana, 2003:34). Biaya kualitas dapat
dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu (1) biaya pencegahan (prevention cost);
(2) biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost); (3) biaya kegagalan internal
(internal failure cost); dan (4) biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost).
Claude dan Sanjay (2001) dalam Hatane (2008), mengemukakan bahwa setiap
dana yang dikeluarkan untuk prevention costs akan kembali beberapa kali lipat melalui
penurunan failure costs. Dana yang dikeluarkan untuk corrective action (prevention
and appraisal costs) umumnya merupakan biaya utama bagi perusahaan yang berusaha
mengurangi masalah-masalah yang timbul karena kualitas, karena semakin lama
masalah kualitas tidak dapat diselesaikan, semakin besar failure costs yang harus
ditanggung perusahaan. Namun, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pencegahan
tersebut (prevention activities) tidak dapat langsung dirasakan dan diukur.
Dalam cost of quality management, manajemen perusahaan harus dapat
mengontrol besarnya costs yang harus dikeluarkan untuk setiap kategeri cost of quality.
Shank dan Govindarajan (1994) dalam Hatane (2008) mengindikasikan bahwa ketika
perusahaan menghabiskan dana yang cukup besar untuk kegiatan failure (internal and
external failure costs), total quality costs berkisar 25% dari total penjualan. Sebaliknya,
ketika perusahaan menghabiskan sebagian besar dananya untuk kegiatan prevention,
total quality costs berada dalam kisaran 5% dari total penjualan.
Selain itu hasil studi Pike dan Barnes (1994) pada European Materials Group
menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM dalam lima tahun jumlah
Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
39
keluhan berkurang 45%, returns dan allowance berkurang 40%, scrap menurun 35%,
tingkat ketidakhadiran menurun 25% dan biaya kualitas berkurang 25%. Hasil studi
kasus yang dilakukan oleh Pheng dan Theo (2004) pada Perusahaan Konstruksi di
Singapura menunjukkan bahwa setelah diimplementasikannya TQM, Perusahaan
Konstruksi tersebut mengalami pengurangan biaya kualitas.
Supriyono (2007) mengungkapkan bahwa sebelum penerapan TQM, biasanya
biaya dan produk yang tidak memenuhi persyaratan konsumen jumlahnya relatif tinggi.
Namun setelah penerapan TQM, biaya mutu dan produk serta pelayanan yang tidak
memenuhi persyaratan konsumen diharapkan jumlahnya relatif semakin kecil, bahkan
dicita-citakan sebesar nol. Oleh karena itu, timbul istilah quality is free. Bebas dari
kerusakan, bebas dari kesalahan, bebas biaya (dalam arti biaya menjadi relatif sangat
kecil), bebas ketidaktepatan waktu.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis nol:
Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih kecil atau sama dengan biaya kualitas
sesudah implementasi TQM.

III. METODE DAN PROSEDUR


Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah studi
komparatif. Sampel adalah data biaya kualitas 5 tahun sebelum implementasi TQM
yaitu biaya kualitas tahun 1988, 1989, 1990, 1991,dan 1992 dan 5 tahun biaya kualitas
sesudah implementasi TQM yaitu1994, 1995, 1996, 1997, dan 1998. Teknik analisis
yang digunakan adalah uji beda rata-rata, yang membandingkan biaya rata-rata sebelum
dan sesudah implementasi TQM, dengan menggunakan t-test sample related, pada
tingkat signifikansi 5%.
Untuk melakukan uji beda rata-rata akan digunakan rumus sebagai berikut:

dan
Kalkulasi nilai t hitung menggunakan rumus t-test sample related:

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
40
Dimana:

dan

dan

IV. TEMUAN-TEMUAN
Suatu produk yang berkualitas dapat dicapai apabila semua pihak dalam
perusahaan dapat bekerjasama dengan baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang dapat merusak kualitas suatu produk yang dihasilkan, baik itu pada saat pemilihan
pemasok, proses produksi sampai kepada proses pemasaran produk. Sementara itu
seorang manajer memerlukan suatu ukuran kualitas yang dapat membantu mereka
memenuhi tujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Salah satu informasi
yang sering digunakan dalam rangka meninjau kualitas yang dihasilkan adalah dengan
menghitung biaya kualitas.
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk. Biaya kualitas yang terjadi pada Divisi Tempa & Cor PT. X
adalah sebagai berikut:
1. Biaya Pencegahan. Biaya pencegahan merupakan biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencegah produk yang tidak sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Biaya Penilaian. Biaya penilaian adalah biaya-biaya yang
terjadi dalam mendeteksi produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya
penilaian terdiri dari:
a. Gaji dan Tunjangan Bagian Quality Control

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
41
b. Upah Lembur Bagian Quality Control
c. Biaya Perlengkapan dan Peralatan Bagian Quality Control

3. Biaya Kegagalan. Adalah biaya yang terjadi ketika produk


tidak sesuai dengan spesifikasi.

4.1. Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM


Data biaya kualitas sebelum implementasi TQM selama lima tahun dalam tabel
berikut:
Tabel 1. Biaya Kualitas 1988-1992
(Dalam Rp.000)
BIAYA 1988 1989 1990 1991 1992

BIAYA PENCEGAHAN

Gaji dan Tunjangan Bag. Teknik Cor 17,888.45 19,030.26 20,244.96 22,747.15 25,274.61

Gaji dan Tunjangan Bagian PPC 14,055.44 14,952.60 15,907.02 17,873.06 19,858.95
Gaji dan Tunjangan Bagian
Pemeliharaan Mesin 12,777.65 13,593.24 14,460.89 16,248.20 18,053.55

Biaya Research & Depelovement 2,170.57 2,345.26 3,313.64 3,653.73 3,961.05

Biaya Training 6,392.47 6,522.93 6,656.05 6,791.89 6,930.50


Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Mesin Produksi 24,049.40 24,793.20 25,560.00 28,252.00 32,549.00

Biaya Peralatan Bagian Teknik Cor 2,751.00 2,836.00 2,924.00 3,014.00 3,108.00

Biaya Peralatan Bagian PPC 3,283.00 3,384.00 3,489.00 3,597.00 3,708.00

Upah Lembur Bagian Teknik Cor 3,807.71 3,885.42 3,964.71 4,045.62 4,128.19
Upah Lembur Bagian Pemeliharaan
Mesin 2,991.82 3,052.88 3,115.18 3,178.76 3,243.63

Upah Lembur Bagian PPC 2,719.83 2,775.34 2,831.98 2,889.77 2,948.75

TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 92,887.34 97,171.13 102,467.43 112,291.17 123,764.23

BIAYA PENILAIAN
Gaji dan Tunjangan Bagian Quality
Control 17,569.84 19,522.04 21,934.88 24,372.09 27,080.10

Upah Lembur Bagian Quality Control 3,875.77 3,995.64 4,119.21 4,246.61 4,377.95
Biaya Peralatan Bagian Quality
Control 2,635.48 3,123.53 4,531.13 4,671.27 4,815.74

TOTAL BIAYA PENILAIAN 24,081.09 26,641.21 30,585.22 33,289.97 36,273.79

BIAYA KEGAGALAN

Afkir 55,475.65 38,701.02 26,998.68 18,834.87 13,139.62

Pengerjaan Ulang 184,919.27 135,219.58 98,877.39 72,302.68 52,870.31

TOTAL BIAYA KEGAGALAN 240,394.92 173,920.60 125,876.07 91,137.55 66,009.92


Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
42
TOTAL BIAYA KUALITAS 357,363.35 297,732.94 258,928.72 236,718.69 226,047.94
(Sumber : Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X )

Tabel berikut menyajikan data biaya kualitas sesudah implementasi TQM:

Tabel 2. Biaya Kualitas 1994-1998


(Dalam Rp.000)
BIAYA 1994 1995 1996 1997 1998

BIAYA PENCEGAHAN
Gaji dan Tunjangan Bagian
Teknik Cor 30,873.50 32,603.00 36,162.50 36,162.50 39,917.50
Gaji dan Tunjangan Bagian
PPC 24,471.80 25,832.50 28,627.50 28,627.50 32,006.50
Gaji dan Tunjangan
Bag.Pemlhraan Mesin 22,348.00 23,575.00 26,116.00 26,116.00 29,369.90
Biaya Research &
Depelovement 4,300.00 6,075.50 6,641.00 7,199.60 7,233.50
Biaya Training 11,132.50 12,189.50 12,273.00 13,257.00 13,390.70
Biaya Perbaikan dan
Pemeliharaan Mesin Produksi 30,210.00 30,779.00 28,185.50 28,589.00 25,623.50
Biaya Peralatan Bagian
Teknik Cor 3,974.20 2,998.35 1,230.70 1,227.50 1,090.50
Biaya Peralatan Bagian PPC 4,873.80 2,997.65 1,050.80 1,172.75 973.55
Upah Lembur Bagian Teknik
Cor 3,940.50 2,962.50 2,108.00 1,996.00 1,556.08
Upah Lembur Bagian
Pemeliharaan Mesin 3,642.50 2,660.50 1,687.00 2,755.04 1,724.80
Upah Lembur Bagian PPC 2,994.00 2,811.50 1,840.50 1,866.50 1,881.60
TOTAL BIAYA
PENCEGAHAN 142,760.80 145,485.00 145,922.50 148,969.39 154,768.13
BIAYA PENILAIAN
Gaji dan Tunjangan Bagian
Quality Control 33,007.00 35,862.50 42,673.40 42,673.40 46,554.50
Upah Lembur Bagian Quality
Control 4,135.00 4,995.70 4,220.75 3,266.50 2,450.30
Biaya Peralatan Bagian
Quality Control 4,816.00 4,773.50 3,885.70 4,459.05 3,775.25
TOTAL BIAYA PENILAIAN 41,958.00 45,631.70 50,779.85 50,398.95 52,780.05
BIAYA KEGAGALAN
Afkir 7,639.98 5,853.42 4,515.83 2,854.56 1,130.74
Pengerjaan Ulang 29,350.06 24,276.64 18,354.79 14,881.17 9,547.47
TOTAL BIAYA
KEGAGALAN 36,990.04 30,130.06 22,870.62 17,735.73 10,678.21
TOTAL BIAYA KUALITAS 221,708.84 221,246.76 219,572.97 217,104.07 218,226.39
Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
43
(Sumber: Bagian Keuangan Divisi Tempa & Cor PT. X )

Dari informasi data biaya kualitas yang disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2
penulis dapat membandingkan total biaya kualitas sebelum dan sesudah implementasi
TQM, dan perbandingan biaya tersebut disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi TQM


(Dalam Rp.000)
Keteranga Sebelum Implementasi TQM
Jumlah %
n
1988 1989 1990 1991 1992
Biaya
Pencegahan 92,887.34 97,171.13 102,467.43 112,291.17 123,764.23 528,581.30 38.39%
Biaya
Penilaian 24,081.09 26,641.21 30,585.22 33,289.97 36,273.79 150,871.28 10.96%
Biaya
Kegagalan 240,394.92 173,920.60 125,876.07 91,137.55 66,009.92 697,339.06 50.65%
Total Biaya
Kualitas 357,363.35 297,732.94 258,928.72 236,718.69 226,047.94 1,376,791.64 100.00%
Keteranga Sesudah Implementasi TQM
Jumlah %
n
1994 1995 1996 1997 1998
Biaya
Pencegahan 142,760.80 145,485.00 145,922.50 148,969.39 154,768.13 737,905.82 67.21%
Biaya
Penilaian 41,958.00 45,631.70 50,779.85 50,398.95 52,780.05 241,548.55 22.00%
Biaya
Kegagalan 36,990.04 30,130.06 22,870.62 17,735.73 10,678.21 118,404.66 10.79%
Total Biaya
Kualitas 221,708.84 221,246.76 219,572.97 217,104.07 218,226.39 1,097,859.03 100.00%

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum implementasi TQM distribusi proporsi
biaya kualitas yang terbesar adalah biaya kegagalan dengan persentase dari total biaya
kualitas sebesar 50,65%, dan proporsi terbesar kedua adalah pada biaya pencegahan
sebesar 38,39% dan proporsi biaya penilaian sebesar 10,96%. Angka persentase
tersebut menunjukkan bahwa sebelum diimplementasikannya TQM biaya yang
dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sangat besar dan
menjadi biaya terbesar jika dibandingkan dengan elemen biaya kualitas lainnya.
Sedangkan setelah implementasi TQM distribusi proporsi masing-masing
elemen biaya kualitas berbeda dibandingkan dengan sebelum diimplementasikannya
TQM dimana proporsi terbesar terjadi pada biaya pencegahan dengan persentase
67,21% dari total biaya kualitas, kemudian proporsi biaya penilaian sebesar 22,00% dan

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
44
proporsi biaya kegagalan sebesar 10,79%. Dari informasi biaya tersebut terlihat bahwa
terjadi peningkatan proporsi biaya pencegahan dibandingkan sebelum implementasi
TQM dari 38,39% menjadi 67,21%, hal ini menunjukkan bahwa dengan
diimplementasikannya TQM perusahaan lebih banyak mengeluarkan biaya pencegahan
untuk mencegah terjadinya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya
penilaian setelah diimplementasikannya TQM menjadi lebih besar dibandingkan
dengan sebelum implementasi dari 10,96% menjadi 22,00%, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan juga lebih banyak mengeluarkan biaya untuk menilai atau
mendeteksi produk yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Selain itu, setelah diimplementasikannya TQM terjadi penurunan proporsi
biaya kegagalan dimana sebelum implementasi TQM proporsi biaya kegagalan ini
sebesar 50,65% setelah diimplementasikannya TQM proporsinya turun menjadi
10,79%, hal ini mengindikasikan terjadi penurunan produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi. Dan secara keseluruhan jumlah biaya kualitas sebelum implementasi TQM
lebih besar dibandingkan dengan biaya kualitas sesudah implementasi TQM.

4.2. Pengujian Hipotesis


Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka berikut ini akan diuraikan
rangkaian proses pengujian hipotesis:
Uji beda rata-rata. Tabel 4 merupakan perhitungan dari uji beda rata-rata dan tabel 5
dan 6 merupakan alat bantu penghitungan simpangan baku dan varians.
Tabel 4. Perhitungan Uji Beda Rata-rata
No
1 357,363.35 221,708.84
2 297,732.94 221,246.76
3 258,928.72 219,572.97
4 236,718.69 217,104.07
5 226,047.94 218,226.39
Σ 1,376,791.64 1,097,859.03
n 5 5
275,358.33 219,571.81

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
45
Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku
No
1 357,363.34 221,708.84 6,724,823,633.22 4,566,914.317
2 297,732.94 221,246.76 500,623,262.15 2,805,470.902
3 258,928.73 219,572.96 269,932,019.03 1.3548966
4 236,718.69 217,104.06 1,493,021,624.77 6,089,720.966 53,432.0009
1,953.98642
5
5 226,047.94 218,226.39 2,431,514,364.71 1,801,144,213
Σ 1,376,791.64 1,097,859.02 11,419,914,903.89 15,272,251.75
n 5 5
275,358.33 219,571.81

Tabel 6. Perhitungan Varians


No
1 357,363.34 221,708.84 6,724,823,633.22 4,566,914.317
2 297,732.94 221,246.76 500,623,262.15 2,805,470.902
3 258,928.73 219,572.96 269,932,019.03 1.3548966
4 236,718.69 217,104.06 1,493,021,624.77 6,089,720.966 2,854,978,7 3,818,
25.97 062.94
5 226,047.94 218,226.39 2,431,514,364.71 1,801,144,213
1,097,859.0
Σ 1,376,791.64 2 11,419,914,903.89 15,272,251.75
n 5 5
275,358.33 219,571.81

Tabel 7. Perhitungan Koefisien Korelasi


No
1 357,363.34 221,708.84 79,230,613,787.01 127,708,563,923.222 49,154,809,734.1456
2 297,732.94 221,246.76 65,872,448,320.27 88,644,903,561.044 48,950,128,810.4976
3 258,928.73 219,572.96 56,853,748,068.70 67,044,082,040.838 48,212,289,154.6209
4 236,718.69 217,104.06 51,392,591,044.07 56,035,738,195.316 47,134,177,210.5649
5 226,047.94 218,226.39 49,329,625,913.14 51.097.671.178,244 47,622,757,292.4321
302,679,027,133.1
Σ 1,376,791.64 1,097,859.02 9 390,530,958,898.66 241,074,162,202.26

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
46
= 0.8965
Dari hasil perhitungan sebelumnya maka dihitung besarnya nilai t hitung sebagai
berikut:

= 2,413

Jadi nilai dari t-hitung = 2,413


Menentukan derajat kebebasan (dk). Untuk menentukan derajat kebebasan (dk)
maka terlebih dahulu harus diketahui apakah variansnya homogen atau tidak. Oleh
karena itu dilakukan uji homogenitas varians dengan uji F.

Nilai F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang (5-1=4) dan
dk penyebut (5-1=4). Berdasarkan dk tersebut dan harga F tabel untuk kesalahan 5% F
tabel=6,39 dan untuk taraf kesalahan 1% maka F tabel=15,98. Karena F hitung > F
tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1 % maka artinya bahwa varians tidak
homogen. Oleh karena itu derajat kebebasan untuk mencari t-tabel adalah dk=n1-1 atau
n2-1sehingga nilai dk:
dk = n1-1 atau n2-1
= 5-1 = 4

1. Menentukan t-tabel

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
47
Untuk menentukan t-tabel adalah dengan pengujian pihak kanan, dengan tingkat
signifikansi (α) yang digunakan adalah sebesar 5% dengan dk = 4, maka diperoleh nilai
dari t-tabel = 2,132.
2. Pengujian hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Untuk menguji hipotesis yang diajukan tersebut apakah diterima atau ditolak,
maka nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel. Perbandingan nilai t-hitung dan t-
tabel disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 8. Perbandingan Nilai t-hitung dan t-tabel
t-hitung t-tabel
2,413 2,132

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai t-hitung (2,413) > t-tabel (2,132),
dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak pada taraf nyata 5%. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa hipotesis “Biaya kualitas sebelum implementasi TQM lebih
besar dari biaya kualitas sesudah implementasi TQM” dapat dikonfirmasikan.

V. IMPLIKASI
Berdasarkan temuan-temuan, sebaiknya, Divisi Tempa & Cor PT. X membagi
kategori biaya kegagalan kedalam dua kelompok biaya yaitu biaya kegagalan internal
dan biaya kegagalan eksternal sehingga perusahaan bisa menilai seberapa besar biaya
yang dikeluarkan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebelum produk
tersebut sampai ke tangan konsumen dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan produk tersebut
sudah sampai ke tangan konsumen. Sehingga dengan demikian perusahaan bisa menilai
apakah produk yang dihasilkannya sudah sesuai dengan spesifikasi atau tidak, dan
perusahaan bisa menilai seberapa besar ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan karena seperti yang diungkapkan oleh Horngren et al.
(2008:295) bahwa salah satu ukuran nonfinansial kepuasan pelanggan adalah dengan
mengukur jumlah unit cacat yang dikirimkan ke pelanggan sebagai persentasi total unit
yang dikirimkan, sehingga hal ini bisa dijadikan masukan bagi perusahaan untuk

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
48
berproduksi lebih baik lagi agar bisa menghemat biaya dan agar produk yang dihasilkan
perusahaan bisa menciptakan kepuasan bagi konsumen.

--- 000 ---

REFERENSI
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Ghalia
Indonesia.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000. Manajemen Biaya, Ed.1
Alih Bahasa: Susty Ambarriani. Salemba Empat.
Ellitan, Lena., dan Lina Anatan. 2007. Manajemen Operasi dalam Era Baru
Manufaktur. Penerbit ALFABETA.
Hadiati, Sri. 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Proses
Bisnis Internal dan Keunggulan Bersaing Industri Manufaktur yang
Memperoleh Iso 9000 Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Manajemen. Diakses 18
September 2008.
Hatane, Semuel. 2003. Penerapan TQM Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan ,Vol. 5 No. 1. Diakses 18 September
2008.
Horngren, Chrales T., Srikant M. Datar., dan George Foster. 2008. Akuntansi Biaya:
Penekanan Manajerial. Ed. 11. INDEKS.
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Ed. 2. Ghalia Indonesia.
Setiawan, Wicaksono. 2006. Pengaruh Implementasi TQM (TQM) Terhadap Budaya
Kualitas. Thesis. Diakses 18 September 2008, Web Site www.damandiri.or.id
Sularso., dan Murdijanto. 2004. Pengaruh Penerapan TQM Terhadap Kualitas
Sumberdaya Manusia. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.6 No.1.
Supriyono. 2007. Manajemen Biaya. BPFE.
Tjiptono, Fandi., dan Diana. 2003. TQM. Ed.5. ANDI.

Leni Susanti
Analisis Perbandingan Biaya Kualitas Sebelum dan Sesudah Implementasi
Total Quality Management Pada Divisi Tempa & Cot PT. X (Persero Bandung)
49

Anda mungkin juga menyukai