Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

PORIFERA DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT


Dosen Pengampuh : Dra. Masdiana Sinambela, M.Si

OLEH :

Nama : ANASTASYA CINDI SIHITE

Nima : 4183220050

Kelas : Biologi Non-Kependidikan C 2018

Mata Kluiah : Taksonomi Hewan Invertebrata

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

1
KATA PENGANTAR

   Puji syukur  saya panjatkan kepada Tuhan Yang  Maha Esa atas terselesaikannya tugas
rekasa ide ini mengenai “Fillum porifera”. ini saya susun untuk memenuhi 6 tugas wajib yang
diberikan oleh ibu dosen pengampuh mata kuliah Taksonomi Hewan Invertebrata.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuselaku
dosen pembimbing mata kuliah ini dan juga teman-teman sekalian. Adapun  ini saya buat
berdasarkan informasi yang ada.
Dalam menyusun  ini, saya telah berusaha untuk dapat memberi yang terbaik dan sesuai
harapan, walaupun dalam pembuatan penulis masih banyak sekali kesulitan, karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan sumber referensi serta keterampilan penulis yang dimiliki. Oleh karena itu
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dorongan dan
dukungan kepada penulis. Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat banyak
kekurangan, karena itu saya banyak sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan terhadap
hasil rekayasa ini, untuk dapat menyempurnakan serta memotivasi untuk tugas-tugas di masa
yang akan datang.

Medan, Novemvber 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Porifera merupakan Phylum antara Protozoa dan Coeloenterata. Kesukarann  dalam


menghubungkan dengan Metazoa sebenarnya adalah pada sejarah embryonal yang khusus. Atas
dasra itulah Porifera digolongkan dalam kelompok Parazoa (para= disamping) atau hewan
sampingan. Porifera mempunyai ciri-ciri khusus: (1) Tubuh memiliki banyak pori, yang
merupakan awal dari sistem kanal(saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dengan
daerah internal; (2) Tubuh yang dilengkapi dengan apendiksi yang dapat digerakkan; (3) Belum
memiliki sistem saluran pencernaan makanan.Sistem pencernaannya berlangsung secara
intraseluler. Tubuhnya memiliki penyokong tubuh yang tersusun atas bentuk  kristal dan spikula-
spikula atau bahan serabut yang terbuat dari bahan organik

Pada umumnya Phylum Porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak
daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km. Familia yang hidup di air
tawar biasanya termasuk pada Familia Spongolliade. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap
pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan. Hewan ini mengakibatkan diri pada suatu
obyek yang keras yang dipakai sebagai tambatan, misalnya batu-batuan, kayu- kayu yang
tenggelam di dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan-hewan molusca. Antara
bagian tubuh utamanya dengan tambatan dihubungkan oleh tangkai atau pedenkula yang
dibagian proksimal mengadakan pelebaran sebagai bentuk cangkram atau bentuk yang
menyerupai akar. Bentuk tubuh sangat bervariasi, yaitu ada yang menyerupai kipas, jambangan
bunga,batang, globural, genta , terompet dan lainnya. Hewan porifera sebagian besar membentuk
koloni yang sering tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh
porifera bermacam- macam, misalnya berwarna kelabu, kuning, merah, biru, hitam, pitihkeruh
cokelat, jingga, hijau dan lain-lainnya. Warna tubuh sering berubah tergantung tempat sinar.
Warna-warni itu diperkuat atau diperlemah warna lain, karena di dalam tubuhnya  mengandung
ganggang yang memiliki warna juga. Ganggang ini rupanya mengadakan simbiosis dengan
Porifera

Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan      
dalam protozoa.Tubuhmemiliki banyak pori-pori (ostium) yang merupakan celah masuknya air
ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel, air
kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas) tubuh.
Struktur anatomi porifera :

1. Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk celah-celah kecil
yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan menggerakkan ostium disebut porosit.
2.  Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut koanosit.
Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan fungsi sel ini sebagai
‘alat’ pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam koanosit, oleh karena itu disebut memiliki
pencernaan interseluler.
Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah (mesoglea/mesenkim) yang terdiri
dari 3 model sel, yaitu amubosit dan skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit merujuk
kepada bentuk dan sifat selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah berubah
bentuk. Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula. Spikula umumnya terbuat dari
mineral kalsium karbonat dan silika, sedangkan yang lain terbuat dari bahan organik spongin.
Sedangkan arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara seksual.

Porifera belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna.Pencernaan dilakukan secara


sederhana dengan cara menyaring makanan, berupa plankton dan bakteri, yang terlarut dalam air.
Sel yang berperan dalam proses ini adalah koanosit. Setelah itu, maka tugas selanjutnya, yaitu
mengedarkan makanan dilakukan oleh amubosit. Amubosit pula yang berperan mengangkut zat
sisa pencernaan untuk dibuang.

Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk
kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.

Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5
km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.

Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu
atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat,
kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dar rekaysa ide ini ialah untuk mengetahui manfaat dari porifera serta
kandungan yang ada di dalam porifera dan untuk mewujudkan terciptanya pembuatan tepung
dari porifera.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan rekayasa ide ini adalah untuk lebih memahami dan
menambah wawasan mengenai kandungan dari porifera dan mengetahui manfaatnya.
BAB II
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL

2.1 Originalitas ide


Ide yang dikemukakan di dalam rekayasa ide ini adalah ide yang didapatkan
penulis dari sebuah buku. Menurut penulis karena kandungan yang dalam teripang sangat
baik untuk dikonsumsi maka tidak ada salahnya membuat inovasi baru dengan membuat
tepung dari porifera.Kandungan yang terdapat pada porifera yaitu protein 43,1% lemak
2,2% kadar air 27,1% kadar abu 27,6% dan kalsium, natrium, fosfor serta mineral lainnya
1,2-16,5%. berdasarkan hasil penelitian pada beberapa spesies porifera yang lain,
senyawa yang terkandung dalam porifera adalah lektin, sterol, saponin/triperten glikosid
(echinosid, holothurin A, holothurin B, holotoxin A dan lain sebagainya. Dan porifera
sangat bermanfaat untuk penyembuhan berbagai penyakit, seperti ginjal, anemia,
diabetes, paru-paru basah, anti tumor, anti inflamasi, anti thrombotik, anti bakteri,
pencegahan penuaan jaringan tubuh dan mencegah arteriosklerosis serta diabetes.

2.2 Konteks sosial


Ide yang dikemukakan dapat di nikmati oleh masyarakat untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit dan menjadi nilai ekonomis yang tinggi di pasaran bahkan di
dunia.
BAB III
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MELAKUKAN INOVASI

3.1 Bahan yang dibutuhkan


 Spesies porifera
 Air bersih

3.2 Alat yang dibuhkan


 Freeze dryer
 Blender
 Wadah (ember)
 Pisau

3.3 Prosedur Penelitian


 Persiapan daging spesies porifera
 dibersihkan dan dipisahkan dari bagian yang tidak diinginkan
 kemudian dilakukan pengecilan ukuran
 selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer
 Tahap selanjutnya dilakukan proses penepungan dengan menggunakan blender
kering sebanyak 3 kali dengan kecepatan normal, masing-masing selama 2 menit
dengan waktu istirahat 1 menit
BAB IV

REKAYASA IDE

3.1 MASALAH

Kelompok yang paling penting dan ekonomis dari demospongias untuk manusia adalah
sponge yang digunakan untuk mandi. Sponge jenis ini di panen oleh penyelam dan juga dapat
ditanam secara komersial. Sponge ini bleaching kemudian dipasarkan. Sponge jenis ini memiliki
sponging sehingga mampu memberikan kelembutan dan daya serap.

Meskipun tidak demospongian kurang dilestarikan, masih ada catatan fosil untuk sponge pada
kelas ini. Beberapa demospongiae ada pada periode Paleozoic awal. Pada awal cretaceous.
Semua ordo dari demospongiae sudah ada p. tingkatan organisasi merupakan petunjuk yang
dapat diandalkan untuk mengetahui filogenetik pada kelas demospongiae. Namun di antara kelas
fillum porifera sulit untuk membedakan hubungan evolusioner. Organisasi tidak selalu
berhubungan dengan filogeni. Misalnya struktur leukonoid telah berevolusi independen beberapa
kali.

Hal yang menyebabkan porifera itu punah adalah karena orang-orang mengambil jenis porifera
untuk keinginan dan keuntungan dirinya sendiri. Orang tersebut hanya mengambilnya tanpa
melestarikannnya kembali sehingga jika hal tersebut terjadi secara terus menerus maka lama
kelamaan kelompok porifera akan punah. Hal lain juga seperti halnya pencemaran air yang
berlebihan dapat menyebabkan punahnya kelompok porifera karena kelompok porifera itu akn
mati jika terlalu berlebihan terjadi pencemaran lingkungannya yaitu air.

3.2 IDE

Beberapa manfaat dari porifera antara lain :

1) Habitat bagi banyak hewan

2) Dimanfaatkan sebagai alat penggosok ( mandi,cuci piring dan lain-lain)

3) Sebagai bahan obat-obatan ( antibiotik, antiviral ), obat kanker leukimia.

4) Spons laut memiliki potensi bioaktif yang sangat besar.


5) Selama 50 tahun terakhir telah banyak kandungan bioaktif yang telah di temukan.

6) Kandungan bioaktif tersebut dikelompokan menjadi beberapa kelompok besar yaitu


antiflammantory, antitumor, antivirus, antimalaria, antibiotik.

7) Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons
mandi dan alat gosok. Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons
buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.

8) Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit
lainnya.

9) Kandungan bioaktif tersebut dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu


antiflammantory, antitumor, antivirus, antimalaria, antibiotik

10) Spons dapat memproduksi racun dan senyawa lain yang digunakan untuk mengusir
predator, kompetisi dengan hewan sesil lain, dan untuk melidungi diri dari infeksi.

11) Lebih dari 10 % spons memiliki aktifitas citotoksik yang dapat yang berpotensial untuk
bahan obat-obatan.

12)Sejarawan Romawi mengatakan Para tabib di Alexandria menggunakan sponge yang


dicampurkan dengan bahan beberapa tanaman untuk bahan anastesi.

13).Pada saat ini Stodal sirup yang digunakan di barat untuk pengobatan penyakit asma,
mengandung Spongia officinalis.

14) Spons jenis Crambe crambe dapat digunakan sebagai biomonitor untuk kontaminasi
polutan di perairan. Spons jenis ini dapat mengakumulasi tembaga, timbal dan vanadium
didalam jaringannya. Selain itu, pengaruh kandungan polutan juga dapat dilihat dengan
adanya respon pada pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup spons tersebut

15) Petrosia testudinaria digunakan sebagai biomarker untuk mendeteksi kandungan logam
berat daerah perairan pantai (0,5-1 km) dan lepas pantai (5-7 km) di teluk Mannar, India.

16) Suberites domuncula dapat juga digunakan sebagai biomarker bagi kondisi lingkungan
yang mengalami terkanan oleh cadmium dan bakteri
17) Spons memiliki kemampuan menyaring 80% kandungan partikel terlarut di perairan.
Kemampuan ini menjadi salah satu pertimbangan untuk menggunakan sponge sebagai
pengumpul mikroorganisme polutan

18) Sponge Chondrilla nucula dapat mengakumulasi bakteri dalam jumlah besar.

19) Koloni dengan ukuran satu meter persegi dapat menyaring 14 liter per jam air laut
dengan kandungan 7-10 pangkat 10 sel bakteri perjam.

Jika kita memanfaatkan kelompok porifera dengan baik seperti jangan mengambilnya dengan
sesuka hati atau untuk kepentingan diri sendiri dan juga mencemari lingkungannya maka
semua manfaat di atas akan sangat membantu kehidupan manusia.

Dan sebaiknya pemerintah juga harus membuat peraturan dan sanksi yang tegas untuk
pelanggar.
BAB V

IDE TURUNAN

4.1 Peluang terwujudnya

Peluang terwujudnya dari ide ini sangat besar, karena ide ini memaparkan sebuah
prosedur kerja yanng mudah dilakukan orang dan tidak menggunakan bahan yang sulit
untuk didapatkan serta peralatan yang mudah untuk didapatkan dan kandungan yang ada
di dalam porifera mendukungnya terjadi produk ini.

4.2 Nilai-nilai inovasi

Dengan rekayasa ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk menciptakan sebuah
produk dengan menggunakan filum porifera.

4.3 Perkiraan Dampak

Jika porifera terus-menerus diambil dan tidak dibudidayakan kemungkinna


keberadaan porifera akan sulit untuk ditemukan.
BAB V

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu,
berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan
ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme
multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan
hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif.
Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera
termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel
kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika
kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera
berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang
nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun
mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

4.2 SARAN

Melalui rekayasa ide yang saya buat say menyarankan kepada pembaca:

1. Agar pembaca dapat menggunakan atau mengambil kelompok porifera dengan secukupnya
caja

2. Agar pembaca dapat mengetahui sebab akibat pengambilan kelompok porifera secara
berlebihan.

3. Agar pembacamengetahui akibatnnya jika terjadi pencemaran lingkungan kelompok porifera.


DAFTAR PUSTAKA

Tim kdbk Matakuliah.2018.Taksonomi Hewan Invertebrta.Universitas Negeri Medan : Medan

Arif Fadholi.2011.Zoologi. Grasindo:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai