Anda di halaman 1dari 30

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No.

1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI hps://doi.org/10.22146/jkesvo.40957

Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson


di Ruang Rawat Inap

Cecep Solehudin Firmansyah¹ Richa Noprianty², Indra Karana³


Prodi Sarjana Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada, Bandung¹²³
richanoprianty@stikesdhb.ac.id²
Submied 15 November 2018 Revised 12 Januari 2019 Accepted 22 Januari 2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Caring merupakan kuesioner Behaviors Assessment Caring dari sepuluh
b e n t u k kepedulian perawat terhadap klien carative faktor Jean Watson. Analisis data berupa
sebagai bentuk perhatian, penghargaan dan distribusi frekuensi.
mampu memenuhi kebutuhannya. Fenemona Hasil: Hasil penelitian tentang perilaku caring
yang ada empat dari lima klien yang perawat 52,1% yaitu cukup, Pemenuhan kebutuhan
diwawancarai menyebutkan perawat kurang manusia 73,2%, Sistem Nilai Humanistik Altruistik
caring terhadap klien. Kurang caring-nya 43,7%, Keyakinan dan harapan klien 47,9%,
perawat ditandai dengan kurang pedulinya Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
perawat terhadap klien, sehingga klien mengeluh 50,0%, Hubungan membantu rasa percaya 48,6%,
bahwa perawat pada ruangan tersebut kurang penerima ungkapan positif dan negatif 51,4%,
memperhatikan kenyamanan klien. Metode pemecahan masalah 47,2%,
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui P r o s e s pengajaran interpersonal 45,1%,
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Lingkungan psikologis 60,6% perilaku caring
Watson di Ruang Rawat Inap RSAU DR. M. perawat cukup dan Kekuatan eksistensial
Salamun Bandung. fenomenologis klien menilai
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan 44,4% perilaku caring perawat yaitu baik.
pendekatan survey deskriptif. Sam Kesimpulan: Klien menilai perilaku caring perawat
p e l ya n g digunakan adalah Pasien rawat inap memiliki kategori cukup, Oleh karena itu karena
minimal lama rawat 3 hari dengan teknik total itu b a g i r u m a h s a k i t u n t u k m e m b u a t
sampling yaitu 142 orang. Pengumpulan data p r o g r a m pelatihan tentang caring bagi perawat
menggunakan data p r i m e r d e n g a n i n s t r agar perilaku caring perawat menjadi lebih baik. .
u m e n p e n e l i t i a n ya i t u

Kata Kunci: caring; Jean Watson; perilaku

ABSTRACT
Background: Caring is a nurse's concern to clients was Results: Result of research on caring behavior of nurse
form of aention, appreciation and able was meet their 52,1% that was enough, fulfillment of human need
needs. Phenomenon who had four out of five clients 73,2%, Altruistic Humanistic Value System 43,7%,
interviewed mentioned nurses less caring for Confidence and expectation of client 47,9%, Sensitivity
clients. Objective: Less caring her nurses marked with to self and others 50,0% , Relationship helps confidence
less caring nurses to clients, so clients complain that the 48,6%, recipient of positive and negative expression
nurses in the room less aention to the convenience of 51,4%, Problem solving method 47,2%, Interpersonal
clients. teaching process 45,1%, Psychological environment
Methods: The type was of quantitative research with 60,6% sufficient nurse caring behavior and
descriptive survey approach. The sample used was phenomenological existential power client assess 44,4%
inpatient minimum patient duration of 3 days with total caring behavior of nurse that is good.
sampling technique was is 142 people. Data collection of Conclusion: It is concluded that the client assess the
primary data with research instrume caring behavior of the nurses have enough category,
n t t h a t i s questionnaire Behaviors Assessment therefore therefore for the hospital can evaluate about
Caring was of ten carative factor Jean Watson. Data caring conducted by nurses in RSAU DR. M. Salamun
analysis is frequency distribution. Bandung.

Keywords: anjungan mandiri posyandu; policy; mobile apps

33 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

PENDAHULUAN klien pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta


Kemajuan teknologi di berbagai bidang menunjukan bahwa 14% klien tidak puas
t e l a h m e m b e r i k a n b a n ya k d a m p terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan,
a k b a g i kehidupan manusia salah satunya disebabkan oleh perilaku caring kurang baik
peningkatan masalah kesehatan yang (Kemenkes RI, dalam Abdul, 2015).
berdampak pada s t a t u s k e s e h a t a n m Perilaku yang ditampilkan oleh perawat
a s ya r a k a t . H a l i n i mendorong adalah dengan memberikan rasa nyaman,
peningkatan kebutuhan akan pelayanan perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan
kesehatan, yang salah satunya adalah kesehatan, memberi dorongan, empati, minat,
pelayanan keperawatan. Keperawatan c i n t a , p e r c a ya , m e l i n d u n g i , k e h
merupakan bagian dari sistem pelayanan a d i r a n , mendukung, memberi sentuhan
kesehatan yang berhubungan dengan dan siap membantu serta mengunjungi klien
manusia, dan memberikan pelayanan (Watson,
komprehensif terhadap seluruh aspek 2012). Perilaku seperti itu akan mendorong
kehidupan yaitu bio- psiko-sosial dan spiritual klien dalam perubahan aspek fisik, psikologis,
(Nursalam, 2014) spiritual, dan sosial kearah yang lebih baik.
Pelayanan keperawatan merupakan Watson (2012) dalam Theory of Human
bentuk pelayanan kesehatan yang unik dan Care mengungkapkan bahwa ada sepuluh
berbeda dengan pelayanan kesehatan yang carative factor yang dapat mencerminkan
diberikan oleh dokter ataupun profesi lain. perilaku caring dari seorang perawat. Sepuluh
Filosofi dari keperawatan adalah humanisme,
holism dan car (Nursalam, 2014 faktor tersebut adalah membentuk sistem nilai
e ).
Keperawatan merupakan profes humanistik-altruistik, menanamkan keyakinan
i y a n g mengedepankan sikap “care”, atau dan harapan, mengembangkan sensitivitas
kepedulian, dan kasih sayang terhadap klien. untuk diri sendiri dan orang lain, membina
(Perry, 2012). (Watson, 2009) menempatkan hubungan saling percaya dan s
caring sebagai dasar dan sentral dalam a l i n g membantu, meningkatkan dan
praktek k e p e r a w a t a n . C a r i n g m e menerima e k s p r e s i p e r a s a a n p o s i t
m b e r i k a n kemampuan pada perawat i f d a n n e g a t i f , menggunakan metode
untuk memahami dan menolong klien. pemecahan masalah y a n g s i s t e m a t i s
Seorang perawat harus m e m i l i k i k e s a d d a l a m p e n g a m b i l a n keputusan,
a r a n t e n t a n g a s u h a n keperawatan, meningkatkan proses belajar m e n g a j a r
dalam memberikan bantuan bagi klien dalam interpersonal, menyediakan
mencapai atau mempertahankan kesehatan lingkungan yang mendukung, melindungi,
atau mencapai kematian dengan dan atau memperbaiki mental, sosiokultural
damai Linberg, dalam (Nursalam, 2014). dan spiritual, membantu dalam pemenuhan
Penelitian Aiken (2012) menunjukkan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan
persentase perawat yang memiliki kualitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil
pelayanan caring yang buruk terdapat pada survei kepuasan
Negara Irlandia 11%, dan Yuna
n i 4 7 % . International Association of
Human Caring m e n j e l a s k a n b a h wa k
e p e r a wa t a n s e l a l u meliputi empat
konsep yaitu merawat adalah apa yang
perawat lakukan, manusia adalah sasaran
dari apa yang perawat lakukan, kesehatan
adalah tujuannya dan lingkungan adalah
tempat dimana perawat merawat.
Di Indonesia sendiri caring menjadi
salah satu penilaian bagi para pengguna
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...
faktor kekuatan eksistensial fenomenologis. dilakukan observasi terhadap pasien
Penelitian terdahulu yang dilakukan pemilihan di rumah sakit RSAU DR. M.
oleh Fikri (2017) di RSAU DR. M. Salamun Bandung
Salamun Bandung menunjukkan hasil 77% Berdasarkan studi pendahuluan di
perilaku afektif kurang dan masih ada RSAU DR. M. Salamun Bandung bahwa
perilaku caring buruk. Hal tersebut karena pelayanan perawatan memiliki dua jenis
observasi perawat merupakan peran yang pelayanan yaitu
baik bagi persepsi pasien itu sendiri dengan

hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 34


pelayanan Rawat jalan dan pelayanan Rawat Selanjutnya perawat belum ma
inap. Peneliti mengambil tempat penelitian di m p u menunjukkan kesiapan dalam
pelayanan Rawat Inap yaitu di ruang Rajawali mengambil risiko, seperti perawat belum
dan Gelatik. Berdasarkan observasi awal memahami perasaan klien, sehingga
b a h wa p e r a wa t d i t u n t u t u n t u k perawat kurang m e r a s a k h a w a t i r d e
m a m p u memberikan pelayanan yang ngan klien yangberhubungan d
maksimal salah satunya dapat dilihat dari e n g a n p e n ya k i t n ya a t a u perawat
perilaku caring perawat terhadap klien kurang perilaku dalam penerimaan ungkapan
dalam pemberian asuhan keperawatan. perasaan positif-negatif terhadap klien.
Hasil observasi awal diketahui empat Berdasarkan fenomena dan
dari lima klien yang diwawan l a t a r belakang diatas bahwa kurangnya
c a r a i menyebutkan perawat kurang caring perilaku c a r i n g p e r a w a t t e r h a d a p
terhadap klien ditandai dengan kurang k l i e n d a l a m memberikan asuhan
pedulinya p e r a wa t t e r h a d a p k l i e n , keperawatan, maka urian dan paparan diatas
s e h i n g g a k l i e n mengeluh bahwa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
perawat pada ruangan tersebut kurang tentang Perilaku Caring Perawat Berdasarkan
memperhatikan kenyamanan klien, tidak Teori Jean Watson Di Ruang Rawat Inap
pernah memberikan sentuhan dan kurangnya RSAU DR. M. Salamun Bandung.
penjelasan dari perawat terkait prosedur dan
tindakan yang akan dilakukan. Selain itu METODE
pembagian tugas perawat tidak berjalan Jenis penelitian yang digunakan adalah
dengan baik serta jarang memberikan pujian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
dan sentuhan pada klien. survey deskriptif. Populasi dalam penelitian
Memperkuat fenomena penelitian ini ini adalah seluruh klien periode bulan Juni
kemudian peneliti melakukan wawancara 2018 yang ada di ruangan 2 ruangan yaitu
kepada klien di ruang Gelatik dan Rajawali. Gelatik sebanyak 70 orang dan Rajawali
Berdasarkan survey data awal menemukan sebanyak 72 orang, sehingga jumlah
dua d a r i s e p u l u h k l i e n ya n g d i wa populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak
wa n c a r a i mengatakan bahwa perawat 142 orang.
kurang terbuka terhadap klien dan kurang Teknik pengambilan sampel dalam
memberikan kasih sayang, sehingga perawat penelitian ini adalah menggunakan tehnik
jarang komunikasi antara peribadi perawat- total sampling. Instrumen penelitian adalah
klien. Selain itu perawat kurang membantu alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
klien ke toilet untuk BAK/BAB sedangkan data. Kuesioner yang diunakan pada ini
klien butuh kehadiran perawat untuk dilihat berdasarkan Caring Behaviors
membatu klien dalam mobilitasnya Assessment (CBA) Tools yang terdiri dari 63
dikarenakan keterbatasan klien dalam pernyataan positif berdasarkan teori caring
beraktifitas yang disebabkan kondisi yang dan sepuluh carative factor menurut teori
dialaminya. Watson (2012).
Selain itu dua klien menyatakan perawat Kuesioner ini telah melalui
kurang memberikan penjelasan kepada klien p r o s e s penterjemahan ke dalam
tentang penyakit yang dialaminya, sehingga bentuk bahasa I n d o n e s i a ya n g d i k u
keyakinan dan harapan klien kurang terjalin t i p d a r i p e n e l i t i a n Tumaggor (2013).
dengan harmonis antara perawat-klien. CBA terdiri dari 63 perilaku Caring perawat
Sedangkan enam dari sepuluh klien yang dikelompokkan menjadi subskala yang
menyatakan perawat kurang memahami disesuaikan 10 faktor karatif Watson. Alat
dengan apa yang dirasakan kondisi klien saat ukur ini menggunakan skala Likert (5 poin)
ini, sehingga jalinan hubungan kepercayaan yang merefleksikan perilaku Caring
diri antara perawat-klien masih kurang. perawat yaitu 5=sangat penting,
4=penting, 3=sedikit penting, 2=tidak penting,
35 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

1=sangat tidak diri sendiri dan orang lain 50,0% cukup,


penting. Hubungan membantu rasa percaya 48,6%
Uji validitas telah diuji oleh Manogin, Bechtel, cukup, Perilaku penerima ungkapan perasaan
dan Rami dalam Watson, 2012) menggunakan positif dan negatif 51,4%, Metode pemecahan
CBA hasil uji validitas dalam tiap subskala masalah pada klien 47,2% cukup, Proses
berkisar dari 0,66 sampai 0. 90, sedangkan pengajaran interpersonal 45,1%
hasil uji reabilitas menunjukkan sebesar 0. 93 cukup,Lingkungan psikologis 6
yang b e r a r t i s u d a h l a y a k u n t u k 0 , 6 % c u k u p , Pemenuhan kebutuhan
m e l a k u k a n penelitian. manusia pada klien yaitu 73,2% baik dan
Kekuatan eksistensial fenomenologis
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan 44,4% yaitu baik.
Tabel 4.1 Perilaku caring
perawat A. Perilaku caring perawat di Ruang Rawat
Perilaku caring I
Frekuensi Persentase
Baik 17 12.0
nap
Berdasarkan hasil peneliti
Baik 74 52.1
anmenunjukkan perilaku carin
g perawat
Baik 51 35.9
sebagian besar 52,1% klien menilai perilaku
Total 142 100.0
caring perawat cukup. Hal ters
Berdasarkan tabel 4. 1 dapat diketahui 52,1% e b u t dipengaruhi oleh persepsi klien
klien menilai perilaku caring perawat cukup. terhadap pandangan perawat, sehingga klien
Adapun caring perawat diukur berdasarkan menilai perawat dalam perilaku caring masih
10 faktor caratif Jean Watson. cukup. Perilaku caring yang cukup dari
pelayanan yang di berikan oleh perawat,
Tabel 4. 2 Gambaran Perilaku caring klien akan c e n d e r u n g m e m i l i k i p e
perawat berdasarkan Jean Watson r s e p s i ya n g b a i k terhadap perawat.
Baik Cukup Kurang Caring dipersepsikan oleh klien sebagai
Perilaku caring
f % f % f % ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan
1. Sistem Nilai Humanistik
Altruistik 56 39,4 62 43,7 24 16,9 keberadaan, selalu bersama, empati, dapat
2. Keyakinan dan harapan memotivasi perawat untuk dapat lebih care
60 42,3 86 47,9 14 9,9
3. Kepekaan terhadap diri pada klien dan mampu melakukan tindakan
sendiri dan orang lain 58 40,8 71 50,0 13 9,2
sesuai kebutuhan klien. Semakin baik perilaku
4. Hubungan membantu
rasa percaya 64 45,1 69 48,6 9 6,3 caring perawat dalam memberikan pelayanan
5. Perilaku penerima asuhan keperawatan, klien atau keluarga
ungkapan perasaan
58 40,8 73 51,4 11 7,7
positif dan negative semakin senang dalam menerima pelayanan,
6. Metode pemecahan berarti hubungan terapeutik perawat-klien
masalah pada klien 52 36,6 67 47,2 23 16,2
7. Proses pengajaran semakin terbina.
interpersonal 62 43,7 64 45,1 16 11,3 Hal ini perawat yang memberikan
8. Lingkungan psikologis 43 30,3 86 60,6 13 9,2 caring terhadap klien yang berarti perawat
9. Pemenuhan kebutuhan
manusia pada klien 104 73,2 31 21,8 7 4,9 sudah dapat menunjukkan perhatian,
10.Kekuatan eksistensial tanggung jawab atas perawatan yang
diberikan terhadap
63 44,4 60 42,3 19 13,4
fenomenologis klien, dan juga merawat klien dilakukan
dengan tulus dan ikhlas.
Berdasarkan tabel 4. 2 dapat diketahui dari 142 Sejalan dengan hasil penelitian Fikri
klien yang menilai perilaku caring perawat (2017) menunjukkan hasil 77% perilaku afektif
didapatkan pada faktor Sistem kurang dan masih ada perilaku caring buruk.
N i l a i Humanistik Altruistik klien menilai Hal sama dengan hasil penelitian yang telah
perilaku caring perawat cukup yaitu 43,7%, dilakukan oleh Tiara & Lestari (2013) tentang
Keyakinan dan harapan 47,9% cukup, Hubungan Antara Caring Perawat Dengan
Kepekaan terhadap
hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 36
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Tingkat Kepuasan Klien Rawat Inap Di terhadap pelayanan keperawatan. Kepuasan


Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu klien terhadap pelayanan keperawatan
Lampung. Perawat dalam memberikan merupakan indikator penting dari kualitas
pelayanan (caring) terhadap klien pelayanan Rumah Sakit, karena sebagian besar
mayoritas rendah yaitu sebanyak 54 pelayanan yang ada di rumah sakit diberikan
responden (56,3 %) dan yang menilai oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith,
pelayanan dengan caring yang tinggi 2011).
sebanyak 42 responden (43,8 %). Nilai p : 0. Penelitian tentang CBA yang dilakukan
007 artinya ada hubungan antara caring Hanan, et all (2013) menunjukkan hasil bahwa
perawat dengan tingkat kepuasan klien di (91,1%) klien merasa puas dengan perilaku
Ruang Rawat Inap RSUD Pringsewu. caring yang dilakukan oleh perawat. Penilaian
Perawat dalam memberikan pelayanan Perilaku skala (CBA) terdiri dari 63 item
(caring) terhadap klien mayoritas rendah. berdasarkan sepuluh faktor carative Watson
Perilaku caring merupakan manifestasi (Tumanggor, 2013).
perhatian kepada orang lain, berpusat pada Menurut Mcdaniel dalam Watson (2012),
orang, menghormati harga diri perilaku caring mempunyai tiga hal yang
d a n kemanusiaan. Caring mempunyai tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian,
komitmen untuk mencegah terjadinya tanggung jawab, dan dilakukan dengan iklas.
sesuatu yang b u r u k , m e m b e r i p e r h Sikap caring juga akan meningkatkan
a t i a n d a n k o n s e n , menghormati kepercayaan klien terhadap perawat dan
orang lain dan kehidupan manusia. Caring mengurangi kecemasan klien. Kedua hal
juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, tersebut dapat m e m p e r k u a t m e k a n i s
otoritas dan keberadaan, selalu bersama, me koping kliensehingga mema
empati, dapat memotivasi perawat untuk k s i m a l k a n p r o s e s penyembuhaan.
dapat lebih care pada klien dan mampu Kunci dari kualitas pelayanan asuhan
melakukan tindakan sesuai kebutuhan klien keperawatan adalah perhatian, empati
(Dwidiyanti, 2012).
Caring menurut Watson (2012) dikutip dan kepedulian perawat. Aktifitas yang
dari Poer & Perry (2013) merupakan sentral Menunjukkan Caring
praktek keperawatan dimana perawat bekerja Perawat.
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
terhadap klien. Aspek utama caring dalam Sistem nilai humanistik
analisis meliputi : pengetahuan, penggantian altruistic
irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, Berdasarkan hasil peneliti
kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati a n menunjukkan perilaku caring perawat
h a r a p a n d a n k e b e r a n i a n n ya . m dilihat dari Sistem Nilai Humanistik Altruistik
e m b e r i perhatian dan konsen, menghormati klien menilai perilaku caring perawat cukup
orang lain dan kehidupan manusia. yaitu
Dampak perilaku caring bagi klien 43,7%. Hal tersebut dipengaruhi oleh sikap
adalah meningkatkan hubunga perawat yang kurang merespon terhadap
n s a l i n g percaya, meningkatkan tindakan yang diberikan terhadap klien,
penyembuhan fisik, keamanan, memiliki sehingga klien menggap bahwa perilaku
banyak energi, biaya perawatan lebih rendah, caring cukup. Caring perawat cukup karena
serta menimbulkan perasaan lebih nyaman perawat sudah memberikan kebaikan dan
(Watson, 2012). Hasil penelitian Suryantini kasih sayang serta membuka diri untuk
(2014) menunjukan hasil adanya hubungan melakukan tindakan terapi atau asuhan
yang positif antara perilaku c a r i n g p e r a keperawatan dengan klien secara terbuka.
wa t d e n g a n k e p u a s a n k l i e n . S e m Hal ini dapat dilihat pada
akin baik caring perawat akan p o i n t pertanyaan pada pertanyaan No. 2
meningkatkan proporsi kepuas yaitu perawat tidak melihat dari berbagai hal
an klien sudut pandang klien, sehingga caring
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...
perawat kurang. Menurut Novieastari (2012), perilaku

37 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


caring berfokus pada human science dan human dalam diri sendiri (Marriner & Tomey, 2012).
care yang dilaksanakan dalam pembentukan Sikap perawat yang mencerminkan nilai
nilai humanistic altruistik. Seorang klien Humanistik-Altruistik ialah pe
yang pada masa sehat terbiasa hidup r a w a t memberikan kebaikan dan kasih
dengan pelayanan yang sepenuhnya sayang serta membuka diri untuk melakukan
dipusatkan pada pemuasan semua tindakan terapi dengan klien (Poer & Perry,
keinginan, tentu sewaktu m e n d a p a t p e 2012).
rawatan akan menuntutperlaku
an yang sesuai dengan yang Keyakinan dan
diperolehnya dalam hidup sehari-hari. harapan
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil Berdasarkan hasil peneliti
penelitian Desima (2010) tentang Tingkat Stres a n menunjukkan perilaku caring perawat
Kerja Dan Perilaku Caring Perawat. Hasil dilihat dari keyakinan dan harapan klien
penelitianya menunjukkan perilaku caring menilai perilaku caring perawat cukup yaitu
tergolong kurang baik terjadi pada sekitar 18 47,9%. Hal ini perawat harus mampu
(14,35%) perawat. Perilaku caring yang mendorong klien untuk menemukan harapan.
kurang baik itu dipengaruhi adanya beban Keyakinan dan harapan disini
kerja yang terlalu banyak hal itu diperkuat menggambarkan faktor kreatif perawat yang
dengan adanya keluhan perawat di Instalasi akan tercipta perasaan lebih baik melalui
Rawat Inap Rumah Sakit Malang terhadap kepercayaan dan atau keyakinan yang
adanya beban kerja yang banyak, sehingga sangat berarti bagi seseorang s e c a r a i n d i
banyak keluhan k l i e n d i I n s t a l a s i R vidu yaitu klien. Perawat
a wa t I n a p t e n t a n g keramahan, menanamkan keyakinan dan harapan berarti
kesabaran, perhatian perawat yang masih perawat menekankan pentingnya obat-obatan
kurang untuk curative, perawat juga perlu memberi
Menurut Watson (2012) perawat yang tahu individu alternatif pengobatan lain yang
m e m p u n ya i n i l a i - n i l a i h u m a n i s tersedia (misal meditasi, relaksasi, atau
tik danaltruistik dapat dilamb kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau
a n g k a n m e l a l u i penilaian terhadap secara spritual). Dengan mengembangkan
pandangan diri seseorang, k e p e r c a ya a n , hubungan perawat-klien yang efektif, perawat
int e ra ks i denga n b e rb agai memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan
kebudayaan dan pengalaman pribadi. Melalui rasa percaya.
sistem nilai humanistik dan altruistik ini Hal ini dapat dilihat pada
perawat menumbuhkan rasa puas karena p o i n t pertanyaan keyakinan dan
mampu memberikan sesuatu pada klien. harapan pada p e r t a n ya a n N o . 6 ya i
Selain itu, perawat juga memperlihatkan t u p e r a wa t t i d a k mendorong klien
kemampuan diri dengan membe untuk percaya diri artinya p e r a wa t k u r
rikanpendidikan kesehatan kep ang memb e rikan du kungan
a d a k l i e n . Pembentukan sistem nilai terhadap klien, sehingga klien memiliki
humanistik dan altruistik mulai pandangan yang kurang trehadap perilaku
berkembang diusia dini dengan nilai-nilai caring.
yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai Hal ini berarti perawat yang ada sudah
ini pengalaman hidup buat seseorang dan cukup dalam memberikan perilaku caring
mengantarkan ke arah kemanusiaan. pada klien, seperti perilaku caring Perawat
Pembentukan sistem nilai humainistik- meyakinkan klien atas perkemb
altruistik dibangun dari pengalaman hidup, a n g a n kesehatan yang dirasakan saat ini,
belajar dan juga dapat ditingkatkan selama Perawat mendorong klien agar percaya diri,
masa pendidikan perawat. Humanistik- Perawat menunjukkan hal-hal positif
Altruistik dapat didefinisikan terhadap klien dan kondisi klien, serta
s e b a g a i kepuasan dalam memberi yang perawat sudah dapat memuji usaha-usaha
berasal dari yang klien lakukan dalam hal pengobatan.
hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 38
Penelitian Suliano, M & Sari, R (2016) cukup. Hal tersebut berarti perawat sudah
tentang hubungan perilaku caring perawat cukup dalam memahami klien, menghargai
dengan keyakinan dan harapan klien kanker kepekaan perasaan klien sehingga perawat
di Rumah Sakit. Hasil penelitianya sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni dan
menemukan dari jumlah 120 perawat yang bersikap wajar kepada orang lain terutama
diteliti, diperoleh pada klien yang dirawatnya.
64,1% responden mempersepsikan perilaku Hal ini dapat dilihat pada
c a r i n g p e r a wa t b a i k , 5 1 , 3 % r e s p p o i n t pertanyaan kepekaan terhadap diri
o n d e n m e m p u n ya i k e ya k i n a n b a i sendiri dan orang lain pertanyaan No. 9
k , d a n 6 1 , 5 % responden mempunyai yaitu perawat kurang memahami klien
harapan baik. artinya perawat kurang memahami kondisi,
Poer & Perry, (2012) menyatakan bahwa perasaan dan suasana hati klien saat ini
Perawat memberikan keyakinan/ kepercayaan sehingga perawat memiliki perilaku caring
dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan kurang. Hal tersebut berarti perawat telah
asuhan keperawatan yang holistik. Dalam memahami kebutuhan klien, seperti
hubungan perawat klien yang efektif, perawat menanyakan kepada klien yang dilakukan saat
memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan ini dan menerima klien apa adanya serta
k e p e r c a ya a n . D i s a m p i n g i t u , p perawat peka terhadap perasaan dan suasana
e r a wa t meningkatkan Perilaku klien dalam hati klien.
mencari pertolongan kesehatan. Sejalan dengan hasil peneli
Kepercayaan dan penghibur sangat penting t i a n Manurung & Hutasoit (2013) tentang
bagi proses kreatif maupun kuratif. Dengan Persepsi Klien Terhadap Perilaku Caring
menggunakan faktor kreatif ini akan tercipta Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
perasaan lebih baik melalui kepercayaan dan Hasil penelitiannya menunjukkan kebutuhan
atau keyakinan yang sangat berarti bagi caring (nilai p = 0,001) dan perilaku caring
seseorang secara individu. perawat
Hal sama dengan apa yang diungkapkan
oleh Alligood & Tomey, (2012) secara teori (nilai p = 0,006). Terpenuhinya kebutuhan
bahwa keyakinan dan harapan dan orang lain klien menilai 50% perilaku
yaitumenggambarkan peran per caring perawat
a wa t d a l a m meningkatkan hubungan
antara perawat-klien ya n g l e b i h e f e k t i
f d a l a m m e n i n g k a t k a n kesehatan
dan menolong klien beradaptasi dengan
keadaan sehat sakit. Faktor ini merupakan
gabungan dari nilai humanistic- a l t r u i s t i
k dalam memfasilitasi promosi
kesehatan melalui pemberian a
s u h a n keperawatan secara holistik.
Perawat harus mampu menjalin hubungan
yang baik dengan klien, memperoleh
informasi klien yang d i b u t u h k a n s e l
a m a m e r a wa t k l i e n , d a n perawat
harus mampu mendorong klien untuk
menemukan harapan.

Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang


Lain
Berdasarkan hasil peneliti
a n menunjukkan perilaku caring perawat
dilihat dari Kepekaan Terhadap Diri Sendiri
caring dan perbaikan perilaku caring perawat suatu emosi yang muncul dengan sendirinya.
akan menjadikan persepsi klien menjadi Hal itu hanya dapat berkembang melalui
positif selama rawat inap. perasaan diri seseorang yang pekadalam
Rego, Godinho, Mcqueen (2 berintraksi dengan orang lain. Jika perawat
012)menyebutkan bahwa peraw berusaha untuk meningkatkan kepekaan
a t b e l a j a r menghargai kepekaan atau dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil
kesensitifan dan perasaan klien sehingga ia apa adanya). Autentik akan menambah
sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik
dan bersikap wajar kepada orang lain. bagi perawat sendiri maupun bagi orang-
Pengembangan k e p e k a a n d e n g a n d i orang yang berinteraksi dengan perawat itu
r i d a n o r a n g l a i n , mengeksplorasi Perawat belajar meningkatkan kepekaan
kebutuhan perawat untuk mulai merasakan

39 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


sehingga bisa menerima keberadaan diri Menurut Cosee (2008) caring mencakup
sendiri dan orang lain. Adanya rasa sensitif upaya perawat untuk meningkatkan proses
dalam diri perawat, membuat perawat lebih pembelajaran interpersonal, menanamkan
ikhlas, lebih peka terhadap orang lain, dan konsep self care, menumbuhkan hubungan
tampil apa adanya. Perawat harus paham saling membantu, menggunakan metode
tentang kebutuhan psikologis dan spiritual penyelesaian masalah dengan lebih kreatif,
klien, meningkatkan rasa kepekaan sehingga menghargai kekuatan – kekuatan yang ada
mampu menemukan cara untuk menunjukkan dalam kehidupan, terbuka pada dimensi
Caring pada klien (Alligood & Tomey, 2012). spiritual caring serta penyembuhan yang tidak
dapat dijelaskan secara ilmiah, bertindak
Hubungan membantu rasa berdasarkan sistem nilai yang manusiawi,
percaya menanamkan harapan dan kepekaan terhadap
Berdasarkan hasil peneliti diri sendiri atau orang lain serta memberikan
a n menunjukkan perilaku caring perawat kenyamanan kepada klien dalam bentuk
dilihat dari hubungan membantu rasa percaya memenuhi kebutuhan dasar klien dengan
klien menilai 48,6% perilaku caring perawat penuh penghargaan.
cukup. Hal tersebut hubungan saling percaya Wardhono (2012) menyatakan bahwa
antara klien dan perawat sudah terjalin sebagai perawat professional, maka harus
dengan baik dan kepercayaan perawat dapat menciptakan hubungan saling percaya antara
menerapkan bentuk komunikasi untuk perawat dan klien adalah sangat kursial bagi
menjalin hubungan dalam keperawatan. transpersonal caring. Hubungan saling
Hal ini dapat dilihat pada percaya akan meningkatkan dan menerima
p o i n t pertanyaan hubungan membantu rasa ekspresi perasaan positif dan n
percaya pertanyaan No. 14 yaitu Perawat e g a t i f . Pengembangan hubungan saling
kurang memahami dan perawat tidak percaya m e n e r a p k a n b e n t u k k o m u
membatasi pengunjung, sehingga klien n i k a s i u n t u k menjalin hubungan
kurang berisitirhat artinya kepedulian dalam keperawatan. Karakteristik faktor
perawat terhadap klien masih kurang dan ini adalah kongruen, empati dan ramah.
klien beranggapan perilaku caring perawat Kongruen berarti perawat menanyakan apa
memiliki kategori cukup. Hal t e r s e b u t b adanya dalam berinteraksi dan tidak
erarti perawat sudah dapatme menyembunyikan kesalahan.
mbantu klien dalam hal pemenu Perawat bertindak dengan cara yang
h a n kebutuhan, seperti Perawat baik dan lebih terbuka dan jujur. Empati berarti
penuh perhatian terhadap klien, Perawat perawat memahami apa yang dirasakan klien.
memahami dan membatasi pengunjung agar Ramah berarti penerimaan positif terhadap
klien bisa beristirahat, serta perawat orang lain yang sering diekspresikan dengan
memperlakukan klien dengan hormat. bahasa tubuh, ucapan tekanan orang lain yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh sering diekspresikan dengan bahasa tubuh,
Juwariyah & Joyo (2014) tentang hubungan ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi
perilaku caring perawat dengan tingkat wajah dan lain-lain.
kepuasan klien di Poli VCT RSUD Gambiran
Kota Kediri Berdasarkan Teori Watson. Hasil Penerima ungkapan perasaan positif dan
penelitiannya menunjukkan perilaku caring negatif
perawat dalam kategori “care” yaitu 18 orang Berdasarkan hasil peneliti
(36%). Perawat merupakan bagian dari tim a n menunjukkan perilaku caring perawat
pelayanan kesehatan di rumah sakit, perilaku dilihat dari Penerima ungkapan perasaan
caring yang ditunjukkan perawat dalam positif dan negatif klien menilai 51,4%
memberikan pelayanannya menjadi salah satu perilaku caring perawat cukup. Hal tersebut
indikator mutu pelayanan. perawat sudah

hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 40


dapat menerima ungkapan dan Metode pemecahan masalah pada klien
mendengarkan semua keluhan dan perasaan Berdasarkan hasil peneliti
klien. Perasaan bagian dari pengalaman yang a n menunjukkan perilaku caring perawat
cukup berisiko baik bagi perawat maupun dilihat dari Metode pemecahan masalah pada
klien. Selain itu perawat memahaminya klien menilai 47,2% perilaku caring cukup.
dengan ungkapan positif dengan emosional Hal tersebut perawat sudah dapat
pada keadaan yang berbeda. menggunakan metode sistematis dalam
Hal ini dapat dilihat pada pemecahan masalah d e n g a n m e n u m b u
p o i n t pertanyaan penerima ungkapan h k a n k e m a m p u a n pengambilan
perasaan positif dan negatif pertanyaan No. keputusan pada klien dan keluarga.
22 yaitu Perawat tidak memperkenalkan diri Hal ini dapat dilihat pada
terhadap klien. Hal tersebut bahwa perawat p o i n t pertanyaan metode pemecahan
sudah dapat memberikan interaksi antara masalah pada klien pertanyaan No. 30 yaitu
perawat dan klien dengan baik secara fisik, Perawat kurang membantu dalam memahami
emosi dan spiritual akan dipersepsikan oleh perasaan klien. Artinya perawat kurang
penerima pelayanan asuhan keperawatan. memahami dengan kondisi dan perasaan klien
Dengan adanya perilaku caring yang baik, dan perawat hanya melakukan tindakan
maka klien mengungkapkan perasaannya asuhan keperawatan saja, t a n p a p e r l u a
tantang perawat sebagai pemberi pelayanan danya pandangan danpemaham
asuhan keperawatan akan baik. Sehingga an klien saat ini, serta dapat
kepuasan akan pelayanan asuhan menumbuhkan sikap carenya terhadap klien,
keperawatan juga akan baik. Hal ini sudah sehingga pengembangan metod
dibuktikan di atas, bahwa semakin baik e y a n g dilakukan perawat sudah sesuai
perilaku caring perawat, maka semakin baik dengan SPO.
pula kepuasan klien. Berpikir kritis adalah suatu proses
Sejalan dengan hasil penelitian Arief, Y., pengujian yang menitikberatkan pendapat
Ertawati., & Laili, D (2016) tentang perilaku tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
caring perawat meningkatkan kepuasan ibu menginterpretasikannya serta mengevaluasi
klien. Hasil penelitiannya menunjukkan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapat
semua ibu yang memberikan penilaian k e s i m p u l a n t e n t a n g a d a n ya p e r
perilaku caring p e r a w a t d a l a m k a t e g s p e k t i f / pandangan baru (Strader dalam
ori kurang dapatmembentuk ke Maryam, Setiawati & Ekasari, 2008). Berpikir
p u a s a n t i n g k a t s e d a n g . Perilaku kritis merupakan komponen penting dari
caring perawat tingkat sedang dapat perawatan karena perawat selalu
membentuk kepuasan yang baik bagi ibu dihadapkan dengan s i t u a s i ya n g k o m
sebesar 67,7 %. p l e k s , ya n g m e n u n t u t penilaian
Penerimaan ungkapan perasaan positif akurat, pengambilan keputusan yang tepat
dan negatif yaitu perawat har dan merupakan proses pembelajaran terus
u s mempersiapkan diri untuk menerima menerus.
ekspresi perasaan negatif ataupun positif dari Morrison (2009) menyatakan bahwa
klien. Dalam berhubungan dengan klien, berpikir kritis dapat memberikan pengaruh
perawat h a r u s m a m p u m e n u n j u k k yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
a n k e s i a p a n mengambil resiko saat pemecahan masalah yang dihadapi oleh
berbagi dengan klien (Poer & Perry 2012). Hal manajer perawat setiap hari. Meskipun
yang dapat perawat lakukan misalnya demikian, ternyata belum semua perawat
memahami setiap ekspresi kekhawatiran mempunyai kemampuan berpikir kritis yang
klien, cara klien menunjukkan rasa sakitnya, baik. Perawat merupakan pemikir kritis yang
nilai atau budaya yang dimiliki k l i e n b e r efektif, sehingga perawat diharapkan dapat
h u b u n g a n d e n g a n p e n ya k i t n ya melakukan asuhan keperawatan dan mampu
(Alligood & Tomey, 2012). memecahkan masalah klinis, ba
i k ya n g
41 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019
bermanfaat bagi klien , perawat, dan lembaga. d a n p e r a wa t s u d a h d a p a t m e m b
Karena itu, dalam proses pendi erikaninformasi kepada klien,
dikanhendaknya perawat didor s e r t a d a p a t bertanggung jawab akan
o n g u n t u k mengembangkan keterampilan kesejahteraan dan kesehatan klien, sehingga
berpikir kritis sehingga dapat mengambil tercipta hubungan antara klien-perawat
keputusan yang tepat (Wright, Causey, & terjalin harmonis. Hal ini dapat dilihat pada
Dienemann, 2013). point pertanyaan metode pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis pada klien pertanyaan No. 33 yaitu Perawat
d a p a t ditingkatkan dengan perlakukan. dapat berkomunikasi
Hasil
secara efektif lebih mampu me
penelitian Sumartini (2010) menunjukkan mbina
bahwa setelah diberikan coaching oleh kepala Hal t e r s e b u t b e r a r t i p e r a w a t s u d
ruang maka perawat primer yang memiliki a h d a p a t mengaplikasikan sikap caren nya
kemampuan berpikir kritis baik, jumlahnya kepada klien,
lebih banyak dibanding kelmpok kontrol.
Hasil pengukuran kemampuan
b e r p i k i r dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Berpikir kritis dalam keperawatan sangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat psikologis,
fisiologis dan lingkungan seperti usia, tingkat
kepercayaan, bias, keterampilan, stress,
kelelahan, dan rekan kerja (Alasad Tabar &
Aburuz, 2015).
Perawat menggunakan metode proses
keperawatan sebagai pola piki
r d a n pendekatan asuhan kepada klien,
sehingga akan mengubah gambaran
tradisional perawat s e b a g a i “ p e m b a n t
u” dokter. P r o s e s keperawatan
adalah proses yang sistematis dan
berstruktur. Perawat menerapkan proses
keperawatan secara sistematis, membuat
keputusan pemecahan masalah secara ilmiah
dalam menyelanggarakan pelayanan yang
berfokus pada klien (Poer & Perry 2012).
Perawat harus memahami bahwa setiap
individu adalah unik dan situasi dalam
menghadapi penyakit berbeda-beda, sehingga
dalam menerapkan metode pem
e c a h a n masalah perawat harus mampu
menyesuaikan teori keperawatan dengan
setiap orang dan situasi yang dihadapi
(Alligood & Tomey,
2012).

Proses pengajaran
interpersonal
Berdasarkan hasil peneliti
a n menunjukkan perilaku caring perawat
dilihat dari Proses pengajaran interpersonal
klien menilai 45,1% perilaku caring cukup.
hubungan antar diri mereka sendiri dan orang pertanggungjawaban hubungan antara
lain, termasuk klien dan keluarga. Artinya perawat-klien, dimana perawat membantu
kedekatan antara perawat-klien masih kurang partisipsi klien, membantu memperoleh
dilihat dari komunikasi, baik antar personal pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
klien maupun pada kluarga, berarti sikap Perawat memfasilitasi proses belajar
komunikasinya masih kurang. Perilaku caring mengajar yang didesain untuk memampukan
perawat sangat diperlukan dalam membina klien memenuhi kebutuhan prib
hubungan agar tercipta hubungan yang baik a d i n ya , memberikan asuhan mandiri,
antara perawat, klien dan keluarga. menetapkan k e b u t u h a n p e r s o n a l d
Sejalan dengan hasil penelitian Muhlisin, a n m e m b e r i k a n kesempatan untuk
A & Ichsan, B (2017) tentang aplikasi model kebutuhan personal klien (Watson , 2012).
konseptual caring dari Jean Watson dalam Menekankan bahwa proses keperawatan
a s u h a n k e p e r a wa t a n . H a s i l p e memiliki langkah-langkah yang sama dengan
n e l i t i a n menunjukkan caring adalah ideal proses riset ilmiah, karena kedua proses
moral dari keperawatan. Manusia akan tersebut mencoba untuk menyelesaikan
eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari dimiringkan menandakan proses riset yang
keperawatan berarti juga terdapat dalam proses keperawatan).

hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 42


Sikap caring berarti perawat bersikap kerapihan dapat dilakukan oleh siapa saja,
empati, memberi dukungan, simpati serta termasuk oleh perawat.
perlindungan kepada klien . Sikap caring Penelitian Suarni, Hadji & Sjaar (2018)
maka dapat memberikan pengalaman yang tentang hubungan faktor psikologis dengan
baik untuk klien . Pendapat ini didukung oleh kinerja perawat dalam pendokumentasian
Wolf, Miller & Devine (2003) yang asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
menyatakan bahwa kinerja staf perawat Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar. Hasil
termasuk perilaku caring dapat memberikan penelitianya menunjukkan bahwa faktor
kontribusi besar terhadap kualitas psikologis yang berhubungan d
pengalaman klien selama dilakukan e n g a n motivasi, sikap dan persepsi,
perawatan. kepuasan kerja terhadap kinerja kelompok
Hal ini merupakan konsep penting yang perawat dalam pendokumentasian asuhan
membedakan antara Caring dan curing. keperawatan.
Perawat memberi informasi kepada klien, Faktor psikologis yang berhubungan
memfasilitasi proses belajar-mengajar yang dengan perilaku caring perawat merupakan
diciptakan agar klien dapat meningkatkan proses keperawatan merupakan sebuah cara
kemandiriannya, memenuhi kenutuhan secara yang penting untuk mengetahui kemampuan
mandiri dan memberikan kesempatan untuk kerja perawat dalam melaksanakan proses
pertumbuhan personal klien (Alligood & pendokumentasian keperawatan dengan
Tomey, 2012). menunjungjung sikap care perawat dalam
memberikan kenyamanan terhadap klien,
Lingkungan psikologis s e h i n g g a p r o s e s k e p e r a wa t a n d
Berdasarkan hasil peneliti a r i s e g i lingkungan psikologis sangat
a n menunjukkan perilaku caring perawat penting.
dilihat dari Lingkungan psikologis klien Klien bisa mengalami perubahan baik
menilai 60,6% p e r i l a k u c a r i n g c u k u dari lingkungan internal maupun eksternal,
p . H a l t e r s e b u t lingkungan psikologis maka perawat harus mengkaji
dipengaruh lingkungan internal dan eksternal danmemfasilitasi kemampuan k
klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit l i e n u n t u k beradaptasi dengan perubahan
klien. Saat ini lingkungan internal klien yaitu fisik, mental dan emosional (Watson, 2012).
mencakup kesejahteraan m e n t a l d a n s p Perawat harus menyadari lingkungan internal
iritual dan kepercayaansosiok dan eksternal berpengaruh terhadap kondisi
ultural. Sedangkan lingkunga sehat-sakit klien. Lingkungan internal
n eksternal mencakup, kenyamanan, privasi, meliputi keadaan mental dan spiritual,
keselamatan, kebersihan dan lingkungan di keadaan sosiokultural, d a n k e p e r c a ya a
sekitar serta membuat kenyamanan klien n i n d i v i d u . S e d a n g k a n
terhadap kondisi lingkungan yang kondusif lingkungan eksternal ialah kenyamanan,
dan perawat sudah dapat menjaga privasi privasi, keamanan, kebersihan, lingkungan
klien saat ini, sehingga perawat sudah yang astetik. Sehingga perawat harus mampu
dapat mensejahterakan kondisi klien. membuat pemulihan suasana fisik dan non
Hal ini dapat dilihat pada fisik serta menciptakan kebersa
p o i n t pertanyaan lingkungan psikologis m a a n , keindahan, kenyamanan (Alligood &
pertanyaan No. 43 yaitu perawat kurang Tomey,
menjaga ruangan tetap rapi dan bersih. 2012).
Artinya perawat kurang memperhatikan Pelayanan keperawatan me
lingkungan kondisi klien diruangan, seperti mberikonstribusi dalam menent
kebersihan lingkungan dan alat medis yang u k a n k u a l i t a s pelayanan di rumah sakit.
tidak dirapihkan kembali, karena Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan
beranggapan perawat bukan untuk kualitas pelayanan rumah sakit harus juga
merapihkannya, tapi pada kenyataannya disertai upaya untuk m e n i n g k a t k a n k
ualitas pelayanankeperawatan
salah satunya dengan
43 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019
meningkatkan sikap kepedulian terhadap 73,2% perilaku caring baik. Hal tersebut jika
klien dengan cara perawat melakukan sikap diketahui dari hasil kuesioner
“care” t e r h a d a p k l i e n n y a . P e r i l
a k u c a r i n g dipengaruhi oleh faktor
psikologis yang dapat m e m p e n g a r u h i c
a r i n g p e r a w a t d a l a m
pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang rawat inap. Sikap yang baik adalah
sikap dimana ia mau mengerjakan pekerjaan
tersebut tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang
menjadi konflik internal. Ambivalensi
sering kali muncul ketika konflik internal
psikologis muncul. Perilaku caring
perawat sangat d i p e n g a r u h i o l e h s i
kap dalam bekerja.Sedangkan s
ikap seseorang dalammemberik
an respon terhadap masalah
dipengaruhi oleh kepribadian seseorang.
Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan
berkembang sampai dewasa. Kepribadian
seseorang sulit dirubah karena
e l e m e n kepribadian (id, ego,super-ego)
dibangun dari hasil bagaimana dia belajar saat
dikandungan sampai dewasa. Perilaku ini
dapat dirubah dengan meningkatkan
pengetahuan dan m e m a h a m i s i k a p
y a n g p o s i t i f d a l a m mengembangkan
sikap caring pada kliennya (Singgih & Yulia,
2012).

Pemenuhan kebutuhan manusia pada


klien
Berdasarkan hasil peneliti
a n menunjukkan perilaku caring perawat
dilihat Pemenuhan kebutuhan manusia
pada klien d i d a p a t k a n 7 3 , 2 % p e r i l
a k u c a r i n g b a i k . Pelayanan kesehatan
khususnya di bidang keperawatan dituntut
mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan memberi kepuasan klien
serta keluarganya dalam batas standar
pelayanan professional.
Hal tersebut sesuai dengan pertanyaan
No. 60 yaitu perawat kapan memanggil
dokter. Artinya perawat kurang kolaborasi
antara p e r a wa t d e n g a n d o k t e r , s e
h i n g g a k l i e n memiliki pandangan yang
kurang baik antara perawat dan donker.
Secara analisis pada penelitian ini
menunjukkan dilihat dari Pemenuhan
kebutuhan manusia pada klien didapatkan
yang paling penting dengan skor tertinggi preventiv dalam upaya menjaga kesehatan
yaitu tentang perawat memberikan suntikan, yang bisa dilakukan adalah perawat memberi
infus dll. Perawat memberikan perawatan kebutuhan dasar manusia, dimana unsur-
dan obat tepat waktu, sehingga pemenuhan unsur yang dibutuhkan manusia dalam
kebutuhan klien dapat terpenuhi. mempertahankan keseimbangan fisiologi
Penelitian Purwaningsih, R maupun pskologis seperti makan, minum
. , Asmaningrum, N & Wantiyah (2017) berpakaian, istirahat, BAK, BAB dan rasa
tentang hubungan perilaku caring perawat aman dan perlindungan diri.
dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada Watson, (2012) berpendapat bahwa
Klien Rawat menunjukkan bahwa nilai p = perawat perlu mengenali kebut
0,011 dan α = 0,05 ada hubungan antara u h a n k o m p r e h e n s i f ya i t u k e b u t u
perilaku caring p e r a wa t d e n g a n p e m h a n b i o fi s i k , psikososial, psikolofisikal
enuhan kebutuhanspiritual. P dan interpersonal klien. Pemenuhan
erilaku caring perawatdiperse kebutuhan yang paling mendasar perlu
psikan memuaskan (93,2%) dan dicapai sebelum beralih ketingkat
kebutuhan spiritual dirasakan cukup (75,7%). selanjutnya. Nutrisi, eliminasi dan ventilasi
Secara teori oleh Asmuji dan Rohmah adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang
(2010) mengungkapkan bahwa paling rendah, sementara aktivitas dan
dalampemenuhan kebutuhan da seksualitas adalah kebutuhan psikofisik yang
s a r k l i e n memerlukan caring perawat, paling rendah. Pencapaian dan hubungan
dimana perilaku caring perawat salah satunya merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi
sebagai pemberi asuhan keperawatan atau dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
care provider harus d i l a k s a n a k a n s e c a interpersonal yang paling tinggi
r a k o m p r e h e n s i f a t a u menyeluruh Diperjelas oleh Alligood & Tomey, (2012)
tetapi juga pada tindakan prevetif. Tindakan bahwa memenuhi kebutuhan dasar klien

hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 44


meliputi kebutuhan biofisik, ps Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas
i k o fi s i k , psikososial, dan kebutuhan Diponegoro Yang Telah Menjalani Praktik
intrapersonal klien dengan sepenuh hati. Klinik Di Rumah Sakit. menunjukkan bahwa
Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar mahasiswa keperawatan Univer
perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang s i t a s Diponegoro sudah dapat menerapkan
selanjutnya. Pemberi pelayanan kesehatan perilaku caring pada klien selama menjalani
berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan praktik klinik di rumah sakit namun belum
klien terutama bagi perawat. optimal, dari sepuluh faktor karatif Watson
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang dengan menunjukkan perilaku yang sesuai
24 jam bersama klien penting kiranya tanggap dengan masing-masing faktor karatif
dan peduli terhadap kebutuhan diantaranya Kekuatan eksistensial
k l i e n , kepedulian dalam pemenuhan fenomenologis klien 75% kurang baik.
kebutuhan klien dapat dilakukan Secara teori Hegel (2012) mendefinisikan
perawat dengan m e n e r a p k a n p e r i l a b a h wa f e n o m e n o l o g i b e r k a i t a n
k u c a r i n g . C a r i n g merupakan d e n g a n pengetahuan sebagaimana ia
tindakan konkrit yang muncul dengan tampak kepada kesadaran, sebuah ilmu yang
sendirinya dari keinginan, maksud, atau menggambarkan apa yang dipikirkan, dirasa
komitmen sehingga dengan perawat m e l dan diketahui oleh s e s e o r a n g d a l a m k
akukan perilaku caring dapat e s a d a r a n d a n pengalamannya saat itu.
meningkatkan dan melindungi kemanusiaan Proses tersebut mengantarkan pada
dengan membantu klien menemukan hikmah perkembangan kesadaran fenomenal melalui
dari penyakit, penderitaan, ny sains dan filsafat “menuju pengetahuan yang
e r i d a n keberadaan (Blais, et. al 2013). absolut tentang Yang Absolut”.
Kekuatan eksistensial fenomenologis M e n u r Wa t s o n , ( 2 0 K e k u a t a
ut 12) n
Berdasarkan hasil peneliti Eksistensial Fenomenologis merupakan faktor
a n menunjukkan perilaku caring perawat bertujuan agar pertumbuhan di
dilihat dari Kekuatan eksistensial ri dankematangan jiwa klien da
fenomenologis klien menilai 44,4% yaitu p a t d i c a p a i . Terkadang klien perlu
perilaku caring baik. Hal tersebut perawat dihadapkan pada pangalaman/pemikiran
menunjukkan perilaku caring dengan yang bersifat proaktif. Tu j u a n n ya a d a l a
Kekuatan eksistensial fenomenologis t e r h a h u n t u k m e n i n g k a t k a n pemahaman
dap klien yang berarti perawat tentang diri sendiri. Diakuinya faktor kreatif
memahami kliennya dengan kondisi saat ini, ini dalam ilmu keperawatan membantu
artinya perawat mengerti dengan keadaan perawat untuk memahami jalan hidup
k o n d i s i ya n g d i k e l u h k a n k l i e n s seseorang dalam menemukan arti kesulitan
a a t i n i . Sehingga perawat dapat membantu hidup. Karena adanya irrasional tentang
seseorang untuk memahami kehidupan klien kehidupan, penyakit dan kematian, perawat
di rumah s a k i t . H a l i n i d a p a t d i l i menggunakan faktor kreatif ini untuk
hat pada pointpertanyaan Keku membantu memperoleh kekuatan daya uantuk
a t a n e k s i s t e n s i a l fenomenologis menghadapi kehidupan atau kematian
pertanyaan No. 63 yaitu Perawat Fenomenologis diuraikan sebagai suatu
membantu klien menjadi lebih baik dan sehat. keadaan langsung yang dapat membuat
Artinya perawat sudah membatu klien dalam seseorang mengerti tentang situasi yang
pemenuhi kebutuhanya, namun belum terjadi. Watson mempertimbangkan bahwa
keseluruhan klien memili pandangan pada faktor ini memang sulit untuk dimengerti.
perawat tentang kebutuhan manusia Namun hal ini akan membawa perawat untuk
terhadap klien. memahami
Penelitian Arrohmah (2017) tentang dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga
Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif Caring perawat dapat membantu seseorang untuk
45 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019
memahami kehidupan dan kematian dengan Of Nursing Standart And Practice Fourt
melibatkan kekuatan spiritual (Alligood & Edition. USA : Dermar Che
Tomey, 2012). n g a g e Learning.
Teori Watson dalam Kozier, menjelaskan Alligood & Tomey, 2012. Nursing Theorist
b a h wa p r a k t i k c a r i n g m e r u p a k a And Their Work. 6th Edition, St. Louis:
n p u s a t keperawatan. Watson Mosby Elsevier, Inc
menggambarkan caring sebagai dasar dalam Arief, Y., Ertawati., & Laili, D. 2016. Perilaku
kesatuan nilai – nilai k e m a n u s i a a n ya Caring Perawat Meningkatkan Kepuasan
n g u n i ve r s a l ( k e b a i k a n , Ibu Klien. Jurnal Ners Vol.4 No. 2: 144-
kepeduliaan, dan cinta terhadap diri sendiri 148. D i a k s e s : h p s : / /
dan orang lain). Caring digambarkan sebagai e -
moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi journal.unair.ac.id/JNERS/article/downl
keinginan untuk merawat, kesungguhan oad/5026/3268.
untuk merawat, dan tindakan merawat Arrohmah, Munib & Sarah Ulliya. 2017.
(caring). Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif
Caring Pada Mahasiswa Keperawatan
PENUTUP Universitas Diponegoro Yang Telah
KESIMPULAN Menjalani Praktik Klinik Di Rumah
Sepuluh faktor karatif Watson dengan Sakit. S k r i p s i . D i a k s e s
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan : hp://eprints.undip.ac.id/55003/.
masing-masing faktor karatif. Hasil penelitian Asmuji Dan Rohmah, 2010. Perilaku Perawat
ini menunjukkan bahwa klien menilai perilaku Pada Pemenuhan Kebutuhan Manusia.
caring perawat sudah memiliki kategori cukup Jakarta.
dan perawat dapat menerapkan perilaku Barbara & Pryzby. 2005. Effect Of Nurse
caring pada klien selama menjalani praktik Caring Behaviours On Family Stress
keperawatan di rumah sakit, namun belum Responses In Critical Care. Journal Of
optimal. Perawat perlu meningkatkan Intensive And Critical Care Nursing,
perilaku caring pada setiap faktor karatif, Volume 21, Issue 1, F e b 2 0 0 5 , P a g e
sehingga d i h a r a p k a n d a p a t m e n j a s 1 6 - 2 3 . D i a k s e s :
d i d a s a r d a l a m membentuk pedoman hps://www.sciencedirect.com.
perilaku caring perawat dan pedoman Blais, Et Al, 2013. Praktik Keper
pemenuhan kebutuhan spiritual pada klien. a wa t a n
Profesional. Jakarta: EGC
SARAN Cosee, 2008. Sikap Caring Dan Fungsi Profesi.
Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk Jakarta
penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya Desima, Riza. 2013. Tingkat Stres Kerja
dapat mengembangkan dari penelitian ini Perawat Dengan Perilaku Caring
dengan menilai perilaku caring perawat Perawat. Jurnal Keperawatan, ISSN
dengan instrumen yang lainnya, meneliti 2086-3071, Volume 4, N o m o r 1 . V e r
faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan s i o n l i n e / U R L : h
kebutuhan klien, dan persepsi klien mengenai p://ejournal.umm.ac.id/index.php/ke
perilaku caring dan pemenuhan kebutuhan perawatan/article/view/2380
klien secara kualitatif. D w i d i ya n t i , 2 0 1 5 . C a r i n g K u n c i
SuksesPerawatan Mengama
DAFTAR l k a n I l m u . Semarang: Hasani.
PUSTAKA Fikri, 2017. Perilaku Caring Perawat
A i k e n , 2 0 1 2 . P s y c h o l o g i c a l Te s t Pelaksana Di Ruang Gelatik Dan
i n g A n d Assessment. Ninth Edition. Rajawali RSAU Dr.M.Salamun
Boston: Allyn And Bacon. Bandung. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Alasad, Tabar, & Aburuz, 2015. Fundamental Bandung : STIKes Dharma Husada.
Hanan .A. M; Youssef1, Magda. A.M. Mansour,
hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 46
Ibrahim R. A. Ayasreh and Nabeel A. A; Morrison & Burnard, 2009. Cari
Al- Mawajdeh. 2013. A Medical-Surgical ng &Communication Hubu
Nurse's Perceptions Of Caring Behaviors ngan
Among Hospitals In Taif City. Life
Science J o u r n a l 2 0 1 3 ; 1 0 ( 4 ) . D i
a k s e s : hp://www.lifesciencesite.com.
Hegel, 2012. Philosophy Of His
t o r y ” , Yogyakarta: Pustaka Pelajar
J u wa r i ya h , T i t i k & J o y o , N a n a n
g. 2014.
Hubungan Perilaku Caring Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di Poli
VCT RSUD Gambiran Kota K
e d i r i Berdasarkan Teori Watson.
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No.
3, Nopember
2014, hlm.178-183. Diakses
:
hps://media.neliti.com/.
Kemenkes RI, 2015. Rencana Dan Strategi
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019.Kemenkes RI.
2015.
Kemenkes RI, Dalam Abdul, 2015. Hubungan
Pe r i l a k u C a r i n g Pe r a wa t D e
n g a n Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Inap Rumah Sakit.
Laschinger, Gilbert & Smith, 2011. Patient
Satisfaction As A Nurse-Sensitive
Outcome. In D. M. Doran (Ed., Nursing
Outcome: The State Of The Science, 2nd
Ed. Pp.359. London: Jones&Bartle
Learning.
Leininger, 2010 Dan Benner, 2010. From
Novice To Expert: Excellence And
Power In Nursing Practice, Addison-
Wesley, Menlo Park, California
Manurung, S & Hutasoit, M 2013. Persepsi
Pasien Terhadap Perilaku Caring
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 8, No. 3, Oktober 2013.
Marriner & Tomey, 2012. Nursing Theorist
And
Their Work. Copy Right 2012, Mosby
Inc
Mcdaniel Dalam Watson, Jean. 2012. Assessing
And Measuring Caring In Nursing And
Health Science 2nd Edition. New York :
Springer Publishing Company Inc.
Interpersonal Dalam Keper e s D a n Praktek. Volume II. Edisi
a wa t a n . Jakarta : EGC. Revisi. Jakarta: EGC.
Muhlisin, A & Ichsan, B. 2017. Aplikasi Model Rego, Godinho, Mcqueen, 2012. Emotional
Konseptual Caring Dari Jean Watson Intelligence In Nursing Work. Journal Of
Dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Advanced Nursing, 47(1), 101-108.
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, Diakses: h
September 2008 :147-150. Di ps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
a k s e s : 15186473.
hp://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/ Singgih & Yulia, 2012. Psikologi Keperawatan.
article/download/3752/2421. Libri: Jakarta.
Novieastari, 2012 Dalam Prayu Sitorus, 2013. Manajemen Kepe
da 2014. r a wa t a n : Manajemen Keperawatan
Pengaruh Penerapan Perilaku Caring Di Ruang Rawat, Sagung Seto, Cetakan I
Perawat Anestesi Pada. Pelayanan Pre , Jakarta.
Anestesi Di RSUD Kebumen. Poltekkes. Suarni ; Hadji, V; & Sjaar, E. 2018. Hubungan F
Yogyakarta. aktor Psikologis Dengan Ki
Nursalam, 2014. Konsep Dan Penerapan n e r j a Pe r a wa t D a l a m Pe n d o k
Metodologi Penelitian Ilm u m e n t a s i a n Asuhan Keperawatan
u Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK
Salemba Medika II Pelamonia Makassar. Manuskrip
Poer & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental Tesis. Diakses : pasca.unhas.ac.id/jurnal/
K e p e r a wa t a n : K o n s e p , P r o s Suliano, M & Sari, R. 2016. Hubungan Perilaku
e s D a n Praktek. Volume II. Jakarta: Caring Perawat Dengan Keyakinan Dan
EGC. Harapan Klien Kanker Di Rumah Sakit.
Poer & Perry, 2013. Buku Ajar Fundamental Media Medika Muda.Volume 1, Nomor 1,
K e p e r a wa t a n : K o n s e p , P r o s Januari – April 2016. Diaks
es :

47 hps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


hps://ejournal2.undip.ac.id. Pa s i e n K a n k a r Pa y u d a r a D i
Sumartini, B.T. 2010. Pengaruh Penerapan R S U P H.Adam Malik Medan. Skripsi.
Pa n d u a n C o a c h i n g K e p a l a Diakses:
R u a n g terhadap Kemampuan hp://repository.usu.ac.id/handle/12345
Berfikir Kritis dan Pengambilan 6789/45064.
Keputusan Perawat Primer dalam Wa r d h o n o , 2 0 1 2 . M e n u j u K e p e r a
Proses Keperawatan di Ruang Rawat wa t a n
Inap PKSC. Tesis. Tidak dipublikasikan. Profesional. Semarang: Akper Depkes.
FIK UI. Watson, 2012. Assessing And Measuring
Suryantini, P., Fahmi Nur, 2014. Hubungan Caring In Nursing And Health Science
Pe r i l a k u C a r i n g Pe r a w a t D e 2nd Edit ion. New York : Spring
n g a n Kepuasan Pasien Di Ruang er
Rawat Inap Interna Gunung Jati Dan Publishing Company Inc.
Gunung Giri R S I . S a k i n a h M o j Wolf, Miller & Devine, 2003. Relationship
o k e r t o . J u r n a l Keperawatan Sehat, Nurse Caring And Patient Satisfaction
Volume 11, No. 2. Diakses: In Patient Undergoing Invasive
ejournal.stikes-ppni.ac.id. Cardiac P r o c e d u r e s . R e s e a r c h
Tiara & Lestari. 2013. Hubungan Antara f o r P r a c t i c e . MEDSURG
Caring Perawat Dengan Tingkat Wright, Causey, & Dienemann, 2013. Patient
Kepuasan Klien Rawat Inap Di Satisfaction With Nursing Care In An
Rumah Sakit Umum Daerah Urban And Suburban Emer
Pringsewu Lampung. Jurnal gencyDepartment. JONA: T
Keperawatan, Vol IX, No. 2, Oktober h e J o u r n a l o f Nursing
2013. ISSN 1907-0357. Hal 115-119. Administration. 43(10):502–508, O C T
Diakses : h p://ejurnal.pol 2 0 1 3 . D O I :
t e k k e s - tjk.ac.id. 10.1097/NNA.0b013e3182a
Tu m a n g g o r . H u b u n g a n Pe r i l a k u 3 e 8 2 1 . d i a k s e s :
Caring hps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan 24061582.
Cecep Solehudin Firmansyah, dkk 48

Anda mungkin juga menyukai