Anda di halaman 1dari 12

JURNAL RISET MANAJEMEN

Vol. 4, No. 2, Juli 2017, 101 - 112

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK


KOSMETIK YANG RAMAH LINGKUNGAN

Agung Edy Wibowo


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Awal Bros Batam
Email: dhie_wbw@yahoo.com

Abstract
This research has mainly aimed to know and analyze customer behavior in
selecting of green marketing cosmetics products. Sample in this research were
taken using purposive sampling method. There were 114 respondent in this
research. The usage of regression formula can be done as all of classical
assumption test had been through and qualified. All over the test shown that
social class influence significantly toward buying decision at the level of
significance 0.000 < 0.05. The secondary result of this research found that group
of reference has influence significantly toward buying decision at the level of
significance 0.001 < 0.05. The third result shown us that family has influence
significantly toward buying decision at the level of significance 0.000 < 0.05.
Meanwhile result for simultaneous test shown that social class, group of reference
and family, have influence significantly toward buying decision..It has been proved
at the level of significance 0.000 < 0.05. All of these imply that all of hypotheses
in this research can be proved, or accepted
Keywords: Social Class, Group of Reference, Family, Buying Decision

PENDAHULUAN
Bagi kaum wanita dewasa ini, memiliki kencang, sehat dan berseri. Kosmetik
paras cantik dan wajah ayu merupakan merupakan salah satu produk yang
bagian dari semua keinginan diri dalam ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan
memanjakan tubuh yang perlu mendapat keinginan konsumen, agar tampil lebih
perhatian khusus. Hal ini disebabkan kulit cantik dan menarik. Bagi seorang wanita,
wajah mudah terpengaruh berbagai faktor, membeli kosmetik berarti membeli
baik internal (usia, genetik) maupun kecantikan. Setiap kosmetik mempunyai
eksternal (stress, pola makan, dan radiasi kemampuan yang berbeda dalam
bebas) yang bisa mempengaruhi memenuhi kebutuhan dan keinginan
kecantikan kulit. Wajah membutuhkan konsumen. Oleh karena itu, konsumen
perawatan khusus agar kulit tetap halus, dalam hal ini wanita pengguna kosmetik

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 101


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

dituntut harus berhati-hati dalam membeli rumah tangga dan wanita dewasa
produk (kosmetik) yang ditawarkan agar termasuk juga di dalamnya para mahasiswi
memperoleh kepuasan yang optimum pada khususnya perlu berhati hati terhadap
Soedibyo (2001), menyatakan beredarnya kosmetik palsu tersebut.
kebanyakan wanita Indonesia memiliki Mereka harus berhati hati, waspada dan
warna kulit cenderung kecoklatan, sebagai aware terhadap kesehatan sehingga
akibat teriknya matahari di negara yang mereka perlu teliti dalam berbelanja atau
beriklim tropis. Hal ini menimbulkan ide bagi membeli merek produk kosmetik. Berpijak
perusahaan untuk membuat inovasi baru di dari uraian tersebut maka tujuang dari
bidang kosmetika. Ide untuk tampil dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
warna kulit yang lebih cerah dan lebih putih menganalisis perilaku konsumen dalam
sehingga tampil lebih mempesona, maka memilih produk kosmetik yang ramah
bermuncullah produk-produk pemutih lingkungan.
wajah yang bersifat tradisional maupun yang
LANDASAN TEORI DAN
bersifat modern. Hal ini menyebabkan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
sebagian perusahaan kosmetik yang ada
meluncurkan produk pemutih wajah yang Perilaku Konsumen dan Proses
memiliki karakteristik yang tidak sama/ Pembelian
berbeda. Kotler (1997) menyatakan bahwa
Ibu-Ibu rumah tangga dan sebagian para proses pengambilan keputusan dimulai dari
wanita dewasa termasuk di dalamnya para pengenalan masalah, yang dilanjutkan
mahasiswi adalah sebagai salah satu dengan pencarian informasi. Setelah itu
segmen utama dalam pemasaran produk kemudian dilakukan evaluasi dari berbagai
kosmetik. Mereka memerlukan perawatan alternatif yang ada, selanjutnya melakukan
wajah (pemutih) agar dapat tampil lebih pengambilan keputusan pembelian dan
putih, cantik dan menarik. Dengan adanya diakhiri dengan evaluasi dari konsumen
berbagai produk pemutih wajah, para wanita tersebut setelah merasakan produk
dan ibu rumah tangga ini dihadapkan pada tersebut. Tahapan dalam proses pembelian
pengambilan keputusan pembelian dari disajikan pada gambar 1.

Gambar 1.
Tahapan Dalam Proses Pembelian

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku pasca


masalah informasi alternatif pembelian pembelian

Sumber : Kotler,(2000)

serangkaian merek produk pemutih wajah Ritiasa (2002) dalam artikel “jangan
tersebut. Namun dewasa ini juga telah gegabah memilih pemutih wajah”
banyak beredar kosmetik palsu, dimana menjelaskan bahwa konsumen harus
kosmetik ini memilik pengaruh yang berhati-hati dalam memilih kosmetik
merusak, tidak hanya pada kulit wajah tetapi pemutih wajah, karena tidak semua
juga lingkungan. Oleh karena itu para ibu pemutih wajah yang beredar di masyarakat

102 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)


AGUNG EDY WIBOWO

terdaftar di Badan Pengawas Obat dan disesuaikan antara harapan/keinginan yang


Makanan (POM). Hal tersebut sangat nyata disesuaikan dengan kenyataan (Kotler,
dan terjadi di sekeliling kita, dimana banyak 2006).
sekali kosmetik wajah yang tidak higienis, Setelah keputusan pembelian dilakukan
ilegal dan tidak ramah terhadap lingkungan maka konsumen akan melakukan tiga hal
karena menggunakan bahan bahan yang terhadap produk tersebut (Kotler, 2006).
sangat berbahaya bagi para pemakainya. Pertama, konsumen akan menyingkirkan
Hampir sering kita mendengar dan melihat untuk sementara. Kedua, konsumen akan
di televisi kasus-kasus penggunaan menyingkirkan untuk selamanya. Ketiga,
kosmetik yang berbahaya atau tidak ramah konsumen akan mempertahankannya.
lingkungan. Kotler (2006) lebih lanjut menyatakan bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan Wibowo ada faktor-faktor yang mempengaruhi
(2006), menunjukkan bahwa perilaku beli perilaku konsumen dalam melakukan
terhadap beberapa merek produk deterjen tindakan pembelian yaitu: faktor budaya,
sangat dipengaruhi pada benefit yang dicari faktor sosial, faktor kepribadian dan faktor
konsumen diperoleh dari iklan yang psikologis, yang kesemuanya terangkum
disampaikan dan kemudian dievaluasi dalam garis besar kelompok variabel seperti
hingga melahirkan tindakan beli. Penelitian dalam kerangka penelitian berikut ini,
tersebut menunjukan bahwa konsumen
sangat memperhatikan detil dari suatu Kerangka Penelitian
produk dengan cara memperhatikan Adapun kerangka penelitian yang
informasi yang mereka ingin ketahui. digunakan seperti terlihat pada gambar 2
Kajian penelitian terdahulu terhadap berikut ini.
penelitian-penelitian yang dilakukan Gambar 2
Kerangka Penelitian
mempunyai kesamaan yaitu sama-sama
menganalisis tentang perilaku konsumen Kelas Sosial
dalam pengambilan keputusan pembelian
suatu produk tertentu. Jika dibandingkan
Kelompok Referensi Keputusan Belil
dengan penelitian yang dilakukan Winarno
(1997), penelitian yang dilakukan Wibowo
(2006) ini sama-sama meneliti tentang Keluarga
perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan membeli barang atau produk
tertentu. Adapun perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan dengan Hipotesis Penelitian
penelitian tersebut adalah :
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
1. Waktu dan tempat penelitian ini adalah:
2. Produk yang diteliti adalah 1) Variabel kelas sosial memiliki pengaruh
kosmetika khusus kosmetik wajah. terhadap keputusan beli produk kosmetik
Keputusan membeli bisa dikatakan yang ramah lingkungan.
sebagai proses akhir dari konsumen 2) Variabel kelompok referensi memiliki
setelah dilakukan pengamatan melalui pengaruh terhadap keputusan beli
pencarian informasi dan evaluasi alternatif, produk kosmetik yang ramah
sedangkan perilaku paska pembelian lingkungan.
merupakan implikasi yang terjadi yang

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 103


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

3) Variabel keluarga memiliki pengaruh Pemilihan sampel pada mahasiswi ini


terhadap keputusan beli produk kosmetik karena peneliti menganggap mahasiswi
yang ramah lingkungan. adalah sosok yang cerdas (well educated),
4) Variabel kelas sosial, kelompok mampu berpikir kritis dan lebih tanggap
referensi, keluarga, secara bersama terhadap isu-isu lingkungan. Mereka
mempunyai pengaruh terhadap diharapkan dapat memberikan gambaran
keputusan beli produk kosmetik wajah tentang penilaian yang lebih spesifik tentang
yang ramah lingkungan. produk kosmetik wajah. Selain itu,
mahasiswi dengan jenjang pendidikan yang
METODA PENELITIAN lebih tinggi diharapkan dapat memberikan
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka deskripsi opini mereka secara lebih
jenis penelitian yang dilakukan adalah sistematis, logis, analitis dan ilmiah. Hal ini
penelitian survei (survey research). sangat berhubungan dengan maraknya isu
Penelitian survei adalah metode penelitian produk ramah lingkungan atau green mar-
yang menggunakan cara pengumpulan data keting di tengah peredaran kosmetik-
dimana hanya sebagian dari unit-unit kosmetik yang tidak lulus uji atau tidak diuji
statistik yang diteliti melalui penyebaran oleh POM RI yang mengindikasikan adanya
kuesioner. Indikator masing masing variabel kosmetik berbahaya/palsu. Oleh karena itu,
diukur dengan rincian 4 item pertanyaan maka diharapkan pertimbangan responden
untuk variabel kelas sosial, 6 item yang berstatus mahasiswi bisa memberikan
pertanyaan untuk variabel kelompok arahan pilihan berlandaskan tingkat
referensi, 7 item untuk variabel keluarga dan pendidikan yang ditempuhnya.
5 item untuk variabel keputusan beli. Skala Menurut Aaker (1998), syarat minimum
pengukuran menggunakan skala likert 5 jumlah sampel yang diambil untuk penelitian
point. yang baik dengan tingkat confidence 95%
yang berarti menerima alpha sebesar 5%
Populasi dan Sampel
adalah 96 responden. Penelitian ini
Populasi menggunakan sampel sebanyak 114
Populasi dalam penelitian ini adalah responden. Teknik analisis data yang
semua mahasiswi STIKes Awal Bros digunakan dalam penelitian ini adalah
Batam di Kota Batam yang pernah dan atau analisis regresi linier berganda, yang
sedang memakai kosmetik wajah sampai diformulasikan sebagai berikut :
saat ini.
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + βn Xn +…..+ɛ
Sampel
Keterangan :
Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dimana semua Y = Keputusan beli
unsur populasi tidak mempunyai α = Konstanta
kesempatan yang sama untuk dipilih βι = Koefisien regresi X1,X2 dan X3
menjadi sampel penelitian, karena sampel X1 = Kelas sosial
yang dipilih adalah mereka yang memiliki
X 2 = Kelompok referensi
ciri-ciri tertentu yaitu berstatus mahasiswi
di STIKes Awal Bros Batam, saat ini mereka X 3 = Keluarga
sedang dan pernah menggunakan produk ε = Error
kosmetik wajah sampai satu tahun terakhir,
dan berusia 18 hingga 30 tahun.

104 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)


AGUNG EDY WIBOWO

HASIL PENELITIAN DAN Hasi l uj i normal itas di saji kan pada


PEMBAHASAN gambar 3.
Deskripsi Penelitian Wibowo (2013), mengatakan untuk lebih
Penelitian ini dilakukan untuk meyakinkan lagi bahwa data benar benar
mengetahui “Perilaku Konsumen Dalam memiliki distribusi normal, ada baiknya perlu
Memilih Produk Kosmetik Yang Ramah diuji dengan menggunakan pendekatan nu-
Lingkungan”. Responden adalah mahasiswi meric, yaitu mengambil keputusan
STIKes Awal Bros, di Kota Batam. berdasarkan besaran nilai kuantitatif yang
Deskripsi penelitian dapat dilihat pada tabel diperbandingkan. Uji ini dilakukan dengan
1 berikut : menggunakan analisis Kolmogorov-

Tabel 1
Deskripsi Responden

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Smirnov. Hasil uji tersebut seperti disajiakn


Dari tabel 1 di atas, dapat dijelaskan
pada tabel 2.
bahwa komposisi responden terdiri dari
mahasiswi yang berasal dari Program Studi Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa
Keperawatan berjumlah 53 (46.4%), dan data telah terdistribusi secara normal. Hal
Program Studi Kebidanan 61 (53.5%), ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
sehingga jumlah total sebesar responden
adalah 114 orang (100%). Gambar 3
Uji Normalitas
Uji Asumsi Klasik Regresi
1. Uji Normalitas
Model yang sempurna adalah model
yang bisa menghasilkan nilai estimasi pada
Y yang sama persis dengan nilai Y asal (nilai
residual = 0). Akan tetapi hal ini adalah sulit,
hanya bisa diharapkan bahwa nilai residual
yang akan menyebar normal dengan nilai
rata-rata = 0. Artinya frekuensi nilai residual
di sekitar nol memiliki frekuensi yang cukup
besar pada nilai-nilai selisih yang ekstrem
(jauh di bawah nol atau jauh di atas nol).
Sumber : Data Primer Diolah (2016)

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 105


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

Tabel 2
Uji Normalitas

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

kolmogorov smirnov sebesar 0,326 > 0,05. Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang
Sehingga disimpulkan bahwa data telah dari 10, itu menunjukkan model tidak
terdistribusi secara normal. terdapat gejala multikolinearitas, artinya
tidak terdapat hubungan antara variabel
2. Uji Multikolinieritas
bebas (W ibowo, 2012). Hasil uji
Gejala multikolinearitas dapat diketahui multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 3
melalui suatu uji yang mendeteksi dan berikut ini.

Tabel 3
Uji Multikolinearitas

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

menguji apakah data penelitian mengandung Dari tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa
hubungan yang sangat kuat diantara variabel nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing-
independen yang membentuk persamaan masing variabel bebas kelas sosial 1,576,
tersebut. Salah satu cara dari beberapa kelompok referensi 1.768, keluarga 1.563.
cara untuk mendeteksi gejala multiko- Nilai VIF ini lebih kecil dari 10. Dan nilai tol-
linearitas adalah dengan menggunakan erance masing-masing variabel bebas
atau melihat tools uji yang disebut Variance sebesar 0.679, 0.836 dan 0.529 Nilai toler-

106 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)


AGUNG EDY WIBOWO

ance ini di atas 0,1. Sehingga dapat


disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak
terjadi gejala multikolinearitas.
dimana:
Uji Heteroskedastisitas di = selisih rank di dengan Xi.
Suatu model dikatakan memiliki problem N = jumlah pengamatan pada rank .
heteroskedastisitas yang berarti terdapat
varian variabel dalam model yang tidak Metode lain yang dapat digunakan
sama. Gejala ini dapat pula diartikan bahwa adalah uji park yang mengharapkan tidak
dalam model terjadi ketidaksamaan varian adanya pengaruh perubahan nilai variabel
dari residual pada pengamatan model bebas terhadap nilai mutlak residual (t hitung
regresi tersebut. Dalam penelitian ini, uji < t tabel atau signifikan t > α). Hasil uji
heteroskedastisitas diperlukan untuk heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel
menguji ada tidaknya gejala tersebut 4 berikut ini:
(Wibowo; 2013). Salah satu cara untuk
mengetahuinya adalah dengan menguji
rank korelasi Spearman sebagai berikut:

Tabel.4.
Korelasi Spearman

Sumber: Data Primer Diolah(2016)

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 107


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

Dari tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa 3. Koefisien regresi kelompok referensi
nilai signifikansi variabel kelas sosial 0.375, memiliki nilai sebesar 0,156. Hal ini
variabel kelompok referensi 0.591, dan berarti, kelompok referensi memiliki
variabel keluarga 0.764. masing masing nilai pengaruh yang positif terhadap
lebih besar dari 0.05, sehingga dapat keputusan beli. Jika kelompok referensi
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak naik sebesar 1% atau 1 satuan, maka
terjadi gejala heteroskedastisitas. nilai keputusan beli akan naik sebesar
0,156.
Analisis Regresi Berganda
4. Koefisien regresi keluarga memiliki nilai
Hasil uji analisis regresi berganda dapat sebesar 0,279. Hal ini berarti, keluarga
dilihat pada tabel 5 berikut ini: memiliki pengaruh yang positif

Tabel 5
Regresi Berganda

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Dari tabel di atas, dapat dirumuskan keputusan beli Jika keluarga naik
regresi berganda sebagai berikut: sebesar 1% atau 1 satuan, maka nilai
keputusan beli akan naik sebesar 0,279
Y = 0.457 + 0.560 + 0.156 + 0.279
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat Hasil Pengujian Hipotesis
diartikan sebagai berikut: 1. Analisis Koefisien Determinasi
1. Kelompok referensi dan keluarga Hasil analisis koefisien determinasi
bernilai 0, maka keputusan beli akan dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
bernilai sebesar 0.457
Tabel 6
2. Koefisien regresi kelas sosial memiliki Analisis Koefisien Determinasi
nilai sebesar 0.560. Hal ini berarti, kelas
sosial memiliki pengaruh yang positif
terhadap keputusan beli. Jika kelas
sosial naik sebesar 1% atau 1 satuan,
maka nilai keputusan beli akan turun
sebesar 0,560.
Sumber: Data Primer Diolah (2016)

108 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)


AGUNG EDY WIBOWO

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa 2. Hipotesis kedua: Variabel kelompok
nilai R square sebesar 0,731 atau 73.1%. referensi memiliki pengaruh signifikan
Nilai ini menunjukkan kelas sosial, kelompok terhadap keputusan beli produk kosmetik
referensi dan keluarga dapat menjelaskan yang ramah lingkungan.
keputusan beli sebesar 73.1%. Sedangkan Dari tabel di atas, dapat disimpulkan
sisanya sebesar 26,9% dijelaskan oleh bahwa variabel kelompok referensi
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam berpengaruh signifikan terhadap keputusan
penelitian ini. beli . Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
sebesar 0,001. Nilai signifikansi 0,001 <
2. Uji T (Uji Parsial)
0,05, sehingga disimpulkan bahwa
Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
pada tabel 7 berikut: kelompok referensi memiliki pengaruh
Tabel 7
Hasil Uji T (Parsial)

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Dari tabel 7 di atas, maka dapat signifikan terhadap keputusan beli diterima
disimpulkan bahwa: (H2 diterima).
1. Hipotesis pertama: Variabel kelas sosial 3. Hipotesis kedua : Variabel keluarga
memiliki pengaruh signifikan terhadap memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan beli produk kosmetik yang keputusan beli produk kosmetik yang
ramah lingkungan. ramah lingkungan.
Dari tabel 7 di atas, dapat disimpulkan Dari tabel di atas, dapat disimpulkan
bahwa variabel kelas sosial berpengaruh bahwa variabel keluarga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan beli. Hal ini signifikan terhadap keputusan beli . Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05,
sehingga disimpulkan bahwa hipotesis yang sehingga disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel kelas sosial menyatakan bahwa variabel keluarga
memiliki pengaruh signifikan terhadap memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan beli diterima (H1 diterima). keputusan beli diterima (H3 diterima).

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 109


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

Uji F (Uji Simultan) sebesar 0,000 < 0,05, sehingga


Hasil uji f (uji simultan) pada penelitian disimpulkan bahwa hipotesis pertama
ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut: diterima (H1 diterima).

Tabel 7
Hasil Uji T (Parsial)

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

4) Hipotesis keempat: Variabel kelas 2. Variabel kelompok referensi


sosial, kelompok referensi, keluarga, berpengaruh signifikan terhadap
secara bersama mempunyai pengaruh keputusan beli . Hal ini dapat dilihat dari
terhadap keputusan beli produk kosmetik nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05,
wajah yang ramah lingkungan. sehingga disimpulkan bahwa hipotesis
kedua diterima (H2 diterima).
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan
3. Variabel keluarga berpengaruh
bahwa variabel kelas sosial, kelompok
signifikan terhadap keputusan beli . Hal
referensi dan keluarga secara bersama
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
beli . Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga
sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 <
diterima (H3 diterima).
0,05, sehingga disimpulkan bahwa
4. Variabel kelas sosial, kelompok
hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
referensi dan keluarga secara bersama
kelas sosial, kelompok referensi dan
keluarga secara bersama berpengaruh sama berpengaruh signifikan terhadap
keputusan beli . Hal ini dapat dilihat dari
signifikan terhadap keputusan beli diterima
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05,
(H4 diterima).
sehingga disimpulkan bahwa hipotesis
keempat diterima (H4 diterima).
PENUTUP
5. Variabel yang paling dominan dan
Simpulan
berpengaruh dalam proses pengambilan
Berdasarkan hasil analisis data dan keputusan beli adalah faktor kelas sosial.
pengujian hipotesis, maka dapat ditarik Implikasi ini memberi banyak perhatian
kesimpulan bahwa: bagi para pemasar perlunya mengedepan-
1. Variabel kelas sosial berpengaruh kan nilai prestige dari sebuah produk
signifikan terhadap keputusan beli . Hal dengan memperhatikan faktor higienis
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperlukan dalam menjual produk,

110 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)


AGUNG EDY WIBOWO

contoh dalam kasus ini adalah nilai nilai 1. Penelitian mendatang sebaiknya
higienis dan ramah lingkungan menambah jumlah sampel agar hasil
6. Variabel kelas sosial, kelompok referensi, penelitian mendatang dapat
dan keluarga merupakan variabel memberikan kontribusi yang lebih baik.
varaibel yang ternyata menjadi pengaruh 2. Penelitian mendatang hendaknya
dalam pengambilan keputusan, hal ini menambah variabel lain diluar variabel
memberikan implikasi bagi para pemasar yang digunakan dalam penelitian ini,
agar terus memberikan, mempersuasi, misalnya variabel selera dan variabel
mengajak dan mempengaruhi suatu brand image.
segmen dimulai dari keempat aspek 3. Penelitian mendatang sebaiknya
tersebut, baik pada saat memperkenal- menggunakan analisis jalur untuk dapat
kan merek suatu produk sampai mengungkap lebih detil mengenai
menghantarkan nilai terkahir dari suatu perilaku konsumen produk kosmetik
produk yang dirasakan oleh konsumen. yang ramah lingkungan.
Saran
Saran bagi penelitian mendatang adalah
sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA
Al Ries & Trout, Jack (1998), Positioning, Hawkins, Del I., Roger J. Best, Kenneth A.
Terjemahan, Jakarta: Penerbit Coney (2001), Consumer Behavior:
Airlangga. Building Marketing Strategy, Eight Edi-
tion, New York: McGraw-Hill.
Arikunto (1995), Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan Kedua, Bandung: CV Alfa Junaidi, Shellyana (2005), Pengaruh
Beta. Kesadaran Lingkungan Akan Niat Beli
Produk Hijau, BENEFIT, Vol2,
Childers, Terry L dan RAO, Akhsung (1992),
Desember.
“The Influence of Familia and Peer,
Based Reference Group on Consumer Kotler, Philip (1997), Manajemen Pemasaran:
Decisions”, Journal of Consumer Analisa, Perencanaan, Implementasi
Research, Vol.19 September. dan Kontrol (Edisi Bahasa Indonesia),
Terjemahan: Hendra Teguh, Ronny,
Cooper, Donald R., and Emory, C. William
Antonius Rusli, Jakarta: Prenhalindo.
(1999), Metode Penelitian Bisnis. Jilid
1 & 2, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Loudon, David L. & Albert J. Delta Bitta
Erlangga. (1993), Consumer Behaviour : Concept
and Application, Singapore: Mc-
Dajan, Anto (1996), Pengantar Metode
GrawHill Book Co.
Statistik , Jilid I &Jilid II, Edisi Revisi,
Cetakan Ketigabelas, Jakarta: LP3ES. Miller, N.J. & Kean, Rita (1997), “Factor
Contributing to Inshopping Behaviour
Hall, John, Binta Abubakar, Peter
in Rural Trade Area: Implication for
Oppenheim (2001), “Factors Influenc-
Local Retailers”, Journal of Small
ing The Airline Choice of Generation X”,
Business Management, April.
www. Yahoo.Com diakses 27 Mei 2004

JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) 111


ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK KOSMETIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN

Mowen, John Cc. (1990), Consumer Wibowo, Agung Edy. (2006), Pengaruh
Behaviour, Second Edition, Macmillan Dimensi Iklan Terhadap Keputusan
Publishing Company. Beli Suatu Merek Produk Deterjen,
Ritiasa, Ketut (2002), Artikel Jangan Psikonomi, Univ. Wangsa Manggala
Gegabah Memilih Pemutih Wajah, Yogyakarta
Femina, Majalah Mingguan Wanita, Wibowo, Agung Edy (2012), Aplikasi Praktis
Edisi 6-12 Juni. SPSS Dalam Penelitian, Yogyaarta:
Santosa, Singgih (2002), Statistik Multivariat: Gava Media.
Buku Latihan SPSS, Jakarta: PT. Elex Wibowo, Agung Edy (2013), SPSS Dalam
Media Komputindo. Perspektif Riset Bisnis, Yogyaarta:
Sharma, subhash (1996), Applied Multivari- Gava Media.
ate Techniques, Canada: John Wiley W inarno. (1997), Faktor-faktor Yang
& Sons Inc. Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Soedibyo, Moeryati (2005), Wanita dan Memilih Perguruan Tinggi di Kota
Kecantikan, Swa, Edisi Februari. Malang, Tesis Tidak Diterbitkan, Uni-
versitas Brawijaya.
Dharmmesta, Basu Swastha (1998),
“Theory of Planned Behaviour Dalam
Penelitian Sikap, Niat, dan Perilaku
Konsumen”, Majalah Kelola No.18/
VIII, Yogyakatta: UGM.

112 JURNAL RISET MANAJEMEN, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017)

Anda mungkin juga menyukai