Anda di halaman 1dari 16

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN AIR BERSIH

(STUDI KASUS MASYARAKAT PINGGIR SUNGAI DI PALEMBANG)

Public Perception on the Use of Clean Water


(Case Study of Communities Living Along the Rivers in Palembang)

Anih Sri Suryani


Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 20 Maret 2016


Naskah dikoreksi: 5 Mei 2016
Naskah diterbitkan: Juni 2016

Abstract: South Sumatera Province, with Palembang as its capital, was formerly an area with abundant water
resources due to the many rivers that cross the region. But now the area is often lacking clean water because
of the declining capacity of the environment and pollution of the river. This paper aims to examine the water
quality of the river in Palembang linked to the health of the community, and also to find out the perception of
the people who live along the rivers in the utilization of clean water. Quantitative methods used by distributing
questionnaires to people living along the rivers in Palembang. Results of some research from various sources
and papers showed that the pollution level in the Musi River and some tributaries have caused declining potential
of clean water in the area. Another effect is the reduced level of public health with a variety of environment-
based diseases. Results of the questionnaire showed that the river water is no longer worthy of use as a source
of clean water, either as a source of drinking, cooking, or washing perceived people. The community considers
that improving the quality of the river and community participation in the management of the river is a thing that
needs to be done.
Keywords: clean water, river pollution, people perception.

Abstrak: Provinsi Sumatera Selatan dengan ibukota provinsinya Palembang semula adalah daerah dengan sumber
air yang melimpah karena banyaknya sungai yang melintasi wilayah tersebut. Namun kini daerah tersebut kerap
mengalami kesulitan air bersih karena menurunnya daya dukung lingkungan dan pencemaran sungai. Tulisan ini
bertujuan untuk menelaah kualitas air sungai di Palembang dihubungkan dengan derajat kesehatan masyarakat,
dan juga untuk mengetahui persepsi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dalam pemanfaatan air bersih.
Metoda kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang tinggal di pinggir sungai
di Palembang. Hasil telaahan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa tingkat pencemaran di Sungai Musi dan
beberapa anak sungainya telah menyebabkan potensi air bersih di daerah tersebut berkurang. Dampak lainnya
adalah menurunnya derajat kesehatan masyarakat dengan timbulnya berbagai penyakit berbasis lingkungan.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa masyarakat mempersepsikan air sungai sudah tidak layak lagi digunakan
sebagai sumber air bersih, baik itu sebagai sumber air minum, memasak, mencuci dan sebagainya. Masyarakat
menganggap bahwa perbaikan kualitas sungai dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai adalah hal
yang perlu di dilakukan.
Kata kunci: air bersih, pencemaran sungai, persepsi masyarakat.

Pendahuluan pencemar seperti bahan mikrobiologi (bakteri, virus,


Air merupakan sumber kehidupan dan sangat parasit), bahan organik (pestisida, deterjen), dan
penting bagi manusia. Kebutuhan manusia akan air beberapa bahan anorganik (garam, asam, logam),
sangat kompleks, antara lain untuk minum, masak, serta beberapa bahan kimia lainnya sudah banyak
mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air yang
untuk kelangsungan hidup, air harus tersedia dalam sudah tercemar tersebut disamping terasa tidak enak
jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai. kalau diminum juga dapat menyebabkan gangguan
Air yang tersedia tidak terlepas dari pengaruh kesehatan terhadap orang yang meminumnya
pencemaran karena fenomena alam (seperti debu (Darmono, 2001).
vulkanik dari letusan gunung berapi) ataupun yang
diakibatkan oleh ulah manusia. Beberapa bahan

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 33


Air merupakan sumber daya alam yang semakin meningkat defisit air di wilayah
melimpah karena dapat ditemukan di setiap tempat kekurangan air atau menurunnya ketersediaan air
di permukaan bumi. Kondisi umum sumber daya air di daerah surplus. Hal ini menjadi salah satu faktor
di Indonesia berdasarkan hasil riset Pusat Penelitian yang menyulitkan masyarakat dalam memperoleh
dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian air bersih sehingga derajat kelangkaan air semakin
Pekerjaan Umum tahun 2009 disebutkan Indonesia meningkat.
masih memiliki cadangan air yang cukup besar yaitu Ketiadaan air bersih dapat menjadi ancaman
sebanyak 2.530 km3. Atau menduduki peringkat kesehatan yang serius bagi manusia. Menurut
ke lima di dunia. Meski begitu, sesungguhnya badan dunia yang mengatur soal air, World Water
sebaran sumber daya air di Indonesia tidak merata. Assessment Programme, krisis air memberi dampak
Di wilayah barat cukup besar namun di wilayah yang mengenaskan: membangkitkan epidemi
timur dan selatan kurang sehingga ancaman krisis penyakit. Sebanyak 60 persen sungai di Indonesia
air di sejumlah wilayah di Indonesia kerap terjadi tercemar, mulai bahan organik sampai bakteri
dan dikhawatirkan akan semakin meluas. Hal ini coliform dan fecal coli penyebab diare. Menurut
diperparah dengan bertambahnya jumlah penduduk data Kementerian Kesehatan, dari 5.798 kasus
yang tidak merata, seperti di Pulau Jawa yang hanya diare, 94 orang meninggal. Menurut penelitian
7 persen dari luas lahan di Indonesia, sekitar 65 WHO, penyakit yang timbul akibat krisis air
persen penduduk Indonesia tinggal di pulau ini dan antara lain kolera, hepatitis, polymearitis, typoid,
potensi airnya hanya 4,5 persen dari potensi air di disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow
Indonesia. fever, dan penyakit cacingan. Di Indonesia, 423
Ketersediaan air bersih dan layak minum per 1.000 penduduk semua usia kena diare, dan
menjadi masalah yang kian serius saat ini. Sumber setahun dua kali diare menyerang anak di bawah
daya air bersih untuk minum yang seharusnya 5 tahun. Jika tidak bisa diatasi dengan gaya hidup
dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat sehat dan lingkungan yang bersih, bisa lebih jauh
pada kenyataannya kini makin sulit ditemui dan terkena tifus dan kanker usus, yang tidak jarang
mahal harganya. Bahkan, menurut data LIPI tahun menyebabkan kematian. Selain diare, penyakit
2012, Indonesia memiliki peringkat terburuk kulit karena jamur berpotensi muncul. Di negara
dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan tropis seperti Indonesia, infeksi jamur cukup tinggi.
layak konsumsi se-Asia Tenggara. Fakta lainnya Apalagi dalam kondisi air bersih terbatas. Kulit
menunjukkan bahwa baru 29 persen masyarakat mudah berkeringat, lembap, terutama di daerah
yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan. lipatan kulit.2
Angka ini masih jauh dari target pemerintah untuk Terbatasnya air bersih juga akan mengganggu
tahun 2019, yaitu 60 persen.1 kebersihan lingkungan. Sementara itu, 100 juta
Sumber air didapat dari air tanah dan air rakyat Indonesia diperkirakan tidak memiliki
permukaan. Untuk air tanah, sejak tahun 1970– akses terhadap air bersih. Ketiadaan air bersih
2013, telah terjadi penurunan permukaan air juga berdampak pada pemiskinan masyarakat yang
tanah yang mencapai 80 persen. Sedangkan sudah miskin, karena mereka harus menyediakan
untuk air permukaan air bersih bisa didapatkan biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan akan air
dari sungai, laut dan danau. Kondisi sungai yang bersihnya.
ada di beberapa wilayah di Indonesia sudah jauh di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan
atas ambang batas layak yang disyaratkan sebagai ibukota provinsinya yakni Kota Palembang
sumber air baku. Di tahun 2010, disebutkan bahwa merupakan salah satu kota di Indonesia yang
tingkat kekeruhan air telah melampaui batas 1.000 memiliki sumber daya air tawar yang melimpah.
NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Daerah Hal ini karena kota ini dilewati oleh Sungai Musi,
Aliran Sungai (DAS) sebagai fungsi penyangga sungai terpanjang di Indonesia. Namun demikian,
atau resapan makin jauh dari angan-angan –sebagai kota tersebut masih tetap menyisakan problem
sumber air baku– karena sebagian besar rusak. yaitu kualitas air yang digunakan oleh masyarakat.
Banyak DAS yang kritis dan terjadi penebangan liar Melimpahnya sumber daya air ini ternyata tidak
pada areal penyangga. Bahkan fungsi DAS telah dibarengi dengan percepatan pembangunan
banyak berubah, yang berdampak pada hilangnya infrastruktur air bersih. Padahal pada banyak daerah
volume besar air melalui aliran permukaan yang di Indonesia umumnya masih berkutat pada sumber
seharusnya dapat dikonservasi. Fakta menunjukkan air baku yang tidak dipunyai. Walhi (Wahana
1
“5 Fakta Penting tentang Kondisi Air di Indonesia”, http: // 2
“30 Penyakit ini Akibat Krisis Air Bersih”, http: //m.tempo.
www.womenshealth.co.id/ article/5-fakta-penting-tentang- co/read/news/2011/09/07/060354927/30-Penyakit-Ini--
kondisi-air-di-indonesia, diakses 19 Februari 2016. Akibat-Krisis-Air-Bersih, diakses 19 Februari 2016.

34 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


Lingkungan Hidup Indonesia) mencatat, hampir penyediaan air bersih dan pada akhirnya diharapkan
seluruh kota dan kabupaten di Sumsel bermasalah dapat meningkatkan derajat kesehatan lingkungan
terhadap ketersediaan sumber daya air terutama dan kesehatan masyarakat.
air bersih. Berdasarkan catatan Walhi 2014–2015, Metoda kualitatif digunakan dalam penelitian
kerusakan sumber daya air paling tinggi terjadi di kali ini. Penelitian dilakukan di Kota Palembang
Kota Pagaralam dan Kabupaten OKU Selatan. Walhi Provinsi Sumsel pada tanggal 20-26 April 2016.
mendata, krisis air disebabkan karena kerusakan Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
lingkungan dan faktor penyerta lainnya. Paling tinggi dengan stakeholder terkait dan juga pustaka
(78,4 persen) terjadi akibat lingkungan Sumsel yang pendukung. Sedangkan data terkait perilaku dan
rusak, sementara penyebab lainnya karena kombinasi persepsi masyarakat dilakukan dengan penyebaran
kerusakan lingkungan lainnya.3 kuesioner kepada masyarakat yang bertempat
Salah satu sungai yang berada di Sumsel adalah tinggal di sekitar sungai yang berada di Kota
Sungai Ogan. Kondisi air Sungai Ogan sangat tidak Palembang Provinsi Sumsel. Kuesioner kemudian
layak digunakan. Air sungai ini tidak hanya kotor, dioleh secara kuantitatif untuk mengetahui perilaku
tapi juga menyebarkan bau menyengat. Padahal di masyarakat terkait pengunaan air bersih.
musim kemarau, warga banyak memanfaatkan air
sungai. Pasalnya, air sumur banyak mengering. Di Sistem Penyediaan Air Bersih
Sungai Ogan sendiri banyak terdapat sampah plastik Menurut Noerbambang dan Morimura (1985:
dan kotoran lainnya. Beragam penyakit pun akan 11), ada 4 komponen utama yang termasuk kedalam
mengancam warga yang memanfaatkan air sungai sistem penyediaan air bersih, yaitu: unit pengumpul,
tersebut. Namun, kondisi ini tidak membuat warga unit pengolahan, unit transmisi dan unit distribusi.
menghentikan aktivitasnya di Sungai Ogan. Mereka 1. Unit pengumpul/intake air baku (collection or
memilih tetap bertahan mengonsumsi air yang intake work).
dinilai sudah tidak layak lagi. Baik untuk mencuci, Sumber air baku terdiri dari lima sumber dan
mandi, maupun diminum.4 Kondisi demikian sistem pengambilan/ pengumpulan (collection
menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit work) yang disesuaikan dengan jenis sumber
kulit (kulit gatal, panas, dan merah merupakan yang dipergunakan dalam sistem penyediaan
gejala dermatitis), diare dan penyakit lainnya kerap air bersih. Sumber air baku sangat berperan
mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar penting dalam pemberian pelayanan air bersih
sungai. kepada masyarakat. Sumber air baku itu sendiri
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan terdiri atas:
tersebut, maka pertanyaan pada tulisan ini adalah – Air hujan (air hasil kondensasi uap air
bagaimana gambaran penyediaan air bersih di Kota yang jatuh kebumi),
Palembang Provinsi Sumsel, bagaimana kondisi – Air tanah yang bersumber dari mata air,
dan kualitas air sungai di daerah tersebut dan air artesis atau air sumur dangkal maupun
dihubungkan dengan derajat kesehatan masyarakat, sumur dalam,
serta bagaimana gambaran perilaku dan persepsi – Air permukaan (air waduk, air sungai dan
masyarakat yang tinggal dekat dengan sungai air danau),
dalam penggunaan air bersih. Adapun tujuan dari – Air laut,
penulisan ini adalah untuk mengetahui penyediaan – Air hasil pengolahan buangan.
air bersih di Provinsi Sumsel baik melalui pemipaan Dari kelima sumber air baku di atas, sumber
maupun nonpemipaan dan mengetahui gambaran air baku yang berasal dari air permukaan
kualitas dan kuantitas air permukaan khususnya merupakan sumber alternatif yang banyak
air sungai dihubungkan dengan kualitas kesehatan dipilih karena kuantitasnya yang cukup besar.
masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. 2. Unit pengolahan air/sistem produksi
Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui persepsi (purification or treatment work).
masyarakat dalam penggunaan dan pemanfaatan Proses pengolahan bertujuan untuk mengubah
air bersih. Dengan demikian tulisan ini diharapkan air baku yang tidak memenuhi standar kualitas
bermanfaat bagi pengambil kebijakan dalam air bersih, menjadi air yang bersih dan siap
untuk dikonsumsi. Sistem produksi dan
3
“Sumsel Terancam Krisis Air”, http: //www.koran-sindo.
pengolahan air bersih disebut juga dengan
com/news.php?r=6&n=102&date=2016-03-23, diakses
20 Februari 2016. Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang merupakan
4
“Terpaksa Gunakan Air Kotor”, https: //lema bang. instalasi pengolahan air dari air baku menjadi
wordpress.com/2015/08/25/terpaksa-gunakan-air-kotor/, air bersih yang siap untuk diberikan kepada
diakses 20 Februari 2016. pihak konsumen.

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 35


3. Unit transmisi/sistem transmisi (transmision mandi dan membersihkan kotoran yang ada di
work). sekitar rumah; dan kebutuhan air nondomestik yang
Sistem transmisi dalam penyediaan air bersih meliputi pemanfaatan komersial, dan kebutuhan
adalah pemindahan atau pengangkutan air dari industri. Dalam penelitian ini kebutuhan manusia
sumber air bersih yang telah memenuhi syarat atas air bersih dibatasi pada kebutuhan air bersih
secara kualitas atau merupakan suatu bangunan untuk domestik.
pengumpul (reservoir), hingga memasuki Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu
jaringan pipa sistem distribusi. Lokasi atau per hari berkisar antara 150–200 liter atau 35 atau
topografi sumber air baku serta wilayah yang 40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan
berbukit-bukit dapat memengaruhi panjang bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan,
atau pendeknya pipa serta cara pemindahan dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007:36).
baik secara gravitasi ataupun dengan sistem Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman,
pemompaan. antara lain: (1) bebas dari kontaminasi kuman atau
4. Unit distribusi/sistem distribusi (distribution bibit penyakit; (2) bebas dari substansi kimia yang
work). berbahaya dan beracun; (3) tidak berasa dan tidak
Sistem distribusi air bersih adalah sistem berbau; (4) dapat dipergunakan untuk mencukupi
penyaluran air bersih berupa jaringan pipa kebutuhan domestik dan rumah tangga; dan (5)
yang menghubungkan antara reservoir dengan memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh
daerah pelayanan atau konsumen yang berupa WHO atau Kementerian Kesehatan RI (Chandra,
sambungan rumah, kran umum atau bahkan 2007:40).
yang belum terjangkau oleh sistem perpipaan Sumber air bersih dapat berasal dari air
yang dilayani melalui terminal air/tangki air permukaan (sungai, danau, rawa, situ, embung, ranu,
yang dipasok melalui mobil tangki. Sistem waduk, telaga) dan air tanah (cekungan air tanah baik
distribusi ini yang terkait dengan umur jaringan confined aquifer maupun unconfined aquifer, dan
perpipaan merupakan sistem yang paling mata air/spring) (Kodoatie, 2008:169). Permasalahan
penting dalam penyediaan air bersih. Hal ini yang berkembang saat ini, banyak sumber air bersih
mengingat baik buruknya pelayanan air bersih yang sudah tercemar (untuk air permukaan) dan
dinilai dari baik tidaknya sistem distribusi, terbatas keberadaannya (untuk air tanah).
artinya masyarakat hanya mengetahui air Henry (2009) dalam Prasetyo (tt) menyatakan
sampai ke pengguna atau konsumen, dan bahwa pencemaran perairan merupakan peristiwa
masyarakat tidak melihat bagaimana prosesnya. masuknya senyawa-senyawa yang dihasilkan dari
kegiatan manusia ditambahkan ke lingkungan
Menurut Noerbambang dan Morimura
perairan sehingga menyebabkan perubahan yang
(1985:32), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
buruk terhadap kekhasan fisik, kimia dan biologis
dalam sistem distribusi air bersih yaitu:
dan estetis. Pencemaran air sungai juga dapat terjadi
1. Air harus sampai pada masyarakat pengguna
karena pengaruh kualitas air limbah yang melebihi
dengan kualitas baik dan tanpa ada kontaminasi
baku mutu air limbah, dan juga debit air limbah
(kualitas air yang diproduksi),
yang dihasilkan.
2. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setiap
Suatu sungai dikatakan terjadi penurunan
saat dan dalam jumlah yang cukup (kuantitas
kualitas air, jika air tersebut tidak dapat digunakan
dan kontinuitas air yang diproduksi),
sesuai dengan status mutu air secara normal.
3. Sistem dirancang sedemikian rupa, sehingga
Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air
kebocoran atau tingkat kehilangan air pada
yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi
sistem distribusi dapat dihindari. Hal ini penting
baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu
karena menyangkut efektifitas pelayanan dan
dengan membandingkan dengan baku mutu air
efisiensi pengelolaan,
yang ditetapkan. Penentuan status mutu air dapat
4. Tekanan air dapat menjangkau daerah
dilakukan salah satunya dengan menggunakan
pelayanan walaupun dengan kondisi air bersih
Metode Indeks Pencemaran. Indeks Pencemaran
yang sangat kritis.
(Pollution Index) digunakan untuk menentukan
tingkat pencemaran relatif terhadap parameter
Kualitas Air Bersih
kualitas air yang diizinkan. Indeks Pencemaran (IP)
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2008:174),
ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat
kebutuhan air bagi kehidupan manusia ada dua
dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi
yaitu kebutuhan air domestik (keperluan rumah
seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu
tangga) seperti untuk minum, memasak, mencuci,
sungai (Ali dkk., 2013).

36 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan 2008–2012 menunjukkan kualitas air sungai
kebijakan perlindungan sumber daya air jangka cenderung menurun, terutama di Pulau Jawa dan
panjang, sedangkan kriteria sumber air di Indonesia Sumatera. Sumber utama pencemar berasal dari
ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber- aktivitas domestik yang terlihat dari parameter
sumber air tersebut dan mutu yang disyaratkan. organik (proporsi BOD/COD dan kandungan
Baku mutu air atau sumber air adalah batas Coliform), terutama di Maluku, Sulawesi Tenggara
kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan dan Sumatera Utara yang sebagian besar memiliki
pencemar pada air, namun air tetap berfungsi sesuai kandungan organik melebihi baku mutu, yaitu 25
peruntukannya. Dengan ditetapkannya baku mutu air mg/l (Status Lingkungan Hidup 2012, 2013:24).
pada sumber air dan memperhatikan kualitas airnya Sedangkan kualitas air danau –yang juga dapat
akan dapat dihitung berapa beban pencemar yang menjadi sumber air bagi manusia– berdasarkan
dapat ditenggang oleh air penerima sehingga sesuai pemantauan yang dilakukan Kementerian
dengan baku mutu air dan tetap berfungsi sesuai Lingkungan Hidup pada 15 danau utama pada
peruntukannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 2011 menunjukkan sebagian besar masuk
No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dalam kategori eutrof (kondisi terestrial daerah
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, penentuan tangkapan air terancam dan kondisi sempadan
baku mutu air didasarkan atas daya dukung air pada danau terancam) (Status Lingkungan Hidup 2012,
sumber air, yang disesuaikan dengan peruntukan air 2013:27). Sedangkan untuk air tanah, di beberapa
tersebut sebagai berikut: akuifer di kota-kota besar di Pulau Jawa (Jakarta,
1. Golongan A, air yang dipakai sebagai air Semarang, Surabaya) pengambilan air tanah telah
minum secara langsung tanpa pengolahan lebih melampaui batas daya dukungnya yang berakibat
dulu. terjadi intrusi air laut dan penurunan elevasi
2. Golongan B, air yang dapat dipakai sebagai air muka tanah. Ketidaktersediaan sistem sanitasi dan
baku untuk diolah sebagai air minum dan untuk pengolah limbah industri yang baik, juga telah
keperluan rumah tangga. mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dan
3. Golongan C, air yang dapat dipakai untuk sungai oleh buangan air rumah tangga dan industri,
keperluan perikanan dan peternakan. terutama di musim kemarau.
4. Golongan D, air yang dapat dipakai untuk Secara epidemiologis ada keterkaitan yang
keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan erat antara masalah air bersih dengan penyakit
untuk usaha perkotaan, industri dan listrik kulit, maka oleh sebab itu dengan adanya tingkat
tenaga air. cakupan air bersih yang tinggi dapat menurunkan
angka penyakit kulit. Dalam kaitan denganhal
Dharmawan (2005) mengatakan, dengan derajat
tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan
kompleksitas dan kuatnya jalinan keterkaitan antar
harus memenuhi persyaratan kualitas yang telah
dimensi dalam pengelolaan sumberdaya alam yang
ditetapkan. Persyaratan kualitas tersebut telah
cukup tinggi, maka persoalan memelihara derajat
tertuang dalam Permenkes No. 416 Tahun 1999
“kesehatan lingkungan” suatu Daerah Aliran Sungai
tentang Syarat-Syarat dan Kualitas Air Bersih.
(DAS) akan dapat dipertahankan pada tingkat yang
cukup baik, jika DAS mampu menjamin kesediaan
Manusia dan Lingkungan
air bersih untuk kehidupan penduduk dan industri,
Lingkungan memiliki hubungan dengan
serta mampu memasok air irigasi untuk kebutuhan
manusia. Lingkungan memengaruhi sikap dan
aktivitas produksi pertanian dengan baik. Secara
perilaku manusia, demikian pula kehidupan
sosiologis-ekonomis, “kesehatan lingkungan” DAS
manusia akan memengaruhi lingkungan tempat
dikatakan lestari bila eksistensinya dapat menopang
hidupnya. Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang
tingkat kehidupan masyarakat hari ini dan generasi
dalam lingkungan alam dan sosial-budayanya.
mendatang secara stabil. Secara sosio-politis, DAS
Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam
yang derajat kesehatan lingkungannya baik adalah
sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan
DAS yang tidak menimbulkan perpecahan pada
fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan
masyarakat, umumnya pada golongan-golongan
lingkungannya. Bertolak dari definisi “Ekologi
yang berbeda ideologi dan kepentingan.5
ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
Terkait dengan kondisi dan kualitas perairan
balik antara manusia dengan lingkungannya”,
di Indonesia, hasil pemantauan yang dilakukan
maka perilaku manusia terhadap lingkungannya
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dari tahun
akan berdampak pada kadar ketersediaan sumber
5
“Pendahuluan”, http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567 daya yang diberikan lingkungan kepada manusia.
89/25321/5/Chapter%20I.pdf, diakses 26 Februari 2016. Perubahan alam lingkungan hidup manusia

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 37


akan berpengaruh baik secara positif maupun Menurut Slameto (2010) persepsi adalah
secara negatif. Berpengaruh bagi manusia karena proses yang menyangkut masuknya pesan atau
manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi
tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat manusia terus menerus mengadakan hubungan
mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
untuk menyokong kehidupannya. lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,
Aristoteles mengatakan manusia peraba, perasa, dan pencium. Persepsi dan perilaku
dipengaruhi oleh aspek geografis dan lembaga merupakan dua aspek yang memengaruhi gambaran
politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim diri seseorang. Persepsi merupakan pandangan atau
memengaruhi perilaku politik dan semangat konsep yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu
manusia. Arnold Toynbee dalam Abrori (2007) hal sedangkan perilaku adalah tindakan atau aspek
menyatakan peradaban manusia akan tumbuh dinamis yang muncul dari persepsi tersebut.
pada lingkungan yang sukar dan penuh tantangan Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor
sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang vital dan internal dan eksternal. Faktor internal adalah
tangguh. Bucle menyatakan bahwa iklim, tanaman, nilai-nilai dari dalam diri setiap individu yang
dan tanah saling berkaitan dalam memengaruhi diperoleh dengan hal-hal yang diterima dirinya.
karakter dan sifat manusia. Dengan demikian Adapun faktor internal yang memengaruhi persepsi
seperti dikemukakan sebelumnya, hubungan seseorang di antaranya adalah motif, minat, harapan,
manusia dengan lingkungan terkait sangat erat dan sikap, pengetahuan, dan pengalaman. Sedangkan
dapat saling memengaruhi.6 faktor eksternal adalah nilai-nilai dari luar setiap
Manusia memandang alam lingkungannya diri individu yang dapat memengaruhi persepsi
dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. misalnya objek dan situasi (Siagian, 1995). Dari
Manusia bergulat dan bersaing dengan spesies persepsi tersebut maka akan dapat memengaruhi
lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. bentuk tingkah laku atau perilaku individu dalam
Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih kehidupan sehari-harinya.
besar dibandingkan organisme lainnya, terutama Faktor Internal:
pada penggunaan sumber-sumber lainnya. Air – umur
sebagai salah satu sumber alam yang terdapat – pendidikan
dimana-mana, di bumi, sungai, danau, lautan,
dan di bawah tanah. Udara sebagai uap air yang PERSEPSI PERILAKU
kesemuanya meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan
Faktor Eksternal:
bumi. Seyogianya manusia menggunakan air dengan
– pekerjaan
baik dan berusaha mencegahnya dari pencemaran- – lama bermukim
pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi
vital dari air. Gambar 1. Persepsi dan Perilaku
Menurut Abrori (2007) sikap dan perilaku Wilayah perairan merupakan sumber daya
seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh alam yang terkait erat dengan kehidupan manusia.
bagaimana pandangannya terhadap sesuatu itu. Sejalan dengan konsep ekologis sebelumnya, ada
Apabila sesuatu hal dipandang sebagai berguna dan hubungan timbal balik antara manusia dengan
penting, maka sikap dan perilaku terhadap sesuatu lingkungan perairan tersebut. Sebagaimana
itu lebih banyak bersifat menghargai. Sebaliknya ditunjukkan oleh berbagai penelitian tentang
jika sesuatu hal dipandang dan dipahami sebagai persepsi masyarakat terkait perairan. Misalnya
sesuatu yang tidak berguna dan tidak penting, Pujiasturi (2010) meneliti tentang persepsi
maka sikap dan perilaku yang muncul lebih banyak masyarakat terhadap pengendalian pencemaran
bersifat mengabaikan, bahkan merusak. Manusia perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (WGM),
memiliki pandangan tertentu pada alam, di mana dengan responden masyarakat di sekitar WGM.
pandangan itu telah menjadi landasan bagi tindakan Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat
dan perilaku manusia terhadap alam. Demikian pada daerah penelitian masih rendah terhadap
juga persepsi, sikap, prasangka, dan perilaku saling pengendalian pencemaran, upaya pencemaran,
berinteraksi dan saling memengaruhi satu dengan upaya pencegahan, upaya penanggulangan dan
yang lain. upaya pemulihan di perairan WGM. Demikian juga
responden mempunyai persepsi rendah terhadap
6
Abrori, Mufti. 2007. “Makalah Manusia dan Lingkungan
Ilmu Sosial Budaya Dasar”, http: //www.academia.
upaya partisipasi pengendalian pencemaran di
edu/8397048/Makalah_Manusia_dan_Lingkungan_ perairan WGM. Hal ini disebabkan masyarakat di
ilmu_sosial_budaya_dasar, diakses 24 Februari 2016.

38 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


sekitar WGM mempersepsikan pengelolaan waduk yang berkepanjangan.8 Dengan demikian apabila
menjadi tanggung jawab pemerintah.7 pencemaran sungai makin tinggi saat kemarau yang
Selanjutnya Cholis (2015) menyatakan bahwa berkepanjangan maka persoalan terkait air bersih
terdapat pengaruh pengetahuan dan persepsi akan makin meningkat di Sumsel ini.
masyarakat terhadap partisipasi masyarakat Sementara itu, Perusahaan Daerah Air Minun
dalam menanggulangi pencemaran sungai. Serta (PDAM) Tirta Musi di Kota Palembang mengalami
pencemaran sungai dan alih fungsi lahan di defisit air bersih karena dampak kemarau. Misalnya
bantaran sungai menjadi permukiman terjadi karena pada Oktober 2015 PDAM mengalami defisit air 500
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya meter perdetik sehingga pelanggan yang berlokasi
lingkungan hidup yang ada di sekitar mereka. di ujung layanan kesulitan mendapat distribusi
air. Akibat defisit air bersih ini PDAM terpaksa
Penyediaan Air Bersih di Sumatera Selatan menggilir jadwal pengaliran air ke pelanggan.
Provinsi Sumsel adalah salah satu provinsi PDAM terpaksa mengaliri pelanggan dua hari sekali,
yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang jadi sehari dialiri dan sehari tidak sehingga distribusi
cukup signifikan seiring dengan berkembangnya air terhambat. Saat itu air Sungai Musi surut sekitar
perekonomian dan pembangunan di provinsi tersebut tiga meter dan baru pasang saat malam hari sehingga
yang juga berdampak terhadap meningkatnya PDAM baru bisa menyedot dan mengolah air bersih
kebutuhan atas air bersih. malam hari. Selain itu kualitas air Sungai Musi juga
Provinsi Sumsel mempunyai kawasan keruh sehingga harus ekstra penjernihan air sebelum
bergambut mencapai 16,3 persen dari luas wilayah, bisa di distribusikan ke pelanggan.9
yang tersebar di Kabupaten OKI (500.000 ha), Muba Sampai saat ini, penduduk Kota Palembang
(250.000 ha), Banyuasin (200.000 ha), Muara Enim yang terlayani kebutuhan air bersihnya dari PDAM
(45.000 ha), dan Musi Rawas (35.000 ha). Peranan Trita Musi baru sekitar 62,29 persen saja (sekitar
gambut dalam memegang air sangat besar berkisar 250.000 sambungan). Itupun kualitas air di sejumlah
300 hingga 800 persen dari bobotnya, merupakan tempat masih sering dikeluhkan warga karena keruh
aspek penting dalam konservasi air dan sangat dan bau. Padahal sumber mata air untuk Palembang
penting bagi ekosistem lahan rawa, khususnya sangat melimpah karena Sungai Musi dan beberapa
karakteristik hidrologi lahan (Prayitno, dkk, 2010). anak sungai mengelilingi kota ini. Dari sejumlah
Danau Air Hitam dan bentang lahan gambut 84.559 sambungan langganan, rata-rata rekening
di sekitar Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan terbayar setiap bulannya hanya sekitar 60–70 persen.
Komering Ilir adalah salah satu danau yang terletak di Hal ini perlu mendapat perhatian dari PDAM Tirta
tepi bentang lahan gambut (Kecamatan Kayuagung, Musi untuk mengevaluasi penyebab dari rekening-
Pedamaran, Pedamaran Timur dan Pampangan) rekening yang tidak membayar.10
merupakan lokasi penampungan air yang sangat Demikian juga dengan kondisi masyarakat
baik dengan volume yang sangat besar. Disisi lain di pedesaan. Kekeringan yang melanda sejumlah
pada musim kemarau, khususnya masyarakat yang wilayah termasuk di Kabupaten OKU Timur
sangat tergantung sumber air dari sungai, seperti di membuat warga kesulitan dalam mendapatkan air
Kecamatan Pedamaran, air menjadi barang mahal, bersih. Untuk mendapatkan air warga terpaksa harus
khususnya air untuk keperluan domestik (Prayitno, berjalan puluhan kilometer untuk mengambil air
dkk, 2010). Kelangkaan akan air bersih pada musim- bersih. Kekeringan yang melanda sejak satu bulan
musim tertentu ini merupakan fenomena yang terus terakhir membuat warga benar-benar kesulitan
berulang dalam tahun-tahun terakhir. memperoleh air bersih karena harus mengangkut air
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dari jarak yang cukup jauh. Terlebih saat ini kondisi
Sumsel sepanjang 2014–2015 mencatat ada 60 kasus kesehatan warga mulai menurun karena jalanan
permasalahan air di Bumi Sriwijaya. Sebesar 64,7 dipenuhi oleh debu.11
persennya merupakan persoalan krisis air bersih
yang dialami secara langsung oleh masyarakat.
8
“Pencemaran Sungai Ciptakan Krisis Air di Sumsel”, http:
//sumsel.tribunnews.com/2016/ 03/22/pencemaran-sungai-
Dari persoalan krisis air tersebut, sekitar 49 persen ciptakan-krisis-air-di-sumsel, diakes 26 Februari 2016.
disebabkan karena kasus kekeringan, 17,6 persen 9
“PDAM Tirta Musi Defisit Air Bersih”, http://sumsel.
pencemaran sungai, dan 17,6 persen kemarau tribunnews.com/2015/09/28/pdam-tirta-musi-defisit-
air-bersih, diakses 21 Oktober 2015. diakses tanggal 26
Maret 2016.
7
Peni Pujiastuti. 2010. “Persepsi Masyarakat Terhadap 10
Ibid
Pengendalian Pencemaran Perairan Waduk Gajah 11
“Demi Air Bersih Berjalan Puluhan Kilometer”, http://
Mungkur Wonogiri”, http: //124.40.252.4/snatkii/16.pdf, sumsel.tribunnews.com/2015/09/17/demi-air-bersih-berjalan-
diakses 26 Februari 2016. puluhan-kilometer, diakses tanggal 21 Oktober 2015.

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 39


Kondisi tersebut menyebabkan penyediaan sedemikian rupa menjadi kota daratan sebagaimana
air bersih di Provinsi Sumsel pada umumnya dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Aliran sungai menjadi
Kota Palembang pada khususnya menjadi masalah, sempit, bahkan tertutup, rawa-rawa pun ditimbun
terutama pada musim kemarau. Air bersih di lalu ketika hujan turun, genangan air dan banjir
Provinsi Sumsel belum sepenuhnya dapat disuplai terjadi di mana-mana.
oleh PDAM setempat terutama untuk penduduk Kota Palembang memiliki sumber air bersih yang
yang berdomisili di pedesaan yang sebagian besar melimpah, yaitu dari sungai Musi. PDAM Tirta Musi
mengandalkan air sungai dan air sumur untuk –selaku perusahaan daerah yang bertanggung jawab
keperluan air bersih. memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat
Rata-rata cakupan penduduk dengan akses Kota Palembang– dan masyarakat Kota Palembang
berkelanjutan terhadap air bersih di Provinsi menggunakan air sungai Musi sebagai sumber
Sumsel pada tahun 2014 yaitu sebesar 67,02 persen air bersih mereka. Namun seiring waktu, proses
hal tersebut menunjukkan terjadi peningkatan bila pembangunan di Kota Palembang yang merupakan
dibandingkan dengan data akses tahun 2013 yaitu ibukota Provinsi Sumsel, telah berdampak terhadap
63,99 persen. Dari 17 Kabupaten/Kota di Sumsel kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air sungai Musi.
akses tertinggi Kabupaten Musi Rawas dengan akses Dalam lima tahun terakhir telah terjadi penurunan
98,06 persen dan Kota Palembang dengan akses kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air sungai
90,38 persen. Sedangkan akses terendah Kabupaten Musi karena adanya pencemaran (limbah industri,
Muratara (tidak ada laporan) dan Kabupaten limbah transportasi, limbah domestik, dan sampah),
OKU Timur dengan cakupan 12,57 persen (Profil sedimentasi, dan intrusi air laut (Badan Lingkungan
Kesehatan Provinsi Sumsel Tahun 2014). Hidup Kota Palembang, Wawancara, 22 April 2015).
Peningkatan tersebut di samping karena adanya Di sisi lain, rawa-rawa yang dulunya merupakan
program Pamsimas di Provinsi Sumsel juga karena daerah resapan air mulai berkurang seiring dengan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan perkembangan Kota Palembang.
pentingnya akses terhadap sarana air bersih. Dengan Sejak tiga tahun terakhir, kekeruhan air dari
kata lain peningkatan tersebut tidak terlepas dari Sungai Musi meningkat. Kekeruhan terjadi di
kesadaran masyarakat akan penggunaan sarana air puncak musim hujan, dari tingkat kekeruhan rata-
bersih baik yang dibangun secara mandiri maupun rata 60–200 nephelometer turbidity unit (NTU)
oleh pemerintah. Di samping itu peran tenaga menjadi 1.200 NTU pada puncak musim hujan.
kesehatan yang memberikan bimbingan kepada Tingginya kekeruhan ini diduga karena sedimentasi
masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup yang bertambah parah pada musim hujan. Partikel
bersih dan sehat. Disadari juga bahwa penyakit yang lumpur banyak yang terbawa dari hulu yang akhirnya
timbul melalui media air ini cukup banyak. Untuk terakumulasi di hilir. Akibat kekeruhan yang tinggi
itu perlu terus disosialisasikan tentang pentingnya ini PDAM Tirta Musi terpaksa mengurangi produksi
arti penggunaan air bersih yang memenuhi syarat air bersihnya hingga 50 persen dari produksi rata-
kesehatan baik dari segi sarana maupun kualitas air rata harian (Kompas, 22 April 2015).
yang digunakan. Dari segi pencemaran, tingkat pencemaran
Sungai Musi berada di skala sedang dan berat.
Kualitas Air Sungai di Palembang Selain keruh, air Sungai Musi juga kadang-kadang
Kota Palembang mempunyai 108 sungai. Terdapat berbau. Bau busuk ini berasal dari limbah pasar
lima buah sungai yang dapat dilayari yaitu Sungai Musi, yang mengalir dari Sungai Aur yang bermuara
Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Keramasan, ke Musi. Tingkat pencemaran ini diketahui dari
dan Sungai Terusan. Sungai Musi melintasi Kota pengujian Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Palembang sepanjang 15 km, kedalaman 8–12 m Sumsel di 72 lokasi Sungai Musi di Palembang
dengan lebar berkisar 220–313 m. Sedangkan panjang dan sekitarnya. Tingkat pencemaran ini meningkat
total Sungai Musi adalah 750 km, sungai terpanjang dalam lima tahun terakhir. Zat pencemar tersebut
di Pulau Sumatera dengan hulu di Kepahiang Provinsi diduga berasal dari aktivitas rumah tangga, industri
Bengkulu, dan bermuara di kawasan Sungsang di Selat ataupun pembusukan sampah di sepanjang Sungai
Bangka. Sungai lainnya yang melintasi Kota Palembang Musi. Intrusi air laut ke Sungai Musi juga semakin
tidak sepanjang dan selebar Sungai Musi. parah karena debit air di muara yang lemah dan
Kota Palembang yang khas karena dibelah dan kerusakan hutan mangrove di kawasan pesisir
dikelilingi Sungai Musi dan anak-anak sungainya, (Kompas, 22 April 2015).12 Data BLH Sumsel
seharusnya lebih tepat menjadi kota sungai, namun 12
“Kualitas Air Sungai MusiTurun”,http: //print.kompas.
sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat com/baca/regional/nusantara/2015/04/22/Kualitas-Air-
kuat dengan visi penyeragaman, sehingga dibentuk Musi-Turun?utmsource=bacajuga, diakses 30 April 2016.

40 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


menunjukkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi beton yang cukup tinggi sehingga tidak terlihat
tercemar limbah rumah tangga, sedangkan sisanya dari jalan.15 Anak sungai yang dimaksud adalah
30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri. Sungai Bendung. Sungai Bendung merupakan
Berdasarkan hasil pengujian 6 dari 10 anak sungai salah satu anak Sungai Musi yang merupakan
yang airnya diteliti ternyata kualitas baku mutu pintu air yang membawahi beberapa titik drainase
sungai terus menurun. Dengan kata lain, terjadi di Kota Palembang, antara lain kawasan Simpang
kenaikan kadar kandungan zat berbahaya. Beberapa Polda, Jalan Rajawali, Jalan R. Sukamto, Sekip,
anak sungai di Kota Palembang berisiko tercemar Jalan Mayor Ruslan, dan Kawasan Seduduk Putih.
tersebut di antaranya, yaitu Sungai Bendung, DAS Bendung sendiri memiliki luas 15,4 kilometer
Sungai Aur, Sungai Sekanak, Sungai Buah, Sungai persegi yang merupakan salah-satu drainase sistem
Ogan, Sungai Demang Jambul, Sungai Sintren, dan yang ada di Palembang, panjang sungai sekitar 5,4
Sungai Jeurju.13 Walaupun saat ini Sungai Musi km. Dengan demikian untuk mengantisipasi banjir
masih dikategorikan peruntukan air Golongan di Kota Palembang, maka Pemerintah Daerah dan
B (sesuai dengan Perpres No. 82 Tahun 2001 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) VIII akan
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian dilakukan normalisasi di Sungai Bendung dan akan
Pencemaran Air), yakni air yang dapat dipakai dibangun waduk raksasa serta rumah pompa di
sebagai bahan baku untuk diolah sebagai air minum sungai tersebut.
dan untuk keperluan rumah tangga, namun beberapa Sama halnya dengan sungai induknya yakni
sungai lainnya (termasuk anak Sungai Musi) sudah Sungai Musi, kualitas air di Sungai Bendung pun
diduga hanya bisa dikategorikan Golongan C dan cukup memprihatikan. Berdasarkan hasil analisis
D. Hal ini karena kualitas air di sungai/anak sungai laboratorium, baik pada saat air sungai pasang
tersebut sudah tidak layak lagi sebagai air baku maupun air sungai surut didapatkan bahwa hasil
untuk air minum ataupun keperluan rumah tangga. untuk parameter COD, BOD5, Phosfat, dan minyak
Ketua Forum Koordinator Daerah Aliran lemak kadarnya berada di atas ambang batas Baku
Sungai (DAS) Sumsel mengatakan, penanggulangan Mutu Air Sungai Kelas I yang diijinkan berdasarkan
agar DAS ini tidak semakin rusak wajib menjadi Peraturan Gubernur Sumsel No. 16 Tahun 2005
prioritas lantaran sudah semakin kritis. Menurutnya, tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai
kerusakan DAS tersebut juga antara lain disebabkan di Provinsi Sumatera Selatan (Praptiani, 2012).16
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Konsentrasi COD dalam air permukaan pada
peruntukan, pencemaran lingkungan berat, erosi, seluruh lokasi contoh pada sungai Bendung yang
pendangkalan atau sedimentasi yang amat tinggi. diamati telah melebihi baku mutu yang ditetapkan
Salah satu penyebab erosi antara lain penggunaan baik pada saat pasang maupun surut. Nilai COD
lahan yang tidak sesuai peruntukan yang dapat ini menunjukkan kandungan bahan organik dan
memengaruhi kondisi seperti penurunan kapasitas anorganik yang dapat didegradasi, yang dinyatakan
mutu tanah. Begitu juga terjadi pencemaran berat dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
sehingga meningkatkan kandungan kebutuhan proses degradasinya. Makin tinggi nilai COD dalam
oksigen dan air.14 Kondisi tersebut perlu diwaspadai air maka kualitas air tersebut makin buruk. Pada
dan diantisipasi sedini mungkin. Kerusakan DAS COD yang tinggi akan terjadi defisit (berkurangnya)
tersebut perlu dipulihkan supaya aliran sungai kandungan oksigen terlarut dan hal ini mengganggu
kembali normal mengingat Sumsel membutuhkan kehidupan biota perairan seperti ikan dan plankton.
sumber daya air yang terus meningkat. Selain itu, kadar lainnya yang melebihi baku
Permasalahan lain yang dialami Kota mutu adalah kandungan minyak dan lemak. Dari
Palembang selain penurunan kualitas air sungai hasil analisis Praptiani (2012) menunjukkan bahwa
adalah banjir. Banjir yang kerap melanda Palembang kandungan minyak dan lemak pada sungai Bendung
dan sekitarnya, penyebabnya adalah anak sungai telah melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 1
yang seharusnya mengalirkan air secara lancar, mg/l. Relatif tingginya kandungan minyak dan
justru sudah tidak berbentuk lagi, sudah tertutup dan lemak di perairan anak sungai Bendung tersebut
tertimbun tanah sejajar dengan jalan. Lebih parahnya diperkirakan disebabkan oleh limbah domestik dan
lagi anak sungai tersebut tertutup oleh dinding
15
“Pemko Palembang SegeraNormalisasi Sungai Bendung”,
13
“Makalah Pencemaran Sungai Musi”, http:// www. http://beritapagi.co.id/2016/04/10/pemko-palembang-
academia.edu/12323355/Makalah_Pencemaran_ Sungai_ segera-normalisasi-sungai-bendung.html, diakses 11
Musi, diakses 30 Maret 2016. April 2016.
14
“Kondisi DAS Sumsel Kian Memprihatinkan”, http: // 16
“LaporanAnak Sungai Kota Palembang 2012”, https://
www.kaganga.com/budpar/view/kondisi-das-sumsel- www.academia.edu/9773539/Laporan_Sungai_Anak_
kian-memprihatinkan. html, diakses 30 Maret 2016. sungai_Kota_Palembang_2012, diakes 26 Februari 2016.

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 41


limbah kegiatan di sekitar pinggiran sungai seperti dan penyakit menular. Dengan masa transisi
adanya bengkel dan perdagangan.17 saat ini Kota Palembang masih mempunyai tiga
beban (Triple Burden). Angka kesakitan berbagai
Derajat Kesehatan Masyarakat kasus penyakit menular seperti Diare mengalami
Kondisi Sungai Musi yang demikian terkait peningkatan dari tahun sebelumnya. Jumlah kasus
erat dengan kondisi kesehatan lingkungan bagi Diare pada tahun 2012 adalah 57.576 mengalami
masyarakat yang berdiam di sekitarnya. Daya dukung peningkatan jika dibandingkan dengan kasus tahun
kehidupan warga di tepian Sungai Musi menurun 2011 yaitu sebesar 45.707 kasus (Profil Kesehatan
seiring memburuknya kualitas air sungai itu. Beberapa Kota Palembang Tahun 2012).
keluarga yang masih tinggal di sekitar Sungai Musi Tabel 1. Gambaran Kasus Diare di Kota Palembang
masih menggunakan air Musi untuk memasak dan Tahun 2010–2014
minum hingga sekitar tahun 2010. Saat ini mereka Jumlah Kasus %
tidak lagi mengonsumsi air dari Sungai Musi karena No. Tahun
Penderita Meninggal Cakupan
air yang semakin keruh. Air Sungai Musi hanya
1. 2010 49.897 0 81,06
dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci
pakaian dan mencuci piring. Untuk memasak dan 2. 2011 45.593 0 76,19
minum warga banyak yang membeli air tangki dan 3. 2012 57.576 0 94,27
air galon dengan pengeluaran rata-rata Rp 50.000,00– 4. 2013 51.226 0 155,54
200.000,00 per bulan (Wawancara dengan masyarakat 5. 2014 44.213 0 130,72
yang tinggal di pinggir sungai, 23 April 2015). Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Profil Kesehatan
Air merupakan faktor utama dalam kaitan Kota Palembang 2014
dengan masalah kesehatan karena air adalah bahan
utama dalam rantai jaringan aktivitas manusia. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kasus diare
Masyarakat pinggir sungai sering kali mengabaikan tertinggi tahun 2012 yaitu 57.576 kasus dan terendah
masalah-masalah yang sebenarnya sangat tahun 2014 yaitu 44.213 kasus (Bidang Pengendalian
penting dalam kaitannya dengan kebersihan dan Masalah Kesehatan, 2015). Selama 5 tahun terakhir,
kesehatan. Penelitan Savitri (2009) menunjukkan cakupan penemuan diare semakin meningkat.
bahwa masyarakat di sekitar Sungai Musi masih Penyebab diare secara klinis dapat
berperilaku yang bertentangan dengan pola hidup dikelompokkan kedalam enam golongan besar
sehat dan bersih. Hal ini ditunjukkan dengan masih adalah infeksi, malabsorpsi, alergi, keracunan,
adanya masyarakat pinggir sungai yang melakukan imunodefisiensi, dan sebab-sebab lain. Paling
aktivitas mandi, cuci dan buang air bahkan buang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah
sampah di sungai. Perilaku tersebut tentunya akan diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
berdampak pada tingkat kesehatan masyarakatnya. Walaupun pada tabel di atas tidak disebutkan secara
Terkait dengan derajat kesehatan masyarakat, rinci penyebab diare itu terjadi, namun untuk Kota
indeks penyakit yang ada di masyarakat khususnya Palembang, kasus diare tinggi hanya di wilayah
penyakit yang berbasis lingkungan di Provinsi Kecamatan Seberang Ulu I, sedangkan kasus rendah
Sumsel pada tahun 2014 seperti kasus diare ada di Kecamatan Gandus, Alang-Alang Lebar,
masih cukup tinggi. Penyebab itu semua adalah Sako, Sematang Borang, Seberang Ulu II, dan
dilihat dari Kesehatan Lingkungan yang kurang Plaju. Secara Geografis Kecamatan di Sebrang Ulu
memenuhi syarat terutama bagi sebagian penduduk I melintas Sungai Musi hampir sepanjang sisi utara
yang tinggal di pedesaan, dan daerah perkotaan kecamatan tersebut. serta di sisi sebelah baratnya
(urban area/bantaran sungai). Mereka belum bisa dibatasi oleh Sungai Ogan. Belum lagi beberapa
memenuhi standar hidup bersih dan sehat, yang anak sungai yang terdapat di Kecamatan tersebut.
terlihat dari rendahnya cakupan penduduk yang Dengan demikian banyak masyarakat yang tinggal
menggunakan dan memanfaatkan akses sarana di seputar sungai dan anak sungai. Oleh karena itu
kesehatan lingkungan yang layak. (Profil Kesehatan dapat diduga tingginya kasus diare di kecamatan
Provinsi Sumsel Tahun 2014). tersebut terkait erat dengan kondisi kebersihan dan
Sedangkan di Kota Palembang sendiri, melalui kesehatan di sekitar sungai.
pengamatan terhadap angka kesakitan dari tahun
ke tahun dapat diketahui bahwa sepuluh penyakit Persepsi Masyarakat Pinggir Sungai dalam
terbanyak pada kunjungan rawat jalan Puskesmas Penggunaan dan Pemanfaatan Air Bersih
Kota Palembang masih didominasi penyakit infeksi Kuesioner disebarkan kepada penduduk yang
tinggal di sekitar Sungai Bendung Kota Palembang.
17
Ibid Sungai Bendung dipilih mengingat posisinya yang

42 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


Gambar 2. Kasus Diare per Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2014
Sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang 2014

sangat strategis terkait dengan pola drainase di Usia responden bervariasi, dan hampir merata
Kota Palembang dan kualitasnya airnya sudah tidak pada level usia antara 20–40 tahun, dan 50–60
sesuai dengan baku mutu. Responden sebanyak 35 tahun. Jenis kelamin sebagian besar laki-laki (60
orang dengan gambaran responden sebagai berikut: persen) dan perempuan (40 persen). Pekerjaan
sebagaian besar buruh (37 persen), disusul ibu

Gambar 3. Gambaran Responden

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 43


rumah tangga (23 persen) dan kemudian swasta persen) dan air kemasan (12,82 persen). Untuk
(20 persen). Dilihat dari jenis pendidikan, sebagian mencuci peralatan makan dan masak, mencuci
besar merupakan lulusan SD (43 persen), kemudian pakaian, mandi (dan air untuk MCK), dan mencuci
SLTA (26 persen) dan SLTP (23 persen), adapun kendaraan pun sebagian besar masih menggunakan
yang telah mengecap perguruan tinggi hanya sumur gali. Hanya menyiram tanaman saja
delapan persen. Berdasarkan gambaran tersebut, yang sebagian besar responden menggunakan
terlihat bahwa responden sangat beragam, baik air hujan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
dari segi usia, pekerjaan dan pendidikan dengan besar kebutuhan air bersih didapatkan dari sumur
jumlah laki-laki dan perempuan relatif sebanding. gali. Berdasarkan wawancara langsung dengan
Sedangkan dilihat dari jenis pendidikan, sebagaian responden, alasan utama penggunaan sumur gali
besar berpendidikan dasar (SD–SMP) hanya untuk berbagai keperluan tersebut karena harganya
delapan persen yang pernah mengecap pendidikan yang relatif murah, kualitasnya cukup bersih, dan
tinggi. ketersediaanya ada dalam jumlah yang mencukupi.
Gambaran pemanfaatan sumber air untuk Namun kadang saat musim kemarau kuantitas
berbagai keperluan baik itu keperluan pokok air di sumur gali tersebut mengalami penurunan.
(makan, minum, mencuci dan mandi) maupun Sehingga untuk keperluan pokok seperti memasak
keperluan tambahan seperti mencuci kendaraan dan lebih banyak memanfaatkan sumber air dari PDAM.
menyiram tanaman digali dari responsen melalui Berkenaan dengan pemanfaatan air sungai, tidak

Grafik 1. Sumber Air yang digunakan Responden untuk Berbagai Kebutuhan (%)
berbagai pertanyaan di kuesioner. Berdasarkan ada satupun responden yang menggunakan air sungai
jawaban responden tersebut diharapkan dapat untuk mencuci peralatan makan/minum, memasak
diketahui sumber pemenuhan kebutuhan air dan sumber air minum. Air sungai paling digunakan
bersih untuk masing-masing rumah tangga. Dan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan.
juga untuk keperluan apa saja air sungai selama Namun demikian masih ada sebagian kecil responden
ini dimanfaatkan oleh penduduk yang bertempat yang menggunakan air sungai untuk kepentingan
tinggal di sepangjang sungai. MCK (7,5 persen), dan mencuci pakaian (5 persen).
Berdasarkan Grafik 1, terlihat bahwa untuk Hal ini menunjukkan bahwa air sungai yang ada sudah
keperluan minum, sebagian besar responden tidak layak lagi digunakan sebagai sumber air bersih,
menggunakan air yang bersumber dari sumur gali baik untuk mandi, memasak apalagi air minum. Hal
(52,50 persen) kemudian disusul air yang bersumber tersebut sejalan dengan persepsi responden seperti
dari air kemasan (27,50 persen) dan berikutnya air pada Tabel 2 berikut:
PDAM (12,5 persen). Tidak ada satu respondenpun Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa sebagian
yang menggunakan air sungai untuk bahan baku besar responden sangat tidak setuju apabila air sungai
air minum. Sedangkan untuk keperluan memasak, layak digunakan untuk mandi dan mencuci peralatan
respondenpun sebagian besar masih memanfaatkan makanan, dan tidak setuju digunakan untuk mencuci
sumur gali (58,97 persen), kemudian PDAM (17,95 pakaian dan juga sebagai tempat anak-anak bermain.

44 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


Tabel 2. Persepsi Masyarakat Terkait Pemanfaatan Air Sungai (%)
No. SS S R TS STS
1 Air sungai layak digunakan untuk mandi - 2.63 5.26 21.05 71.05
2 Menurut saya, tidak ada masalah mencuci
- 2.86 2.86 34.29 60.00
peralatan makanan di air sungai

3 Menurut saya, tidak ada masalah mencuci baju


- 8.57 8.57 62.86 20.00
di air sungai

4 Menurut saya, tidak ada masalah anak-anak


- 14.29 2.86 42.86 40.00
bermain-main di air sungai

Hanya sebagian kecil masyarakat setuju jika air Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa
sungai dapat dimanfaatkan untuk mandi, mencuci dan menjaga dan memperbaiki kualitas air sungai
tempat bermain anak-anak. Hal tersebut menunjukkan merupakan hal yang dipersepsikan positif, dan
bahwa persepsi sebagian besar responden terhadap sebagian besar responden tidak menyetujui
air sungai sudah sangat tidak baik. Sungai Bendung tindakan-tindakan yang dapat merusak kualitas
khususnya dianggap tidak layak lagi dimanfaatkan air sungai. Walaupun berdasarkan kuesioner,
sebagai sumber air bersih, baik itu untuk keperluan sebagian responden menunjukkan setuju untuk
mencuci, memasak apalagi air minum. Demikian menjaga kualitas sungai, namun pada kenyataannya
juga apabila dilihat dari penampakan fisik air sungai masih banyak warga masyarakat yang tinggal
saat itu. Secara fisik air nampak kotor, warnanya di sekitar sungai yang membuang sampahnya
keruh dan tingkat sedimentasinya sangat tinggi. Di ke sungai, terutama sampah domestik. Hal ini
samping itu, berdasarkan pengamatan langsung, terjadi karena terbatasnya kertersediaan sarana-
kualitas air sungai juga sangat buruk mengingat ada prasarana pengelolaan sampah di wilayah tersebut.
beberapa WC yang posisinya persis di pinggir sungai Pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan
dan air buangannya langsung disalurkan ke sungai tidak melayani sampai masyarakat yang bertempat
tanpa pengolahan apapun. tinggal di pinggir sungai, tempat sampah maupun
Mengingat kondisi tersebut di atas, penting TPS (Tempat Penampungan Sampah) pun tidak
pula untuk mengetahui persepsi responden terkait tersedia di daerah tersebut. Selama ini masyarakat
pengelolaan air sungai. Hasil kuesioner terkait hal mengelola sampahnya secara mandiri, belum
itu dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: ada upaya pengelolaan dan pemilahan sampah
Sebagian besar responden setuju bahwa di sumber, dengan demikian, dampaknya sungai
memperbaiki kualitas air sungai sangat penting dan menjadi tempah sampah massal bagi masyarakat
warga perlu diberi kesadaran untuk turut menjaga yang kurang kesadarannya dalam menjaga kualitas
kebersihan air sungai. Perilaku membuang kotoran dan kebersihan lingkungan.
ke sungai, membuang limbah MCK dan industri Demikian juga, menurut pengakuan masyarakat
langsung ke sungai adalah hal yang tidak disetujui di daerah tersebut, mereka belum terakses program-
oleh sebagian besar responden. program pemerintah dalam bidang sanitasi, misalnya
Sanimas (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).

Tabel 3. Persepsi Responden Terkait Pengeloaan Sungai (%)


No SS S R TS STS
1 Memperbaiki kualitas air sungai sangat penting
48.57 51.43 - - -
saat ini

2 Warga perlu diberi kesadaran untuk selalu


31.43 60.00 8.57 - -
menjaga kebersihan air sungai

3 Membuang sampah/kotoran ke sungai adalah


5.71 14.29 2.86 45.71 31.43
hal yang biasa

4 Limbah dari saluran MCK dapat langsung


8.57 14.29 5.71 48.57 22.86
dibuang ke sungai

5 Menurut saya, berlebihan jika mengkhawatirkan


8.57 25.71 8.57 40.00 17.14
limbah industri yang masuk ke dalam sungai

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 45


Sehingga sebagian besar masyarakat di pinggir Penutup
sungai tersebut belum mempunyai MCK yang Simpulan
bersih dan layak. Belum ada MCK komunal atau Permasalahan penyediaan air bersih di
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) komunal Indonesia tidak hanya terbatas pada minimnya
yang mengelola limbah cair di daerah tersebut. ketersediaan air baku karena terbatasnya daerah
Nampaknya hal itu pula yang melatarbelakangi resapan air dan tingginya pencemaran air, tetapi
masih adanya limbah MCK yang dibuang langsung juga pada cakupan layanan penyediaan air bersih
ke sungai. yang pada kenyataannya belum dapat menjangkau
Kemudian berkaitan dengan persepsi responden seluruh masyarakat. Seperti halnya masyarakat di
dalam hal pemanfaatan berbagai sumber air untuk Kota Palembang Sumatera Selatan, masyarakat
keperluan pokoknya dapat dilihat pada Tabel 4 yang sudah terlayani air bersih melalui perpipaan
berikut: baru sekitar 60 persen, selebihnya masyarakat
Semua respoden setuju dan sangat setuju bahwa berupaya mengakses air bersih melalui sumur gali
air kemasan dan air sumur lebih aman digunakan dan sungai. Namun kondisi kualitas air sungai yang
untuk masak dan minum daripada air sungai. dan makin menurun, salah satunya karena pencemaran
juga setuju dan sangat setuju air sumur lebih aman lingkungan, menyebabkan potensi air bersih yang

Tabel 4. Persepsi Responden Terkait Pilihan Berbagai Sumber Air


No SS S R TS STS

Air kemasan lebih aman digunakan untuk


1 57.14 42.86 - - -
masak dan minum daripada air sungai

Air sumur lebih aman untuk digunakan masak


2 51.43 48.57 - - -
dan minum daripada air sungai

Air sumur lebih aman untuk digunakan mandi


3 42.86 54.29 2.86 - -
daripada air sungai

Air kemasan lebih aman untuk digunakan untuk


4 28.57 45.71 5.71 20.00 -
memasak dan minum daripada air sumur

digunakan untuk mandi daripada air sungai (hanya bersumber dari sungai sudah sangat berkurang.
2,86 persen yang ragu-ragu). Kemudian terkait Kekeruhan dan tingkat pencemaran Sungai Musi,
pemanfaatan air kemasan, sebagian besar responden sebagai sungai terbesar di Palembang, terus
setuju dan sangat setuju apabila air kemasan lebih meningkat. Kondisi tersebut tidak hanya dialami
aman untuk digunakan untuk memasak dan minum oleh Sungai Musi, tetapi juga oleh anak sungai-
daripada air sumur, dan ada 20 persen responden anak sungai lainnya di sekitar Sungai Musi.
yang tidak setuju. Berdasarkan wawancara Dampak dari menurunnya kualitas air di
langsung, memang ada beberapa responden yang daerah tersebut salah satunya adalah timbulnya
berpendapat bahwa air sumur lebih aman digunakan berbagai penyakit yang berbasis lingkungan
untuk keperluan minum dan memasak daripada air seperti diare. Berdasarkan data Profil Kesehatan
kemasan, mengingat air sumur dimasak terlebih Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang
dahulu sebelum digunakan, dengan demikian menunjukkan bahwa kasus diare di daerah tersebut
mereka mempresepsikan kondisinya lebih aman relatif meningkat dari tahun ke tahun.
dan bersih untuk dikonsumsi. Kondisi air bersih dan sungai yang sedemikian
Berdasarkan pengolahan data kuesioner tersebut turut memengaruhi persepsi masyarakat terhadap
terlihat bahwa air sungai bukan lagi digunakan air sungai. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap
sebagai sumber air bersih oleh masyarakat. Kondisi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai,
air sungai yang kotor membuat persepsi masyarakat menunjukkan bahwa sungai sudah tidak layak
dalam pemanfaatan air sungai tersebut untuk berbagai dijadikan sebagai sumber air minum maupun air
keperluan pokok menurun. Berbagai penyakit yang bersih seperti memasak. mandi. dan mencuci.
berkaitan dengan penggunaan air yang kurang bersih Responden setuju bahwa memperbaiki kualitas
kerap melanda masyarakat. Hal tersebut nampaknya air sungai sangat penting, termasuk menjaganya
turut menambah makin enggannya masyarakat dari berbagai sumber pencemar. Sikap masyarakat
menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan. terhadap kebersihan air sungai terbentuk melalui
proses pembelajaran kondisi instrumental, yang

46 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


mendorong lahirnya sikap positif mereka terhadap Clive Agnew and Philip Woodhouse. 2011. Water
kebersihan air sungai. Sikap ini kemudian Resources and Development. New York: Routledge.
memunculkan kesadaran masyarakat untuk Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran
melakukan upaya-upaya perbaikan terhadap kondisi (Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa
air sungai. Namun demikian, sebagai sumber air Logam). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
minum, responden masih mempercayai bahwa air
Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan.
kemasan lebih aman digunakan daripada air sumur, Yogyakarta: Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta.
apalagi air sungai.
Dharmawan, Arya Hadi, dkk. 2004. Desentralisasi
Saran Pengelolaan dan Sistem Tata Pemerintahan
Untuk menjaga kualitas air sungai yang bersih, Sumberdaya Alam (Decentralized Natural Resources
kontinyu dan memenuhi standar kesehatan baik Management and Governance System): Daerah Aliran
dari kualitas maupun kuantitas, perlu diupayakan Sungai Citanduy. Pusat Studi Pembangunan, Institut
pengelolaan sungai dari mulai hulu sampai dengan Pertanian Bogor Bekerjasama dengan Partnership for
hilir. Di tingkat hulu, menjaga ekosistem hutan dan Governance Reform in Indonesia UNDP.
sumber daya alam termasuk tutupan lahan menjadi hal Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan
yang penting. Sedangkan di tengah dan hilir, kualitas UNDP/UNCHS. 1997. Pengadaan Sarana dan
sungai perlu terus dijaga dengan meminimalisir tingkat Prasarana Kota di Indonesia. Jakarta.
pencemaran lingkungan baik dari limbah domestik IPCC. 2007. Climate Change 2007: The Physical Science
maupun industri. Pengerukan di badan sungai maupun Basis. Cambridge: Cambridge University Press,
di hilir memang dapat dilakukan untuk memperlancar Cambridge, UK.
aliran, namun hal tersebut bukan merupakan solusi
Juha I. Uitto dan Asit K. Biswas. 2000. Water for Urban
jangka panjang, apabila beban pencemar dan
Areas: Challenges and Perspectives. Tokyo: United
kerusakan lahan di hulu tetap dibiarkan.
Nations University Press.
Peran serta masyarakat dalam menjaga
kualitas air sungai sangat penting, terlebih mereka Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. 2008.
sendiri yang terdampak apabila kualitas air sungai Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
menurun. Oleh karena itu promosi kesehatan Yogyakarta: ANDI.
untuk berperilaku sehat dan menjaga lingkungan Kodoatie, Robert J. Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang
tetap bersih perlu dilakukan oleh institusi terkait. Air. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Namun demikian, masyarakat pun perlu didukung Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini. 1996. Teknik
oleh sarana prasarana lingkungan yang memadai, Sumber Daya Air. Jilid I. Jakarta: Erlangga.
misalnya sarana prasarana persampahan, MCK
Mays, Lary W. 1999. Water Distribution System Hand
yang sehat, dan juga sarana sanitasi lainnya.
Book. New York: Mc. Graw Hill.
Mulyawan, Karim (editor). 2009. Ekspedisi Ciliwung:
Laporan Jurnalistik Kompas. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
DAFTAR PUSTAKA Noerbambang, S. M., dan Morimura, Takeo. 1985.
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing.
Jakarta: PT. Daimppon Gitakarya Printing.
Prayitno, Muh Bambang, Sabaruddin. 2010. Potensi Hidrologi
Buku Danau dan Lahan Gambut sebagai Sumberdaya Air
Boberg, Jill. 2005. Liquid Asset: How Demographic (Studi Kasus: Danau Air Hitam, Pedamaran, Oki),
Changes and Water Management Policies Affect Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,
Freshwater Resources. The Rand Corporation. Prosiding Seminar Nasional, 13–14 Desember 2010.
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup.
Lingkungan. Cetakan 1. Palupi Widyastuti (editor). Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik
Jakarta: EGC. Universitas Brawijaya.
Cholis, Nur. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Persepsi Savitri, Rr Dita Nurul. 2009. Pengaruh Sanitasi Lingkungan
Masyarakat Terhadap Partisipasi Masyarakat Sungai Terhadap Tingkat Kesehatan Masyarakat
dalam Menanggulangi Pencemaran Sungai di Pinggir Sungai Musi Palembang. Fakultas Kedokteran
Kelurahan Kiduldalem Kecamatan Klojen Kota Universitas Muhammadiyah Palembang.
Malang, Skripsi Jurusan Geografi - Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Malang. Siagian, P. S. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anih Sri Suryani, Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatn Air Bersih | 47


Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Internet
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. “30 Penyakit ini Akibat Krisis Air Bersih”, http://m.tempo.
co/read/news/2011/09/07/060354927/30-Penyakit-
Studi Bank Dunia, 2008. Indonesia Urban Water, Sanitation
IniAkibat-Krisis-Air-Bersih, diakses 19 Februari 2016.
And Hygiene Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten. USAID.
“5 Fakta Penting tentang Kondisi Air di Indonesia”,
Sularso, dan Harou Tahara. 2000. Pompa dan Kompresor.
http://www.womenshealth.co.id/article/5-fakta-
Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
penting-tentang-kondisi-air-di-indonesia, diakses
Susanta, Gatot, Hari Sutjahjo. 2007. Akankah Indonesia 19 Februari 2016.
Tenggelam Akibat Pemanasan Global? Jakarta:
“Demi Air Bersih Berjalan Puluhan Kilometer”, http://
Niaga Swadaya.
sumsel.tribunnews.com/2015/09/17/demi-air-
Swyngedouw, Erik. 2004. Social Power and the Urbanization bersih-berjalan-puluhan-kilometer, diakses tanggal
of Water: Flow of Power. Oxford University Press. 21 Oktober 2015.
Tom Gardner-Outlaw and Robert Engelman. 1997. “Kondisi DAS Sumsel Kian Memprihatinkan”, http://www.
Sustaining Water, Easing Scarcity: A Second Update. kaganga.com/ budpar/ view/kondisi- das-sumsel-kian-
Washington DC: Population Action International– memprihatinkan.html, diakses 30 Maret 2016.
Population and Environment Program.
“LaporanAnak Sungai Kota Palembang 2012”, https: //www.
academia.edu/9773539/Laporan_Sungai_Anak_ su
Jurnal ngai_Kota_Palembang_2012, diakes 26 Februari 2016.
Ali, Azwar, Soemarno, Mangku Purnomo. 2013. “Kajian “Makalah Pencemaran Sungai Musi”, http://www.
Kualitas Air dan Status Mutu Air Sungai Metro academia.edu/12323355/Makalah_Pencemaran_
di Kecamatan Sukun Kota Malang.” Jurnal Bumi Sungai_ Musi, diakses 30 Maret 2016.
Lestari,Volume 13 No. 2, Agustus 2013, hlm. 265–274.
“PDAM Tirta Musi Defisit Air Bersih”, http://sumsel.
Dharmawan, Arya Hadi. 2005. “Sistem Tata Pemerintahan tribunnews.com/2015/09/28/pdam-tirta-musi-
Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Daerah Aliran defisit-air-bersih, diakses tanggal 21 Oktober 2015.
Sungai Citanduy Persfektif Politik Ekologi.” Jurnal diakses tanggal 26 Maret 2016.
Pusat Studi Pembangunan. Institut Pertanian Bogor.
“Pemko Palembang Segera Normalisasi Sungai
Masduqi, A., N. Endah, E. S. Soedjono, dan W. Hadi. 2007. Bendung”, http://beritapagi.co. id/2016/04/10/
“Capaian Pelayanan Air Bersih Perdesaan Sesuai pemko-palembang-segera-normalisasi-sungai-
Millennium Development Goals – Studi Kasus Di bendung. html, diakses 11 April 2016.
Wilayah Das Brantas,” Jurnal Purifikasi, Vol. 8, No.
2, Desember 2007, hlm.: 115–120. “Pencemaran Sungai Ciptakan Krisis Air di Sumsel”,
http://sumsel.tribunnews.com/2016/03/22/
McDonald, RI, et al. 2011. “Implications of Fast Urban pencemaran-sungai-ciptakan-krisis-air-di-sumsel,
Growth for Freshwater Provision.” Ambio, 40 (5): 437. diakes 26 Februari 2016.
Prasetyo, Daniel Dwi. tt. “Analisis Kualitas Air “Pendahuluan”, http://repository.usu.ac.id/bitstream/
Sungai Kalianyar Mojosongo.” Jurnal Kimia dan 123456789/25321/5/Chapter%20I.pdf, diakses
Teknologi. Volume 8 Nomor 1. tanggal 26 Februari 2016.
“Sumsel Terancam Krisis Air”, http://www.koran-sindo.
Dokumen com/news.php?r=6&n=102&date=2016-03-23,
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2015. Profil diakses 20 Februari 2016.
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014.
“Terpaksa Gunakan Air Kotor”, https://lemabang.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2015. Profil wordpress.com/2015/08/25/terpaksa-gunakan-air-
Kesehatan Kota Palembang Tahun 2014. kotor/, diakses 20 Februari 2016.
Kementerian Lingkungan Hidup. Status Lingkungan Abrori, Mufti. 2007. “Makalah Manusia dan Lingkungan
Hidup 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar”, http://www.academia.edu
/8397048/Makalah_Manusia_dan_Lingkungan_ilmu_
Koran sosial_budaya_dasar, diakses tanggal 24 Februari 2016.
Akhmad Solihin, “Bencana Kelangkaan Air di Perkotaan”, Pujiastuti, Peni. 2010. “Persepsi Masyarakat Terhadap
Harian Media Indonesia 17 Maret 2010. Pengendalian Pencemaran Perairan Waduk Gajah
Mungkur Wonogiri.” http://124.40.252.4/snatkii/16.
pdf, diakses tanggal 26 Februari 2016.

48 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai