Bab 2
Bab 2
KAJIAN TEORI
1. Pengertian keterampilan
bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan
menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
sesuatu, tanpa adanya latihan dan proses pengasahan akal, fikiran tersebut
terampil karena keterampilan bukanlah bakat yang bisa saja didapat tanpa
haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun supaya dapat menguasai
2. Pengertian lari
dunia, karena modal awal dari segala olahraga. Cabang-cabang lari sangat
olahraga lari. Lari sambung pada dasarnya adalah melakukan gerak lari
empat pelari, yaitu pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga, pelari dan
1
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Bumiayu: AR-RUZZ MEDIA, 2013).
Hal.84
2
Giri Wiarto, ATLETIK,( Surakarta: GRAHA ILMU, 2013). Hal. 13.
3. Tujuan lari
dan menerima tongkat. Berlari itu adalah satu kaki melontarkan tubuh ke
depan, lalu kemudian kaki lain menahan tubuh kita jatuh lalu kemudian
ulang dengan cepat sedemikian sehingga terjadi lah sebuah hal yang kita
sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan
regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua,
ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak
Pelari pertama, kedua, ketiga dan keempat. Pada nomor lari sambung ada
kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari yang lain, yaitu
Keterampilan motorik anak yang masih berusia 4-5 tahun biasanya banyak
3
Giri Wiarto, ATLETIK, (Surakarta: GRAHA ILMU, 2013). Hal. 14-16.
4
Maimunah Hasan, Pendidikan anak usia dini, (Yogyakarta: DIVA Press, 2009). Hal. 74
tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam
tongkat dari satu pelari kepada pelari lainnya, agar dapat melakukan
menerima dan memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang
tongkat, yaitu:
Ada sebuah cara yang dilakukan dalam olahraga lari estafet agar
tongkat estafet tidak jatuh saat diberikan pada peserta lain. Yaitu
tangan kanan.
Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik
5
Giri Wiarto, ATLETIK, (Surakarta: GRAHA ILMU, 2013). Hal. 15-16.
bahasan.
B. PENJASKES
menunjukkan pada tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan
atletik, kasti rounders, kipper, sepak bola, bola basket, bola voli, enis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas
lainnya.
tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai serta aktivitas
lainnya.
d) Aktivitas Ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
dan merawat cidera serta mengatur waktu istirahat dan berperan aktif
lebih baik.
kesehatan.
C. Materi Atletik
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal
dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang
abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan
Herodicus. Atletik yang terkenal sudah lain dari pada yang dilakukan oleh
bangsa belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini.
Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Induk organisasi untuk
a. Lari Estafet
olahraga lari. Jumlah pelari estafet bisa 2, 4, 8 otang atau lebih asalkan
6
Ega Trisna Rahayu, Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani,(Bandung:ALFABETA,2013),Hal.
17-19.
7
Giri Wiarto, ATLETIK,(Surakarta: GRAHA ILMU, 2013). Hal. 1-5.
petak. Pada jarak 4-5 meter dari garis (tanda x), pelari B melihat ke
ibu jari dibuka terpisah dari jari lainnya. Ketika tongkat estafet
tangan kiri.
(a) Siswa di bagi menjadi dua baris dengan jarak setiap baris lima
meter. Semua siswa berada pada posisi start berdiri dengan kaki
suatu pembelajaran. 9
8
Tri Hananto Budi Santoso dkk, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, (Yudistira, 2007).
Hal. 22-23.
9
Dini rosdiani, Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
(Bandung: Alfabeta, 2012). Hal. 2
baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah. 10
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya: TIM Prestasi
Pustaka, 2007), hal. 3.
11
Nanang Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajara, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).
Hal. 51.
Selain itu, Weil dan Calho mengemukakan bahwa tujuan utama dari
pembelajaran.
ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Hal ini
oleh guru kepada siswa. Tekait hal tersebut, maka dalam penerapannya
harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat, waktu
12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Surabaya: TIM Prestasi
Pustaka, 2007), hal. 5.
13
Ibid. hal. 1.
14
Dini rosdiani, Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
(Bandung: Alfabeta, 2012 ) hal. 7
yang digunakan. Dari uraian tersebut, maka seorang guru harus memahami
Zainal Aqib menyatakan bahwa ada beberapa tahapan atau langkah dalam
c. Membimbing pelatihan.
15
Zainal Aqib, Model-model,Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (INOVATIF),
(Bandung, Yrama Widya, 2014), hal. 29-30.
16
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Perenada Media Grup,
2010), hal.2
bahwa pada tersebut terdiri dari fase persiapan, yang terdiri dari fase
tulis.
siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya,
guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap
demontrasi.
b. Memberikan latihan terbimbing dalam hal ini ada beberapa hal yang
tanpa disadari.
secara lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan respon
melakukan hal ini yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan
pembelajaran berikutnya.
b. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
diungkapkan.
17
Sigit Magun Wardoyo, Penelitian Tindakan Kelas, (Purbalingga: GRAHA ILMU, 2013). Hal. 66
rendah.
waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
interpersonal mereka.
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak
keingintahuan siswa. 18
18
Dini rosdiani, Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 156-159.