Anda di halaman 1dari 5

Nama : Meidella Wahyu Alifia Izzati

NIM : P27240020067
Kelas : 1A/ D4 Akupunktur dan Pengobatan Herbal
Kelompok : 5

TUGAS MATA KULIAH KIMIA TERAPAN


RESUME MATERI “KESEIMBANGAN CAIRAN”

A. Konsep Cairan

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial
bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan
diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

 Kompartemen Cairan
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal
dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997)
1. Cairan Intraselular (CIS) = CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel.
(40% dari BB total).
2. Cairan Ekstraselular (CES) = CES adalah cairan diluar sel. (20% dari BB
total).
3. Cairan Transelular (CTS) : CTS adalah cairan yang terkandung di dalam
rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung.
 Komposisi Cairan Tubuh
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan
akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif
dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu
sama lain.
(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100
ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup
kreatinin dan bilirubin.

B. Fungsi Cairan Tubuh

1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel.

2. Mengeluarkan buangan-buangan sel.

3. Membantu dalam metabolisme sel.

4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit.

5. Membantu memelihara suhu tubuh.

6. Membantu pencernaan.

7. Mempemudah eliminasi.

8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM).


9. Mengatur suhu tubuh.

10. Melancarkan peredaran darah.

11. Membuang racun dan sisa makanan.

12. Mengatur struktur dan fungsi kulit.

 Mekanisme Perpindahan Cairan

Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan


mekanisme transportasi aktif dan pasif. Mekanisme transportasi aktif memerlukan
energi, sedangkan mekanisme transportasi pasif tidak. Ada empat mekanisme
perpindahan cairan dan elektrolit tubuh yakni terdiri dari difusi, osmosis, filtrasi,
dan transpor aktif.

Difusi adalah gerakan acak dari molekul yang disebabkan energi kinetik
yang dimilikinya dan bertanggung jawab terhadap sebagian besar pertukaran
cairan dan zat terlarutnya antara kompartemen satu dengan yang lain.

Pada mekanisme osmosis, jika ada suatu substansi larut di dalam air,
konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama.

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang mempunyai tekanan
tinggi menuju ke daerah yang bertekanan rendah. Tekanan yang mempengaruhi
filtrasi ini disebut dengan tekanan hidrostatik.

Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah


berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya lebih rendah ke daerah
yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi.
C. Keseimbangan Cairan

Cairan tubuh yang terbagi menjadi beberapa kompartemen cairan relatif


konstan pada keadaan yang normal. Antara satu kompartemen dengan yang
lainnya dibatasi oleh membran yang bersifat semipermeabel. Masing-masing
kompartemen mengandung elektrolit yang sangat berperan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan pada masing-masing kompartemen. Ada
beberapa mekanisme pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit yakni:

1. Keseimbangan Donnan

Keseimbangan Donnan merupakan keseimbangan antara cairan


intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari
sel membran.

2. Osmolalitas dan Osmolaritas

Osmolalitas digunakan untuk menampilkan konsentrasi larutan osmotik


berdasarkan jumlah partikel, sehubungan dengan berat pelarut. Sedangkan
osmolaritas merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan
konsentrasi larutan osmotik. Osmolaritas adalah properti koligatif, yang berarti
bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan. Selain itu
osmolaritas juga tergantung pada perubahan suhu.

3. Tekanan Koloid Osmotik

Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul


koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air
ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid merupakan molekul
protein dengan BM lebih dari 20.000-30.000.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan

1) Usia 2) Jenis kelamin 3) Sel-sel lemak

4) Stres, sakit 5) Diet 6) Temperatur lingkungan


Sumber:

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0808d85bbffd7846e
8103a10877033aa.pdf

https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dasar-cairan-dan-
elektrolit/

https://www.slideshare.net/dwimank/makalah-cairan-tubuh

Anda mungkin juga menyukai