Anda di halaman 1dari 6

latar belakang masalah

Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku
individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar
kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas,
lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme)
atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya
bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya.
Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah?
Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa,
bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat  yang
menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu
terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu.
Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat lambat
perubahannya, sangat berbeda dengan Negara- Negara lain yang begitu cepat dapat mengatasi krisis, 
Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian bagi kita semua,  bahwa kesadaran berbangsa dan
bernegara sangat diperlukan. 
Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan
diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang
umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang
hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap
dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak
dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat
dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir
hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam
implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Pembahasan :
Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara nasional dari daerah daratan dan
lautan kedalam organisasi berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi
dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian yang di amanatkan oleh UUD
1945. Berdasarkan pendekatan yang diuraikan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk
menyusun suatu konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut pandang dalam kita
merumuskan,
apa yang telah tertuang dalam pasa 32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang
itu, diharapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi
dalam mengaktualisasikan BERBANGSA, BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam
kita bersikap dan berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan
tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah
serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika,
bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah
suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah
manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta
berproses di dalam satu wilayah nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan
niat untuk bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis
kedalam sikap dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak
dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat
dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini
jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga
dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini
dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu masa kesadaran tersebut
tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara.
Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna
terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan dan dinamika
kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap kesadaran
itu.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban amanat penting
ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan
bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke
dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di
negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.Hal ini bias kita lihat dari
segelintir persoalan ini,saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan
informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin
minimnya pemuda di

perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau
simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan
penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian
kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-
tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang terbatas.
Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya budaya
asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak
lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya
dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa melakukan
penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak
kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini
menandakan lemahnya kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita
miliki.
Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minum-minuman
yang memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari apa yang
dilakukan dan apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca dan melihat di media cetak dan
elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan akibat perilaku diatas,
bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah
pasti terganggu.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat
pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial,
ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan
persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yng harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami
penderitaan. disitu pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan
tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya,
kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri
sendiri tanpa mau tahu akan persoalan di sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi
kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak memiliki
kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara
luar semakin kuat menguasai negara kita.
Pemuda tidak dapat dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah pemuda
sebagaimana telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928, merupakan salah
satu bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan pemuda dan bangsa ini dan
yang lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu peristiwa sejarah, peristiwa yang
merupakan klimaks dari pencarian identitas baru yang telah bermula sejak awal abad ini dan
manifestasi dari
puncak peranan pemuda sebagai aktor sejarah yang sadar.
Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung
menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang seperti itu
juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan krakter yang
berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.
Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi
di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada pemerintah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan
harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah
atau membelenggu kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah masyarakat.
Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa pemuda harus
mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun kesadaran bahwa
dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari menjaga negara ini dari
keterpurukanan tentunya memperkuat identitas kita.
Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua
pengalaman, pandangan hidup dan harapan bangsa. Tugas pemuda adalah untuk tetap menjaga
Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan
yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan
tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak
ada lagi kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
ini, maka pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan
yang ada karena disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para pemuda. Pemuda harus
terdepan menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam
menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan
Pancasila,  satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat
melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat ini.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan,
hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru
disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu
menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung
jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.

Apabila kita membangun kesadaran berbangsa, bernegara, memahami hukum yang berlaku,
dan pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh
orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda yang
memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat. Dengan membangun
kesadaran berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian
banyak aspek
untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesadaran bela negara adalah  dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari
ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di
dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela
negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara antara lain:
1.      Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang
ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2.      Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan
menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3.       Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan
hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu
bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4.      Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya
untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja,
mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga
demi mengharumkan nama bangsa.
5.      Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan,
ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar
seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau
antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para
pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar
negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada
tingkat nasional maupun internasional.
Faktor-Faktor Pendukung Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Beberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara  :
1. Tingkat ke-amanahan seorang pejabat.
2. Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.
3. Keadilan dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat
4. Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan
5. Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.
6. Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
7. Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
8. Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.

Kesimpulan:
Apabila kita  mengajarkan dan melaksanakan apa yang mrnjadi faktor-faktor pendukung kesadaran
berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan
kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada
pendidikan kewarganegaraan   ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan
satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan mengormati perbedaan yang ada.
Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila
antar warganegara memiliki sikap toleran.
Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial, koperasi, ditumbuhkan
kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan multikulturalisme. Organisasi sosial-politik ,
pemuda, olahraga, yayasan, koperasi, tidak bersifat eksklusif, namun mampu bersifat inklusif dengan
mengembangkan organisasi dengan penanaman kesadaran berbangsa. .
Kegiatan dialog  Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu diselenggarakan dalam rangka
mendorong, memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan
kerukunan dan kesejahteraan; serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang peningkatan kesadaran
berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam peningkatan wawasan
kebangsaan  bagi pemuda, warga masyarakat. Di era globalisasi ini memang telah  terjadi, suka tidak
suka tidak bisa dihindari, jika diambil negatifnya kita akan menjadi berpikiran negatif, akan lebih
bijaksana jika kita mengambil segi positifnya agar kita bisa mengikuti kemajuan jaman, dengan tidak
mengesampingkan budaya local,dalam rangka kecintaan kita pada tanah airm dengan harapan NKRI
tetap terpelihara.(Monica)

Daftar Pustaka:
Sumodiningrat Gunawan dan Ary Ginanjar Agustian. 2008.  Mencintai Bangsa dan Negara. PT.
Sarana Komunikasi Utama: Bogor
Dr Ali masykur musa,2012.Nasionalisme di persimpangan, erlangga, Jakarta
Kusumoprojo Wahyono Suroto .2009.  Indonesia Negara maritime. Teraju:Jakarta
Dr. Jazim Hamidi, S.H.,M.H dan Mustafa lutfi.,S.H.,m.h,2010, civic education antara realitas politik
dan implementasi hukumnya ,Gramedia pustaka utama Jakarta
Mahesa Desmond.J.2012. presiden offside, kita diam atau memakzulkan. Tansmedia pustaka:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai