Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA VI

ANALISIS K TERSEDIA

DISUSUN OLEH :

Ghina Nuur Afiifah (1603015023)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman


dalam jumlahyang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan
tanaman yang optimal.Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang
tersedia dialam (tanah) maupun yangdiaplikasikan atau diberikan oleh
manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklushidupnya, sama
dengan manusia memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus
diberikansecara seimbang untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman
yang optimal.

Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi


tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator
berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah
menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar,
tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki kualitas bulir,
dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh fosfor, mampu
mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu. Kekurangan kalium
menyebabkan pertumbuhan kerdil, daun kelihatan kering dan terbakar pada
sisisisinya, menghambat pembentukan hidrat arang pada biji, permukaan daun
memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata, munculnya bercak coklat
mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap (Rauf,2007).

Ketersediaan kalium bagi tanaman tergantung aspek tanah dan parameter


iklim yang meliputi: jumlah dan jenis mineral liat, kapasitas tukar kation, daya
sangga, kelembaban, suhu, aerasi dan pH tanah (Havlin et al., 1999). Selain
faktor tanah dan iklim, spesies dan varietas tanaman juga berpengaruh
terhadap serapan K, dimana tanaman yang toleran memerlukan K dalam
jumlah sedikit dan sebaliknya tanaman sensitif memerlukan K dalam jumlah
banyak. Salah satu mekanisme ketoleranan tanaman terhadap kekurangan hara
adalah dengan cara mengeluarkan eksudat asam organik di sekitar akar
(rhizosphere). Selanjutnya asam organik dapat melarutkan hara (P, K, Fe, Mn,
dan lain-lain) yang sebelumnya tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman
(Marschner, 1997). Dengan demikian maka pengelolaan hara K untuk
meningkatkan produksi tanaman perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut
di atas.

B. Tujuan

1. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui unsur K


tersedia dalam tanah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kalium

kalium adalah unsur ke empat dalam kolom pertama dari table periodic.


Kalium diklasifikasikan sebagai logam alkasi. Atom kalium memiliki 19
elektron dan 19 proton dengan satu elektron valensi di kulit terluar. kalium
dianggap senyawa yang mirip dengan natrium, logam alkali di atas pada tabel
periodic.

Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium


mempunyai valensi satu dan diserap melalui ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem. Kalium banyak terdapat didalam sitoplasma, garam kalium
berperan dalam tekanan osmose sel. Dalam sitoplasma kisaran konsentrasi K
relatif sempit yaitu 100-200 mM dan dalam kloroplas lebih bervariasi, yaitu
20-200 nM.

Umumnya, bila penyerpan K tinggi menyebabkan penyerapan unsur Ca,


Mg, Na turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu
sama yang lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu
perlu keseimbangan unsur yang optimal.

Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan


dengan baik, misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar
pati, dan akumulasi senyawa hidrogen dalam tanaman. Apabila kegiatan
enzim terhambat, maka akan terjadi penimbunantertentu karna prosesnya
menjadi terhenti.

B. Bentuk Dan Fungsi K Dalam Tanaman

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni


terbesar kedua setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan
hampir sama dengan N. K tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa
organik, tetapi bentuknya semata ionik, K+ berada dalam larutan atau terikat
oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya R-COO-K+ fungsi
utama K adalah mengaktifkan ensim - ensim dan menjaga air sel.

Ensim yang diaktifkan antara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis,
reduksi nitrat, translokasi gula ke biji, buah, umbi atau akar. Pengaturan air sel
K+ mengatur  

 potensial air sel dan osmosis Na+ dapat menggantikan fungsi K+ pada


sebagaian spesies.Turgor sel: ketegaran tanaman, pembukaan dan penutupan
stomata. Pengambilan air oleh akar: tarikan osmotik. K  dan ketahanan terhadap
cekaman: ketahanan rerhadap kekeringan: mengatur transparasi dan penyerapan
air oleh akar, musim dingin atau beku, ketahanan terhadao serangan penyakit
jamur, ketahanan terhadap serangan serangga, mengurangi kerebahan : batang
lebih kuat.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum penetapan K tersedia metode Bray I di laksanakan di Laboratorium


Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda pada hari
selasa, tanggal 29 Oktober 2019 Pukul 10.00 WITA s/d selesai.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada paktikum ini adalah botol film/botol kocok, timbangan
analitik, horizontal shaker, mixer vortex, pipet gondok, labu erlenmeyer 50 ml,
kertas saring, corong kaca, tabung reaksi, spektrofotometer

Bahan yang digunakan adalah, Pengekstrak Bray dan Kurst I (larutan 0,025 N
HCL + NH4F 0,003 N), pewarna I dan II (1 : 1), sampel tanah kering yang diberi
label A, tanah kering dengan pupuk kandang sapi yang diberi label B, dan tanah
kering dengan pupuk kandang kambing yang diberi label C lalu tanah kering
dihaluskan dan diayak.

C. Prosedur Kerja

1. Timbang sampel tanah 2 gram yang sudah dihaluskan dengan ayakan 2ml
dan masukan ke dalam botol film. (siapkan juga blanko sampel larutan Bray 20
ml)

2. Tambah pengekstrak Bray da Kurst I sebanyak 20mL.

3. Kocok di Horizontal Shaker selama 5 menit dengan kecepatan 180 rpm.

4. Saring (proses penyaringan maksimum 5 menit).

5. Dipipet 2ml ekstrak jernih masukan kedalam tabung reaksi

6. Tambahkan pewarna I sebanyak 2ml dan pewarna II sebanyak 2 ml.


7. Kocok dengan pengocok tabung (vortex). Dibiarkan 10 menit.

8. Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer panjang gelombang 700nm


BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil data analisis K tersedia :

1A = 0,177 ppm 1 : 0,033

1B = 0,438 ppm 5 : 0,083

1C = 0,412 ppm 10 : 0,156

Blank = 0,01 ppm 25 : 0,315

Jumlah 41 0,587

Rata-rata 10,25 0,146

P = (hasil sampel-blank) x (rata-rata ppm: rata-rata absorban) x 10

 P 1A

P = (0,177 – 0,01) x (10,25 : 0,146) x 10

P = (0,167) x (70,20) x 10

P = 117,23

 P 1B

P = (0,438 – 0,01) x ( 10,25 : 0,146) x 10

P = (0,428) x ( 70,20) x10

P = 300,45

 P 1C

P = (0,412 – 0,01) x (10,25 : 0,146) x 10

P = (0,402) x (70,20) x 10
P = 282,20

B. Pembahasan

Pada hasil pengamatan diatas kalium dapat ditukar dan didapatkan data
antara lain seret standar 1 = 0,033, ppm 5 = 0,083, 20 ppm = 0,256, ppm 25 =
0,315. Pada tanah yang dianalisis didapatkan nilai 1A sebesar 117,23
sedangkan pada sampel tanah 1B didapatkan nilai sebesar 300,45 dan pada
sampel tanah 1C didapatkan nilai sebesar 282,20. Semakin besar deret standar
maka absorbansi semakin besar sedangkan jika absorbasi semakin besar
makan kalium tersedia (Kdd) dalam tanah semakin besar. Tanah 1B
mempunyai kadar kalium paling tinggi yaitu sebesar 300,45ppm.
Dibandingkan dengan sampel tanah 1A dan 1C.

Umumnya, bila penyerpan K tinggi menyebabkan penyerapan unsur Ca,


Mg, Na turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu
sama yang lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu
perlu keseimbangan unsur yang optimal.

Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan


dengan baik, misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar
pati, dan akumulasi senyawa hidrogen dalam tanaman. Apabila kegiatan
enzim terhambat, maka akan terjadi penimbunantertentu karna prosesnya
menjadi terhenti.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalaah sebagai


berikut:

1. K tersedia sampel tanah 1A adalah 117,23, sampel tanah 1B adalah


300,45, dan sampel tanah 1C adalah 282,20.

2. Semakin besar deret standar maka absorbansi semakin besar


sedangkan jika absorbasi semakin besar makan kalium tersedia (Kdd)
dalam tanah semakin besar.

3. Kelebihan K tmenyebabkan penyerapan unsur Ca, Mg, Na turun.


Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu sama
yang lain berusaha saling mengusir disebut antagonis.

4. Jika kekurangan K maka banyak proses yang tidak berjalan dengan


baik, misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar
pati, dan akumulasi senyawa hidrogen dalam tanaman. Apabila
kegiatan enzim terhambat, maka akan terjadi penimbunantertentu
karna prosesnya menjadi terhenti.

B. Saran

Saran yanag dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah dalam


melakukan praktikum haruslah bersungguh-sungguh agar dapat memahami
materi praktikum dengan baik, dan juga komunikasi dengan anggota
kelompok haruslah tetap terjaga agar mudah dalam melakukan koordinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Afandie, R.2002.Ilmu Kesuburan Tanah.Yogyakarta.Penerbit Kanisius.

Efendi, B.2006.Ilmu Tanah.Universitas Sumatra. Medan.

Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.G. Nugroho., M.R. Saul., M.A.

Diha., G.B. Hong., dan H.H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu
Tanah. Lampung: Unila.

Marschner, H. 1997. Mineral Nutrition of Higher Plants. Second Edition.

Academic Press, Harcourt Brace & Company, Publisher. Tokyo.

Rauf, A., 2007. Peta Status Hara Dan Sifat Kimia Tanah. Medan.
Lampiran

(Dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai