Anda di halaman 1dari 27

TUGAS Ke-1

NAMA MATA KULIAH:


APLIKASI KOMPUTER UNTUK BISNI

NAMA: VENNIA KAMILA


NIM: 1810111171
KELAS E

JURUSAN:
S1 MANAJEMEN
BAB I
Menakar Keraguan Penggunaan QR Code Dalam Transaksi Bisnis

Oleh: Ni Luh Novi Arianti (1), Gede Sri Darma (2), Agus Fredy Maradona (3), Luh Putu,
Mahyuni (4)
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1), Universitas Pendidikan Nasional (2) (3) (4)
Jurnal Manajemen dan Bisnis ISSN : 1829-8486,Volume 16, No. 2, April 2019

Dalam sejarah dunia, revolusi industri terjadi karena dipicu oleh inovasi baru yang
sanggup mengubah seluruh tatanan sosial, ekonomi, dan budaya. Teori piramida kebutuhan
Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan dasar (physical needs) menjadi landasan piramida, di
masa depan yang akan berada pada landasan piramida itu adalah data connection needs alias
kebutuhan terhadap akses data, karena masyarakat seakan-akan tidak dapat hidup tanpa adanya
akses data.
Gerakan Nasional Non Tunai yang disampaikan Menteri Perekonomian tanggal 14
Agustus 2014, memberikan manfaat peningkatan efisisensi dan produktifitas keuangan yang
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana
diindikasikan oleh peningkatan velocity of money. Teknologi di era mobile salah satunya adalah
sistem pembayaran menggunakan smartphone yang disebut sebagai mobile payment. Mobile
payment dapat didefinisikan sebagai perangkat yang memungkinkan pengguna untuk melakukan
pembayaran dengan menggunakan perangkat mobile termasuk handset, nirkabel, personal
digital assistant (PDA), perangkat frekuensi radio (RF), dan perangkat berbasis komunikasi.
Perkembangan financial technologi (fintech) didasari oleh kebutuhan konsumen. Banyak
permasalahan yang dapat diselesaikan dengan adanya fintech. Contohnya saja permasalahan
dalam metode pembayaran. Metode pembayaran yang dikenal masyarakat saat ini adalah berupa
uang tunai, kartu debet, dan kartu kredit. Sebagai alternative lain, fintech hadir dengan
menawarkan sistem pembayaran baru berupa e-money, internet banking, mobile banking, dan
quick response (QR) code.
Transaksi bisnis yang terjadi di masyarakat difasilitasi oleh berbagai metode pembayaran
perbankan. Salah satunya adalah metode pembayaran dengan QR Code. Metode pembayaran ini
masih baru diperkenalkan dan masih dikembangkan oleh pemerintah dalam menyusun strategi
agar pembayaran dengan metode ini dapat diterapkan. Dari hasil wawancara mendalam yang
telah dilakukan, penerimaan QR Code dalam transaksi bisnis masih belum maksimal di
masyakarat. Dari 5 informan yang dilakukan wawancara, tiga diantaranya belum mengetahui
tentang QR Code. Alasan mereka belum mengetahui tentang metode ini karena kurangnya
pengetahuan serta kurangnya sosialisasi dari pihak perbankan. Masyarakat yang kurang paham
dengan QR Code perlu diberikan sosialisasi dan pengarahan mengenai metode pembayaran
tersebut. Peran perbankan dan pemerintah menjadi sangat penting untuk menerapkan program
yang telah dicanangkan tersebut. Selama ini masyarakat masih terbiasa menggunakan uang tunai
dalam bertransaksi karena masyarakat masih banyak membelanjakan uang mereka di pasar
tradisional, warung, dan toko kelontong yang dominan belum menyediakan sarana non tunai.
Ketersediaan mesin EDC atau Electronic Data Capture juga masih minim dan sering terjadi
error saat menggunakan kartu. Selain itu seringkali EDC sudah tersedia, tetapi tidak tahu cara
mengoperasikannya.
Informan yang sudah memakai metode pembayaran dengan QR Code menyampaikan
bahwa QR Code sangat simpel dan mudah untuk digunakan. Kemudahan yang telah dirasakan,
membuat mereka menegaskan bahwa QR Code akan menjadi solusi pembayaran di masa depan.
Transaksi menggunakan QR Code berguna untuk penerapan program cashless di masyarakat.
Selain aman, bertransaksi dengan QR Code tidak perlu memakan waktu yang lama, sehingga
transaksi dapat diselesaikan dengan cepat. Pada informan yang sudah pernah menggunakan QR
Code, penerimaan terhadap metode pembayaran ini sangat baik dan cocok untuk dilanjutkan
pengembangannya agar masyarakat terbiasa untuk menggunakan transaksi non tunai.
BAB II
Pengaruh Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah, Penerapan Akuntabilitas Keuangan,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Ketaatan Pada Peraturan Perundangan Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

Oleh: Egrinaen Mauliziska Nugraheni Putri


Faculty Of Economic Riau University, Pekanbaru Indonesia
JOM Fekon Vol. 2 No. 2 Oktober 2015

Sistem pemerintahan yang baik merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap
negara. Demi mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Indonesia, pemerintah
telah menerbitkan suatu paket perundangan di bidang keuangan negara sekaligus sebagai
landasan hukum bagi reformasi pengelolaan keuangan negara. Terselenggaranya good
governance merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah (AKIP).

Variable dalam penelitian ini adalah pengaruh kompetensi aparatur pemerintah daerah,
penerapan akuntabilitas keuangan, pemanfaatan teknologi informasi, dan ketaatan pada peraturan
perundang-undangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Pekanbaru.
Perkembangan zaman membuat teknologi tumbuh berkembang dengan pesat sehingga peneliti
ingin mengetahui seberapa besar pengaruh teknologi yang semakin maju dengan kinerja di
instansi pemerintahan. Pemanfaatan teknologi informasi adalah perilaku/sikap akuntan
menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan kinerjanya.
Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi
atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung
oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun
kinerja individu yang bersangkutan. Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk
menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung arti sebagai proses pengumpulan, pengolahan, dan
mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat untuk pengambiloan keputusan dan untuk
menilai kinerja organisasi.
Hal ini berarti bahwa Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dapat dicapai jika pegawai
memiliki kompetensi yang baik. Pegawai sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas memang
harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan
dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan
dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki dan dapat mengikuti perkembangan
teknologi. Dengan melihat hasil penelitian dapat disimpulkan semakin tinggi kompetensi seorang
pegawai maka akan semakin tinggi pula Kinerja Instansi Pemerintah Daerah yang dihasilkannya.
Akan tetapi, dari keempat variable yang digunakan hanya pemanfaatan teknologi
informasi yang diduga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi dalam kinerja yang
dihasilkan oleh pegawai tidak berpengaruh spesifik. Hal tersebut dapat dilihat dalam hasil
penelitian dalam tabel regresi. Ini merupakan suatu bentuk intropeksi kepada pemerintah dalam
upaya meningkat penggunaan teknologi dan informasi dalam instansi pemerintahaan. Karena
dengan adanya teknologi dapat mempermudah kegiatan pemerintah dengan cara meningkatkan
sumber daya manusia agar dapat berkompetensi dan beradaptasi dalam menggunakan sumber
daya teknologi tersebut.
BAB III
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Teknologi Informasi
Bagi Auditor

Oleh: Dian Puji Puspita Sari(1), Arief Rahman(2)


Universitas Muhammadiyah Riau(1),(2)
Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) Volume 2 Nomor 2, Juni 2019

Dampak dari peningkatan penggunaan teknologi informasi mempengaruhi perkembangan


proses audit bagi para auditor. Dimana para auditor diharuskan menggunakan software audit
yang memfasilitasi pendekatan audit berbasis computer sehingga akan memudahkan auditor
dalam melakukan proses pekerjaanya. Hal tersebut dikarenakan teknologi informasi mampu
memproses informasi secara konsisten. Sistem TI dapat mengurangi salah saji dengan mengganti
prosedur manual dengan pengendalian terprogram yang menerapkan pengecekan dan
penyeimbangan setiap transaksi yang diproses. Ini mengurangi kesalahan manusia yang sering
terjadi dalam pemrosesan transaksi secara manual. Oleh sebab itu, penerapan teknologi dalam
sistem informasi perusahaan atau organisasi hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem
sehingga teknologi yang diterapkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang
teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam
meningkatkan kinerja individu karena tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan bahwa Ekspektasi kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat pemanfaatan teknologi informasi. Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana
seorang individu menyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam
meningkatkan kinerjanya Hal ini berarti semakin tinggi ekspektasi kinerja yang dimiliki auditor
maka semakin besar minat pemanfaatan teknologi informasi.
Hasil yang lain menemukan bahwa Ekspektasi usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi. Ekspektasi usaha merupakan tingkat
kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu
dalam melakukan pekerjaan. Hal ini berarti semakin tinggi ekspektasi usaha yang dimiliki
auditor maka semakin besar minat pemanfaatan teknologi informasi.
Begitu juga dengan Faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
pemanfaatan teknologi informasi. Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang
individu menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan
teknologi informasi. Besarnya keyakinan dari oranglain seperti dukungan dari rekan kerja, atasan
maupun organisasi akan memberikan pengaruh yang positif bagi faktor sosial dalam
mempengaruhi seorang individu untuk memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini berarti
semakin tinggi faktor sosial yang dirasakan auditor maka semakin besar minat pemanfaatan
teknologi informasi dan kondisi yang memfasilitasi juga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi.
Hal ini berarti semakin tinggi kondisi yang memfasilitasi yang dirasakan auditor maka
semakin besar minat pemanfaatan teknologi informasi. Tersedianya pedoman yang cukup
lengkap dalam menjalankan program teknologi informasi serta tersedianya pelatihan yang dapat
membantu individu bila mengalami kesulitan dalam penggunaan teknologi informasi yang akan
mendorong individu untuk memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal
Sementara untuk variabel kesesuaian tugas selain berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi, variabel ini juga terukti sebagai variabel yang
paling berpengaruh atau dominan terhadap minat pemanfaatan teknologi. Kesesuaian tugas
diukur dengan mengetahui apakah individu yakin bahwa dengan pemanfaatan teknologi
informasi dapat meningkatkan kinerja individual tersebut.
BAB IV
Factors influencing technology adoption of people with visual impairment: Case study of
financial transactions through an automatic teller machine (ATM)

Oleh: Warot Korwatanasakul


Doctoral Program in Technopreneurship and Innovation Management, Graduate School,
Chulalongkorn University, Bangkok 10330, Thailand
Diterima: 4 March 2018/ Revisi: 8 May 2018/Disetujui: 21 July 2018

Penelitian mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi teknologi penggunaan layanan


keuangan melalui studi kasus transaksi keuangan yang dilakukan melalui mesin teller otomatis
(ATM). Selama bertahun-tahun, satu-satunya teknologi yang untuk orang dengan tunanetra atau
kebutaan layanan keuangan oleh mereka sendiri adalah mesin teller (ATM). Namun,
pengembangan teknologi ini tidak memenuhi kebutuhan orang buta. Rintangan dan masalah
dalam melakukan transaksi keuangan via ATM adalah karena proses transaksional yang rumit,
kesulitan kartu dalam pemasangan, pembatasan desain ATM menu untuk orang yang tunanetra
atau kebutaan, dan bukti laporan keuangan. Selain itu, studi di layanan keuangan terbatas
penggunaan teknologi untuk mendukung penderita tunanetra, termasuk kebutaan total. Oleh
karena itu, studi ini menyelidiki perilaku orang dengan tunanetra dalam mengadopsi teknologi
jasa keuangan untuk melakukan transaksi melalui mesin teller otomatis (ATM).
Hasil eksperimen dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam hal desain
fisik teknologi, kepuasan responden dalam transaksi keuangan melalui ATM, dan konteks sosial.
Mengenai fisik desain teknologi, pertama, orang dengan tunanetra merasa tidak aman ketika
mereka melakukan transaksi di ATM sendiri. Kedua, memasukkan kartu ATM ke slot kartu
ditemukan sulit bagi orang dengan orang yang mengalami gangguan penglihatan. Ketiga,
layanan keuangan yang ada pada ATM sangat terbatas; kebanyakan orang dengan tunanetra
hanya dapat menarik uang dengan menu jalan pintas yang memberikan jumlah uang tertentu
yang berbeda untuk ditarik. Dengan menu pintasan yang disediakan, orang tidak dapat menarik
jumlah yang tepat dari uang tunai yang mereka inginkan. Selain itu, sulit bagi mereka untuk
layanan keuangan lainnya seperti pembayaran, deposit, dan transfer. Terakhir, tanda terima tanpa
Braille untuk transaksi tidak pantas bagi mereka yang tunanetra. Akibatnya, individu tidak dapat
memverifikasi keakuratan transaksi itu sendiri. Semua faktor ini menyoroti bahwa teknologi
layanan keuangan saat ini tidak memiliki keamanan, kemudahan, dan ramah pengguna.
Dalam hal konteks sosial, ada juga berbagai rintangan serius bagi penderita tunanetra.
Pertama, orang dengan tunanetra memiliki perasaan negatif yang mereka bukan bagian dari
masyarakat karena mereka butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan transaksi di ATM.
Akibatnya, jumlah transaksi yang dilakukan melalui ATM oleh pihak yang penurunan nilai telah
menurun. Kedua, ATM kekurangan Desain Universal bagi mereka dengan tunanetra. ATM
dengan model bervariasi di berbagai lembaga keuangan; karenanya posisi perangkat yang
dilengkapi dengan ATM dan menu transaksi keuangan sangat bervariasi di antara model.
Selanjutnya, orang dengan tunanetra hanya melakukan transaksi dengan model ATM yang sudah
dikenal lembaga keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa sosial dan kerjasama adalah faktor
kunci dalam menentukan adopsi teknologi orang dengan tunanetra.
Faktor psikologis (kepuasan peserta) mempengaruhi teknologi adopsi orang dengan
visual transaksi keuangan melalui ATM. Kurangnya kerja sama dari lembaga pemerintah dan
keuangan
untuk menciptakan teknologi, regulasi, dan bukti keuangan yang berdampak pada tingkat
keandalan dan keyakinan orang dengan tunanetra atau kebutaan dalam menggunakan jasa
keuangan. Kompleksitas ATM, proses transaksi, dan kekurangan pengembangan teknologi untuk
membantu orang dengan tunanetra atau kebutaan yang berdampak pada sentimen negatif
teknologi dalam transaksi keuangan melalui ATM. Sedangkan orang normal dapat membuat
transaksi keuangan dengan mudah dan aman melalui beberapa teknologi dan perangkat teknologi
dan perangkat bantu untuk orang dengan tunanetra atau kebutaan dalam layanan keuangan telah
sedikit dikembangkan. Hal ini mempengaruhi sentiment ketidaksetaraan oleh orang dengan
tunanetra atau kebutaan.
Akhirnya, tampaknya masalah dari desain fisik teknologi dan konteks sosial juga
mempengaruhi faktor psikologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi teknologi termasuk kerja sama dari semua pihak terkait, penerimaan sosial,
kemudahan penggunaan, kegunaan dalam menggunakan perangkat yang ada seperti ponsel,
keamanan transaksi, dan keamanan. Persamaan prediksi perilaku dalam teknologi adopsi orang
dengan tunanetra dalam membuat transaksi keuangan melalui ATM terdiri dari enam faktor,
kerjasama dari semua pihak dalam masyarakat, penerimaan, kemudahan penggunaan, kegunaan,
keamanan dalam membuat transaksi dan keamanan ATMsystem. Ini berarti bahwa
pengembangan teknologi untuk memotivasi mereka dengan untuk menggunakan layanan
keuangan harus memperhitungkan
memperhitungkan keenam faktor ini. Lembaga keuangan dapat memperoleh manfaat dari
penelitian ini dengan menggunakan temuan dalam teknologi mereka pengembangan untuk
memfasilitasi orang dengan tunanetra. Namun, studi di masa depan harus mengidentifikasi faktor
tambahan dan menerapkan pengetahuan penelitian ini untuk mengembangkan teknologi praktis
untuk mempromosikan penggunaan Jasa Keuangan antara orang dengan tunanetra.
BAB V
Impact of information and communication technology and financial development on
economic growth of OPEC developing economies

Oleh: Hamid Sepehrdoust


Department of Economics, Faculty of Economics & Social Science, Bu-Ali-Sina University, Iran
Diterima: 29 July 2017/ Revisi: 5 January 2018/Disetujui: 22 January 2018

Dalam jurnal ini menyelidiki dampak informasi dan teknologi komunikasi (ICT) dan
pengembangan keuangan pada ekonomi berkembang negara pengekspor minyak (OPEC) untuk
periode 2002-2015 menggunakan panel- jenis model pertumbuhan GMM. Hasil yang diambil
dari model ekonometrik menunjukkan bahwa kenaikan satu persen dalam indeks pembangunan
keuangan dan variabel ICT menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar .048 dan .
050 persen. Selain itu, dampak dari variabel seperti inflasi (negatif), pertumbuhan tenaga kerja
aktif (positif), investasi pertumbuhan (positif), dan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto
(positif) pada pertumbuhan ekonomi negara, dekat dengan harapan teoritis. Namun, dampak dari
variabel seperti keterbukaan perdagangan (negatif) dan ukuran belanja pemerintah (positif) pada
pertumbuhan ekonomi negara yang dipilih tidak mendukung sebelumnya mungkin karena
perbedaan struktural ekonomi dari negara yang dipilih.
Pengembangan keuangan memiliki dampak tidak terbantahkan kinerja makroekonomi
negara sedemikian rupa sehingga negara maju saat ini. Bagian utama dari ekonomi internasional
dikaitkan dengan pembangunan pasar. Sistem keuangan mengurangi biaya transaksi dan
meningkatkan alokasi sumber daya, yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi dari fungsi
seperti memperoleh informasi tentang peluang investasi, pengawasan dan investasi, distribusi
risiko, agregasi tabungan, dan barang dan jasa pertukaran fasilitasi. Namun, kondisi berbeda
untuk negara berkembang, dalam kebanyakan pengembangan negara, lembaga keuangan tidak
memiliki efisiensi yang diinginkan karena sifat pemerintah dari bagian utama dari sistem
keuangan, layanan perbankan yang tidak efisien, kekurangan sumber daya, struktur ganda (resmi
dan tidak resmi) dari sektor keuangan, dan dominasi sektor tidak resmi.
Beberapa ekonom atribut pertumbuhan ekonomi yang lambat di beberapa negara
berkembang untuk efisiensi dan keterbelakangan sektor keuangan dan mereka
merekomendasikan sektor ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih pertumbuhan.
Di sisi lain, pentingnya dan perlunya teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada zaman
sekarang, menikmati keuntungan relatif dari sumber daya alam yang khusus untuk
mengembangkan negara, sehingga telah kehilangan nilainya terhadap persaingan keuntungan
yang disebabkan oleh teknologi, yang khusus untuk negara maju. Karenanya investasi di sektor
ICT tidak hanya diikuti dengan nilai tambah yang tinggi, tetapi juga memainkan peranan utama
dalam peningkatan proses. Dampak ICT pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dapat
diperiksa dari aspek permintaan dan pasokan. ICT menghasilkan peningkatan permintaan untuk
produk dan layanan baru dan dari sisi supply, pertumbuhan ICT dan keahliannya menghasilkan
peningkatan efisiensi faktor produksi dalam kegiatan ekonomi.
Dalam rangka untuk memperkirakan efek simultan dari ICT, pengembangan keuangan,
dan variabel kontrol lainnya pertumbuhan ekonomi dari ekonomi yang dipilih, dari hasil
penelitian yang ditelah diteliti mengindikasikan bahwa tanda koefisien dari penjelasan yang jelas
pertumbuhan variable ekonomi pada tahun lalu (signifikan), pengembangan keuangan
(signifikan), pengembangan ICT (signifikan), tenaga kerja aktif (signifikan), kredibilitas swasta
sektor (signifikan), dan pendirian modal tetap (tidak signifikan) positif dan tanda dari penjelasan
variablesddegree keterbukaan perdagangan (signifikan) dan tingkat inflasi (signifikan) negatif
dan hasil tes Sargan mengindikasikan kesesuaian variabel instrumental yang dipilih dalam model
perkiraan.
Di antara variabel yang disebutkan, tingkat inflasi dan tingkat keterbukaan perdagangan
memiliki dampak negatif dan dampak pada pertumbuhan ekonomi dan variabel termasuk
pemerintah, biaya, tingkat keterbukaan perdagangan, penetapan modal tetap bruto, dan investasi
memiliki dan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sensitivitas pertumbuhan
ekonomi karena perubahan tingkat inflasi 1% mengakibatkan perubahan pertumbuhan ekonomi .
0015 yang menunjukkan efek terbalik dan parsial dari tingkat inflasi pada pertumbuhan ekonomi
negara OPEC. Efek terbalik dari tingkat keterbukaan perdagangan pada pertumbuhan ekonomi,
berbeda dengan kebanyakan studi yang dilakukan negara maju yang melaporkan tanda ini
sebagai positif.
Pendapatan minyak negara OPEC membentuk sebagian besar PDB dari negara yang
memiliki peran besar dan campur tangan pemerintah di negara berkembang. Karena dukungan
yang luas dari pemerintah sektor produksi dan jasa yang berbeda meningkatkan ekonomi
pertumbuhan negara. Bahkan, peningkatan pengeluaran pemerintah untuk di seluruh masyarakat
akan diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara ini. Alasan untuk hasil yang
berlawanan ini dapat dikaitkan dari sebagian besar PDB di negara OPEC dari besar pendapatan
minyak serta dukungan luas pemerintah dari barang ekspor. Pentingnya investasi di sektor
swasta secara paralel dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, masuknya
tenaga kerja aktif ke pasar tenaga kerja mengakibatkan perubahan pertumbuhan ekonomi,
menunjukkan pentingnya variabel tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara,
koefisien dari biaya pemerintah sebagai indeks untuk Evaluasi ukuran pemerintah adalah positif
dan signifikan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengembangan keuangan dan pengembangan
ICT memiliki dampak yang signifikan pertumbuhan ekonomi negara OPEC untuk periode
selama beberapa tahap estimasi, sejauh mana tingkat sensitivitas pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan penjelasan variabel pengembangan ICT adalah .048 persen dan tingkat
elastisitas pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan jelas variabel pembangunan keuangan itu
.05 Persen. Selain itu, tingkat pengaruh keuangan pengembangan ICT dan pengembangan
ekonomi relatif lemah dan ini dapat dikaitkan dengan karakteristik negara pengekspor minyak.
Hal ini dapat menyimpulkan bahwa pada pengembangan pasar keuangan dan penggunaan
peralatan ICT yang ekstensif, kelompok negara telah gagal untuk secara signifikan membantu
perekonomian mereka sejalan dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi dan tujuan
pembangunan.
BAB VI
Impact of digital finance on financial inclusion and stability

Oleh: Peterson K. Ozili


Essex Business School, University of Essex, UK
Diterima: 2 October 2017/ Revisi: 28 December 2017/Diterima: 28 December 2017

Penelitian ini menguji dampak keuangan digital untuk inklusi keuangan dan stabilitas
sistem keuangan. Keuangan digital adalah keuangan layanan yang diberikan melalui ponsel,
komputer pribadi, internet atau kartu yang terhubung dengan pembayaran digital yang andal
sistem. Tujuan layanan keuangan tersedia melalui digital platform adalah untuk berkontribusi
pada pengurangan kemiskinan dan untuk berkontribusi untuk tujuan inklusi keuangan negara
berkembang. Idealnya, ada tiga komponen utama dari setiap layanan keuangan digital: platform
transaksional digital, agen ritel, dan penggunaan oleh pelanggan serta agen perangkat paling
umum, yaitu ponsel untuk bertransaksi melalui digital peron.
CGAP mendefinisikan inklusi keuangan digital sebagai "akses digital penggunaan,
layanan keuangan formal oleh pihak yang populasi terseut kurang terlayani. Inovasi layanan
keuangan digital melalui telepon genggam mendorong jutaan pelanggan miskin untuk secara
eksklusif
menggunakan layanan keuangan digital daripada transaksi berbasis uang tunai.
Proses inklusi keuangan digital dimulai dengan asumsi bahwa populasi yang dikecualikan
dan/atau kurang dilayani memiliki beberapa jenis rekening bank formal dan membutuhkan akses
digital
untuk memungkinkan mereka untuk melakukan transaksi keuangan dasar dari jarak jauh.
Keuangan digital Inklusi membantu Bank dengan biaya yang lebih rendah dengan cara
mengurangi baris antrian di ruang perbankan, mengurangi dokumen manual dan dokumentasi
dan untuk mempertahankan cabang Bank yang lebih sedikit. Dengan inklusi keuangan digital,
besar
jumlah Depositor dapat dengan mudah beralih Bank dalam hitungan menit; memaksa bank untuk
memberikan layanan berkualitas atau berisiko kehilangan depositor untuk menyaingi Bank.
Untuk regulator sistem keuangan dan moneter, Inklusi keuangan digital juga membantu
mengurangi jumlah fisik yang beredar dan berperan penting dalam mengurangi tingkat inflasi di
negara berkembang dan miskin. Selain itu, manfaat yang diharapkan dari keuangan digital dapat
sepenuhnya terealisasi jika biaya perolehan platform transaksional oleh individu miskin dapat
diabaikan atau rendah, di mana platform transaksional digital mengacu pada ponsel, komputer
pribadi dan perangkat terkait.
Keuangan digital melalui penyedia Fintech memiliki efek positif untuk Inklusi keuangan
di negara berkembang dan maju, dan kenyamanan yang diberikan oleh keuangan digital kepada
individu dengan pendapatan rendah dan variabel sering lebih berharga biaya yang lebih tinggi
yang akan mereka bayarkan untuk mendapatkan layanan dari bank yang diatur secara
konvensional. Di sisi lain, keuangan digital dapat memiliki efek negatif untuk Inklusi keuangan.
Penyedia jasa keuangan digital adalah perusahaan pencari laba yang menggunakan pembiayaan
digital memaksimalkan profitabilitas mereka atau memaksimalkan keuntungan peluang bisnis
yang berafiliasi dengan keuangan digital penyedia Bank, lembaga keuangan dan non-keuangan.
Perusahaan penyedia jasa keuangan digital dapat secara diskriminatif menggunakan taktik
pemasaran yang lebih agresif membujuk pelanggan berpenghasilan tinggi dan menengah untuk
menggunakan platform atau infrastruktur keuangan digital yang ada dan menggunakan taktik
pemasaran kurang agresif untuk membujuk berpenghasilan rendah dan pelanggan miskin untuk
menggunakan platform digital baru atau yang sudah ada.
Hubungan kausalitas antara keduanya adalah keuangan digital yang lebih besar dapat
menyebabkan inklusi keuangan jika pengguna berpenghasilan tinggi, menengah dan jasa
keuangan digital mampu membujuk keluarga dan masyarakat miskin (dan di sektor informal)
untuk membuka rekening bank dan menggunakan pembiayaan digital untuk kenyamanan
mereka. Ketika ini adalah keuangan digital yang lebih besar akan menyebabkan inklusi. Di sisi
lain, inklusi keuangan dapat menyebabkan penggunaan keuangan digital, karena inklusi
keuangan yang lebih besar akan meningkatkan kesadaran pemegang rekening bank baru dan
platform keuangan digital yang ada yang dapat mereka gunakan untuk kenyamanan tersendiri.
Inklusi keuangan yang lebih besar dapat keuangan digital yang lebih besar jika meningkatkan
jumlah individu yang memiliki rekening tabungan atau Giro. Lembaga perbankan formal
memudahkan bank untuk menginformasikan atau membujuk pengguna baru dan yang ada
tentang yang tersedia produk dan layanan keuangan digital yang dapat digunakan kenyamanan
mereka sendiri. Ketika ini terjadi, lebih besar keuangan penyertaan (proxy dengan peningkatan
jumlah rekening bank pemegang saham) akan mengarah pada penggunaan keuangan digital yang
lebih besar.

BAB VII
Impact of payment technology innovations on the traditional financial
industry: A focus on China

Oleh: Yao Meifanga(a), Di Hea(a), Zheng Xianrong(b), Xu Xiaobo(c)


a. School of Management, Jilin University, 5988 Renmin Avenue, Changchun, China
b. Department of Information Technology & Decision Sciences, Old Dominion University,
Norfolk, VA 23529, USA
c. School of Business Administration, American University of Sharjah, PO Box 26666,
Sharjah, United Arab Emirates
Diterima 21 February 2017/ Revisi 29 December 2017/ Disetujui 30 December 2017

Inovasi teknologi adalah kekuatan pendorong mendasar dari evolusi industri. Inovasi
adalah kekuatan pendorong pembangunan ekonomi dan mempromosikan perubahan industri dan
perubahan struktural ekonomi. Mekanisme inovasi teknologi yang mempromosikan evolusi
industri dari perspektif yang dinamis dengan menggunakan model A-U. Pada tahap awal
pengembangan industri, perusahaan fokus pada produk inovasi. Dengan munculnya desain
terkemuka, industri melangkah ke fase transisi, di mana fokus inovasi berubah menjadi inovasi
teknologi. Ketika industri berkembang menjadi tahap yang stabil, kegiatan inovasi perusahaan
terkonsentrasi pada inovasi produk tambahan dan inovasi teknologi.
Inovasi teknologi keuangan, berasal dari tumpahan dan pengembangan pengetahuan
teknis. Inovasi teknologi di pasar keuangan telah mempengaruhi proposisi nilai yang diberikan
oleh perusahaan kepada pelanggan. Inovasi teknologi pembayaran berkembang dan popularitas
pembayaran pihak ketiga di Cina lebih signifikan daripada negara-negara maju. Hal ini dapat
dilihat bahwa inovasi teknologi pembayaran lebih mungkin dalam mengembangkan ekonomi
seperti Cina karena sistem kredit Cina relatif lemah, dan konsumen lebih membutuhkan lembaga
pihak ketiga sebagai jaminan kredit untuk pembayaran. Inovasi teknologi pembayaran di negara
berkembang kemungkinan akan didorong oleh permintaan.
Kombinasi Internet dan keuangan tradisional menghasilkan keuangan online. Dengan
perkembangan infrastruktur internet dan e-commerce, keuangan online telah berkembang pesat
dalam beberapa tahun terakhir di China, yang memfasilitasi e-commerce. Namun, metode
pembayaran tradisional tidak cocok untuk e-commerce. Dengan demikian, TPP menjadi metode
pembayaran utama untuk e-commerce. TI dan komputasi akan semakin meningkatkan penerapan
TPP dalam e-commerce. Studi ini menguji hubungan antara volume perdagangan TPP dan nilai-
nilai industri keuangan. Hubungan ini positif secara signifikan dan mendekati kondisi-mapan
dalam jangka panjang. Masih ada ruang untuk pembayaran pihak ketiga untuk mempengaruhi
profitabilitas lembaga keuangan.
Secara khusus, ada dua fase dalam hubungan: 1) dalam jangka pendek, ada bukti bahwa
TPP mempromosikan Nilai Tambah Ekonomi ke lembaga keuangan secara bertahap; 2) dalam
jangka panjang, TPP memiliki efek positif yang signifikan dan berkelanjutan pada Nilai Tambah
Ekonomi untuk industri keuangan. Ini mungkin karena fakta bahwa efek pembayaran pihak
ketiga pada manfaat tidak langsung dari industri keuangan disorot.
Ada hubungan simbiosis utama dan efek sinergi industri di antara mereka. Pertama,
pengguna harus menjadi klien di bank dan mengaktifkan layanan perbankan online untuk
menggunakan platform TPP. Ini memperluas basis klien bank komersial dan penggunaan
perbankan online, yang kemudian meningkatkan pendapatan bank melalui biaya administrasi
kartu bank dan biaya keterlambatan kartu kredit. Selanjutnya, platform TPP perlu membayar
biaya gateway ke bank setiap kali pengguna membayar melalui platform. Selain itu, dana
moneter TPP harus menyetor dana ke dalam rekening bank dengan mengikuti hukum dan
peraturan yang relevan. Efek percepatan pengembalian uang ke bank bahkan lebih signifikan.
Uang yang ditransaksikan melalui platform TPP mengalir kembali ke lembaga keuangan,
termasuk bank, dana dengan berbagai cara. Dan omset yang diperoleh lebih tinggi daripada
proses konsumsi tradisional di Tiongkok. Ini meningkatkan likuiditas di sektor keuangan sampai
batas tertentu, karena dana moneter TPP dapat dibeli dan ditebus dengan cara yang relatif
sederhana, yang membantu bank menyerap dana yang tersebar.
Secara umum, TPP tidak menyebabkan risiko likuiditas, tetapi justru meningkat
pergantian uang. Pengaruh ini berkontribusi pada lembaga keuangan. Pertumbuhan pendapatan,
menghasilkan lebih banyak pengembalian investasi, menciptakan nilai, dan memaksimalkan
kekayaan pemegang saham. Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa di Cina, inovasi
teknologi pembayaran berperan sebagai sinergis industri dalam evolusi industri keuangan.

BAB VIII
Commercial Banks And Fintech Companies In The Digital Transformation:
Challenges For The Future

Oleh: Tatjana Vasiljeva Dr.oec,


University of Business, Arts and Technology,
Journal of Business Management, 2016, No.11

Inovasi dalam teknologi mengubah perilaku konsumen dan memahami tentang layanan
keuangan ini sangat penting bagi industri keuangan saat ini. Ini adalah tantangan besar untuk
"tradisional" perbankan untuk tetap di jalur dengan menghitung dan menerima perubahan ini
kompilasi tidak ada jalan kembali. Perbankan tidak lagi menjadi tempat Anda pergi, tetapi
sesuatu yang Anda lakukan (raja, 2013). Banyak peneliti dan pakar industry mengatasi masa
depan perusahaan , CEO Skandinaviska Enskilda Banken, mengatakan, "mereka terlihat seperti
Bank, mereka berbicara seperti Bank, tetapi tidak mengatur seperti Bank."

Menurut sebuah publikasi oleh The Economist (The Economist, 2015), perusahaan
FinTech menarik sekitar $ 12 miliar dolar AS dalam investasi tahun lalu, dan beberapa
perusahaan telah go public. FinTech adalah industri yang berorientasi pada pengaturan layanan
keuangan untuk individu dan industri dengan tujuan menyediakan solusi berorientasi pelanggan
dengan cara yang paling efisien dan dengan biaya serendah mungkin. , memastikan ini melalui
inovasi dan teknologi. Perusahaan saat ini berfokus pada empat bidang utama: layanan terkait
pembayaran, manajemen kekayaan, pinjaman peer-to-peer (pinjaman P2P), dan crowdfunding.
FinTech sebagai kombinasi dari layanan keuangan inovatif dan ketersediaan modal melalui
penggunaan teknologi (digital) baru, seperti crowdfunding. FinTech dianggap sebagai tren yang
meliputi area luas, mulai dari teknologi yang digunakan dalam organisasi layanan keuangan
yang ada hingga produk konsumen baru dan pemain pasar baru yang bersaing dengan para
pemimpin yang ada. FinTech mencakup model-model baru, seperti cryptocurrency, dan
berkembang pesat di setiap area layanan keuangan di mana teknologi merupakan faktor
pendorong utama.

FinTech dapat digambarkan sebagai proses yang didorong oleh teknologi dalam industri
keuangan yang memperkenalkan metode dan pendekatan kerja baru untuk proses standar. Ini
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses di lembaga keuangan tradisional dan membuka
pintu pasar bagi pendatang baru yang merancang ulang layanan tradisional sehingga mereka
lebih personal, transparan, dan dapat diakses melalui saluran digital, menawarkan calon
pelanggan alternatif daripada tradisional layanan yang disediakan oleh industri keuangan.
Pembagian kegiatan berikut di bidang FinTech:
• Berorientasi pada layanan - pengembangan teknologi yang terkait dengan layanan yang secara
tradisional disediakan oleh lembaga keuangan, seperti transfer dana atau pembayaran kartu,
pinjaman dan investasi, pinjaman P2P, crowdfunding, atau valuta asing.
• Berorientasi data - solusi dan teknologi yang ditujukan untuk mengumpulkan, memproses, dan
menganalisis informasi. Meskipun bank belum banyak memperhatikan fenomena big data. Baru-
baru ini ada tanda-tanda bahwa kecenderungan ini berubah.
• Berorientasi pada proses - setelah krisis keuangan tahun 2008, bank-bank di seluruh dunia
mendefinisikannya kembali model operasi. Saat ini, bank memperkenalkan batasan biaya dan
sudah mulai bekerja pada peningkatan efisiensi dan otomatisasi proses.
Dalam jurnal ini, peneliti melihat bidang minat utama adalah data besar, perdagangan,
dan pembayaran. Jumlah yang lebih kecil dari bunga dapat dilihat dalam penagihan, investasi
dan pinjaman dan jumlah bunga paling sedikit dapat dilihat dalam asuransi, manajemen identitas,
manajemen pinjaman dan pengiriman pesan. Sebagian besar perusahaan dari daftar yang diteliti
menyediakan layanan pembayaran berbasis kartu dan alasan untuk ini bisa jadi pembayaran kartu
didasarkan pada format ISO dan biasanya dilakukan secara real time.
Bank memiliki posisi pasar yang kuat, dan lebih banyak pelanggan lebih suka
menggunakan bank karena alasan keamanan dan kepercayaan. Masih merupakan tantangan bagi
perusahaan FinTech untuk membangun kepercayaan dan membuktikan keandalan mereka
dibandingkan dengan bank tradisional.
Dalam hal transfer orang ke orang, ini berarti bahwa penerima pembayaran dapat
menerima uang hampir bersamaan dengan konfirmasi pembayaran. Daya tarik solusi
pembayaran berbasis kartu juga didasarkan pada kenyataan bahwa pembayaran kartu menjadi
semakin umum di masyarakat kita. Pemrosesan transaksi semacam itu membawa risiko lebih
kecil ke bank yang bekerja dengan uang tunai dan hal yang sama berlaku untuk pedagang.
Kesimpulannya adalah bahwa bank melihat masa depan yang besar dalam pembayaran kartu dan
menyadari bahwa jaringan ini dapat menjadi jaringan pembayaran utama bagi individu pribadi.
Bidang bunga terbesar berikutnya bagi bank, baik oleh jumlah perusahaan yang telah menerima
investasi dan jumlah yang diinvestasikan, adalah perusahaan yang bekerja dengan analisis data
dan data besar. Bank sangat tertarik untuk berinvestasi dalam peningkatan efisiensi proses dan
paling peduli dengan digitalisasi, otomatisasi proses, dan peningkatan langsung melalui tingkat
pemrosesan.
Bank tertarik untuk menciptakan jaringan komunikasi terpusat yang aman, sesuai untuk
permintaan pasar baru, saat ini dianggap sebagai satu-satunya jaringan komunikasi yang aman di
seluruh dunia untuk lembaga keuangan. Perangkat lunak analitis menjadi semakin maju dan
sekarang mampu membangun model yang kompleks. Selain itu, bersama dengan digitalisasi,
jumlah informasi yang tersedia untuk bank telah bertambah sangat. Saat ini menjadi jelas bahwa
informasi tersebut dapat menawarkan wawasan yang mendalam tentang kebiasaan pelanggan,
dan bank sedang memeriksa cara untuk mengumpulkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan
berdasarkan analisis ini. Data besar mungkin menjadi kunci untuk menjawab tantangan ini, dan
bank yang berinvestasi di perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak analitis mungkin
berfungsi sebagai bukti dari ini. Bank tunduk pada peraturan, di mana FinTech masih tidak.
Namun, bank sepenuhnya digital akan dimungkinkan ketika uang virtual menjadi nyata dan
mudah untuk ditransfer. Seharusnya ada kombinasi perbankan tradisional dan FinTech untuk
memberikan solusi terbaik bagi pelanggan. Area FinTech yang paling menarik bagi pelanggan,
menurut survei, adalah layanan pembayaran. Namun, layanan FinTech tidak sepopuler di Latvia
dan Baltik seperti di negara-negara Nordik.
Dari perusahaan yang diperiksa, hanya mereka yang diklasifikasikan dalam penagihan
dan pinjaman yang menerima sedikit jumlah bunga yang lebih besar dari investor dan terutama
bank. Bunga yang ditunjukkan oleh bank dalam solusi penagihan elektronik tampaknya cukup
logis, karena kemampuan untuk menyediakan pelanggan dengan online atau elektronik, layanan
pasti meningkat melalui pengalaman pelanggan dan juga memungkinkan bank dan pelanggan
untuk mengotomatisasi dan merampingkan proses akuntansi.
Di sisi lain, investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer agak sulit untuk dijelaskan,
karena saat ini platform ini dianggap mampu menciptakan sejumlah besar kompetisi untuk bank
dalam waktu terdekat. Tetapi karena popularitas platform ini semakin meningkat, penulis akan
menyarankan bahwa, meskipun kemungkinan besar bank tidak akan dapat menerapkan model
pinjaman peer-to-peer ke layanan mereka, pinjaman dilakukan antara dua pihak tanpa perantara.

BAB IX
Financial Technologies: A Note on Mobile Payment

Oleh: Song Yee Leng (Singapore), Ameen Talib(Singapore), Ardi Gunardi(Indonesia)


1.Coventry University, 2.Business School, Singapore University, 3. Management, Faculty of
Economics and Business, Universitas Pasundan
Received: 2017-12-28 Revised: 2018-01-22 Accepted: 2018-02-28

Pembayaran mobile telah berkembang pesat sehingga banyak perusahaan memasuki


industri teknologi maju untuk menawarkan solusi pembayaran mobile, termasuk lembaga
keuangan dan perusahaan kartu kredit, perusahaan layanan internet, layanan komunikasi mobile
operator, komunikasi utama penyedia infrastruktur jaringan bagi konsumen memungkinkan
mereka untuk membayar atau mentransfer uang menggunakan ponsel.
Pembayaran moblie menjadi mengikuti perkembangan teknologi smartphone yang
menjadi trendi di seluruh dunia. Pertumbuhan jumlah konsumen yang harus menggunakan
ponsel sekarang lebih memilih untuk membeli smartphone melalui ponsel fitur. Inilah sebabnya
mengapa penetrasi smartphone berkembang pesat di seluruh dunia. Di pasar negara berkembang,
smartphone ekonomis membuka peluang baru bagi pedagang dan pemasaran untuk menyediakan
konsumen yang sebelumnya tidak dapat mengakses internet. Pada saat yang sama, di pasar yang
mapan dan matang, ponsel cerdas dengan cepat mengubah paradigma untuk konsumen
penggunaan media dan menekankan perlunya pemasar untuk menjadi Mobile-sentris. Oleh
karena itu, pengguna dapat terhubung ke informasi digital di seluruh dunia melalui smartphone.
Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) adalah kunci untuk terus memajukan teknologi di
semua bidang dan meningkatkan efisiensi sehingga menghasilkan potensi pertumbuhan dalam
jaringan penciptaan nilai dan pasar yang sudah ada. Internet menyediakan beberapa platform
untuk kolaborasi atau partisipasi dalam proses interaksi, alat komunikasi multimedia, platform
sosial untuk berbagi dan mengevaluasi konten. Melalui platform sosial yang sesuai dan saluran
komunikasi baru, interaksi pelanggan dalam proses inovasi perusahaan adalah penting bahkan
bagi bank tradisional untuk membangun kepercayaan dan hubungan erat dengan pelanggan.
Teknologi saat ini sedang mengubah cara pedagang dan konsumen yang berinteraksi,
menyediakan berbagai pilihan yang luar biasa. Selama beberapa tahun terakhir, pengecer online
memiliki pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi daripada pengecer tradisional karena
kecenderungan konsumen semakin bergeser dari toko ritel tradisional untuk Multichannel ritel.
Layanan pembayaran mobile dalam perekonomian dan masyarakat dapat menciptakan
nilai mengejutkan, seperti Afrika M-PESA, Apple Pay di Amerika Serikat, Cina Alipay dan
seterusnya. M-Pesa, sistem pembayaran seluler Kenya menghadirkan standar untuk inovasi
layanan keuangan. Teknologi ponsel disesuaikan untuk masyarakat luas Kenya, di mana banyak
orang merasa bahwa rekening bank formal tidak dapat dicapai. M-Pesa membentuk lingkungan
bahkan yang paling besar penduduk termiskin di daerah terpencil seperti Afrika desa dapat
melakukan keuangan inklusi.
Alipay adalah pihak ketiga solusi pembayaran online dan dimiliki oleh Alibaba grup
diluncurkan di Cina pada tahun 2004. Alipay adalah perusahaan e-commerce terbesar di Cina.
Alipay bukan hanya pembayaran online layanan tetapi koordinator antara penjual dan pembeli
melalui transaksi online. Alipay dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam tagihan
pribadi atau keluarga dan harian seperti air, tagihan listrik, pembayaran biaya utilitas dan
investasi melalui ponsel, PC, atau Tablet. Di samping ini, Alipay mengintegrasikan Alipay
Wallet dengan medis pemesanan pusat dan sistem pembayaran sehingga membuatnya lebih
mudah bagi pengguna untuk dengan mudah menggunakan perangkat seluler mereka memesan
janji medis yang diperlukan di rumah. Selain itu, pengguna dapat membayar biaya pengobatan
dan menerima hasil diagnostik melalui aplikasi Alipay kation.
Apple Inc. telah meluncurkan layanan pembayaran wakil yang disebut Apple Pay-
pembayaran mobile dan digi- tal dompet yang memungkinkan pengguna melakukan pembayaran
di iOS aplikasi, secara langsung atau situs web. Pengguna dapat melakukan pembayaran
menggunakan Apple terbaru produk seri seperti jam tangan Apple, iPhone atau iPad. Ini
mendigitalkan dan mengganti transaksi strip menggunakan kartu debit dan kartu kredit dan PIN
di contactless terminal tempat penjualan. Karena itu, Apple Pay mampu menggunakan terminal
contactless yang ada dan tidak perlu Apple Pay terminal pembayaran tanpa kontak khusus untuk
melakukan pembayaran.
Kemampuan infrastruktur baru, memperluas kemampuan layanan dan komponen
teknologi inovatif menciptakan nilai oleh organisasi yang menggelar teknologi dan sistem. Oleh
karena itu, konsumen melakukan transaksi pembelian menjadi lebih cepat, lebih murah dan
nyaman. Pembayaran mobile bisa menawarkan cara yang lebih murah dan lebih nyaman bagi
pengguna untuk mengelola uang mereka, terutama hampir 2.000.000.000 orang dewasa yang
tidak memiliki rekening bank. Teknologi ini menyediakan konsumen dengan opsi memperluas
seperti menyetorkan dana, melakukan pembayaran, mentransfer uang, melacak transaksi untuk
memastikan bahwa pembayaran mobile sangat “Take Off”. Persaingan pasar dan peraturan untuk
pemahaman yang lebih baik dari pembayaran mobile bergerak maju dengan cara-cara baru yang
teknologi inovator, investor, konsumen dan regulator karena sebagai uang yang kita kenal
sekarang akan segera ditangani oleh perangkat elektronik di masa depan. Selain itu,
kecenderungan ini harus diterima untuk pembangunan ekonomi dan sosial untuk manfaat dan
membawa keuntungan untuk bagian besar masyarakat.
Dalam hal ini pertumbuhan pembayaran mobile, peer to peer (P2P) transfer menonjol
terutama karena penyetoran dari domestik dan internasional. Jumlah pekerja asing dari pasar
negara berkembang tumbuh dan skala berkembang. Oleh karena itu, menggunakan Mobile
Payment untuk transfer jauh lebih murah daripada menggunakan layanan seperti
MoneyGramndan Western Union. Pembayaran tersebut akan memungkinkan pelanggan yang
tidak memiliki rekening bank untuk ditransfer dan diterima uang dengan cepat. Selain itu, orang
dapat mengaksesnya uang kapan saja dan di mana saja daripada harus menangani pembayaran
dalam bisnis standar jam beroperasi. Karena itu, sangat nyaman. Selanjutnya, teknologi
pembayaran Seluler menghilangkan kebutuhan untuk akses langsung ke serikat kredit atau bank
dengan demikian biayanya jauh lebih rendah daripada pengiriman uang lainnya pilihan.
Teknologi pembayaran seluler dapat mencakup menilai pendapatan keuangan ke dalam ekonomi,
sementara lembaga keuangan mikro dapat memberikan tingkat suku bunga pinjaman untuk
pengguna yang menggunakan transaksi tunai untuk mengurangi biaya.

BAB X
The financial performance of the most valuable brands:
A global empirical investigation

Gregor Dorfleitner, Felix R€oßle, Kathrin Lesser


University of Regensburg, Universit€atsstraße 31, 93053 Regensburg, Germany
Received: 18 May 2018, Revised: 8 January 2019, Accepted: 25 March 2019

Merek yang paling berharga mengungguli pasar selama periode keseluruhan dari 2000
hingga Juni 2018 dan juga selama kondisi pasar yang berbeda. Namun, tingkat kinerjanya jauh
lebih besar selama beruang daripada selama periode normal, menunjukkan bahwa yang paling
berharga merek cenderung berkinerja lebih baik selama periode pasar keuangan yang lemah.
Salah satu yang paling investor terkemuka, hambatan besar seperti perusahaan menjadi berbiaya
rendah
produsen atau memiliki merek yang kuat di seluruh dunia sangat penting untuk keberlanjutan
keberhasilan. Merek di seluruh dunia memiliki "parit" abadi yang melindungi pengembalian
yang sangat baik pada saat modal pribadi, kepada para pemegang sahamnya, dan karenanya
membantu menghasilkan kinerja yang luar biasa.
Nilai suatu merek menjadi bagian penting dari nilai perusahaan. Nilai merek Amazon,
misalnya, meningkat sebesar 19% per tahun dari 4,5 miliar USD pada 2000 hingga 100,7 miliar
USD pada 2018 dan nilai merek Apple genap tumbuh sebesar 21% per tahun dari 6,6 miliar USD
menjadi 214,5 miliar USD pada periode yang sama. Merek yang kuat dapat berfungsi sebagai
pesaing manfaat positif yang membantu untuk berhasil di pasar, misalnya memungkinkan
perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk dan layanan mereka, itu
membantu mengurangi dampaknya dari persaingan harga vs perusahaan lain, ini menurunkan
sensitivitas harga produk dan mengurangi substitusi.
Untuk menganalisis kinerja merek paling berharga di seluruh dunia, kami memeriksa
daftar yang disediakan oleh Interbrand setiap tahun. Secara public tersedia data Interbrand paling
sering diterapkan dalam literatur saat mengukur kinerja keuangan suatu merek Interbrand, yang
menerbitkan daftar merek paling bernilai di dunia online untuk informasi lebih lanjut) dan
sebelumnya di Financial Times dan BusinessWeek, menghitung nilai merek yang mencakup
analisis kinerja keuangan produk atau layanan bermerek, dari memainkan peran merek dalam
keputusan pembelian, dan kekuatan kompetitif merek.

Menurut Interbrand, analisis keuangan mengukur pengembalian keuangan ke investasi.


Selama proses ini, Interbrand menghitung berapa total penjualan perusahaan berada di bawah
merek tertentu. Kemudian, Interbrand memproyeksikan penjualan dan penghasilan lima tahun
mereka terikat pada produk dan layanan masing-masing merek dan menghitung berapa banyak
penghasilan diperoleh dari kekuatan merek (mis. setelah biaya operasi, pajak).

Peran merek adalah bagian dari keputusan pembelian yang dikaitkan dengan merek.
Interbrand menganalisis peran historis merek dan memberi peringkat perusahaan dalam indeks.
Faktor dalam proses perhitungan nilai merek adalah kekuatan merek.  Kemampuan merek untuk
menciptakan loyalitas, membantu menciptakan permintaan yang berkelanjutan untuk produk atau
layanan di masa depan. Setiap perusahaan dalam daftar harus menghasilkan setidaknya sepertiga
dari pendapatannya dari luar negara asal, dikenali di luar basis pelanggannya, dan telah secara
publik data pemasaran dan keuangan yang tersedia. Interbrand hanya peringkat kekuatan
individual nama merek, bukan portofolio merek (mis. LVHM atau Proctor dan Gamble). Itu
peringkat juga tidak termasuk maskapai penerbangan, karena sulit untuk memisahkan dampak
merek terhadap penjualan dari faktor-faktor seperti rute dan jadwal. Merek farmasi tidak muncul
karena konsumen biasanya berhubungan dengan produk. Karena sifatnya dari daftar, yang hanya
melihat merek global. Seringkali juga merek lokal dapat memiliki keuntungan kompetitif.
Beberapa industri yang paling mendorong kinerja keuangan merupakan merek yang
berharga. Kinerja yang luar biasa terutang terutama pada kinerja keuangan. Manajemen layanan
bisnis industri , ritel, barang olahraga dan teknologi selama periode berulang. Industri ini secara
khusus mengungguli karena barang atau jasa mereka, masing-masing, tidak bersifat siklus dan
didorong oleh tren sosial saat ini, misalnya digitalisasi. Sebagai contoh, layanan bisnis (teknologi
termasuk perusahaan seperti IBM dan Xerox, Apple dan Google), sementara Tains Ebay atau
Amazon. Perusahaan semacam ini berkontribusi pada tren saat ini menuju digitalisasi, e-
commerce dan kemajuan teknologi. Barang olahraga termasuk perusahaan seperti Adidas dan
Nike yang mewakili tren saat ini hidup sehat dan kegiatan rekreasi. 

Aset tidak berwujud menjadi semakin penting dalam lingkungan keuangan saat
ini. Secara khusus, nilai merek dapat dianggap sebagai daya saing yang penting bagi
keuntungan. Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki kinerja keuangan dan yang mendasarinya
karakteristik tegas dari merek paling berharga yang disediakan oleh Interbrand.  Dengan
menerapkan Carhart (1997) dan Fama and French (2015) model, kami anggap yang terbaru
perkembangan harga aset. Kami mengamati bahwa merek-merek paling bernilai mengungguli
pasar selama masa penuh periode dari 2000 hingga Juni 2018 serta selama periode berulang dan
normal. Namun, tingkat kinerja jauh lebih besar selama gejolak pasar daripada selama periode
normal, menunjukkan bahwa merek-merek berharga berkinerja lebih baik selama beruang
daripada selama periode normal. Selain itu, kami menemukan bahwa kinerja yang unggul
didorong oleh beberapa industri, misalnya, layanan bisnis, teknologi, barang olahraga dan
ritel. Lebih lanjut- lebih lanjut, kami mengamati fakta bahwa portofolio disediakan oleh Forbes
dan tampilan Brand hasil yang mirip dengan Interbrand. Secara umum, hasil kami menunjukkan
portofolio merek yang berharga menghasilkan nilai pemegang saham yang paling tinggi. Namun,
seorang investor harus hati-hati ketika hanya berinvestasi di industri tertentu karena kinerjanya
bervariasi antara industri yang berbeda. Karena itu, tampaknya lebih bijaksana untuk berinvestasi
dalam sampel lengkap dari merek yang berharga daripada di industri tertentu.
BIODATA

Nama: Vennia Kamila


Alamat: Jalan H. Ridi RT.007 RW.03 Ulujami
Pesanggrahan Jakarta Selatan
Telp: 0895364307620
Hobi: Memasak dan berenang
A. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 04 Pagi Ulujami
2. SMP Negeri 267 Jakarta
3. SMA Negeri 90 Jakarta
B. Riwayat Organisasi
C. Riwayat Pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai